Pengamatan Organ & Sistem Organ Pada Tumbuhan & Hewan
A. Judul
Pengamatan Organ & Sistem Organ Pada Tumbuhan & Hewan
B. Tujuan
1.Menjelaskan derivat-derivat organ pokok tumbuhan
2.Menjelaskan bagian-bagian akar pada tumbuhan
3.Menjelaskan bagian-bagian batang pada tumbuhan
4.Menjelaskan bagian-bagian daun pada tumbuhan
5.Menyebutkan bagian-bagian dari alat reproduksi pada tumbuhan
6.Menjelaskan bagian-bagian pada Cyprinus carpio
C. Alat dan Bahan
1. Alat :
2. Bahan :
D. Prosedur Kerja
E. Hasil Pengamatan
1. Derivat Tumbuhan
Tujuan 2-5 :
F. Pembahasan
Pada praktikum ini, pertama kami melakukan pengamatan organ dan sistem organ pada tanaman Amaranthus spinosus, Zea mays, Musa paradisiaca, Caesalpinia pulcherima. Sedangkan pada pengamatan kedua, kami mengamati morfologi dan anatomi pada hewan Cyprinus carpio, dan Oreochrmis niloticus.
Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan kami menyimpulkan bahwa tumbuhan mempunyai 3 organ pokok disebut sebagai tumbuhan cormofita. Sedangkan bagian lain dari tumbuhan dianggap sebagai turunan (derivat) dari salah satu atau dua bagian pokok tersebut yang telah mengalami perubahan bentuk, sifat, dan fungsi 3 organ pokok tersebut yakni akar (radiks), merupakan bagian bawah sumbu tumbuhan dan biasanya tumbuh di dalam tanah. Sistem pucuk yang khas terdiri dari sebuah batang utama yang menyangga daun, batang, dan kadang-kadang bunga dan daun (folium) merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dan cahaya matahari melalui fotosintesis. Fungsi dari daun ialah sebagai tempat terjadinya fotosintesis pada tumbuhan dikotil, terjadi fotosintesis di jaringan parenkim palisade/tumbuhan monokotil terjadi pada jaringan spons, sebagai organ pernafasan dan tempat terjadinya transpirasi. Jamur mempunyai hifa, spora, serta filamen. Hifa adalah benang-benang tunggal atau bercabang, spora adalah unit reproduksi bersel tunggal, sedangkan filamen adalah benang panjang yang terdiri dari subunit protein, yang dapat berupa molekul protein tunggal atau rantai polipeptida. Namun dalam praktikum kami tidak mendapatkan hifa.
Selanjutnya pada pengamatan organ dan sistem organ pada hewan kami mengamati morfologi hewan dan anatomi hewan. Morfologi mencakup karakteristik fisik seperti ukuran, bentuk, warna, dan tekstur tubuh yang dapat dilihat secara eksternal. Ini penting untuk memahami adaptasi hewan terhadap lingkungannya, misalnya struktur kaki yang berbeda pada hewan darat dan air. Sedangkan anatomi melibatkan pemeriksaan organ dan sistem dalam tubuh, seperti sistem pernapasan, pencernaan, reproduksi, dan saraf. Anatomi memberikan wawasan tentang bagaimana fungsi tubuh hewan secara keseluruhan dan bagaimana organ-organ saling berinteraksi.
G. Dokumentasi
Analisis Perbedaan Struktur Morfologi Pada Bakteri Dan Jamur
A. Judul
Analisis Perbedaan Struktur Morfologi Pada Bakteri Dan Jamur
B. Tujuan
1. Untuk Mempelajari Morfologi Koloni Bakteri
2. Untuk Mempelajari Morfologi Koloni Jamur ( Kapang Dan Khamir )
C. Alat dan Bahan
ALAT :
BAHAN :
D. Prosedur Kerja
1. Bakteri
2. Jamur
E. Hasil Pengamatan
1. Bakteri
S. Aureus :
E. Coli :
2. Jamur
F. Pembahasan
Bakteri dan jamur adalah dua kelompok mikroorganisme yang memiliki ciri morfologi yang sangat berbeda, mencerminkan perbedaan dalam struktur dan fungsi biologis mereka. Bakteri, sebagai organisme prokariotik, tidak memiliki inti sel dan organel terikat membran. Dinding sel bakteri terdiri dari peptidoglikan, yang memberikan kekuatan dan bentuk pada sel. Sedangkan jamur adalah organisme eukariotik dengan struktur yang lebih kompleks. Jamur memiliki hifa sebagai struktur vegetatifnya, yang tidak memiliki akar, daun, atau jaringan pengangkut sejati.
Kelompok kami mengamati pertumbuhan bakteri yang telah di isolasi dengan menghitung jumlah bakteri menggunakan colony counter yang mana kami memperoleh 653 jumlah seluruh bakteri S. Aureus dan 37 jumlah seluruh bakteri E-Coli.
Sedangkan pada pengamatan roti berjamur menggunakan mikroskop yang mana itu merupakan metode yang efektif untuk mengidentifikasi jenis jamur yang tumbuh pada makanan tersebut. Proses ini dimulai dengan pengambilan sampel roti yang menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan jamur. Setelah itu, sampel dipersiapkan dengan cara mensterilkan kaca objek menggunakan alkohol dan api Bunsen untuk menghindari kontaminasi. Selanjutnya, kami menggunakan larutan Ghiemsa untuk mewarnai sel jamur, sehingga memudahkan dalam proses identifikasi di bawah mikroskop.Setelah persiapan, jamur yang diambil dari permukaan roti diletakkan di atas kaca objek yang telah diberi Ghiemsa dan ditutup dengan kaca penutup. Pengamatan dilakukan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 40x0.65 untuk melihat morfologi jamur secara detail. Dan pada pengamatan dibawah mikroskop kami dapat mengamati adanya spora dan filamen.
G. Dokumentasi
(Mengamati preparat jamur pada mikroskop)
(Mengatur perbesaran pada mikroskop)
(Meletakkan sampel jamur pada kaca preparat)
Pengamatan Fase Mitosis Dan Letak Kromosom Pada Allium Cepa L.
A. Judul
Pengamatan Fase Mitosis Dan Letak Kromosom Pada Allium Cepa L.
B. Tujuan
Pada akhir praktikum ini para mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengenal fase-fase mitosis dengan mengamati letak kromosom
2. Mengenal tahapan dalam pembuatan preparat metode squash yang digunakan dalam pengamatan mikroskop
C. Alat Dan Bahan
ALAT :
BAHAN :
D. Prosedur Kerja
E. Hasil Pengamatan
F. Pembahasan
Dari hasil pengamatan fase mitosis yang telah di lakukan menggunakan metode squash, dapat di simpulkan bahwa kita hanya melihat dua proses mitosis yaitu proses prafase dan telofase. Proses anafase dan metafase tidak dapat terlihat karena kemungkinan akar bawang yang kita gunakan terlalu muda. Sedangkan akar bawang yang harus digunakan adalah akar bawang yang sudah tua sehingga kita mudah menemukan fase-fase mitosis yang ada pada akar bawang merah.
Proses anafase merupakan tahap mitosis yang sangat cepat di bandingkan dengan tahap mitosis lainnya. Proses profase di tandai dengan kromatin yang berkondensasi dan nukleolus mulai lenyap. Pada profase serat-serat kromosom telah berkondensasi dan berkumpul di sekitar nukleolus yang perlaham mulai menghilang, selama profase tiap profase akan memendek dan menebal dan membran nukleus menghilang. Proses profase kromosom pada Allium cepa L. (bawang merah) merupakan tahap awal dari pembelahan sel, baik mitosis maupun meiosis. Pada awal profase, kromatin yang longgar di dalam inti sel mulai mengkondensasi menjadi struktur yang lebih padat, membentuk kromosom yang terlihat jelas. Kromosom ini terdiri dari dua kromatid saudara yang terhubung pada sentromer, dan biasanya memiliki bentuk X, menandakan bahwa mereka identik. Selama proses ini, nukleolus, yang terlibat dalam sintesis ribosom, mulai menghilang, menandakan bahwa sel bersiap untuk membagi materinya.
