ARSIP BULANAN : October 2022

Teori Kepemimpinan dan Kepemimpinan pada Adolf Hitler

04 October 2022 05:59:33 Dibaca : 3299

Teori Kepemimpinan yang Harus Anda KetahuiSeperti yang dilansir indeed.com, ada 6 teori kepemimpinan yang perlu Anda ketahui untuk menentukan gaya yang sesuai dengan karakter Anda. Keenam teori kepemimpinan tersebut adalah sebagai berikut.

Teori Orang Hebat (The Great-man Theory)Teori kepemimpinan ini menyatakan bahwa pemimpin yang hebat memiliki sifat kepemimpinan yang terbawa dari lahir, bukan karena dibentuk. Teori yang sudah dikenal di abad ke-19, menunjukkan adanya kualitas seorang pemimpin sebenarnya telah melekat secara natural atau bawaan dari lahir. Pemimpin tipe ini sering kali membawa sifat-sifat alami, seperti kecerdasan, keberanian, membangun kepercayaan diri, intuisi, dan pesona.

Teori Sifat (Trait Theory)Teori kepemimpinan ini menyatakan, sifat alami tertentu yang dimiliki seseorang cenderung dapat menjadikannya pemimpin yang baik. Perlu digarisbawahi, memiliki kualitas diri tertentu tidak serta merta menjadikan Anda pemimpin hebat. Berbeda dengan teori sebelumnya yang mengedepankan genetik atau garis keturunan, teori sifat lebih pada karakter kepemimpinan yang dapat dibentuk. Sifat yang dimiliki, antara lain daya tarik, kecerdasan, dan kharisma. 

Teori Perilaku (Behavior Theory)Teori perilaku berfokus pada perilaku, sikap, serta lingkungan yang membentuk Anda menjadi pemimpin hebat. Salah satu konsep yang diterapkan dalam teori ini, pengkondisian di mana Anda cenderung bertindak dan memimpin dengan gaya tertentu karena Anda meniru dari pemimpin sebelumnya atau dari lingkungan sekitar.

Teori Transaksional atau Teori Manajemen (Transactional Theory of Management Theory)Teori transaksional dikenal dengan teori manajemen. Prinsip yang digunakan dalam teori transaksional adalah kesepakatan antara pemimpin dan bawahan tentang apa yang seharusnya dilakukan untuk mendapatkan penghargaan, dan apa yang tidak seharusnya dilakukan untuk menghindari hukuman. 

Teori ini juga mempunyai nilai-nilai yang hanya berlaku dengan proses pertukaran dan keuntungan timbal balik, sehingga pemimpin transaksional akan memberikan kebutuhan atau keinginan karyawan dengan ketentuan hasil pekerjaan yang diberikan dapat memuaskan semua pihak.

Teori Transformasional (Transformational Theory)Teori kepemimpinan ini didasari adanya hubungan yang positif antara atasan dan bawahan sehingga terbentuklah kepemimpinan yang efektif. Pemimpin transformasional akan memotivasi dan menginspirasi bawahan untuk mencapai hasil yang lebih besar dari yang direncanakan. Tentunya hal ini, demi kesuksesan perusahaan yang dipimpin.

Teori Situasional (Situational Theory)Teori kepemimpinan situasional tidak berhubungan dengan karakteristik tertentu yang dimiliki oleh seorang pemimpin. Tidak pula, mengklaim bahwa gaya tertentu adalah yang terbaik. 

Sebaliknya, teori ini meyakini bahwa pemimpin yang hebat adalah yang mampu menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan situasi yang sedang dihadapi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memerintah, memberi instruksi, mendelegasi, atau tindakan lainnya yang dianggap perlu. Teori kepemimpinan situasional sangat mengedepankan fleksibilitas.

Teori kepemimpinan dibutuhkan untuk dapat mengenal gaya kepemimpinan Anda. Terdapat 6 jenis teori kepemimpinan, yaitu, teori orang hebat, teori sifat, teori perilaku, teori transaksional, teori transformasional, dan teori situasional. 

