PERCOBAAN DIFUSI DAN OSMOSIS BERDASARKAN SOLANUM TUBEROSUM. SIFAT ZAT DAN KONSENTRASI LARUTAN BERBEDA_PRAKTIKUM 2
A. Judul
Percobaan Difusi dan Osmosis berdasarkan pada Solanum tuberosum. Sifat Zat dan Konsentrasi Larutan berbeda
B. Tujuan Praktikum
Praktikum ini dilakukan untuk Mengamati proses terjadinya Difusi dan Osmosis
C. Alat dan Bahan
D. Prosedur Kerja
E. Hasil Pengamatan
1). Difusi
Langkah yang kami lakukan adalah membersihkan sebanyak 4 gelas beaker lalu mengisi masing-masing gelas beaker dengan air sebanyak 50 ml. Setelah itu kami memasukkan takaran 1 sendok spatula nutrisari kedalam 1 gelas beaker dan mengaduknya secara cepat dan bersamaan dengan gelas ke tiga. Gelas kedua kami menggunakkan dengan takaran yang sama yaitu 1 sendok spatula nutrisari juga, tetapi digelas kedua ini kami melakukannya tanpa pengadukan seperti di gelas sebelumnya yang di lakukan pengadukan. Kemudian digelas ketiga, kami memasukkan pewarna makanan sebanyak 10 tetes mengguanakan pipet tetes dengan melakukan pengadukan secara cepat dan bersamaan dengan gelas beaker yang berisikan nutrisari yang akan di aduk juga. Digelas keempat, kami memasukkan pewarna makanan sebanyak 10 tetes mengguanakan pipet tetes tanpa pengadukan. Lalu tidak lupa juga kami menghitung waktu menggunakan stopwatch yang dibutuhkan oleh kedua larutan tadi untuk menyatu dengan pelarut dan kami dapat mengetahui hasil dari percobaan yang kami lakukan.
Berdasarkan hasil pengamatan pada proses difusi dengan percobaan sampel Nutrisari sebagai pengganti bahan Kristal CuSO4 dan pewarna makanan sebagai pengganti bahan Larutan Eosin. Diperoleh perbedaan waktu pada sampel yang diaduk dan sampel yang tidak diaduk.
- Sampel Nutrisari yang tidak diaduk
- Sampel Nutrisari yang diaduk
- Pewarna makanan yang tidak diaduk
- Pewarna makanan yang diaduk
2). Osmosis
Pada osmosis kami menggunakan tuber Solanum tuberosum sebagai sampel dan selanjutnya kami mengukurnya. Setelah mengukurnya, kami memotong kentang mejadi 2 bagian yang sama. kemudian kedua kentang tersebut kami bersihkan dan keringkan dengan tisu, dan menimbangnya dan menghitung berat dari kentang tersebut. Setelah melalui proses penimbangan, kami mempersiapkan gelas beaker dan mengisi masing-masing gelas beaker dengan aquades dan larutan NaCl 50% sebanyak 50 ml. Dilanjutkan dengan memasukkan kentang yang sudah ditimbang tadi kedalam aquades dan larutan NaCl 50% secara bersamaan. Diamkan kentang tersebut selama 60 menit.
- Proses perendaman kentang pada larutan NaCl dan Aquades
- Proses penimbangan Berat kentang
F. Hasil Pembahasan
Pada tanggal 25 september 2024, kami kelompok 5 telah melakukan pengamatan pada proses difusi dan osmosis. Pada proses difusi, kami menggunakan sampel nutrisari sebagai bahan pengganti Kristal CuSO4 dan pewarna makanan sebagai pengganti Larutan Eosin. Kemudian pada proses Osmosis, kami menggunakan tuber Solanum tuberosum sebagai sampel kami. Praktikum ini diawali dengan menyiapkan segala alat dan bahan yang sudah dipesan oleh asisten lab. Adapun alat dan bahan yang telah kami persiapkan adalah pewarna makanan, nutrisari dan kentang. Untuk bahan lainnya telah disediakan didalam laboratorium. Diawali dengan pengamatan pada proses osmosis. Pada osmosis kami menggunakan tuber Solanum tuberosum sebagai sampel. Kemudian ada Larutan NaCl 50% sebagai pelarut, aquades juga sebagai bahan yang penting dalam pengamatan ini. Alat yang kami gunakan ada pelubang kentang, alat ini berguna untuk mengambil tuber dari Solanum tuberosum dengan ukuran yang sama. Langkah awal yang kami lakukan adalah melubangi kentang dan mengukur kentang menggunakan mistar, dengan ukuran 2 cm. Setelah mengukurnya, kami memotong kentang mejadi 2 bagian yang sama. kemudian kedua kentang tersebut kami bersihkan dan keringkan dengan tisu, dan menimbangnya dan menghitung berat dari kentang tersebut.
