ARSIP BULANAN : May 2017

JURNALISME ONLINE

16 May 2017 17:10:42 Dibaca : 90

Puncak Dulamayo Menjadi Wisata Populer Bagi Pencinta Alam. Seperti Berada Di Hutanpinus Bandung

Puncak dulamayo menjadi objek wisata bagi mereka siapa saja yang sangat mencintai alam, karena hutan pinus dulamayo mirip dengan hutan pinus bandung. Tidak pwelu jauh-jauh ke bandung kita sudah bisa merasakan sensasi seperti dinginnya saat di bandung. Lokasinya pun tidak memakan waktu yang lama hanya 1 jam perjalanan kita sudah bisa melihat indahnya kota gorontalo dari atas puncak. Hutan pinus Terletak di Kecamatan Telaga Puncak, Kabupaten Gorontalo ini menjadi salah satu objek yang dapat dijadikan pilihan bagi anda untuk menikmati sejuknya udara pegunungan. Kurang Lebih dari pusat Kota Gorontalo dengan mengendari mobil membutuhkan waktu satu jam, dilanjutkan dengan perjalanan menanjak 30 menit rasa letih kita langsung dapat terbayarkan.

Dengan pemandangannya yang pastinya mempesona dari atas puncak anda dapat menyaksikan hamparan bukit yang terbentang luas dengan bentuknya yang sungguh membuat hati terasa damai dan nyaman. Dari kejauhan terlihat Kota Gorontalo dengan deretan bangunan yang berdiri rapi, bila malam hari pemandangan ini pasti berubah menjadi kumpulan lampu-lampu penerangan yang menghiasi Kota Gorontalo, bila kita mengarahkan pandangan sedikit kearah barat maka akan terlihat genangan air danau limboto ibarat sebuah metamorfosa di padang pasir.

Tak hanya menikmati pemandangan puncak saja, Puncak Dulamayo menawarkan berbagai tempat untuk berfoto seperti hutan pinus. Tempat ini dikelilingi tumbuhan tahunan berupa pohon cengkeh dan pohon pinus serta beberapa pohon yang menjadi ciri khas pohon-pohon yang hidup di hutan tropys di Gorontalo. Puncak Dulamayo berada di Desa Dulamayo Selatan Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo, untuk mencapai Desa ini anda harus melewati jalan yang menghubungkan antara Desa Tupa dan beberapa Desa di Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango.

 

Gala dinner di pinngir pantai dengan melihat seribu lampion di lepaskan ( festival kirab nusantara )

Masyarakat Gorontalo berbondong-bondong menikmati suasana malam di Pantai Kunerai. Selain hamparan panorama laut malam hari, mereka juga bisa menikmati beragam atraksi seni dan budaya yang di tampilkan dari atas panggung saat 'Festival Kirab Nusantara Gorontalo 2017'. Kegiatan yang digelar benar-benar memikat para pengunjung. Kegiatan di awali dengan berbagai atraksi seni dan budaya. Sebut saja atraksi barongsai, tarian daerah Gorontalo, tarian adat Bali, serta atraksi seni dan musikal dari Gorontalo Inovasi. Di samping itu, acara ini kemudian berlanjut pada pelepasan seribu lampion di tepi Pantai Kurenai. Para pengunjung yang berdatangan mendapat bagian satu per satu lampion untuk diterbangkan, Rabu malam 10 Mei 2017.

Di tengah suasana malam, pemandangan seribu lampion tersebut begitu menarik. Sejurus kemudian lampion-lampion itu sudah menghiasi langit Pantai Kurenai.Menariknya lagi, acara dilanjutkan dengan gala dinner di tepi pantai. Dengan beratap langit beralaskan pasir putih. Para pengunjung bisa menikmati makan malam bersama sambil ditemani panorama laut Pantai Kurenai yang eksotik. Plt Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Gorontalo Resma Kabakoran mengatakan, pelaksanaan Festival Kirab Nusantara ini merupakan bagian dari promosi pariwisata di Gorontalo. Pemprov Gorontalo sengaja mengambil tempat di Pantai Kurenai karena selain lokasinya cukup indah, kawasan tersebut cukup representatif untuk menampung banyak pengunjung. Ini adalah bagian dari promosi pariwisata di Gorontalo. Mulai tahun ini pemerintah Provinsi Gorontalo akan menggenjot sektor pariwisata sebagai program unggulan. Pemprov Gorontalo menargetkan kunjungan wisatawan sebanyak 150 ribu wisatawan. Untuk mencapai target tersebut, agar terus mempromosikan seluruh objek wisata yang ada di kabupaten/kota di Gorontalo, cukup banyak

Kurang lebih tercatat ada 96 lokasi wisata di Gorontalo yang akan terus promosikan untuk menarik minat wisatawan mancanegara dan nusantara. Mulai dari wisata alam, bahari, budaya, religi, wisata minat khusus, dan wisata sejarah.