tugas 3 geomorfologi
Nama : Indah Aprilia Sidiki
Mata kuliah : Geomorfologi Umum
Dosen Pengampuh : Intan Nofiantari Manyoe S.Si.,M.T
Gunung Api
Gunung api adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Material yang dierupsikan ke permukaan bumi umumnya membentuk kerucut terpancung. Gunung api diklasifikasikan berdasarkan dua sumber erupsi yaitu erupsi pusat dan erupsi samping. Erupsi pusat adalah erupsi yang keluar melalui kawah utama dan erupsi samping, erupsi yang keluar dari lereng tubuhnya. Erupsi samping dapat dibedakan sebagai erupsi celah dan esrupsi eksentrik. Erupsi samping adalah erupsi yang muncul pada retakan/sesar dapat memanjang sampai beberapa kilometer. Erupsi eksentrik adalah erupsi samping tetapi magma yang keluar bukan dari kepundan pusat yang menyimpang ke samping melainkan langsung dari dapur magma melalui kepundan tersendiri.
Bentuk Gunungapi
Bentuk dan bentang alam gunung api, terdiri atas:
• Bentuk kerucut, dibentuk oleh endapan piroklastik atau lava atau keduanya.
• Bentuk kubah, dibentuk oleh terobosan lava di kawah, membentuk seperti kubah.
• Kerucut sinder, dibentuk oleh perlapisan material sinder atau skoria.
• Maar, biasanya terbentuk pada lereng atau kaki gunungapi utama akibat letusan freatik atau freatomagmatik.
• Plateau, dataran tinggi yang dibentuk oleh pelamparan leleran lava.
Struktur Gunungapi
Struktur gunung api, terdiri atas:
• Struktur kawah adalah bentuk morfologi negatif atau depresi akibat kegiatan suatu gunungapi, bentuknya relatif bundar.
• Kaldera, bentuk morfologinya seperti kawah tetapi garis tengahnya lebih dari 2 km. Kaldera terdiri atas : kaldera letusan, terjadi akibat letusan besar yang melontarkan sebagian besar tubuhnya; kaldera runtuhan, terjadi karena runtuhnya sebagian tubuh gunungapi akibat pengeluaran material yang sangat banyak dari dapur magma; kaldera resurgent, terjadi akibat runtuhnya sebagian tubuh gunungapi diikuti dengan runtuhnya blok bagian tengah; kaldera erosi, terjadi akibat erosi terus menerus pada dinding kawah sehingga melebar menjadi kaldera.
• Rekahan dan graben, retaka-retakan atau patahan pada tubuh gunungapi yang memanjang mencapai puluhan kilometer dan dalamnya ribuan meter. Rekahan parallel yang mengakibatkan amblasnya blok di antara rekahan disebut graben.
• Depresi volkano-tektonik, pembentukannya ditandai dengan deretan pegunungan yang berasosiasi dengan pemebentukan gunungapi akibat ekspansi volume besar magma asam ke permukaan yang berasal dari kerak bumi. Depresi ini dapat mencapai ukuran puluhan kilometer dengan kedalaman ribuan meter.
Proses Pembentukan Gunungapi
Gunungapi terbentuk akibat pergerakan lempeng yang menimbulkan empat busur gunungapi berbeda sebagai berikut:
• Pemekaran kerak benua, lempeng bergerak saling menjauh sehingga memberikan kesempatan magma bergerak ke permukaan, kemudian membentuk busur gunungapi tengah samudera.
• Tumbukan antar kerak, dimana kerak samudera menunjam di bawah kerak benua. Akibat gesekan antar kerak tersebut terjadi peleburan batuan dan lelehan batuan ini bergerak ke permukaan melalui rekahan kemudian membentuk busur gunungapi di tepi benua.
• Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga menimbulkan rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi jalan ke permukaan lelehan batuan atau magma sehingga membentuk busur gunungapi tengah benua atau banjir lava sepanjang rekahan.
• Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan kesempatan bagi magma menerobos ke dasar samudera, terobosan magma ini merupakan banjir lava yang membentuk deretan gunungapi perisai.
Bahaya Gunungapi
Bahaya letusan gunungapi dapat berpengaruh secara langsung (primer) dan tidak langsung (sekunder) yang menjadi bencana bagi kehidupan manusia. Bahaya yang langsung oleh letusan gunungapi adalah:
• Leleran lava merupakan cairan lava yang pekat dan panas dapat merusak segala infrastruktur yang dilaluinya. Kecepatan aliran lava tergantung dari kekentalan magmanya, makin rendah kekentalannya, maka makin jauh jangkauan alirannya. Suhu lava pada saat dierupsikan berkisar antara 800o 1200o C. Pada umumnya di Indonesia, leleran lava yang dierupsikan gunungapi, komposisi magmanya menengah sehingga pergerakannya cukup lamban sehingga manusia dapat menghindarkan diri dari terjangannya.
Leleran lava dapat merusak segala bentuk infrastruktur. Foto Macdonald.
• Aliran piroklastik (awan panas)Aliran piroklastik dapat terjadi akibat runtuhan tiang asap erupsi plinian, letusan langsung ke satu arah, guguran kubah lava atau lidah lava dan aliran pada permukaan tanah (surge). Aliran piroklastik sangat dikontrol oleh gravitasi dan cenderung mengalir melalui daerah rendah atau lembah. Mobilitas tinggi aliran piroklastik dipengaruhi oleh pelepasan gas dari magma atau lava atau dari udara yang terpanaskan pada saat mengalir. Kecepatan aliran dapat mencapai 150 250 km/jam dan jangkauan aliran dapat mencapai puluhan kilometer walaupun bergerak di atas air/laut.
Awan panas mempunyai mobilitas dan suhu tinggi sangat berbahaya bagi penduduk sekitar gunungapi.
• Jatuhan piroklastikJatuhan piroklastik terjadi dari letusan yang membentuk tiang asap cukup tinggi, pada saat energinya habis, abu akan menyebar sesuai arah angin kemudian jatuh lagi ke muka bumi. Hujan abu ini bukan merupakan bahaya langsung bagi manusia, tetapi endapan abunya akan merontokkan daun-daun dan pepohonan kecil sehingga merusak agro dan pada ketebalan tertentu dapat merobohkan atap rumah. Sebaran abu di udara dapat menggelapkan bumi beberapa saat serta mengancam bahaya bagi jalur penerbangan.
Hujan abu dapat merusak tanaman, merobohkan rumah, mengganggu pernafasan dan membahayakan jalur penerbangan pesawat.(Foto Krafft)
• Lahar letusanLahar letusan terjadi pada gunungapi yang mempunyai danau kawah. Apabila volume air alam kawah cukup besar akan menjadi ancaman langsung saat terjadi letusan dengan menumpahkan lumpur panas.
• Gas vulkanik beracunGas beracun umumnya muncul pada gunungapi aktif berupa CO, CO2, HCN, H2S, SO2 dll, pada konsentrasi di atas ambang batas dapat membunuh.
Pengeluaran gas CO2 di Gunung Dieng membunuh banyak penduduk.
Bahaya sekunder
Bahaya yang terjadi setelah atau sesaat letusan gunungapi:
• Lahar HujanLahar hujan terjadi apabila endapan material lepas hasil erupsi gunungapi yang diendapkan pada puncak dan lereng, terangkut oleh hujan atau air permukaan. Aliran lahar ini berupa aliran lumpur yang sangat pekat sehingga dapat mengangkut material berbagai ukuran. Bongkahan batu besar berdiameter lebih dari 5 m dapat mengapung pada aliran lumpur ini. Lahar juga dapat merubah topografi sungai yang dilaluinya dan merusak infrastruktur.
• Banjir BandangBanjir bandang terjadi akibat longsoran material vulkanik lama pada lereng gunungapi karena jenuh air atau curah hujan cukup tinggi. Aliran Lumpur disini tidak begitu pekat seperti lahar, tapi cukup membahayakan bagi penduduk yang bekerja di sungai dengan tiba-tiba terjadi aliran lumpur.
• Longsoran VulkanikLongsoran vulkanik dapat terjadi akibat letusan gunungapi, eksplosi uap air, alterasi batuan pada tubuh gunungapi sehingga menjadi rapuh, atau terkena gempabumi berintensitas kuat. Longsoran vulkanik ini jarang terjadi di gunungapi secara umum sehingga dalam peta kawasan rawan bencana tidak mencantumkan bahaya akibat Longsoran vulkanik.
Lahar G. Galunggung 1982 menghanyutkan rumah-rumah dan menguburnya.
Gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran atau getar getar yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer.
Menurut jenisnya gempa bumi ada empat macam, sebagai berikut.
1) Gempa Bumi Vulkanik
Gempa bumi vulkanik adalah gempa yang disebabkan adanya aktivitas vulkanisme atau letusan gunung api. Gempa ini hanya terasa di sekitar gunung api itu saja, dan dapat terjadi sebelum, selama atau sesudah letusan gunung api.
Gempa ini terjadi karena adanya getaran dalam bumi yang disebabkan oleh gesekan magma dengan dinding batuan yang diterobos pada saat magma naik ke permukaan, di samping adanya tekanan gas pada saat terjadinya peledakan hebat.
2) Gempa Bumi Tektonik
Gempa bumi tektonik disebabkan adanya pergeseran-pergeseran di dalam bumi secara tiba-tiba. Gejala ini sangat erat hubungannya dengan pembentukan pegunungan yang biasanya diikuti dengan pembentukan sesar-sesar baru.
Ketegangan-ketegangan yang terjadi di dalam bumi akan mengaktifkan kembali sesar-sesar lama yang sudah tidak aktif. Apabila pergerakan tersebut cukup besar dan terekam oleh seismograf akan menyebabkan terjadinya gempa bumi tektonik.
3) Gempa Bumi Runtuhan/Terban
Gempa bumi runtuhan terjadi akibat jatuhnya massa tanah di bagian atas rongga dalam bumi, biasanya terjadi di gua, di daerah pertambangan, lereng tebing yang curam, dan di daerah karst. Runtuhan yang terjadi di daerah-daerah tersebut sering menimbulkan getaran gempa yang dikelompokkan ke dalam gempa bumi runtuhan.
4) Gempa Bumi Tumbukan
Gempa ini terutama disebabkan oleh meteor besar yang jatuh ke bumi. Gempa seperti ini jarang terjadi.
Pusat gempa di bawah permukaan bumi disebut hiposentrum, dari hiposentrum, gelombang menjalar ke segala arah. Ada dua bentuk hiposentrum, yaitu hiposentrum garis dan titik. Hiposentrum berbentuk garis jika penyebabnya patahan kerak bumi dan hiposentrum berbentuk titik jika penyebabnya gunung api atau tanah longsor.
Permukaan tanah yang berada tepat di atas hiposentrum disebut episentrum. Di sekitar episentrum inilah biasanya terjadi kerusakan paling parah. Dari episentrum getaran permukaan menjalar horizontal ke segala arah. Di Indonesia, episentrum umumnya terdapat di bawah permukaan laut. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya tsunami.
Berdasarkan kedalaman hiposentrumnya gempa bumi dibedakan menjadi 3 sebagai berikut.
1. Gempa bumi dalam, gempa ini memiliki kedalaman hiposentrum lebih dari 300 km. Letak hiposentrum yang dalam mengakibatkan gempa ini tidak begitu mengguncang permukaan bumi. Contohnya adalah gempa yang pernah terjadi di bawah Laut Jawa, Laut Flores, dan Laut Sulawesi.
