ARSIP BULANAN : January 2014

Kehebatan Nyata Surah Al-Ikhlas

31 January 2014 07:27:14 Dibaca : 1319

 

Jeremy Ben Royston Boulter percaya bahwa Tuhan semestinya tak membutuhkan perantara agar bisa berkomunikasi dengan manusia. Namun, agama yang dianutnya saat itu, sama sekali tak mendukung pemikiran itu. Tuhan yang dikenalnya seakan tidak memiliki kekuatan dan kekuasaan hingga dia membutuhkan seorang manusia suci untuk membantunya.

Keraguan mengusiknya. Jeremy pun berusaha mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya itu. Semua buku sejarah bahkan buku-buku teori konspiratif tentang agama dan peradaban manusia dilahapnya. Ia pelajari sejarah Perang Salib, termasuk manuver Paus saat membangun kekuatan dan kekuasaan di Eropa melalui Portugis dan Spanyol.

Ia juga mempelajari pemerintahan teror ala Machiavelli. Demikian pula pemikiran Erich Von Daniken (Chariots of The Goods) dan Charles Berlitz dan William Moore (The Philadelphia Experiment) tentang teori konspirasi primitif.

Dia pun banyak membaca fiksi ilmiah. Semua bacaan tersebut meyakinkan dia bahwa ada yang salah dengan konsep ketuhanan yang dikenalnya selama ini. "Saat itu aku berpikir, aku membutuhkan perbandingan agama lainnya," kata dia.

Dia pun mulai mempelajari beberapa agama lain, seperti Hindu dan Buddha dan mengikuti ritual yang ada di dalamnya. Tapi lagi-lagi Jeremy menemukan pertanyaan yang membuatnya ragu untuk melangkah lebih jauh. "Ketika bicara tentang bagaimana dunia dan manusia tercipta, aku merasa aneh," tuturnya.

Tak puas, Jeremy kemudian mulai mempelajari astrologi demi mendapatkan esensi Tuhan. Melalui astrologi, ia berusaha memahami mengapa posisi benda langit akan menentukan nasib makhluk hidup. "Aku lalu menjadi peramal amatir," katanya.

Dia pun kemudian sadar bahwa segala isi alam memiliki sistemnya sendiri, tetapi ada satu hukum yang membuatnya berjalan seiring, sejalan, dan harmonis. Sebuah hukum semesta yang dikendalikan sosok yang berkuasa dan berkekuatan mahadahsyat.

Di tengah pencariannya terhadap Tuhan, Jeremy malah ditimpa masalah keuangan. Dia terjerat utang setelah memutuskan keluar dari pekerjaannya di British Council dan sekolah bahasa di Braga, Portugal. Di masa sulit itu, ia nekat meminjam uang di bank guna membeli rumah dan membuka usaha kecil-kecilan sebagai guru les bahasa Inggris.

Perlahan tapi pasti, usahanya merangkak naik. Sedikit demi sedikit, utangnya berkurang. Namun, Jeremy merasa butuh pemasukan lebih besar. Oleh istrinya, ia disarankan mencari pekerjaan di luar negeri. Merasa galau, Jeremy suatu malam berlutut dan berdoa kepada Tuhan yang tak didefinisikannya.

Ia curahkan segala masalah yang dihadapi. "Aku katakan pada-Nya, saya merasa putus asa. Aku merasa kesulitan menafkahi istri dan anak. Aku meminta pertolongan-Nya. Saat itu entah mengapa, aku merasa nyaman, dan akhirnya terlelap tidur," kenangnya.

Bekerja di Arab Saudi
Seakan doanya terjawab, esok harinya Jeremy menemukan sebuah lowongan pekerjaan di koran pagi. British Council membutuhkan tenaga untuk ditempatkan di luar negeri. Melihat iklan itu, sang istri menyarankan suaminya bekerja di Timur Tengah. Menurut sang istri, suaminya bakal mendapatkan gaji relatif tinggi di negara itu. Awalnya, Jeremy memilih Taiwan. Namun dia gagal. Dari pilihan yang ada, yang tersisa hanya universitas di Arab Saudi. Tak disangka, Jeremy diterima bekerja di negara itu.

Akhirnya, ia pun berangkat. Sebelum itu, beberapa temannya memperingatkan bahwa di Arab Saudi, ia tak akan bebas melakukan apa pun. Bahkan, sejumlah temannya menyarankan Jeremy agar mengurungkan niatnya bekerja di sana. Nyatanya, apa yang ditakutkan orang-orang itu tidak benar. Ketika menapakkan kaki di negara yang panas itu, Jeremy malah disambut hangat oleh masyarakat setempat.

Arab Saudi kemudian menjadi jalan baginya untuk menemukan jawaban atas pertanyaannya selama ini. Di sanalah, dia berkenalan dengan Islam yang kemudian menjawab seluruh keraguannya. Allah SWT ternyata punya maksud lain atas takdir yang dijalani Jeremy.

Jawaban dari Surah al-Ikhlas
Jeremy tak langsung mengenal Islam ketika pertama kali menjejak Timur Tengah. Ketertarikannya pada agama Allah ini baru dimulai ketika sadar bahwa dia belum sepenuhnya membaca kitab lain, seperti Alquran dan Talmud (kitab kaum Yahudi). Selama ini, dia tak menyentuh kedua kitab itu karena perbedaan bahasa. Dia pun memutuskan untuk mencari Alquran terjemahan bahasa Inggris di negara yang menjadi pusat peradaban Islam itu.

Jeremy akhirnya meminjam Alquran dengan terjemahan bahasa Inggris di sebuah perpustakaan. Ketika meminjam, Jeremy diingatkan untuk memperlakukan kitab tersebut secara terhormat. Dia diingatkan untuk tidak meletakkan Alquran di atas lantai atau kursi. Dilarang pula, menduduki atau menginjak Alquran. Larangan lain, jangan membaca Alquran di lokasi tidak suci, seperti kamar mandi. Diingatkan pula untuk tidak membiarkan Alquran terbuka dalam kondisi terbalik.

Petugas perpustakaan itu juga memberi syarat tambahan, yakni selepas membaca Alquran diharapkan segera mengembalikannya ke atas rak. Usai dibaca, sebaiknya halaman terakhir jangan pula dilipat melainkan diberikan pembatas.

Jeremy merasa sedikit terganggu dengan aturan tersebut, lalu bertanya apa alasannya. Petugas perpustakaan menjelaskan bahwa Alquran berisi firman Allah yang Mahakuasa. Mendengar penjelasan itu, Jeremy bertekad memperlakukan Alquran sebaik mungkin.

Jeremy langsung jatuh cinta dengan apa yang dibaca lewat Alquran. Dia merasa sedang membaca intisari Injil dan Taurat. Padahal, bukan kedua kitab itu yang ia baca."Hal yang menarik dalam Alquran, tidak ada sebutan"Nabi Berkata" atau "Kata Allah Subhanahu Wa Ta'ala". Jadi, aku merasa seperti membaca apa yang disampaikan Tuhan kepadaku," ucapnya.

Ia mengaku sangat terenyuh ketika membaca surah al-Ikhlas. "Katakanlah, Dialah Allah, Yang Mahaesa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia." Jeremy sangat terkejut. Inilah jawaban tentang Tuhan yang diinginkannya sejak dulu.

Tak lama kemudian terucaplah kalimat syahadat. Jeremy resmi menjadi Muslim. Tak lama setelah bersyahadat, ia melaksanakan shalat untuk pertama kalinya. Ia menghadap kiblat, lalu mengucap, ''Allahu akbar.''

Dia kemudian mengangkat kedua tangan ke atas lalu melipatnya di dada. Lalu membungkukkan badan, sujud, dan duduk di antara dua kaki. "Aku merasakan kualitas spiritual yang luar biasa saat itu. Alhamdulillah.''

Ini Dia Buku Terkecil Di Dunia

31 January 2014 07:25:19 Dibaca : 1254

 

Membuat benda-benda mini dengan skala ukuran milimeter mungkin tidak dapat dilakukan oleh semua orang. Tetapi, hal ini selalu menjadi hal yang menantang tak hanya bagi seniman.
Adalah seorang seniman asal Siberia, Anatoliy Konenko yang sempat membuat buku berukuran mini sebesar 0,9 mm berbahasa Rusia dengan judul Chameleon. Buku tersebut terdiri dari 30 halaman dan sempat tercatat sebagai buku terkecil di dunia oleh Guinness World Records.

Tak ingin kalah dengan Anatoliy, sebuah perusahaan bernama Toppan Printing asal Jepang ingin memecahkan rekor dan merebut gelar buku terkecil di dunia itu. Sebenarnya, Toppan Printing telah mencetak buku-buku berukuran mikro sejak tahun 1964. Saat itu, ukuran huruf di dalamnya hanya sebesar 0,01 mm.
Buku-buku garapan Toppan Printing dicetak dengan teknologi canggih yang mirip dengan cetakan uang.

Memecahkan rekor dunia
Kali ini, Toppan Printing akhirnya berhasil memecahkan rekor buku terkecil di dunia dengan menciptakan buku sebesar 0,75 milimeter. Buku ini diberi judul Shiki no Kusabana, di mana di dalamnya terangkum beraneka bunga, lengkap dengan gambar dan namanya.

Buku ini sangat mustahil dibaca dengan mata telanjang. Dibutuhkan sebuah kaca pembesar untuk membaca isi buku di dalamnya.

 

Pengakuan Facebook Telah Di Hack

31 January 2014 07:21:07 Dibaca : 884

Banyak pengguna Facebook pasti takut jika akun mereka di-hack", khususnya bagi mereka yang menjaga profil mereka dengan ekstra ketat dan hanya dapat dilihat oleh teman dekat atau keluarga.
Namun sayangnya Facebook baru-baru ini mengakui bahwa mereka telah di-hack. Hal ini terjadi saat beberapa staf mereka sadar mengetahui laptop mereka telah terinfeksi malware. Serangan malware tersebut terbilang canggih,

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Facebook "Bulan lalu, keamanan Facebook menemukan bahwa sistem kami ditargetkan oleh serangan yang canggih. Serangan ini terjadi ketika beberapa karyawan mengunjungi situs pengembang versi mobile yang telah dikompromikan. Situs web host yang dikompromikan tersebut lalu mengeksploitasi yang kemudian mengharuskan malware diinstal pada laptop karyawan. Laptop tersebut telah di-dan menjalankan up-to-date software anti-virus. Segera setelah itu kami menemukan adanya malware. Lalu kita memperbaiki semua mesin yang terinfeksi, penegakan hukum informasi, akan mulai penyelidikan secara signifikan yang berlanjut hingga hari ini."

Akan tetapi Anda bisa bernafas lega karena menurut Facebook, saat serangan itu terjadi, mereka mengklaim bahwa tidak ada data pengguna yang terkena serangan itu.

5 Kejadian Tragis Akibat Tertawa

31 January 2014 07:15:21 Dibaca : 1041



Setiap orang pasti pernah tertawa karena melihat hal hal yang lucu namun jika kamu tertawa terlalu kuat bisa saja tertawa kamu tadi bisa merenggut nyawa kamu hal ini bisa terjadi karena ketika tertawa maka tubuh kita melepaskan semacam bahan kimia alami yang disebut adrenalin nah jika zat ini terlalu banyak didalam tubuh maka akan menjadi racun yang bisa menyebabkan serangan jantung. Nah orang orang berikut ini tewas akibat tertawa terlalu keras kamu mau tahu siapa saja mereka simak 5 Kasus Kematian Akibat Tertawa berikut ini.

1. Zeuxis
Zeuxis adalah seorang pelukis asal Yunani. Saat itu ia baru saja menyelesaikan lukisan dengan sosok wanita dalam lukisannya dan entah untuk alasan bangga atau merasa aneh, ia pun menertawakan lukisannya sendiri. Tak lama, ia pun merasa sesak napas dan akhirnya meninggal dunia.

2. Chrisyppus
Ia adalah seorang filsuf yang berasal dari Yunani. Ia juga mengalami kematian mendadak karena melihat keledai yang saat itu sedang makan buah ara. Entah apa yang menjadi bagian lucu dari adegan keledai yang sedang makan itu hingga kemudian membuat sang filsuf tertawa terbahak-bahak dan akhirnya meninggal.

3. Pietro Aretino
Cerita ini lebih terdengar aneh. Penulis yang berasal dari Italia ini tertawa setelah saudara perempuannya menceritakan sebuah cerita jorok. Aretino pun tak kuasa menahan tawa hingga ia terjungkal dari kursi tempat ia semula duduk. Setelah itu, ia sempat mengalami kejang-kejang dan kemudian menghembuskan napas terakhirnya..dan tawa terakhirnya.

4. Fitzherbert
Suatu malam di bulan April tahun 1872, Nyonya Fitsherbert sedang berada di Drury Lane Theatre bersama teman-temannya yang berasal dari Northampshire untuk menonton pertunjukan Beggar’s Opera. Di tengah-tengah pertunjukan, ketika seorang tokoh bernama Polly sedang melakukan adegan konyol, Fitzherbert tertawa begitu keras. Ia pun tak kuasa menghentikan tawanya hingga ia pun terpaksa dikeluarkan dari ruang teater karena terlalu mengganggu penonton lainnya.
Satu minggu setelahnya, Nyonya Fitzherbert dikabarkan mati karena terserang histeria berkelanjutan akibat kejadian malam itu.

5. Alex Mitchell
Saat itu, serial The Goodies tengah menjadi program TV yang disukai. Serial yang diisi oleh tiga komedian asal Inggris ini pada 24 Maret 1975 sedang menayangkan episode dimana mereka berdandan khas Skotlandia dan bermain kungfu. Adegan-adegan lucu tersebut rupanya berhasil menghipnotis Alex Mitchell yang sedang menonton tayangan tersebut. Ia tertawa terjungkal-jungkal hingga kemudian terjatuh dari sofa dan meninggal karena serangan jantung. Istrinya, yang merasa tidak terima karena kepergian suaminya pun ahirnya melayangkan surat kepada pihak The Goodies.

Nah itulah beberapa kasus kematian orang akibat tertawa.

 

Tanpa Kaki Pria Ini Mendaki Gunung Kilimanjaro

31 January 2014 07:11:10 Dibaca : 989



Spencer West menorehkan prestasinya setelah dirinya berhasil memanjat Gunung Kilimanjaro yang memiliki ketinggian 5.895 meter dengan tangannya. West terpaksa menggunakan tangan untuk berjalan karena West tidak memiliki kaki.

Pria berusia 31 tahun itu kehilangan kakinya saat masih berusia lima tahun. Ketika masih bayi, West sudah menderita kelainan genetik di tulang punggungnya. Kelainan genetik itu menyebabkan pertumbuhan di bagian kakinya terganggu.

Saat berusia tiga tahun, West terpaksa mengamputasi kedua kakinya. Namun para petugas medis pun mengakui, pria asal Kanada itu merupakan seorang yang kuat. West tetap memiliki semangat hidup yang tinggi.

Bertahun-tahun lamanya, West berlatih untuk dapat menaklukkan gunung tertinggi di Afrika, Kilimanjaro, tanpa kaki. West pun memulai pendakiannya pada 12 Juni lalu bersama rekannya David Johnson dan Alex Meers. West mengarungi sejumlah medan di Tanzania dalam tujuh hari.

"Tanda dari puncak gunung itu terlihat seperti khayalan. Kami melihat wilayah sekitar dan sadar, setelah tujuh hari perjuangan kami, kami pun sampai. Jari-jari yang berdarah ini pun sangat berguna," ujar West, seperti dikutip Daily Mail, Kamis (21/6/2012).

"Saya mendaki Kilimanjaro tidak hanya untuk mencari tahu apa yang saya bisa lakukan, tetapi juga untuk menginspirasi orang lain dalam menghadapi rntangan dalam hidupnya," tambahnya.

West mengakui akan banyaknya tantangan yang dihadapinya ketika menuju puncak gunung. West pun turut menyambut dukungan dari banyak orang terhadap upayanya.

 

Kategori

Blogroll

  • Masih Kosong