Selama telofase, kromosom yang sebelumnya terpisah mulai mendekat ke kutub sel dan mulai mengendap kembali menjadi kromatin yang lebih longgar. Ini memudahkan pengembalian ke kondisi interphase setelah pembelahan. Membran inti juga mulai terbentuk kembali di sekitar masing-masing set kromosom, membentuk dua inti sel baru. Nukleolus mulai muncul kembali di dalam setiap inti yang baru terbentuk, menandakan bahwa fungsi sintesis ribosom dapat dimulai kembali. Selain itu, sitoplasma mulai terbelah melalui proses yang disebut sitokinesis.
Metafase adalah tahap dalam pembelahan sel di mana kromosom yang telah terduplikasi berada di posisi tengah sel, di sepanjang poros sel. Pada tahap ini, mikrotubulus dari spindel pembelahan mengikat sentromer kromosom, memastikan bahwa setiap kromatid saudara akan ditarik ke arah kutub yang berlawanan saat pembelahan berlangsung. Ini penting untuk memastikan distribusi genetik yang akurat ke sel anak.
Profase adalah tahap awal pembelahan sel di mana kromatin mulai mengkondensasi menjadi kromosom yang terlihat. Membran inti sel mulai melunak dan akhirnya pecah, dan nukleolus menghilang. Mikrotubulus dari sentrosom juga mulai membentuk spindel pembelahan. Kromosom mulai bergerak menuju poros sel, mempersiapkan pemisahan yang akan terjadi di tahap berikutnya.
Tahap metafase dan profase ini sangat penting untuk memastikan pembelahan sel yang tepat dan distribusi genetik yang akurat, namun sayangnya kita tidak menemukan atau melihat fase ini karena akar bawang yang kita gunakan terlalu muda.
G. Dokumentasi
(Memotong akar bawang merah dengan cutter berkarat)
(Menyalakan api bunsen)
(Melihat fase mitosis menggunakan mikroskop menggunakan perbesaran 10x)
Percobaan Difusi dan Osmosis Berdasarkan Pada Solanum Tuberosum, Sifat Zat dan Konsentrasi Larutan Berbeda
A. Judul
Percobaan Difusi dan Osmosis Berdasarkan Pada Solanum Tuberosum, Sifat Zat dan Konsentrasi Larutan Berbeda
B. Tujuan
Untuk mengamati proses terjadinya difusi dan osmosis
C. Alat dan Bahan
ALAT :
BAHAN :
D. Prosedur Kerja
E. Hasil Pengamatan
1. Difusi
2. Osmosis
F. Pembahasan
Pada percobaan difusi, kita mengamati bagaimana proses penyebaran secara merata dari pewarna makanan dan nutrisari yang ada di dalam aquadest. Kecepatan penyebarannya di pengaruhi oleh suhu, konsentrasi larutan dan jenis zat. Sementara itu, kita juga mengamati percobaan osmosis pada kentang. Kentang menunjukkan bagaimana aquadest berpindah melalui membran sel kentang menuju larutan yang konsentrasi zatnya terlarut lebih tinggi. Peristiwa osmosis dapat dilihat dari berubahnya ukuran kentang setelah di rendam ke dalam larutan yang konsentrasinya berbeda. Dari hasil percobaan yang telah kita lakukan, bisa disimpulkan bahwa Difusi adalah perembesan zat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah, atau difusi bisa di definisikan sebagai proses perpindahan suatu zat terlarut dalam pelarut dari daerah dengan koonsentrasi tinggi ke daerah yang berkonsentrasi rendah. Faktor yang mempengaruhi difusi di antaranya adalah ukuran pastikel, ketebalan membran, luas suatu area, jarak, dan suhu. Sedangkan osmosis adalan difusi suatu zat pelarut melintasi membran permeabel selektif dari bagian yang lebin encer ke bagian yang lebin pekat. Dalam osmosis, molekul air bergerak melalui membran semipermeabel untuk menyeimbangkan konsentrasi larutan. Osmosis ini memiliki implikasi yang signifikan, terutama dalam konteks seluler, dimana tekanan osmotik dapat mempengaruhi keseimbangan air dalam sel tumbuhan dan hewan.
G. Dokumentasi