- Setelah melalui proses penimbangan, kami mempersiapkan gelas beaker dan mengisi masing-masing gelas beaker dengan aquades dan larutan NaCl 50% sebanyak 50 ml. Dilanjutkan dengan memasukkan kentang yang sudah ditimbang tadi kedalam aquades dan larutan NaCl 50% secara bersamaan. Diamkan kentang tersebut selama 60 menit. Kami mengamati apa yang terjadi pada kentang tersebut, yang mana pada gelas beaker yang berisi larutan NaCl 50% lama kelamaan kentang tersebut mengecil dan yang awalnya mengapung diatas lama kelamaan mulai turun kebawah. Kentang yang awalnya dengan panjang 2 cm dan berat 1,1916 gr berubah menjadi 1,8 cm dan berat 0,8421 gr. Pada larutan NaCl 50% sel-sel kentang mengalami kekurangan air akibatnya kentang menjadi plasmolisis. Kondisi ini mengakibatkan tekanan turgor. Akibatnya, kentang menjadi lebih empuk dan lembek. Sedangkan penurunan berat kentang terjadi akibat perpindahan air dari sel-sel kentang kelarutan. Maka dari penjelasan dan pengamatan kami, kami mendapatkan hasil hipertonik (plasmolisis).
- Kemudian pada gelas beaker yang berisi aquades, kentang tersebut semakin lama agak membesar daripada bentuk awalnya. Kentang yang awalnya dengan panjang 2 cm dan berat 1,2922 gr berubah menjadi 2,2 cm dan berat 1,3755 gr Kentang mengalami yang namanya osmosis. Osmosis memungkinkan difusi molekul air menyeberangi membrane yang permeable terhadap air tetapi tidak permeabel terhadap bahan terlarut yang ada didalam air. Maka dari penjelasan dan pengamatan kami, kami mendapatkan hasil Hipotonik.
Selanjutnya pengamatan pada proses difusi. Pada proses difusi, kami menggunakan sampel nutrisari sebagai bahan pengganti Kristal CuSO4 dan pewarna makanan sebagai pengganti Larutan Eosin. Langkah yang kami lakukan adalah membersihkan sebanyak 4 gelas beaker lalu mengisi masing-masing gelas beaker dengan air sebanyak 50 ml. Setelah itu kami memasukkan 1 sendok nutrisari kedalam 1 gelas beaker dan mengaduknya secara cepat. Gelas kedua kami isi dengan 1 sendok nutrisari juga, tetapi digelas kedua ini kami melakukannya tanpa pengadukan. Digelas ketiga, kami memasukkan pewarna makanan sebanyak 10 tetes mengguanakan pipet tetes dengan melakukan pengadukan secara cepat. Digelas keempat, kami memasukkan pewarna makanan sebanyak 10 tetes mengguanakan pipet tetes tanpa pengadukan. Lalu tidak lupa juga kami menghitung waktu yang dibutuhkan oleh kedua larutan tadi untuk menyatu dengan air. Berdasarkan hasil pengamatan pada proses difusi dengan percobaan sampel Nutrisari sebagai pengganti bahan Kristal CuSO4 dan pewarna makanan sebagai pengganti bahan Larutan Eosin. Diprolehperbedaan waktu pada sampel yang diaduk dan sampel yang tidak diaduk.Pada gelas beaker yang berisi nutrisari, bahan nutrisari yang diaduk hanya membutuhkan waktu 5 detik untuk terlarut. Sedangkan bahan nutrisari yang tidak diaduk membutuhkan waktu 55 menit untuk terlarut. Hal yang sama terjadi pada sampel bahan pewarna makanan, bahan pewarna makanan yang diaduk membutuhkan waktu 2 detik untuk terlarut sempurna, sedangkan untuk yang tidak diaduk membutuhkan waktu 32 menit untuk terlarut sempurna. Hal ini terjadi karena perpindahan molekul atau zat terlarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi dalam dua larutan dikenal juga dengan sebutan gradien konsentrasi. Meski tidak ada perbedaan konsentrasi, perpindahan molekul tetap dapat terjadi untuk mencapai kesetimbangan.
