ARSIP BULANAN : September 2022

Pendekatan Kepemimpinan

26 September 2022 22:44:32 Dibaca : 75
  1. Sejak nenek moyang dahulu kala, kerjasama dan saling melindungi telah muncul bersama-sama dengan peradapan manusia. Kerjasama tersebut muncul pada tata kehidupan sosial masyarakat atau kelompok-kelompok manusia dalamrangka untuk mempertahankan hidupnya menentang kebuasan binatang dan menghadapi alam sekitarnya.Berangkat dari kebutuhan bersama tersebut, terjadi kerjasama antar manusia dan mulai unsur-unsur kepemimpinan. Orang yang ditunjuk sebagai pemimpin dari kelompok tersebut ialah orang-orang yang paling kuat dan pemberani, sehingga ada aturan yang disepakati secara bersama-sama misalnya seorang pemimpin harus lahir dari keturunan bangsawan, sehat, kuat, berani, ulet, pandai, mempunyai pengaruh dan lain-lain. Hingga sampai sekarang seorang pemimpin harus memiliki syarat-syarat yang tidak ringan, karena pemimpin sebagai ujung tombak kelompok.
  2.        Zaman sekarang berbeda kalau dibandingkan dengan zaman dahulu. Pemimpin sekarang tidak mungkin mampu menyelesaikan seluruh pekerjaan. Sekarang yang dibutuhkan bukan lagi pemimpin yang mampu menyelesaikan tugas itu, tetapi seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan membuat rencana, melaksanakan rencana dan memutuskan segala sesuatu yang perlu. Walaupun demikian pandangan kepemimpinan kuno dan modern terhadap pemimpin tetap sama, yaitu :
  1. Pemimpin berkewajiban untuk melayani dan memenuhi kebutuhan kelompok. Bila kebutuhan kelompok tidak terpenuhi maka pemimpintidak lagi dipandang sebagai pemimpin dan akan mencari pemimpin yang baru.
  2. Pemimpin harus dapat menggerakkan dan mempengaruhi anak buah/anggota kelompok sehingga mereka bersedia melakukan perintah.
  3. Pemimpin memberi petunjuk jalan cara kerja anggota kelompok
  4. Pemimpin tidak mementingkan diri sendiri, segala tindakan untuk kepentingan kelompok

Adapun Pendekatan dalam kepemimpinan adalah sebagai berikut :

  1. Pendekatan Sifat yaitu Dalam pendekatan sifat timbul pemikiran bahwa pemimpin itu dilahirkan, pemimpin bukan dibuat. Pemikiran semacam itu dinamakan pemikiran “Hereditary”(turun temurun). Pendekatan secara turun temurun bahwa pemimpin dilahirkan bukan dibuat, pemimpin tidak dapat memperoleh kemampuan denganbelajar/latihan tetapi dari menerimawarisan, sehingga menjamin kepemimpinan dalam garis turun temurun dilakukan antar anggota keluarga. Dengan demikian kekuasaan dankesejahteraan dapat dilangsungkan pada generasi berikutnya yang termasuk dalam garis keturunan keluarga yang saat itu berkuasa
  2. Pendekatan Perilaku yaitu Pendekatan perilaku adalah keberhasilan dan kegagalan seorang pemimpin itu dilakukan oleh gaya bersikap dan bertindak pemimpin yang bersangkutan. Gaya bersikap dan bertindak akan tampak dari cara memberi perintah, memberi tugas, cara berkomunikasi, cara membuat keputusan, cara mendorong semangat kerja bawahan, cara menegakkan disiplin, cara pengawasan dan lain-lain. Bila dalam melakukan tindakan dengan cara lugas, keras, sepihak yang penting tugas selesai dengan baik, dan yang bersalah langsung dihukum, gaya kepemimpinan itu cenderung  bergayaotoriter. Sebaliknya jika dalam melakukan kegiatan tersebut pemimpindengan cara halus, simpatik, interaksi timbal balik, menghargai pendapatdan lain-lalin. Maka gaya kepemimpinan ini bergaya kepemimpinan demokratis.
  3. Pendekatan Kontingensi yaitu Dalam pandangan ini dikenal dengan sebutan “One Best Way” (Satu yang terbaik), artinya untuk mengurus suatu organisasi dapat dilakukan dengan paralek tunggal untuk segala situasi. Padahal kenyataannya tiap-tiap organisasi memiliki cirri khusus bahkan organisasi yang sejenis akan menghadapi masalah berbeda lingkungan yang berbeda, pejabat dengan watak dan perilaku yang berbeda. Oleh karena itu tidak dapat dipimpin dengan perilaku tunggal untuk segala situasi. Situasi yang berbeda harus dihadapi dengan perilaku kepepimpinan yang berbeda. Fromont E. Kast, mengatakan bahwa organisasi adalah suatu system yang terdiri dari sub sisteem dengan batas lingkungan supra system. Pandangan kontingensi menunjukkan pendekatan dalam organisasi adanya natar hubungan dalam sub system yang terdiri daari sub sistem maupun organisasi dengan lingkungannya. Kontingensi berpandangan bahwa azas-azsa organisasi bersifat universal. Apabila dikaitkan dengan kepemimpinan maka dapat dikatakan bahwa tiap-tiap organisasi adalah unik dan tiap situsi harus dihadapi dengan gaya kepemimpinan tersendiri.
  4. Pendekatan Terpadu menurut Sersley dan Blanchard, memadukan berbagai teori kedalam pendekatan kepemimpinan situasional dengan maksud menunjukkan kesamaan dari pada perbedaan diantara teori-teori tersebut. Teori-teori yang dipadukan adalah:
  • Perpeduan antara teori motivasi jenjang kebutuhan teori tingkatkematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional.Perpaduan teori motivasi 2 faktor teori tingkat kematangan bawahan, dengan pendekatan situasional.
  • Perpaduan antar 4 sistem manajemen, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan situasional
  • Perpaduan antara teori x dan y, teori tingkat kematangan bawahan dengan kematangan situasional
  • Perpaduan antara pola perilaku A dan B, tori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional
  • Perpaduan antara 4 anggapan tentang orang, teori kematangan bawahan dengan kepemimpinan situasional
  • Perpaduan antara teori “Ego State”, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional
  • Perpaduan antara teori”Life Position” , teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional
  • Perpaduan antara teori system control, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional.
  • Perpaduan antara teori dasar daya, teori tingkat kamatangan bawahan dengan pendekatan kepemikmpinan situasional.
  • Perpaduan antara teori “Parent effektiviness training”, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional
  • Perpaduan antara teori pertumbuhan organisasi dengan pendekatan kepemimpinan situasional. 
  • Perpaduan antara teori proses pertumbuhan organisasi, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional.
  • Perpaduan antara teori siklus perubahan, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional.
  • Perpaduan antara teori modivikasi perilaku, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional
  • Perpaduan antara teori “Force field analysis”, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional.

Peran dan Fungsi Kepemimpinan

20 September 2022 05:59:12 Dibaca : 28

A. Peran Kepemimpinan

Pemimpin dalam suatu organisasi memiliki peranan yang sangat penting, tidak hanya secara internal bagi organisasi itu saja tetapi juga dalam menghadapi berbagai pihak luar yang dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam mencapai tujuannya.

peranan tersebut antara lain yaitu:

   1. Peranan yang bersifat interpersonal

salah satu tuntutan yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin adalah ketrampilan insani. ketrampilan tersebut mutlak perlu karena pada dasarnya dalam menjalankan kepemimpinannya seorang pemimpin berinteraksi dengan manusia lain, bukan hanya degan para bawahannya, akan tetapi juga berbagai pihak yang berkepentingan, di dalam dan di luar organisasi.

   2. peranan yang bersifat informasional

informasi merupakan aset organisasi yang ktitikal sifatnya. hal ini karena di masa yang akan datang sukar membayangkan adanya kegiatan organisasi yang terlaksana dengan efisien dan efektif tanpa dukungan informasi yang mutakhir, lengkap dan dapat dipercaya karena diolah dengan baik.

   3. peranan pengambilan keputusan,yaitu:

       a. sebagai interprenuer, seorang pemimpin diharapkan mampu mengkaji terus menerus situasi yang dihadapi oleh organisasi

       b. peredam gangguan, kesediaan memikul tanggung jawab untuk mengambil tindakan korektif apabila organisasi menghadapi gangguan serius yang tidak dapat ditangani

       c. pembagi sumber dana dan daya, wewenang atau kekuasaan itu paling sering menampakkan diri pada kekuasaan untuk mengalokasikan dana dan daya.

B. Fungsi Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan salah satu fungsi manajemen untuk mempengaruhi, mengarahkan, memotivasi dan mengawasi orang lain agar dapat melakukan tugas-tugas yang telah direncanakan, sehingga mencapai sasaran dan tujuan organisasinya.

ada lima fungsi yang perlu diketahui:

   1. pemimpin  selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha mencapai tujuan.

   2. wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak-pihak luar

   3. pemimpin selaku komunikator yang efektif

   4. mediator yang handal, khususnya dalam hubungan ke dalam untuk menangani situasi konflik internal

   5. pemimpin selaku integrator yang efektif, rasional, objektif dan netral.

Sejarah, Teori dan Filosofi dari Kepemimpinan

09 September 2022 16:53:41 Dibaca : 26

Sejarah Kepemimpinan

     Kepemimpinanatau dalam bahasa lnggris leadership yang berasal dari kata leader. Kata ini muncul pada tahun 1300-an sedangkan kata leadership muncul belakangan sekitar tahun 1700-an.16 Literatur tentang kepemimpinan jumlahnya sangat banyak, beberapa bahkan membingungkan dan bertolak-belakang. Untuk menjelaskan "apa yang membuat pemimpin itu efektif' terclapat beberapa penclekatan. Pertama, pendekatan berdasarkan sifat-sifat kepribadianumum yang dimiliki seorang pemimpin lebih besar daripada yang bukan pemimpin. Kedua, berdasarkan pendekatan tingkah laku pemimpin. Ketiga, berdasarkan pendekatan kemungkinan (situasional). Keempat, pendekatan kembali kepada sifat atau ciri dari suatu persfektif yang berbeda yaitu mencoba mengidentifikasi seperangkat ciri pemimpin yang menjadi acuan orang lain. Hingga tahun 1940-an kajian tentang kepemimpinan didasarkan pada teori sifat. Teori kepemimpinan sifat adalah teori yang mencari sifat-sifat kepribadian, sosial, fisik atau intelektual yang membedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin. Berdasarkan teori ini kepemimpinan itu dibawa sejak Jahir atau merupakan bakat bawaan. Misalnya ditemukan adanya enam macam sifat yang membedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin yaitu ambisi dan enerji, keinginan untuk memimpin, kejujuran dan integritas, rasa percaya diri, intelejensi, dan pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan. Namun demikian teori sifat ini tidak memberikan bukti kesuksesan seorang pemimpin. Antara tahun 1940-an hingga 1960-an berkembangkan teori kepemimpinan tingkah laku. Teori kepemimpinan tingkah laku yang mengusulkan bahwa tingkah laku tertentu membedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin. Berdasarkan teori ini kepemimpinan itu dapat diajarkan, maka untuk melahirkan pemimpin yang efektif kita bisa mendesain sebuah program khusus. Selanjutnya antara tahun 1960-an hingga tahun 1970-an berkembang kajian-kajian kepemimpinan yang mendasarkan pada teori kemungkinan. Teori kemungkinan atau situasional mendasarkan bukan pada sifat atau tingkah laku seorang pemimpin, namun efektivitas kepemimpinan dipengaruh oleh situasi tertentu. Dalam situasi tertentu memerlukan gaya kepemimpinan tertentu, demikian pula pada situasi yang lain memerlukan gaya kepemimpinan yang lain.Teori kepemimpinan mutakhir berkembang antara tahun 1970-an hingga tahun 2000-an. Teori yang berkembang selanjutnya tidak didasarkan pada sifat, tingkat laku atau situasi tertentu melainkan didasarkan pada kemampuan lebih pacla seorang pemimpin dibandingkan dengan yang lain. 