2. Gempa bumi menengah, gempa ini memiliki kedalaman hiposentrum antara 100 - 300 km. Contoh gempa ini pernah terjadi di selatan Jawa, Nusa Tenggara, Maluku, dan Teluk Tomini. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan ringan.
3. Gempa bumi dangkal, gempa ini memiliki kedalaman hiposentrum kurang dari 100 km. Gempa bumi ini berbahaya sebab dapat menimbulkan kerusakan besar, seperti yang terjadi di Yogyakarta dan sebagian Jawa tengah pada bulan Mei tahun 2006.
Getaran yang disebabkan oleh gempa bumi dapat merambat melalui 3 macam gelombang gempa, sebagai berikut.
1. Gelombang longitudinal yaitu gelombang gempa yang merambat dari sumber gempa ke segala arah, dengan kecepatan 7 - 14 km per detik. Gelombang inilah yang pertama dicatat oleh seismograf dan yang pertama kali dirasakan orang di daerah gempa, sehingga dinamakan gelombang primer.
2. Gelombang transversal, yaitu gelombang yang sejalan dengan gelombang primer dengan kecepatan 4 - 7 km per detik, dinamakan juga gelombang sekunder.
3. Gelombang panjang atau gelombang permukaan, yaitu gelombang gempa yang merambat di permukaan bumi dengan kecepatan sekitar 3,5 - 3,9 km per detik. Gelombang inilah yang paling banyak menimbulkan kerusakan.
Gambaran perambatan gelombang gempa.
A : Gelombang longitudinal (primer)
B : Gelombang transversal (sekunder)
Dalam seismogram, gelombang longitudinal dicatat sebagai fase pelopor pertama, sedangkan gelombang transversal yang datang kemudian dicatat sebagai pelopor kedua. Fase dari gangguan utama dimulai dengan tibanya gelombang-gelombang permukaan. Perbedaan waktu antara tibanya pelopor pertama dan kedua serta gangguan utama dipakai sebagai dasar menentukan jarak episentrum yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus Laska sebagai berikut.
Tektonik, yaitu suatu tenaga yang mengubah kulit bumi dari dalam yang menyebabkan terjadinya dislokasi (perubahan lokasi) permukaan bumi berupa lipatan, patahan maupun retakan kulit bumi dan batuan. Lapisan bumi yang tadinya datar karena tenaga dari dalam bumi (endogen) akan terbentuk lipatan. Karena adanya gaya (dorongan) dari dua arah yang berlawanan, maka akan menghasilkan lipatan yang baru.
Tektonik Lempeng
Pengertian teori tektonik lempeng adalah salah satu teori mengenai perubahan relief di bumi. teori berasal dari teori mengenai pergeseran benua. Benua- benua di bumi adalah salah satu dari selimut yang ada di bumi. selimut bumi atau lithosfer membentuk lempengan- lempengan.
Setiap lempengan tidak terkunci dalam satu wilayah, melainkan bergerak. Lithosfer terdiri dari 20 segmen, dengan ketebalan antara 40 km hingga 100 km. Akan tetapi terdapat lithosfer yang memiliki ketebalan hingga 400 km. Lempeng yang ada di bumi, bergerak dari satu tempat ke tempat lain.
Pergerakan ini, dipercaya oleh para ahli, dikarenakan terdapat unsur magnetik yang ada di dalam batuan. batuan adalah salah satu bagian dari lapisan bumi. magnet ini, memiliki kutup yang berbeda, sehingga menyebabkan pergerakan. Pergerakan setiap lempeng bisa mencapai 10 hingga 40 mm/a atau setara dengan kecepatan pertumbuhan kuku pada jari, atau dapat mencapai 160 mm/a atau setara dengan kecepatan pertumbuhan sehelai rambut.
Jenis-Jenis Lempeng
Lempang di bumi, dibagi menjadi dua yaitu lempeng samudra dan lempeng benua. Pembagian itu dilihat melalui ciri- ciri dari setiap lempang. Selain itu, bumi sendiri terdiri dari dua bagian, yaitu daratan dan lautan. Sehingga setiap lempeng mewakili setiap karakteristik bumi.
1. Lempeng samudra atau disebut sebagai kerak samudra atau sima. Lempeng ini terdiri dari silikon dan megnesium. Ketebalan kerak samudra antara 5 hingga 10 km. Lempeng samudra lebih padat, dikarenakan jumlah silikon yang lebih banyak. Kepadatan pada kerak samudra karena perbedaan silikon. Kerak samudra berada di bawah laut.
2. Lempeng benua atau disebut kerak benua atau sial. Lempeng ini terdiri dari silikon dan aluminium. Ketebalan dari lempeng ini berkisar antara 30 hingga 50 km. Silikon pada kerak benua lebih sedikit, dan lebih banyak memiliki materi berat. Lempeng benua adalah lempeng yang berada di atas permukaan lau, dan menjadi tempat tingga bagi manusia.
Lempeng tektonik yang membagi suatu daerah menjadi dua, seperti benua- benua atau samudra. Akan tetapi terdapat wilayah yang memiliki kedua lempeng secara bersamaan. Daerah tersebut adalah lempeng afrika. Pada lempeng afrika terdiri dari benua afrika dan samudra antartika hingga samudra hindia.
Jenis-Jenis Batas Lempeng
Batas lempeng adalah daerah yang memiliki aktivitas geologi. aktivitas geologi antara lain seisme, gunung, gunung api, dan palung laut. Dua lempeng bergerak dan bertemu di sepanjang batas lempeng. ada 3 macam jenis batas lempeng. antara lain transform, divergen, dan konvergen.
1. Transform adalah bertemunya dua lempeng, yang menyebabkan terjadinya gesekan secara menyampng di sepanjang sesar fault. Pergeseran ini dapat berupa sinistral atau desktral. Pergerakan ini hampir sama denga pergerakan yang terjadi akibat adanya patahan horizontal.contoh jenis batas lempeng ini adalah sesar san andreas di california.
2. Divergen adalah dua lempeng yang saling bergerak menjauh. Hal ini diakibatkan oleh terjadi perpecahan pada lithosfer. akibat adanya pergerakan ini, lempeng samudra mengalami pemekaran dasar laut. Sedangkan pada lempeng benua, membentuk lembah.
3. Konvergen adalah dua lempeng yang saling berdekatan. Akibat perbedaan kepadatan salah satu lempeng akan tertancap kebawah, dan masuk ke bawah lempeng lainnya. Pada jenis batas konvergen, dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Jika terdapat dua lempeng, maka salah satu akan menghujam bumi, sedangkan salah satu lempeng akan membentuk busur kepulauan, akibat tertekan ke atas.
2. Jika terdapat dua lempeng, dan kedua lempeng memiliki kepadatan yang sama, maka kedua lempeng akan bertubrukan dan membentuk pegunungan lipatan.
3. Jika lempeng samudra dan lempeng benua saling bertemu, maka lempeng samudra akan menghujam kebawah, sedangkan lempeng benua akan membentuk pegungan uplift akibat permukaan yang tertekan ke atas.
Mekanisme Pergerakan
Para ilmuwan percaya, pergerakan lempang terjadi akibat adanya panas bumi yang tidak merata. Panas bumi yang berbeda- beda menyebabkan terjadinya konveksi besar. Selain itu, usia dari sebuah lempeng juga mempengaruhi. Lempeng samudra yang mengalami penuaan akan mengalami pendinginan. Saat mengalami pendinginan, kepadan menjadi bertambah, sehingga lempeng ini menghujam dan masuk ke dalam selimut bumi.