Kepemimpinan pada Adolf Hitler

     Pada umumnya orang-orang mengetahui sosok Adolf Hitler. Mengapa? Karena Hitler adalah salah satu tokoh paling berpengaruh pada abad ke 20, yang menjadi tokoh utama Jerman NAZI, Perang dunia ke 2 di Eropa, dan Holocaust. Bagaimana cara Hitler untuk mencapai hal tersebut? Tentunya Hitler memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat untuk mewujudkan rencananya. Akan tetapi sebelumnya, saya akan memaparkan riwayat hidup Adolf Hitler secara singkat.

      Adolf Hitler merupakan veteran Perang Dunia I. Ia tercatat sebagai anggota ketentaraan Bavaria sejak Agustus 1914. Pada tahun 1919, ia bergabung dengan partai pekerja Jerman (NSADP). Hitler memiliki kebencian terhadap kaum komunis dan yahudi, sehingga ia menyalurkan kebenciannya tersebut dengan pidato yang berapi-api tentangkemarahannya atas berakhirnya Perang Dunia I. Hitler menyatakan ketidak-setujuannya atas Perjanjian Versailles yang ia pandang memberatkan Jerman. Karena berdasarkan perjanjian tersebut Jerman diharuskan melepaskan banyak wilayah negara dan mengganti-rugi kepada negara-negara pemenang perang. Pada 1921, Hitler menjadi pemimpin partai pekerja Jerman yang kecil yang kemudian berubah nama menjadi partai pekerja nasionalis Jerman (NAZI). Pidato yang disampaikan Hitler berhasil menarik simpati banyak orang Bavaria. Sehingga mereka pun bergabung dengan NAZI.

      Pada tahun 1923, Hitler berusaha melakukan kudeta. Peristiwa ini dikenal sebagai peristiwa Beer Hall Putsch. Namun usaha ini gagal. Sehingga Hitler ditahan hingga tahun 1924. Setelah bebas, Hitler memprogandakan keunggulan ras bangsa arya diatas bangsa lain. Hal ini membuatnya banyak mendapatkan dukungan dari rakyat Jerman. Pada tahun 1933, Hitler ditunjuk menjadi kanselir. Ia memutuskan untuk mengubah Republik Weimar menjadi Reich Ketiga yang berlandaskan pada ideologi NAZI.

      Hitler berambisi untuk menjadikan Jerman bangsa yang paling berkuasa didunia dan melanjutkan ideologi NAZI di Eropa. Ia kemudian melakukan invansi ke Polandia yang menyebabkan terjadinya Perang Dunia ke II. Akibatnya adalah tewasnya 50 juta orang. Lambat laun Jerman semakin terdesak. Pada 1945 Uni Soviet berhasil mengepung Jerman.

      Berdasarkan paparan mengenai riwayat hidup Adolf Hitler diatas, saya berpendapat bahwajiwa kepemimimpinan yang ada pada Adolf Hitler adalah otoriter, karismatik, ambisius, dan oportunis. Adapun penjelasan dari pendapat tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Jiwa Otoriter : Hitler memiliki jiwa otoriter karena dalam pengaturan strategi perang dan waktu untuk melakukan penyerangan semua berada didalam kekuasaan Hitler. Para bawahannya tidak satupun berani menentang perintahnya. Selain itu ditengah krisis ekonomi yang melanda Jerman pada 19
  2. Berkarisma : Didalam setiap pidatonya, Hitler berhasil membuat bersimpati kepadanya dan dapat mengikuti keinginannya. Seperti pada propaganda NAZI, karena karisma yang dimiliki Hitler, banyak orang yang bergabung dengan NAZI. Sehingga mereka mau melaksanakan rencana-rencana Hitler.
  3. Ambisius : Jiwa ambisius Hitler tampak dari ambisinya yang ingin menjadikan ras bangsa arya sebagai bangsa yang memiliki derajat diatas bangsa lain. Sehingga ia akan melakukan cara apa saja untuk mewujudkan ambisinya tersebut. Seperti melakukan penyerangan ke negara lain. Salah satu contohnya adalah penyerbuan ke Polandia yang justru mengawali terjadinya Perang Dunia ke II.
  4. Oportunis : Hitler dapat dikatakan berjiwa oportunis, karena berusaha untuk memanfaatkan peluang pada situasi yang sulit. Contohya pada saatkemerosotan Weimar, yang membuat rakyat yang tidak nyaman dengan sistem pemerintahan yang baru dan menginginkan kembali ke sistem yang sebelumnya. Sehingga rakyat pun bergabung dengan NAZI.

 

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong