Sejarah Filsafat dan Rincian Hastabrata

12 September 2022 23:03:50 Dibaca : 31

Sejarah Hastabrata

Istilah Hastabrata berasal dari kitab Hindu berbahasa Sansekerta, Manawa Dharma Sastra. Konsep Hastabrata dalam kitab tersebut bahwa pemimpin kekaisaran bertindak sesuai dengan karakter para dewa. Hastabrata pun menjadi tolok ukur sebuah kepemimpinan di masa itu. Ketika agama islam memasuki pulau jawa, nilai-nilai luhur para dewa sebagal unsur Hastabrata pun disesuaikan dengan prinsip Islam Pengaruh Islam sebagai agama monoteisme mengubah konsep dewa-dewa di Hastabrata menjadi delapan unsur alam, Keberadaan Hastabrata sebagai kearifan lokal muncul dalam beberapa kitab kuno dan naskah. Transformasi sifat-sifat dewa menjadi delapan unsur alam sendiri tercatat dalam naskah Pustakaraja Purwa. (psikologi.ugm)

Nilai Luhur Hastabrata

1. Bumi

Sebagai tempat kehidupan, bumi menyediakan semua kebutuhan dasar makhluk hidup. Bumi merupakan tempat yang kokoh dan senantiasa memberi pada semua makhluk. Seperti bumi, pemimpin harus mampu untuk memberi dan kokoh. Memberi tanpa pamrih pada masyarakat yang la ayomi dan menjadi tempat pertama yang bisa diandalkan. (psikologi.ugm)

2. Matahari

Lewat cahaya matahari makhluk di bumi mampu hidup dan beraktivitas, Senantiasa mendapat energi dari matahari, memungkinkan makhluk hidup untuk tumbuh dan berkembang. Pemimpin memberi energi berupa visi, tujuan, dan alasan untuk setiap tindak keputusan. Memberi seperti matahari adalah memberi dengan terus menerus, hingga ia tidak menyadari bahwa telah berbuat banyak untuk orang lain. (psikologi.ugm)

3. Api

Api memiliki hukum yang jelas, la membakar apa saja yang menyentuhnya. Walaupun bersifat merusak la - merupakan unsur alam paling adil di antara yang lain. Sifat api yang spontan namun stabil mencerminkan keberanian dan keyakinan kuat. Berani dan yakin untuk menghancurkan masalah-masalah yang timbul di kemudian hari. Selain itu, sifat api yang muncul ketika menghadapi masalah juga merepresentasikan ketegasan dalam pengelolaan serta keberanian mengambil keputusan. (psikologi.ugm)

4. Samudra

Hilir untuk semua sungai. Padahal tidak semua sungal membawa air yang bersih. Walaupun begitu, samudra menerima air dari sungai manapun, entah itu kotor atau bersih. Seperti samudra, pemimpin adalah sosok yang membuka mata dan pikiran secara luas menerima pendapat dari sekitar sebagai tanda respek seorang pemimpin pada orang lain. Samudra juga mengolah semua konten air sungai di kedalaman airnya. Begitu juga dengan pemimpin, la tidak menelan mentah-mentah masukan yang datang. Dengan memikirkan baik-baik semua pendapat yang ada. pemimpin mampu mendapatkan pengetahuan baru dari sekitarnya.(psikologi.ugm)

5. Langit

Berbeda dengan horison atau kaki langit, karena horison hanya ilusi optik dari keterbatasan organ sensoris manusia. Langit merupakan sebenar-benarnya atap bagi bumi. Langit adalah cakrawala, la adalah simbol bagi luasnya ilmu pengetahuan. Sosok yang menyimbolkan langit memiliki kompetensi, kemampuan, dan kecakapan yang dapat diajarkan pada orang lain. (psikologi.ugm)

6. Angin

Angin dapat berhembus di mana saja. la terbentuk ketika ada perbedaan tekanan udara. Pemimpin yaitu seseorang keberadaan dan pengaruhnya bisa dirasakan oleh sekitarnya. Keberadaan pemimpin bukan sebagai simpol dari kekuasaan, la adalah orang yang terjun menghadapi masalah dan peduli pada kondisi yang dihadapi. (psikologi.ugm)

