KATEGORI : Open Sources
Bagi orang awam, partisi merupakan bagian yang cukup membingungkan dalam proses instalasi Ubuntu. Kebingungan itu muncul karena sugesti bahwa Linux itu sulit dan identik dengan ketik sana, ketik sini di terminal. Sebenarnya partisi di Linux khususnya Ubuntu sangatlah mudah. Kita hanya perlu membuat semacam coret-coretan sederhana untuk pembagian space hard-disk. Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi info tahap demi tahap (baca: step-by-step) partisi di Ubuntu. Tutorial ini akan dibagi menjadi dua bagian, bagian pertama untuk hard-disk yang kosong belum ada isinya, dan bagian kedua untuk hard-disk yang sudah ada isinya atau sudah ada sistem operasi di dalamnya misalnya Windows. Baiklah mari kita mulai bagian pertama untuk hard-disk yang masih kosong.

 

Tahap awal proses partisi

Jika proses instalasi Ubuntu 10.04 Lucid Lynx sudah sampai pada tahap di atas, pilih "Specify partitions manually (advanced)". Kemudian klik "Forward" sampai muncul gambar di bawah:

 

Membuat tabel partisi baru

 

Pilih atau sorot pada "/dev/sda" (catatan: /dev/sda bisa berbeda-beda untuk tiap-tiap komputer, bisa /dev/sdb, /dev/sdc, dan seterusnya) kemudian klik "New Partition Table...". Akan muncul gambar seperti di bawah:

 

Pesan peringatan ketika membuat tabel partisi baru

 

Ketika muncul pesan peringatan, klik "Continue".

 

Membuat partisi baru untuk root

 

Sorot "free space" kemudian klik "Add..." sehingga akan muncul pesan seperti gambar di bawah:

 

Pilihan-pilihan untuk partisi root

 

Pada "Type for new partition" pilih "Primary". Tentukan ukuran yang kalian inginkan pada "New partition size bla bla bla". Saya memilih 4000 MB (hampir 4 GB) karena saya mempunyai total space hard-disk 8 GB, sesuaikan dengan keadaan dan keinginan teman-teman. Pada "Location for the new partition" pilih "Beginning". Gunakan pilihan "Ext4" untuk opsi "Use as". Sedangkan untuk "Mount point" pilih atau isi dengan "/". Tanda "/" adalah tanda root dari partisi, partisi root merupakan partisi tertinggi di Linux atau mudahnya partisi root hampir sama dengan "drive C:" di Windows. Klik "OK" jika sudah yakin.

 

Membuat partisi baru untuk area swap

 

Sorot lagi pada "free space" dan klik "Add..." untuk membuat partisi lagi.

 

Opsi-opsi yang muncul untuk partisi swap

 

Kali ini kita akan membuat partisi "swap". Partisi swap bukan tempat penyimpanan data kita, tetapi digunakan oleh sistem sebagai memori cadangan jika sistem kehabisan memori. Partisi ini juga digunakan untuk menyimpan image ketika melakukan proses "Hibernate". Jadi dengan kata lain, jika kita tidak membuat partisi "swap" maka fungsi "Hibernate" tidak akan berjalan dengan baik. Tentukan ukuran dari partisi "swap" sesuai keinginan teman-teman, tetapi saya sarankan jangan terlalu besar (mubadzir dab!). Pada contoh ini saya mengisi 512 MB. Untuk pilihan lainnya silakan lihat gambar di atas. Jika siap untuk melanjutkan, klik "OK".

 

Membuat partisi baru untuk Home

 

Sorot pada "free space" dan klik "Add..." untuk membuat partisi baru.

 

Menentukan konfigurasi untuk partisi Home

 

Sekarang saatnya membuat partisi "/home". Partisi ini digunakan untuk menyimpan setting dan data-data pengguna komputer. Atau dengan kata lain partisi "/home" mirip dengan "drive D:" di Windows. Tentukan ukuran dari partisi ini. Saya menggunakan sisa dari space hard-disk yang tersedia karena memang lebih baik partisi "/home" memiliki ukuran yang besar agar cukup untuk menampung data-data kita. Pada contoh ini sisa space hard-disk adalah 4077 MB. Pada opsi "Mount point" pilih atau isi dengan "/home", sedangkan untuk opsi lain lihat gambar di atas. Klik "OK" jika sudah selesai.

 

Proses partisi sudah selesai

 

Nah, proses partisi sudah selesai. Teman-teman bisa lihat pada gambar di atas, sudah tidak ada lagi "free space" yang tersedia. Hard-disk sudah kita gunakan dengan optimal. Jika teman-teman sudah yakin, klik "Forward" untuk melakukan proses instalasi.

 

Selamat mencoba dan semoga berhasil.
Pada bagian pertama kita sudah mengulas cara membuat partisi untuk instalasi Ubuntu pada hard-disk yang masih kosong. Sekarang saatnya mengulas bagian yang kedua yaitu partisi pada hard-disk yang sudah ada sistem operasi di dalamnya yaitu Windows. Pada contoh kali ini hard-disk yang digunakan sudah ada sistem operasi Windows XP di dalamnya. Ok, let's do this!

 

Tampilan awal pembuatan partisi Ubuntu

Jika sudah sampai pada tahap di atas, pilih "Specify partitions manually (advanced)". Akan muncul gambar di bawah ini:

 

Hard disk tidak kosong dan sudah digunakan

 

Perhatikan baik-baik gambar di atas (klik untuk memperbesar). Di sana sudah terdapat dua partisi dengan "type" ntfs. Drive C: pada Windows dipetakan dengan "/dev/sda1", sedangkan drive D: dipetakan dengan "/dev/sdb5", bagaimana cara mengetahui hal ini. Cara mudahnya adalah dengan mencatat kapasitas total dan kapasitas yang sudah digunakan pada masing-masing drive ketika masuk ke sistem operasi Windows. Saat berada di Windows saya mencatat drive C: berukuran total 10 GB dan sudah digunakan sekitar 5 GB, sedangkan drive D: berukuran total 8 GB dan sudah digunakan sekitar 3 GB. Nah, sekarang teman-teman sudah tahu cara membedakan mana drive C: dan D: bukan? Yang akan digunakan untuk partisi Ubuntu pada contoh ini adalah drive D: atau "/dev/sdb5". Perlu diketahui, semua data di D: akan hilang pada proses partisi ini, jadi lakukan back-up sebelum memulai menginstal Ubuntu.

 

Menghapus partisi /dev/sdb5

 

Sorot pada "/dev/sdb5" kemudian klik "Delete", akan muncul gambar di bawah ini:

 

Tampilan setelah /dev/sdb5 dihapus

 

Sorot pada "free space" sehingga gambarnya berubah seperti di bawah ini:

 

Membuat partisi baru

 

Klik "Add..." untuk membuat partisi baru.

 

Opsi-opsi ketika membuat partisi baru

 

Nah, jika sudah sampai tahap ini buat partisi untuk "/" (root), "swap", dan "home". Caranya sama dengan panduan bagian 1, jadi untuk langkah selanjutnya silakan merujuk ke sana.

 

Semoga bermanfaat.

Cara Lain Mentembunyikan File Atau Folder Di Ubuntu

21 September 2012 10:05:03 Dibaca : 109

Teman-teman pasti sudah tahu cara menyembunyikan file atau folder di Linux. Ya, caranya adalah dengan menambahkan titik "." di depan nama file atau folder yang dimaksud. Mmm, hal ini tentu saja cukup merepotkan jika kalian harus menyembunyikan banyak file atau folder sekaligus. Kalian harus me-rename satu satu sampai tangan pegel (lebay :D). Tapi tenang saja, saya punya trik agar urusan tersebut menjadi lebih mudah. Ringkasnya, cara lain menyembunyikan file atau folder di Ubuntu.

Cara lain menyembunyikan file atau folder


Baiklah, caranya adalah membuat file dengan nama ".hidden" (tanpa tanda petik), lalu taruh di tempat yang sama dengan file atau folder yang ingin disembunyikan. Misal, file yang akan disembunyikan berada di folder "Rahasia", maka file ".hidden" juga harus ditaruh di folder "Rahasia".

Nah, di dalam file ".hidden" tersebut, tulis nama file atau folder yang ingin disembunyikan (lihat gambar di atas). Simpan, selesai!

Buka Nautilus dan lihat hasilnya :)

 

Copy raight Tahutek.net

 

Blogroll

  • Masih Kosong