SIMULASI PERCOBAAN HUKUM MENDEL DENGAN MENGGUNAKAN KANCING GENETIKA PADA PERSILANGAN MONOHIBRID DAN DIHIBRID

14 October 2024 03:06:08 Dibaca : 24

A.    JUDUL

Simulasi Percobaan Hukum Mendel Dengan Menggunakan Kancing Genetika Pada Persilangan  Monohibrid Dan Dihibrid

B.    TUJUAN

Pada akhir praktikum ini mahasiswa diharapakan dapat :

1.    Mengidentifikasi istilah gen, lokus, genotif, fenotif, genom, dominan, dan resesif.

2.    Menyusun persilangan dengan satu sifat berbeda (monohibrid)

3.    Menyusun persilangan dengan dua sifat beda (DIhibrid)

C.    ALAT DAN BAHAN

1.    Wadah 2 Buah

2.    Kancing genetika (model gen)

D.    PROSEDUR KERJA

1. MONOHIBRID

2. DIHIBRID

E. HASIL PENGAMATAN

   b. hasil persilangan dihibrid

F. PEMBAHASAN

Persilangan monohibrid adalah persilangan dengan satu sifat beda. Maksudnya adalah pada persilangan ini, kita hanya memperhatikan satu sifat saja, Sebagai salah satu kesimpulan dari percobaan  monohobrid, mendel menyatakan bahwa setiap sifat organisme ditentukan oleh faktor yang disebut gen. faktor tersebut kemudian diwariskan dari satu generasi kegenerasi berikutnya (Zachrani, Dkk, 2022). Dalam setiap  gen terdapat dua faktor (sepasang) untuk masing-masing sifat, yang kemudian didapati atau dikenal dengan istilah 2 alel. Satu faktor berasal dari tetua jantan dan satu lagi berasal dari tetua betina. Dalam penggabungan tersebut setiap faktor tetap untuk dan selalu mempertahankan identitasnya, pada saat pembentukan gamet setiap faktor dapat dipisah kembali secara bebas. Peristiwa ini kemudian dikenal sebagai hokum mendel I yaitu hokum segregasi.

               Tujuan praktikum ini yaitu untuk membuktikan perbandingan mendel F2 persilangan monohibrid dengan perbandingan mendekati 3:1 antara jumlah monohobrid dengan cirri dominan : resesif.  Pada persilangan monohibrid kancing genetika berwarna merah genotif (MM) merupakan fenotif bunga merah, kancing genetika warna putih genotif (mm) tetap fenotif bunga putih. Dengan perbandingan genotif 5 : 3 atau 6 : 2 hasil yang kami lakukan bahwa kami tidak mendapatkan perbedaan pada persilangan monohibrid (Ho) atau sesuai dengan hukum mendel 1.

               Menurut Akbar & Maesya (2015). Persilangan dihibrid adalah persilangan dua sifat beda. Pada persilangan dihibrid kami mencoba untuk menyilangkan dua sifat beda yaitu warna dan bentuk. Dimana warna adalah genotif, sedangkan bentuk adalah fenotif.

               Pada persilangan dihibrid kancing genetika berwarna merupakan warna merah dan hijau genotif bunga merah (MM) fenotif adalah lonjong kancing genetika warna merah hitam genotif bunga merah (Mb) fenotif adalah Bulat, kancing genetika warna hijau–kuning bungah hijau (mB) fenotif adalah lonjong, dan kancing genetika warnah kuning-hitam genotif bunga hujau (mm) fenotif adalah bulat dengan maksud untuk membuktikan percobaan hukum Mendel II dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1. Pada percobaan ini dihasilkan fenotip setelah persilangan adalah merah-bulat, merah-oval, kuning-bulat, dan kuning-oval. Dengan perbandingan genotipnya adalah 13 : 17 : 11 : 8 atau 3 : 3 : 2 : 1. Hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan hukum Mendel II. Kemungkinan akan mendapatkan hasil yang sesuai jika melakukan percobaan beberapa kali. 

DOKUMENTASI 

(PROSES PERCOBAAN PERSILANGAN MONOHIBRID)

(HASIL PERSILANGAN MONOHIBRID)

(PROSES PERSILANGAN DIHIBRID  80 X PERCOBAAN )