7. Bulan

Bulan hanya bisa dipandang di malam hari. Ketika memandang bulan, ada rasa damal dalam gelap. Pemimpin harus menjadi sosok yang memberikan kedamaian pada sekitarnya. Rasa damai yang nyaman dan membuat hati gembira.juga memberikan harapan pada sekitar ketika semua kondisi memberikan keputusasaan. (psikologi.ugm)

8. Bintang

Satu unsur alam paling indah yang dapat dilihat ketika malam. Tidak hanya indah, ia memberikan arah mata angin pada mereka yang membutuhkan. Pemimpin menjadi pengarah dan pedoman bagi lingkungannya. Menjadi pengarah artinya menjadi sebuah inspirasi bagi yang lain. Menjadi inspirasi artinya pemimpin memiliki satu prinsip dasar yang menjadi ruh kepemimpinannya. (psikologi.ugm)

Gorontalo –  Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo menggelar Pekan Keilmuan Teknik Industri yang ke IV. kegiatan ini digelar di Gedung Indoor UNG, Kamis 5/12/19).

Kegiatan ini mengangkat tema bersinergi dalam revolusi Industri 4.0 dan tetap memfokuskan ekosistem tanpa melupakan kearifan lokal. Kegiatan ini  turut dihadiri Wakil Dekan TII dan III serta civitas fakultas Teknik UNG.

 Ada beberapa yang dilombakan dalam kegiatan ini, diantaranya Karya Tulis Ilmiah (KTI), Teknologi Cepat Guna (TTG) dan Welding Competition (WeC).

“kegiatan ini sebagai bentuk penerapan Tridharma Perguruan Tinggi, yakni Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian” Ujar Mohamad Z Akbar, ketua panitia pelaksana kegiatan Pekan Keilmuan Teknik Industri 2019.

“Pendidikan dan Penelitian ini kita terapkan pada lomba karya tulis ilmiah , nah setelah itu untuk pengabdiannya sendiri kita aplikasikan dalam bentuk servis gratis.” Ujar Akbar.

Tak hanya diikuti peserta dari Universitas Negeri Gorontalo, kegiatan ini juga diikuti peserta dari berbagai universitas dari luar Gorontalo, seperti Universitas Muhammadiyah Luwuk, Universitas Muslim Indonesi, Universitas Islam Makassar, Politeknik Samarinda, Politeknik Gorontalo, Politeknik Sorowako dan Universitas Jendral Ahmad Yani, ungkap Akbar.

 Sementara itu wakil dekan III Fakultas Teknik berharap, egiatan ormawa tahunan ini bisa menyesuaikan lagi dengan penilaian borang, “sebagai perwakilan fakultas, kami harap kegiatan ormawa tahun-tahun kedepan bisa mengurangi kegiatan seremonia, ganti dengan kegiatan-kegiatan yang bisa menyentuh aspek penilaian borang.  Ujar Tajudin Abdillah.

Selain kegiatan diatas, sebelumnya Teknik Industri juga sudah menggelar beberapa rangkaian kegiatan seperti kuliah umum dengan menghadirkan pemateri dari Fakultas Teknik Industri  UMI Makassar  Dr. Ir. Zakir Sabara, MT. IPM, ASEAN, Engg yang membawakan materi Penguatan Karakter Dan Pola Fikir Mahasiswa Era Industri 4.0.

 

Pekan Keilmuan Teknik Industri ini juga menghasilkan Memorandum Of Understanding (MoU) antara Universitas Negeri Gorontalo dengan Fakultas Teknik Industri UMI Makassar. MoU ini berisi beberapa hal terkait pengembangan kampus, seperti penyelenggaraan kerja sama program profesi insiyur, penyelenggaraan kerja sama riset, praktikum dan laboratorium bersama, kerja sama afirmasi pendirian dan pembinaan program studi.

 

Visi 2035

"Menjadi fakultas rujukan dalam bidang teknologi berwawasan budaya di kawasan Asia Tenggara".