Teori-teori Kepemimpinan

      Kepemimpinan merupakan sifat dari pemimpin dalam melaksanakan tugas dan kewajibanya sifat pemimpin dalam memikul tanggung jawabnya secara moral dan legal formal atas seluruh pelaksanaan wewenangnya yang telah didelegasikan kepada orang-orang yang dipimpinnya. Beberapa teori kepemimpinan sebagai berikut: 

a. Teori Genetic

     yaitu Kepemimpinan diartikan sebagai traits withen the individual leader: Seseorang yang dapat menjadi pemimpin karna memang dilahirkan sebagai pemimpin dan bukan karna dibuat atau di didik untuk itu.

b. Teori Sosial

     teori yang memandang Kepemimpinan sebagai fungsi kelompok. Menurut teori ini, sukses tidaknya suatu kepamimpinan tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan atau sifat-sifat yang ada pada seseorang, tetapi justru yang lebih penting adalah dipengaruhi oleh sifat-sifat dan ciri-ciri kelompok yang dipimpinnya.

c. Teori Situasional

     suatu teori yang berpandangan bahwa kepamimpinan sangat bergantung pada situasinya.

d. Teori Ekologis

     suatu teori yang mengatakan bahwa kepamimpinan merupakan penggabungan antara bakat alami yang sudah ada sejak dilahirkan dengan pendidikan dan pelatihan yang intensif.                                                                                                                                                                                                       

e. Teori Sosio-behavioristik

     yaitu teori yang mengatakan bahwa kepemimpina dilahirkan oleh:      a. bakat, turunan,dan kecerdasan yang alamiah      b. pengalaman dalam kepemimpinan

Dari berbagai teori itu dapat di identifikasikan bahwa pada dasarnya, teori kepemimpinan itu ada 3 macam, yaitu; teori sifat, teori perilaku, dan teori lingkungan.

Teori Sifat

      Teori yang berusaha untuk mengidentifikasikan karakteristik khas (fisik, mental, kepribadian) yang diasosiasikan dengan keberhasilan kepemimpinan. Mengandalkan pada penelitian yang menghubungkan berbagai sifat dengan kriteria sukses tertentu. Teori ini menekankan pada atribut-atribut pribadi dari parapemimpin. Dasar dari teori ini adalah asumsi bahwa beberapa orang merupakan pemimpin alamiah dan dianugerahi beberapa ciri yang tidak dipunyai orang lain seperti energi yang tiada habis-habisnya, intuisi yang mendalam, pandangan masa depan yang luar biasa dan kekuatan persuasife yang tidak tertahankan. Teori kepemiminan ini menyatakan bahwa keberhasilan manajerial disebabkan oleh dimilikinya kemampuan ½ Kemampuan luar biasa dari seorang pemimpin.

Teori Pribadi-PerilakuDi akhir tahun 1940-an para peneliti mulai mengeksplorasi pemikiran bahwa bagaimana seseorang berperilaku menentukan keefektifan kepemimpinan seseorang. Dari pada berusaha menemukan sifat-sifat, mereka, meneliti pengaruhnya pada prestasi dan kepuasan dari pengikut-pengikutnya.

Teori Kepemimpinan SituasionalSuatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menyatakan bahwa pemimpin memahami perilakunya, sifat-sifat bawahannya, dan situasi sebelum mengunakan suatu gaya kepemimpinan tertentu. Pendekatan dalam perilaku manusia.