Akibatnya bagian belakang lithosfer mengalami tarikan dan astenosfer bergerak naik akibat adanya tekanan dari bawah. Terdapat 3 penyebab yang diyakini sebagai penyebab gerakan pada lempeng- lempeng di bumi. ketiga penyebab tersebut adalah gaya gesek, gaya gravitas, dan gaya dari luar bumi.
1. Gaya gesek adalah salah satu gaya yang menyebabkan terjadinya pergerakan. Gaya gesek dibedakan menjadi dua, yaitu basal drag dan slab suction. Basal drag adalah pergerakan akibat adanya gesekan antara astenosfer dan lithosfer. sedangkan slab suction adalah tarikan pada lempeng saat sebuah lempeng menghujam, dan masuk ke selimut bumi.
2. Gaya gravitas adalah gaya yang menarik ke adalam bumi. gaya ini akibat adanya lempeng yang memiliki kepadatan lebih berat, sehingga tertarik ke dalam selimut bumi. Proses ini disebut sebagai runtuhan. Terjadinya gaya ini juga akibat adanya pembengkakan lempeng. pembengkakan ini menyebabkan lempeng menjadi semakin berat.
3. Gaya dari luar adalah gaya yang berasal dari luar bumi. Dalam hal ini adalah gravitasi bulan. Gaya gravitasi bulan akibat adanya rotasi bumi di bawah bulan. Gravitasi bulan menarik permukaan bumi keatas. Hal ini sama dengan proses terjadinya pasang. Akan tetapi pengaruh ini sangat kecil, akibat kekuatan gravitasi bulan yang tidak seberapa.
Pembagian Lempeng
Lempeng yang ada di bumi terbagi ke dalam 7 lempeng besar serta banyak lempeng- lempeng kecil. Lempeng- lempeng kecil terbentuk melalui perpecahan lempeng- lempeng besar. Lempeng- lempeng besar ini antara lain:
1. Lempeng Benua Afrika yang meliputi Afrika
2. Lempeng Benua Antartika yang meliputi Antartika
3. Lempeng Benua Australia yang meliputi Australia hingga India
4. Lempeng Benua Eurasia yang meliputi Asia dan Eropa
5. Lempeng Benua Amerika Utara yang meliputi Amerika Utara dan Siberia
6. Lempeng Benua Amerika Selatan yang meliputi Amerika Selatan
7. Lempeng Samudra Pasifik yang meliputi samudra pasifik
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki tingkat bencana alam yang cukup sering. Salah satu penyebabnya adalah Indonesia dikelilingi oleh banyak lempeng. lempang pada indonesia adalah lempeng indo- australian dan lempeng eurasia. Lempeng di Indonesia bersifat konvergen, sehingga lempeng indo- australian yang masuk ke bawah lempeng eurasia. Selain itu, pada indonesia bagian timur, terdiri dari 3 lempeng sekaligus. Lempeng tersebut adalah lempeng filipina, lempeng pasifik, dan lempeng indo- australia.
Tugas 2 geomorfologi
TUGAS GEOMORFOLOGI
NAMA : INDAH APRILIA SIDIKI
MATA KULIAH : GEOMORFOLOGI UMUM
DOSEN PENGAMPUH : INTAN NOFIANTARI MANYOE S.Si.,M.T
1. Definisi
A. Lembah
Lembah merupakan Tanah rendah yang terletak di kaki gunung, atau sepanjang sungai.
B. Struktur geologi
geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk arsitektur batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan proses pembentukannya.
C. Topografi
Peta topografi adalah peta yang menggambarkan bentuk permukaan bumi melalui garis †garis ketinggian.
D. Proses endogen
Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan perubahan pada kulit bumi.
E. Proses eksogen
Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi.
F. Erosi dan glasial
Erosi glasial adalah bentuk pengikisan massa batuan oleh gletser yaitu massa es yang bergerak.
2. Skala waktu geologi
 Skala waktu geologi digunakan oleh para ahli geologi dan ilmuan untuk menjelaskan waktu dan hubungan antar peristiwa yang terjadi sepanjang sejarah bumi.
 Berdasarkan skala waktu geologi, sejarah bumi dikelompokan menjadi Eon (masa) yang terbagi menjadi era (kurun), era dibagi-bagi kedalam periode (zaman), dan jaman dibagi-bagi menjadi epoch (kala). Nama-nama seperti palezoikum atau kenozoikum tidak hanya sekedar kata yang tidak memiliki arti, akan tetapi bagi para ahli geologi, kata tersebut mempunyai arti tertentu dan dipakai sebagai kunci dalam membaca skala waktu geologi. Sebagai contoh, kata zoikum merujuk pada kehidupan binatang dan kata “paleo” yang berarti purba, maka arti kata paleozoikum adalah merujuk pada kehidupan binatang-binatang purba, “meso” yang mempunyai arti tengah/pertengahan, dan “keno” yang berarti sekarang.
 kenozoikum adalah suatu masa yang terdiri atas zaman tersier dan kwartir yang merupakan tingkat kehidupan baru, Kenozoikum disebut juga neozoikum.
 mesozoikum merupakan zaman ketika berlangsungnya kehidupan dinasaurus yang berlangsung selama sekitar 140 juta tahun dan setelah itu, terdapatlah spesies jenis burung dan jenis hewan bertulang belakang setelah dinasaurus punah karena terjadi bencana alam.
 Paleozoikum adalah zaman dimana keadan bumi masih belum stabil dan masih terus berubah-ubah tapi berangsur-angsur dingin dan mulai tampak tanda-tanda kehidupan seperti golongan mollusca(siput), coelenterata (ubur-ubur), arthropoda (udang), avertebrata (hewan beruas), kerang, ikan bertulang rawan, dan amfibi.
3. Konsep dasar geomorfologi
1.Proses-proses dan hukum fisik yang sama bekerja sekarang, bekerja pula pada waktu geologi yang, walaupun intensitasnya tidak sama seperti sekarang.
2.Struktur gologi merupakan faktor pengontrol yang dominan dalam evolusi bentuk lahan dan struktur geologi dicerminkan oleh bentuk lahannya.
3. Perbedaan muka bumi yang berbeda antara satu dengan yang lain disebabkan karena derajat pembentukannya berbeda pula.
4. Proses-proses geomorfologi meninggalkan bekas-bekas yang nayata pada bentuk lahan dan setiap proses geomorfologi akan membangun suatu karakteristik tertentu pada bentuk lahannya (meninggalkan jejak yang spesifik dan dapat dibedakan dengan proses lain secara jelas).
5. Akibat perbedaan tenaga erosi yang bekerja pada permukaan bumi, maka dihasilkan suatu urutan bentuk lahan yang mempunyai karakteristik tertentu pada masing-masing tahap perkembangannya.
6. Evolusi geomorfik yang kompleks lebih umum terjadi dibandingkan dengan evolusi geomorfik yang sederhana (perkembangan bentuk muka bumi umumnya sangat kompleks/rumit, jarang yang disebabkan oleh proses yang sederhana).
7. Hanya sedikit saja dari topografi permukaan bumi adalah lebih tua dari zaman Tersier, dan kebanyakan dari padanya tidak lebih dari zaman Pleistosen.
8. Interpretasi secara tepat terhadap bentang lahan sekarang tidak mungkin dilakukan tanpa memperhatikan perubahan-perubahan iklim dan geologi selama masa Pleistosen (Pengenalan bentanglahan saat sekarang harus memperhatikan proses yang berlangsung pada zaman Pleistosen)
9. Apresiasi iklim-iklim dunia amat perlu untuk mengetahui secara benar dari berbagai kepentingan didalam proses-proses geomorfologi yang berbeda (dalam mempelajari bentang lahan secara global/skala dunia, pengetahuan tentang iklim global perlu diperhatikan).
10. Walaupun geomorfologi menekankan terutama pada bentang lahan sekarang, namun untuk mempelajarinya secara maksimal perlu mempelajari sejarah perkembangannya.
4. Siklus geomorfologi dan pembentukan lahan
Semua bentuk muka bumi dihasilkan melalui proses-proses dan prosedur pengembanggannya yang berjalan sepanjang masa.
Beberapa tahapannya antara lain:
 Tahap muda (youth)
Belum jelas bentuknya, dataran yang terangkat dalam tahap ini masih rata. Beberapa sungai mengalir dipermukaannya. Begitu pula ada bentuk-bentuk konstrutial seperti pegunungan lipatan,patahan,dan gunung api. Bentuknya belum terganggu oleh syaratan-syaratan destruksional.
 Tahap dewasa (maturity)
Sistem drainase tumbuh dalam jumlah panjangnya dan kedalamannya, selanjutnya membentuk daratan dan lereng menjadi lebih tajam dan kasar dengan lembah yang terjal dan dalam, sehingga bentuk aslinya tidak tampak lagi.
 Tahapan tua (age)
Tahapan ini membuat topografi lebih mendatar. Gaya destruktifnya telah mengikis dan meratakan permukaan bumi dan merendah hingga dekat dengan ketinggian muka laut (base level). Bentuk wilayah yang datar dan monoton akibat destruktifnya dinamakan peneplain. Bentuk-bentuk sisa dari proses peneplalisasi disebut mopadnocks.
5. Aspek-aspek geomorfologi
1) Aspek morfologi:
a. Morfografi adalah suatu bentuk lahan yang dinyatakan dalam kualitatif
b. Morfometri adalah suatu bentuk lahan yang dinyatakan dalam kuantitatif
2) Aspek morfogenesis
Menyangkut asal usul dari bentuk lahan. Morfogenesis terkait dengan tenaga dan proses geomorfologi
3) Aspek morfoklonologis
Membahas tentang urutan kejadian suatu lahan yang diwujudkan dalam bentuk peta.
4) Aspek morfosiasi
Membahas tentang urutan kejadian antara satu bentuk lahan dengan bentuk lahan yang lain.
PENGANTAR GEOMORFOLOGI
PENGANTAR GEOMORFOLOGI
Mata kuliah : Geomorfologi Umum
Dosen pengampuh : Intan nofiantari manyoe S.Si.,M.T
1. Pengertian Geomorfologi
Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi dan perubahan-perubahan yang terjadi pada bumi itu sendiri.
2. Sejarah Geomorfologi
*Geomorfologi kuno
Yang dipelopori oleh :
- Herodotus => gempa bumi adalah pegunungan yang mengeliat karena dewa sedang marah.
- Aristoteles => gempabumi dan gunungapi memiliki sumber kejadian yang sama.
- Strabo => Gunung Visuvius adalah gunungapi yang telah mati.
- Seneca => curah hujan bukan salah satu sumber yang menyebabkan aliran sungai.
*Geomorfologi modern
Yang dipelopori oleh :
- Ibn Sina dan Leonardo da Vinci
3. Arti penting geomorfologi
Arti penting geomorfologi : Peran dan terapan geomorfologi dalam survei dan pemetaan, survei geologi, hidrologi, vegetasi, penggunaan lahan pedesaan, keteknikan, ekplorasi mineral, pengembangan dan perencanaan, analisis medan, banjir, serta bahaya alam disebabkan oleh gaya endogen.
suka dan duka MOMB 2017
Mengikuti kegiatan MOMB selama 3 hari sangat menyenangkan, banyak hal-hal yang terduga terjadi pada saat itu. yang paling membuat hati dan fisik saya lemah yaitu saat mengikuti MOMB tingkat jurusan dan prodi, karena kakak seniornya sangat galak.