Menurut Camphell (2010), difusi dan osmosis termasuk kedalam transport pasif. Dimana ketika suatu zat melintasi membran biologis tanpa pengeluaran energi. Dengan kata lain, difusi dan osmosis terjadi secara spontan. Transport pasif diartikan sebagai pergerakan zat melintasi membran sel tanpa mengeluarkan energi. Transport ini menuruni gradien konsentrasi. Transport pasif dapat terjadi karena adanya perbedaan konstrasi dari luar dan dalam sel sehingga molekul bergerak melewati membran plasma atau membran sel.
Dokumentasi
Proses Pengambilan solanum tuberosum
Proses Penimbangan berat kentang
Proses pengambilan larutan NaCl
Proses perendaman kentang pada larutan NaCl dan Aquades
Proses pengukuran panjang kentang
ANALISIS PERBEDAAN STRUKTUR SEL HEWAN DAN SEL TUMBUHAN_ PRAKTIKUM 1
A. JUDUL
ANALISIS PERBEDAAN STRUKTUR SEL HEWAN DAN SEL TUMBUHAN
B. Tujuan Prakrtikum
Pada akhir praktikum ini diharapkan para praktikan dapat menjelaskan dengan detail struktur dari sel hewan dan sel tumbuhan, serta para praktikan diharapkan mampu mendeskripsikan bagian-bagian pada sel hewan dan sel tumbuhan, dan dapat menjelaskan perbedaan pada sel hewan dan sel tumbuhan berdasarkan hasil pengamatan yang di dapatkan dari praktikum.
C. Alat dan Bahan
- Mikroskop
- Pipet Tetes
- Gelas Objek
- Gelas Penutup
- Tusuk Gigi
- Selaput dalam umbi Allium Cepa
- Aquadest
- Mukosa Pipi
D. Prosedur Kerja
- Pembuatan Preparat Tumbuhan
Preparat Bawang Merah (Allium Cepa)
- Pembuatan Preparat Hewan
Preparat Mukosa Pipi
E. Hasil Pengamatan
NO | NAMA SAMPEL | DOKUMENTASI | DESKRIPSI |
1 | Allium Cepa | Setelah mengamati sel Allium cepa yang diambil ari selaput tipis pada bawang merah menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40x10, dapat dilihat beberapa bagian dari sel, diantaranya Dinding sel, Nukleus, dan Sitoplasma | |
2 | Mukosa Pipi | Struktur sel epitel pipi termasuk bentuk sel, inti sel, dan membran sel pada mukos pipi. Sel mukosa pipi biasanya tidak tersusun rapat seperti jaringan epitel lainnya. Ini karena pengambilan sampel dilakukan secara acak. Dan struktur sel mulai terlihat pada perbesaran 100x10. |
F. Hasil Pembahasan
Aktivitas
- Bawang merah (Allium Cepa)
Pertama-tama mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, lalu mulai menyayat kulit bawang secara tipis-tipis dengan menggunakan cater untuk mengambil selaput bagian dalam pada bawang merah, kemudian meletakan pada objek glass dan menetesi menggunakan larutan lugol, kemudian menutup dengan cover glass kemudian mengamati dengan menggunakan microskop dengan perbesaran 10x10 kami belum mendapatkan hasil yang baik sehingga kami menaikkan perbesaran dan 10x40. Kami melakukan beberapa kali pengambilan sampel untuk mendapatkan hasil yang bagus. Kemudian mengamati dan menggambar untuk menuliskan hasil alium cepa pada mikroskop terlihat sel-sel bawang merah terdapat organel-organel sel seperti sitoplasma, Dinding sel dan nukleus, seperti yang di jelaskan oleh Nissafrieda (2018)
- Mukosa Pipi
mempersiapkan alat dan bahan. Kemudian mengambil Mukosa pipi bagian dalam dengan menggunakan tusuk gigi untuk mempermudah, kami melakukan tahapan ini dengan perlahan agar tidak menyebabkan luka pada bagian dalam pipi, kemudian meletakannya diatas gelas objek glass untuk diamati. Ditetesi dengan cairan Aquadest agar terlihat jelas saat diamati dengan menggunakan mikroskop. Berdasarkan hasil pengamatan bagian yang sangat terlihat jelas adalah inti sel. Kemudian menutup sampel menggunakan gelas penutup agar tidak bergerak saat diamati dengan mikroskop dengan perbesaran awal 10 x10 tetapi kami belum dapat melihat sel-sel yang harus diamati sehingga kami mencoba menaikkan perbesaran lensa mikroskop samapai pada perbesaran 100x10. Kemudian mulai terlihat sehingga kami mengamati dan menggambar untuk menuliskan hasil. Seperti yang di jelaskan oleh S Ristawati (2019)
Dokumentasi
Kategori
Blogroll
- Masih Kosong