Filosofi jawa (Hasta Brata)

Hastabrata sendir iberasal dari bahasa Sansekerta. Hasta artinya delapan dan Brata yaitu perilaku atau tindakan pengendalian diri. Hastabrata melambangkan kepemimpinan dalam delapan unsur alam yaitu bumi, matahari, api, samudra, langit, angin, bulan, dan bintang. Tiap unsur Hastabrata mengartikan tiap karakteristik ideal dari seorang pemimpin.

Istilah Hastabrata berasal dari kitab Hindu berbahasa Sansekerta, Manawa Dharma Sastra. Konsep Hastabarta dalam kita tersebut bahwa pemimpin kekiasaran bertindak sesuai dengan karakter para dewa. Hastabrata pun menjadi tolok ukur sebuah kepemimpinan dimasa itu. 

Ketika agam Islam memasuki pulai jawa, nilai nilai luhur para dewa sebagai unsur Hastabrata pun disesuaikan dengan prinsip islam. pengaruh islam sebagai agama monoteisme mengubah konsep dewa-dewa di Hastabrata menjadi delapan unsur alam. Keberadaan Hastabrata sebagai kearifan lokal muncul dalam beberapa kitab kuno dan naskah. transformasi sifat-sifat dewa menjadi delapan unsur alam sendiri tercatat dalam naskah Pustakaraja Purwa.

Nilai Luhur Hastabrata bisa dilihat dari berikut ini:

1. Bumi

sebagai tempat kehidupan, bumi menyediakan semua kebutuhan dasar makhluk hidup. bumi merupakan tempat yang kokoh dan senantiasa memberi pada semua makhluk. seperti bumi, pemimpin harus mampu untuk memberi dan kokoh. memberi tanpa pamrih pada masyarakat yang ia ayomi dan menjadi tempat pertama yang bisa diandalkan. 

2. matahari 

lewat cahaya matahari makhluk di bumi mampu hidup dan beraktivitas. senantiana mendapat energi dari matahari, memungkinkan makhluk hidup untuk tumbuh dan berkembang. pemimpin memberi energi berupa visi, tujuan, dan alasan untuk setiap tindak keputusan. memberi seperti matahari adalah memberi dengan terus menerus, hingga ia tidak menyadari bahwa telah berbuat banyak untuk orang lain.

3. Api 

Sifat api bukan lantas seorang pemimpin memiliki karakter keras. Namun makna dari sifat api yakni memiliki hukum yang jelas untuk membakar semua, tanpa pandang bulu. Sifat dari api ini adalah unsur alam paling adil, berani, dan tegas dalam mengambil keputusan.

4. Samudra 

Seorang pemimpin mimiliki sifat samudra yakni menerima semua aliran sungai, bersih atau kotor airnya. Hal ini mengartikan bahwa pemimpin Jawa adalah seseorang yang menerima semua golongan tanpa membeda-bedakan.

5. Langit 

Sifat langit yakni atap bagi bumi. Makna dari unsur langit dalam ilmu hasta brata yakni luasnya ilmu pengetahuan, cakap, memiliki kemampuan untuk mengayomi semua lapisan.

6. Angin 

Bagi seorang pemimpin memiliki sifat angin yakni keberadaan dan pengaruhnya bisa dirasakan bagi sekitarnya. Artinya simbol kekuasaan yang dimiliki bukan sekadar menguasai, akan tetapi pemimpin terjun dari berbagai persoalan yang dihadapi rakyatnya.

7. Bulan 

Seorang pemimpin yang memiliki sifat bulan yakni pemimpin adalah sosok yang memberikan kedamaian bagi sekitarnya atau rakyatnya. Ia senantiasa memiliki keteduhan dan menerangi dalam gelap sertia memberikan harapan baik pada rakyatnya.

8. Bintang

Filosofi kepemimpinan Jawa pada sifat bintang yakni saat malam hari, bintang terlihat memberikan arah mata angin bagi yang membutuhkan. Artinya seorang pemimpin menjadi pengarah dan pedoman bagi rakyatnya.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong