KATEGORI : PRAKTIKUM BIOLOGI

A.   JUDUL

Pengamatan bentuk Sel Darah Manusia Melalui Metode Pewarnaan Giemsa

B.    TUJUAN

Mahasiswa terampil membuat apusan darah yang dapat memberi gambaran yang jelas mengenai bentuk-bentuk sel darah.

C.    ALAT DAN BAHAN

a. alat

b. Bahan

D.   PROSEDUR KERJA

 

E. HASIL PENGAMATAN

F.     PEMBAHASAN

     Metode pewarnaan giemsa adalah teknik pewarnaan yang umum digunakan dalam mikroskopi sel darah, karena pewarna ini dapat menyoroti berbagai jenis sel darah berdasarkan warna dan struktur. Pewarna Giemsa, yang terdiri dari campuran eosin dan metilen biru, memberikan kontras yang memungkinkan identifikasi sel-sel seperti eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), dan trombosit. Penelitian seperti yang dilakukan oleh Sari & Masrillah (2021) mengenai alternatif pewarna dari ekstrak kol ungu menunjukkan bahwa metode pewarnaan tradisional masih memiliki kekuatan dalam memberikan hasil yang konsisten dan mudah diinterpretasi dalam laboratorium hematologi.

      Biasanya, setelah pewarnaan dengan Giemsa, eritrosit tampak sebagai sel bulat berwarna merah muda pucat tanpa inti, sedangkan leukosit, yang memiliki inti, tampak lebih gelap karena menyerap lebih banyak pewarna. Pada hasil pengamatan kali ini, jika hanya terlihat eritrosit tanpa kehadiran leukosit atau trombosit, kemungkinan penyebabnya adalah konsentrasi darah yang mungkin terlalu tipis atau pewarnaan yang tidak optimal.

    Menurut Firdayanti (2024) menekankan bahwa konsentrasi dan ketepatan prosedur pewarnaan sangat penting untuk memastikan bahwa semua jenis sel darah terwarnai dengan baik dan dapat teramati dengan jelas. Selain itu, studi yang dilakukan oleh Wati (2020) menunjukkan bahwa prosedur pewarnaan yang kurang optimal atau pembilasan yang terlalu kuat dapat menyebabkan hilangnya leukosit atau trombosit dalam preparat. Faktor-faktor seperti waktu pewarnaan dan intensitas pembilasan juga dapat memengaruhi hasil pewarnaan, karena sel-sel darah yang lebih halus mungkin hilang atau tidak terlihat. Pengaturan fokus dan pembesaran mikroskop juga sangat penting untuk mendapatkan hasil pengamatan yang optimal, sesuai dengan panduan dalam buku Wulandari, Widiyani, & Iswara (2019), yang membahas cara pengamatan sel darah yang akurat dan cermat dalam laboratorium.

 

DOKUMENTASI

  

    

 

A.    JUDUL

Pengamatan Organ Dan Sistem Organ Pada Tumbuhan dan Hewan

B.     TUJUAN

1.      Menjelaskan derivat-derivat organ pokok tumbuhan

2.      Menjelaskan bagian-bagian akar pada tumbuhan

3.      Menjelaskan bagian-bagian batang pada tumbuhan

4.      Menjelaskan bagian-bagian daun pada tumbuhan

5.      Menjelaskan bagian-bagian dari alat reproduksi pada tumbuhan

6.      Menjelaskan bagian-bagian pada Cyprunus carpio

C.    ALAT DAN BAHAN

 

D.   PROSEDUR KERJA

E.    HASIL PENGAMATAN

F.   PEMBAHASAN

       Hasil pengamatan adanya perbedaan struktur dan fungsi pada bagian-bagian berbagai jenis tumbuhan misalnya pada bayam berduri mempunyai akar serabut yang efisien dan menyerap air dan unsur hara di permukaan, batangnya yang ini silindris memberikan dukungan struktural sedangkan daun menyiripnya memaksimalkan fotosintesis, sifat batang yang berduri juga dapat berfungsi sebagai mekanisme pertahanan terhadap herbivora.

        Pisang memiliki akar serabut yang menjadi tempat berlabuhnya pisang, sedangkan kemampuan penyerapan unsur hara sangat besar, dan batang semu yang terbentuk dari tulang rusuk daun memastikan penggunaan kembali bahan-bahan lama untuk mencapai efisiensi. daun besar dengan tulang sejajar mendukung proses fotosintesis, memungkinkan penangkapan lebih banyak cahaya.

       Pada tanaman jagung juga memiliki akar serabut yang mempunyai kemampuan yang sangat adaptif semoga dapat mengatur adaptasi tanaman pada berbagai jenis kondisi tanah batangnya juga yang sejajar pada daunnya yang merupakan penunjang dilaksanakannya seluruh proses fotosintesis pada tumbuhan untuk menangkap sinar matahari secara optimal ( Syafii, W. 2018).

          Bunga kembang merak menunjukkan keanekaragaman pada morfologi bunga hal ini disebabkan karena ia mempunyai semua ciri yang diperlukan bunga untuk berkembang biak bunga merah memiliki yaitu kelopak mahkota berenang sari dan putik yang bisa menarik perhatian penyerbukan seperti serangga yang sangat berperan dalam pembuahan.

           Pada praktikum untuk struktur organ hewan kami mengamati dua jenis ikan yaitu ikan mas dani kan nila keduanya merupakan ikan air tawar yang banyak dibudidayakan di indonesia namun berbeda dari ciri morfologi perilaku dan habitat.

         Ikan mas memiliki tubuh umum yang lonjong dan pipi sedangkan fisiknya halus dan disaksikan ini juga memiliki kumis yang membuat membuat mencari makanan di dasar air ikan mas lebih menyukai perairan yang tenang dengan kedalaman yang bervariasi mereka biasanya ditemukan di kolam danau sungai ikan mas adalah ikan omnivora makanannya bisa plankton hingga sisa-sisa bisa organik mereka dapat beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang berbeda.

        Ikan nila memiliki tubuh lebih ramping dan lebih profesional dibandingkan ikan mas, ikan nila memiliki garis-garis vertikal gelap sepanjang tubuhnya dan biasanya dibedakan dari ikan mas, ikan nila lebih menyukai perairan bersih dengan aliran yang cukup tenang mereka juga dapat ditemukan di kolam dalam sungai tetapi lebih subur di perairan yang memiliki ph netral sehingga sedikit basah ikan nila juga merupakan ikan omnivora namun lebih memilih dalam memilih makanan dan ikan ini dikenal memiliki sifat  terutama saat berkembang biak.

 

DOKUMENTASI

(PROSES PENGAMATAN MORFOLOGI DAN ANATOMI PADA HEWAN)

 

 

A.    JUDUL

Analisis Perbedaan Struktur Morfologi Pada Bakteri Dan Jamur

B.     TUJUAN

1.      Untuk morfologi bakteri

2.      Untuk mempelajari morfologi koloni jamur (Kapang dan Khamir)

C. ALAT DAN BAHAN

D. PROSEDUR KERJA

E. HASIL PENGAMATAN

E. PEMBAHASAN

       Bakteri merupakan mikroorganisme yang sangat beragam dengan peran yang signifikan dalam ekosistem. Memahami karakteristik dan perilaku mereka sangat penting dalam bidang kesehatan, industri, dan lingkungan. Praktikum ini menunjukkan bagaimana teknik identifikasi dan kultur digunakan untuk mempelajari bakteri, dan juga menggarisbawahi pentingnya menjaga kontrol dalam eksperimen untuk mendapatkan hasil yang akurat.

       Pada praktikum ini, kita mengamati beberapa bentuk bakteri. Sebelum mengamati bakteri kita melakukan proses penumbuhan bakteri di media agar melibatkan beberapa langkah penting, media agar disiapkan dengan mencampurkan agar nutrisi, dan bubuk powder serta air. Campuran ini kemudian dipanaskan hingga agar larut, sebelum dituangkan ke dalam wadah (cawan petri) dan didinginkan hingga mengeras. Setelah media agar didinginkan dan disterilkan, bakteri yang ingin ditumbuhkan diinokulasi ke dalam media tersebut. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan loop inokulasi untuk mengambil koloni bakteri dan menyebarkannya di permukaan agar, cawan petri yang telah diinokulasi kemudian diletakkan dalam inkubator pada suhu yang sesuai untuk pertumbuhan bakteri. Waktu inkubasi bervariasi, biasanya antara 24 hingga 48 jam, tergantung pada jenis bakteri.

      Bakteri dapat diklasifikasikan berdasarkan morfologinya menjadi, Coccus berbentuk bulat, contohnya Staphylococcus aureus, bacillus berbentuk batang, seperti escherichia coli, Spirillum berbentuk spiral, contohnya treponema pallidum. Media yang digunakan selama praktikum meliputi media Padat (misalnya agar nutrisi) untuk isolasi bakteri.

      Bakteri dapat menghasilkan energi melalui proses respirasi aerob menggunakan oksigen untuk metabolism, respirasi anaerob memecah bahan organik tanpa oksigen. Laju pertumbuhan bakteri dipengaruhi oleh, suhu setiap spesies bakteri memiliki suhu optimal untuk pertumbuhan, pH kebanyakan bakteri tumbuh optimal pada pH netral (6-8), kelembaban yang cukup diperlukan untuk metabolisme bakteri.

        Peran Bakteri dalam Kehidupan bakteri seperti Lactobacillus digunakan dalam fermentasi produk susu, seperti yogurt. Streptomyces menghasilkan antibiotik, yang digunakan untuk mengobati infeksi. Bakteri Merugikan patogen seperti Salmonella dan Listeria dapat menyebabkan penyakit serius. Bakteri juga berperan dalam kerusakan makanan dan kontaminasi.

       Kontaminasi silang saat pengambilan sampel dapat memengaruhi hasil, ketidakakuratan dalam pengukuran volume atau konsentrasi juga dapat berkontribusi pada kesalahan. Faktor lingkungan, seperti suhu dan pH, dapat mempengaruhi pertumbuhan dan metabolisme bakteri. Kualitas media juga berperan penting dalam keberhasilan kultur.

       Jamur adalah organisme yang beragam dengan peran penting dalam ekosistem, termasuk dalam dekomposisi, produksi makanan, dan sebagai sumber obat. Pemahaman tentang karakteristik dan perilaku jamur sangat penting untuk berbagai aplikasi di bidang kesehatan, industri, dan lingkungan.

       Ambil potongan kecil roti yang sudah berjamur. Pastikan menggunakan bagian yang memiliki pertumbuhan jamur yang jelas. Dengan menggunakan pinset atau spatula yang bersih untuk menghindari kontaminasi.Tempatkan potongan roti yang berjamur di atas slide mikroskop. Penambahan Pewarna (Opsional) Untuk meningkatkan kontras, Anda bisa menambahkan sedikit pewarna (seperti lactophenol cotton blue atau methylene blue) pada sampel. Ini membantu memperjelas struktur sel jamur.

           dengan hati-hati letakan cover glass di atas sampel untuk menghindari gelembung udara. Pengaturan Mikroskop dapat mengatur mikroskop pada tingkat pembesaran rendah (seperti 10x) untuk menemukan sampel, lalu pindah ke pembesaran lebih tinggi (seperti 40x atau 100x) untuk melihat detailnya.

          Dan atur fokus untuk mendapatkan gambar yang jelas dari jamur yang ada di dalam sampel.Struktur jamur amati berbagai struktur jamur seperti hifa, spora, dan koloni. Catat morfologi, seperti bentuk, ukuran, dan warna. membuat hasil pengamatan tentang jenis jamur yang mungkin ada, serta ciri-ciri yang terlihat.

         Setelah pengamatan, bersihkan glass preparat  dan cover glass dengan alkohol atau larutan pembersih untuk menghindari kontaminasi di lain waktu. Memastikan semua alat yang digunakan steril. Praktikum ini memberikan kita wawasan tentang teknik identifikasi dan kultur jamur serta faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhannya.

          Morfologi jamur dapat diklasifikasikan berdasarkan struktur morfologinya, seperti fungi Multiseluler contohnya jamur tiram (Pleurotus ostreatus) dan jamur putih (Agaricus bisporus), yang memiliki hifa (serat) yang membentuk tubuh buah, fungi Uniseluler contohnya ragi (Saccharomyces cerevisiae), yang biasanya berbentuk bulat atau oval.

          Selama praktikum, jamur dapat dikultur menggunakan media cair digunakan untuk memperbanyak koloni jamur. Pemilihan media ini penting untuk mendukung pertumbuhan jamur yang berbeda. Metode Pewarnaan dengan menggunakan teknik seperti pewarnaan lactophenol cotton blue untuk mengamati morfologi hifa, spora, dan struktur lainnya di bawah mikroskop.

           Peran Jamur dalam Kehidupan jamur menguntungkan seperti Saccharomyces cerevisiae digunakan dalam fermentasi makanan dan minuman, seperti roti dan bir. Beberapa jamur menghasilkan antibiotik, seperti Penicillium chrysogenum yang digunakan untuk memproduksi penisilin. 

DOKUMENTASI

(Proses Pengambilan Jamur Pada Roti )

(Proses pengamatan morfologi konloni jamur dibaawah mikroskop )

(Hasil pengamatan dibawah mikroskop morfologi koloni jamur )

(proses perhitungan morfologi koloni bakteri Escherichia coli )

( Proses perhitungan morfologi koloni bakteri  Staphyloccus aureus ).