Misi:

1.Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan dan pengajaran yang berkualitas dan relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang         berwawasan budaya.2.Meningkatkan kualitas penelitian melalui riset unggulan pengembangan teknologi berbasis potensi regional3.Meningkatkan kualitas pengabdian masyarakat melalui sinergitas pemberdayaan masyarakat.4.Mengembangkan kerjasama dengan stakeholder di kawasan Asia Tenggara.5.Menyelenggarakan sistem tatakelola kelembagaan dan lingkungan yang berkualitas

Tujuan:

1.Menghasilkan lulusan yang berkualitas, terampil, dan mampu beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memiliki kemampuan dalam pengembangan dunia kerja.2.Menghasilkan produk-produk riset yang berdaya saing untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berwawasan budaya.3.Menghasilkan produk pengabdian masyarakat yang mampu menjawab tuntutan dan kebutuhan masyarakat.4.Mewujudkan peran institusi melalui sharing sumber daya dalam meningkatkan mutu manajemen kelembagaan dan produk Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).5.Mewujudkan sistem tata kelola kelembagaan yang efisien, transparan dan akuntabel serta lingkungan yang kondusif.

Sejarah Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo

19 September 2020 12:58:03 Dibaca : 17

Sejarah Fakultas TeknikPada awalnya sesuai SK Mendiknas No. 140/0/2001 Tanggal 5 September 2001 Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo, merupakan Fakultas yang mempunyai hak dan kewenangan menyelenggarakan pendidikan Diploma Tiga (D-III) Non Keguruan atau Non Kependidikan. Pada Tahun Akademik 2000-2001, dibuka beberapa Program Studi di bidang Teknik yang berada di bawah naungan Program Diploma STKIP Gorontalo dengan Koordinator Prof. Dr. Yasin Tuloli, M. Pd. Program Studi yang menjadi cikal bakal lahirnya Fakultas Teknik tersebut sesuai SK Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional RI Tanggal : 18 Agustus tahun 2000; adalah :1) No. 275/DIKTI/Kep/2000 Program Studi D-1 Kriya Kain; 2) No. 278/DIKTI/Kep/2000 Program Studi D3 Teknik Sipil, 3) No. 279/DIKTI/Kep/2000 Program Studi D3Teknik Elektro; dan 4) No. 281/DIKTI/Kep/2000 Program Studi D3 Manajemen Informatika. Perjuangan dan tekad lembaga dalam upaya Alih Status STKIP menjadi IKIP Negeri Gorontalo terealisasi dengan diresmikannya IKIP Negeri Gorontalo pada tahun 2001. Sebagai konsekwensinya adalah perubahan perangkat organisasi. Jurusan pada masa STKIP menjadi Fakultas. Salah satu Fakultas tersebut adalah Fakultas Pendidikan Teknik dan Kejuruan yang terdiri dari Jurusan Teknik Sipil, Teknik Elektro, Teknik Informatika dan Teknik Kriya dengan jenjang pendidikan Diploma Tiga (D3). Pada tahun akademik 2003/2004 FPTK menambah Program Studi baru yaitu D3 Teknik Arsitektur. Pada tahun akademik 2004/2005, terlahir Program Studi D3 Teknik Industri. Seiring dengan percepatan proses peralihan status IKIP ke Universitas, FPTK menjadi salah satu primadona dilihat dari segi Non Kependidikannya. Karena salah satu syarat Perguruan Tinggi berbentuk IKIP bisa berubah status menjadi Universitas adalah harus tersedianya Program Studi Non Kependidikan. Mulai tahun akademik 2005/2006, sesuai OTK UNG, FPTK berubah menjadi Fakultas Teknik. Sejak berdirinya pada tahun 2001, Fakultas Teknik pernah dipimpin oleh sejumlah Dekan yaitu :

1.Drs. Syamsu Qamar Badu, M.Pd (2001-2002)2.Dra. Rama Hiola, M.Kes (2002-2006)3.Drs. Nawir Sune, M. Si (2006-2009)4.Ir. Rawiyah Husnan, MT, (2009-2014)5.Moh. Hidayat Koniyo, ST., M.Kom (2014-sekarang)

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong