ARSIP BULANAN : September 2022

TEORI KEPEMIMPINAN

28 September 2022 13:54:55 Dibaca : 470

KEPEMIPINAN

Secara umum, kepemimpinan adalah sebuah kemampuan dalam diri seseorang untuk mempengaruhi orang lain atau mengarahkan pihak tertentu untuk mencapai tujuan. Teori kepemimpinan juga bisa didefinisikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengelola dan mengarahkan sebuah kelompok dengan efektif dan efisien agar mencapai tujuan.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), seorang pemimpin adalah orang yang harus memiliki kemampuan untuk mempengaruhi atau memandu sekelompok orang atau pihak.

Sedangkan, Warren Bennis dan Burt Nanus, penulis buku Leaders: The Strategies for Taking Charge berpendapat teori kepemimpinan adalah kekuatan yang sangat berpengaruh di balik kesuksesan suatu organisasi atau perusahaan. Seorang pemimpin harus bisa memobilisasi organisasi agar mencapai visi yang telah ditetapkan dan menjadi organisasi yang efektif.

Kepemimpinan memiliki dua konsep dasar, yakni ilmu dan seni. Ilmu kepemimpinan merupakan teori kepemimpinan yang bisa dipelajari dari berbagai sumber. Anda bisa mempelajari teori kepemimpinan ini dengan mengikuti pelatihan mengenai leadership atau metode kepemimpinan.

Teori Kepemimpinan Menurut Para Ahli

Para ahli yang mengemukakan gagasan-gagasannya merupakan bentuk dari teori kepemimpinan. Para ahli pun memiliki pendapat masing-masing mengenai teori kepemimpinan, berikut ini:

1. Moejiono (2002)

Moejiono mengatakan kepemimpinan merupakan pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya.

Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang kepemimpinan sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan sarana membentuk suatu kelompok yang sesuai dengan keinginan pemimpinnya.

2. Wahjosumidjo (1987:11)

Menurut Wahjosumidjo, teori kepemimpinan adalah suatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa sifat-sifat tertentu, seperti: kepribadian (personality), kemampuan (ability) dan kesanggupan (capability).

Kepemimpinan juga rangkaian kegiatan pemimpin yang tidak bisa dipisahkan dengan kedudukan dan gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan adalah proses antar hubungan atau interaksi pemimpin, pengikut dan situasi.

3. Fiedler (1967)

Fiedler mengatakan teori kepemimpinan merupakan pola hubungan antara individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok agar bekerjasama untuk mencapai tujuan.

4. Sondang P. Siagian

Menurut Sondang P. Siagian, teori kepemimpinan bisa diartikan sebagai kemampuan seseorang saat menjabat sebagai pimpinan organisasi tertentu dalam mempengaruhi orang lain, khususnya bawahannya.

Hal itu dilakukan agar mereka mampu bertindak dan berpikir sesuai dengan arahan, sehingga tujuan pun bisa tercapai dengan mudah.

5. Ott (1996)

Menurut Ott, teori kepemimpinan bisa didefinisikan sebagai proses hubungan antar pribadi yang di dalamnya seseorang mempengaruhi sikap, kepercayaan dan perilaku orang lain.

MACAM-MACAM TEORI KEPEMIMPINAN

1. Great Man Theory

Great Man Theory atau dikenal sebagai teori orang hebat, membuat asumsi, bahwa sifat kepemimpinan dan bakat-bakat kepemimpinan, dibawa seseorang semenjak orang tersebut dilahirkan. Teori ini berkembang sejak abad ke-19.

Meski tidak dapat diidentifikasi dengan suatu kajian ilmiah mengenai karakteristik dan kombinasi manusia seperti apa yang dapat dikatakan sebagai pemimpin hebat, tetapi banyak orang mengakui bahwa hanya satu orang diantara banyaknya individu, pasti memiliki ciri khas sebagai pemimpin yang hebat.

2. Trait Theory

Trait Theory atau yang sering kita sebut sebagai teori sifat kepribadian ini meyakini bahwa orang yang dilahirkan atau dilatih dengan kepribadian tertentu, akan menjadikan mereka unggul dalam peran kepemimpinan.

Hal ini dapat diartikan sebagai, kualitas kepribadian tertentu seperti keberanian, kecerdasan, pengetahuan, kecakapan, daya tanggap, imajinasi, fisik, kreativitas, rasa tanggung jawab, disiplin dan nila-nilainya lainnya dapat membuat seseorang menjadi pemimpin yang baik.

Teori kepemimpinan ini fokus terhadap analisis karakteristik mental, fisik dan sosial guna mendapatkan lebih banyak pemahaman dan pengetahuan tentang karakteristik dan kombinasi karakteristik yang umum di antara para pemimpin.

3. Contingency Theory

Teori kontingensi atau yang berasal dari kata  Contingency Theory menganggap, bahwa tidak ada cara yang paling baik untuk memimpin dan menyatakan, bahwa setiap gaya kepemimpinan harus didasarkan pada situasi dan kondisi tertentu.

Atas dasar teori kontingensi ini, seseorang mungkin dapat berhasil tampil dan memimpin dengan sangat efektif pada suatu kondisi, situasi dan tempat tertentu, namun kinerja kepemimpinannya berubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, apabila pemimpin tersebut dipindahkan ke situasi dan kondisi lain atau ketika faktor di sekitarnya telah berubah pula. Teori kontingensi atau Contingency Theory juga sering disebut dengan teori kepemimpinan situasional.

4. Teori gaya dan perilaku

Teori kepemimpinan yang berdasar gaya dan perilaku disebut sebagai kebalikan dari The Great Man Theory. Teori berdasar gaya dan perilaku menyatakan, pemimpin hebat dibuat, bukan dilahirkan. Teori kepemimpinan ini fokus pada tindakan seorang pemimpin. Bukan pada kualitas mental atau sifat atau karakter bawaan dari orang tersebut.

Teori ini juga menyebutkan, seseorang dapat belajar dan berlatih untuk menjadi pemimpin melalui ajaran, pengalaman, dan pengamatan yang baik. Teori ini menunjukkan bahwa kepemimpinan yang efektif merupakan hasil dari tiga keterampilan utama yang dimiliki oleh individu yaitu keterampilan yang berupa keterampilan teknis, manusiawi, dan konseptual.

5. Behavioral Theories

Behavioral theories merupakan reaksi atas Trait Theory, Teori perilaku atau Behavioral Theories ini menghadirkan sudut pandang baru mengenai kepemimpinan. Teori ini memberikan perhatian kepada perilaku para pemimpin itu sendiri, daripada karakteristik mental, fisik, dan sosial pemimpin tersebut. Teori ini menganggap, bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan dan perilaku tersebut dapat dipelajari atau dilatih. Selain itu, teori ini menganggap bahwa kepemimpinan yang sukses adalah kepemimpinan yang didasarkan pada perilaku yang dapat dipelajari.

6. Teori Servant

Teori kepemimpinan servant atau dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai pelayan pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an. Teori ini meyakini, bahwa seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bertugas untuk melayani, menjaga, dan memelihara kesejahteraan fisik serta mental pengikut atau anggotanya. Gaya kepemimpinan ini cenderung fokus untuk memenuhi kebutuhan pengikut dan membantu mereka menjadi untuk lebih mandiri dan berwawasan lebih luas.

Pada teori ini, pemimpin yang baik juga diharuskan bisa bersimpati dan dapat meredakan kecemasan yang berlebih dari para pengikutnya. Maka itu, fungsi kepemimpinan diberikan pada seseorang yang pada dasarnya memiliki jiwa pelayan atau melayani. Teori ini menunjukkan bahwa tugas seorang pemimpin adalah untuk berkontribusi pada kesejahteraan orang lain sebagai bentuk pertanggungjawaban sosial.

7. Teori transaksional

Berasal dari kata dasar transaksi, teori ini menggambarkan suatu gaya kepemimpinan yang berdasar pada perjanjian atau kesepakatan yang dibuat seseorang dengan orang lain. Dalam hal ini, tentunya yang menjadi pelaksana adalah pemimpin dan staf atau pengikutnya Perjanjian ini dibuat dengan tujuan mendapat pertukaran (transaksi) yang sepadan atau saling menguntungkan antara pemimpin dengan staf.

Seorang staf yang dapat melaksanakan tugas dari seorang pemimpin dengan baik, merupakan nilai lebih bagi staf dan juga bagi pimpinan yang memberikan tugas. Ketika tugas tersebut dapat diselesaikan dengan baik, seorang pemimpin akan memberi apresiasi berupa tunjangan, bonus, kenaikan gaji, kenaikan posisi, dan lain sebagainya. Pemberian apresiasi berupa uang atau tanda mata yang lain, merupakan bentuk penghargaan atas kinerja seseorang, yang membuat seseorang tersebut merasa kerja kerasnya dihargai. Penghargaan ini pula merupakan suatu bentuk hal yang telah disepakati bersama sebelumnya.

8. Teori transformasional

Mengacu pada kata transformasi, yang memiliki arti umum perubahan. Teori kepemimpinan transformasional merupakan sebuah teori yang mengarah pada istilah memanusiakan manusia. Teori ini mengedepankan pendekatan personal pemimpin terhadap staf atau bawahan, dapat juga organisasi, dalam rangka membangun semangat, mengubah kesadaran, serta memberi inspirasi, demi mencapai tujuan bersama tanpa merasa ditekan maupun tertekan, bahkan mampu memotivasi setiap anggotanya. Gaya pemimpin transformasional selalu ingin mengelola lembaga atau organisasi yang dipercayakan kepadanya dengan lebih efektif dan efisien.

 

TOKOH PEMIMPIN HEBAT YANG MENGINSPIRASI

Greta Thunberg adalah aktivis iklim asal Swedia, yang banyak disorot karena telah menginspirasi gerakan global tanpa kekerasan melalui lobi politik, protes jalanan, dan pilihan gaya hidup individu untuk mengurangi perubahan iklim akibat pemanasan global.

Pada bulan Agustus 2018, ketika Greta Thunberg berusia 15 tahun, dia mulai menghabiskan hari-hari sekolahnya di luar parlemen Swedia menyerukan aksi perubahan iklim global dengan berani.

Siswa lain segera terinspirasi dan melakukan protes serupa melalui komunitas mereka sendiri. Selain itu, mereka juga bersama-sama mengorganisir gerakan pemogokan iklim sekolah, dengan nama Fridays for Future.

Greta Thunberg berpidato di Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2018, gerakan ini dengan cepat menyebar, dengan pemogokan lokal mingguan terjadi di seluruh dunia, dan setidaknya dua protes multi-kota terkoordinasi yang melibatkan lebih dari satu juta peserta.

Greta Thunberg juga melakukan pidatonya melalui World Economic Forum dan membuat para pendengarnya cemas akan perubahan iklim global yang akan mengancam generasi selanjutnya.

Pada bulan September, ia mulai bolos sekolah pada hari Jumat sehingga ia dapat memprotes kelambanan pemerintah tentang perubahan iklim di Parlemen Swedia di Stockholm. Dari gerakan yang ia pimpin, Greta Thunberg mampu menghimpun setidaknya 1.700 orang yang sebagian besar adalah kaum muda.

Gerakan protes itu juga mengumpulkan dukungan para pemimpin dari Selandia Baru, Jacinda Ardern kepada Walikota Paris Anne Hildalgo — dan memberinya Hadiah Nobel Perdamaian. Gerakan Iklim dari Greta Thunberg adalah kontribusi besar bagi perdamaian.

 

 

PENDEKATAN KEPEMIMPINAN

22 September 2022 18:30:58 Dibaca : 529

1.  Pendekatan Sifat

    Dalam pendekatan sifat timbul pemikiran bahwa pemimpin iti dilahirkan, pemimpin bukan dibuat. Pemikiran semacam itu dinamakan pemikiran “Hereditary” (turun temurun). Pendekatan secara turun temurun bahwa pemimpin dilahirkan bukan dibuat, pemimpin tidak dapat memperoleh kemampuan dengan belajar/latihan tetapi dari menerima warisan, sehingga menjamin kepemimpinan dalam garis turun temurun dilakukan antar anggota keluarga. Dengan demikian kekuasaan dan kesejahteraan dapat dilangsungkan pada generasi berikutnya yang termasuk dalam garis keturunan keluarga yang saat itu berkuasa.

   Kemudian timbul teori baru yaitu “Physical Characteristic Theory” (teori dari Fisik). Kemudian timbul lagibahwa pemimpin itu dapat diciptakan melalui latihan sehingga setiap orang mempunyai potensi untuk menjadi pemimpin. Para ahli umumnya memiliki pandangan perlunya seorang pemimpin mempunyai sifat-sifat yang baik. Pandangan semacam ini dinamakan pendekatan sifat. Adapun sifat-sifat yang baik yang harus dimiliki seorang pemimpin yaitu:

  • Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
  • Cakap, cerdik dan jujur
  • Sehat jasmani dan rohani
  • Tegas, berani, disiplin dan efisien
  • Bijaksana dan manusiawi
  • Berilmu
  • Bersemangat tinggi
  • Berjiwa matang dan berkemauan keras
  • mempunyai motivasi kerja tinggi
  • Mampu berbuat adil
  • Mampu membuat rencana dan keputusan
  • Memiliki rasa tanggung jawab yang besar
  • Mendahulukan kepentingan orang lain

2. Pendekatan Perilaku

   Pendekatan perilaku adalah keberhasilan dan kegagalan seorang pemimpin itu dilakukan oleh gaya bersikap dan bertindak pemimpin yang bersangkutan. Gaya bersikap dan bertindak akan tampak dari cara memberi perintah, memberi tugas, cara berkomunikasi, cara membuat keputusan, cara mendorong semangat kerja bawahan, cara menegakkan disiplin, cara pengawasan dan lain-lain.

  Bila dalam melakukan tindakan dengan cara lugas, keras, sepihak yang penting tugas selesai dengan baik, dan yang bersalah langsung dihukum, gaya kepemimpinan itu cenderung bergaya otoriter.

   Sebaliknya jika dalam melakukan kegiatan tersebut pemimpin dengan cara halus, simpatik, interaksi timbal balik, menghargai pendapat dan lain-lalin. Maka gaya kepemimpinan ini bergaya kepemimpinan demokratis.

    Pandangan kllasik menganggap sikap pegawai itu pasif dalam arti enggan bekerja, malas, takut memikul tanggung jawab, bekerja berdasarkan perintah. Sebaliknya pandangan modern pegawai itu manusia yang memiliki perasaan, emosi, kehendak aktif dan tanggung jawab. Pandangan klasik menimbulkan gaya kepemimpinan otoriter sedangkan pandangan modern menimbulkan gaya kepemimpinan demokratis. Dari dua pandangan di atas menimbulkan gaya kepemimpinan yang berbeda

3.  Pendekatan Kontingensi

    Dalam pandangan ini dikenal dengan sebutan “One Best Way” (Satu yang terbaik), artinya untuk mengurus suatu organisasi dapat dilakukan dengan paralek tunggal untuk segala situasi. Padahal kenyataannya tiap-tiap organisasi memiliki cirri khusus bahkan organisasi yang sejenis akan menghadapi masalah berbeda lingkungan yang berbeda, pejabat dengan watak dan perilaku yang berbeda. Oleh karena itu tidak dapat dipimpin dengan perilaku tunggal untuk segala situasi. Situasi yang berbeda harus dihadapi dengan perilaku kepepimpinan yang berbeda.

     Fromont E. Kast, mengatakan bahwa organisasi adalah suatu system yang terdiri dari sub sisteem dengan batas lingkungan supra system. Pandangan kontingensi menunjukkan pendekatan dalam organisasi adanya natar hubungan dalam sub system yang terdiri daari sub sistem maupun organisasi dengan lingkungannya. Kontingensi berpandangan bahwa azas-azsa organisasi bersifat universal. Apabila dikaitkan dengan kepemimpinan maka dapat dikatakan bahwa tiap-tiap organisasi adalah unik dan tiap situsi harus dihadapi dengan gaya kepemimpinan tersendiri.

4. Pendekatan Terpadu

   Sersley dan Blanchard, memadukan berbagai teori kedalam pendekatan kepemimpinan situasional dengan maksud menunjukkan kesamaan dari pada perbedaan diantara teori-teori tersebut. Teori-teori yang dipadukan adalah:

  • Perpeduan antara teori motivasi jenjang kebutuhan teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional.
  • Perpaduan teori motivasi 2 faktor teori tingkat kematangan bawahan, dengan pendekatan situasional.
  • Perpaduan antar 4 sistem manajemen, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan situasional
  • Perpaduan antara teori x dan y, teori tingkat kematangan bawahan dengan kematangan situasional
  • Perpaduan antara pola perilaku A dan B, tori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional
  • Perpaduan antara 4 anggapan tentang orang, teori kematangan bawahan dengan kepemimpinan situasional
  • Perpaduan antara teori “Ego State”, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional
  • Perpaduan antara teori”Life Position” , teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional
  • Perpaduan antara teori system control, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional.
  • Perpaduan antara teori dasar daya, teori tingkat kamatangan bawahan dengan pendekatan kepemikmpinan situasional.
  • Perpaduan antara teori “Parent effektiviness training”, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional
  • Perpaduan antara teori pertumbuhan organisasi dengan pendekatan kepemimpinan situasional
  • Perpaduan antara teori proses pertumbuhan organisasi, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional.
  • Perpaduan antara teori siklus perubahan, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional.
  • Perpaduan antara teori modivikasi perilaku, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional
  • Perpaduan antara teori “Force field analysis”, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional

FUNGSI DAN PERAN KEPEMIMPINAN

14 September 2022 23:55:13 Dibaca : 1262

Fungsi Kepemimpinan

1. Menyusun Strategi yang Tepat. 

Salah satu fungsi kepemimpinan yang paling penting dan utama adalah menyusun strategi yang tepat. Kepemimpinan yang baik akan membantu grup atau anggota tim dalam menyusun tujuan-tujuan apa saja yang menjadi prioritas penting. Strategi juga berperan penting dalam menyusun langkah-langkah apa saja yang harus kita ambil agar bisa lebih mudah meraih tujuan kepemimpinan yang diinginkan.

2. Merancang Taktik. 

Kepemimpinan sangat identik dengan peluang dan risiko. Nah, disinilah fungsi kepemimpinan memainkan perannya. Salah satu fungsi kepemimpinan akan memudahkan kita untuk merancang taktik yang tepat dalam meraih peluang baru dan mengendalikan risiko yang datang.

3. Penyelesaian Masalah (Problem Solving). 

Setiap kepemimpinan dalam organisasi atau perusahaan memang tidak akan pernah terlepas dari masalah, masalah dan masalah. Masalah datang untuk dihadapi dan diselesaikan, bukan untuk dihindari. Nah inilah salah satu fungsi kepemimpinan yaitu, menyelesaikan permasalahan dengan solusi yang cepat dan tepat. 

4. Pengambilan Keputusan yang Tepat. 

Fungsi kepemimpinan keempat adalah membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat. Seringkali, keputusan yang diambil secara konsensus malah mengarahkan kita pada keputusan yang tidak optimal dan kurang bijak. Dalam hal ini, peran kepemimpinan benar-benar harus bekerja dengan sangat baik, sehingga kepemimpinan berfungsi untuk bersikap adil antara otoritas dan akuntabilitas keputusan. Jika kita berhasil melakukannya, maka kita akan mendapatkan peluang yang lebih besar untuk meraih keputusan yang bijak, optimal dan rasional. 

5. Melakukan Pengorganisasian dengan Teratur.  

Selain itu, kepemimpinan juga berfungsi untuk melakukan pengorganisasian secara teratur. Maksudnya, kepemimpinan berupaya untuk mengatur sumber daya manusia (SDM) agar mampu menyelesaikan tugas-tugas kerjanya dengan hasil yang baik. Pengorganisasian mengatur bagaimana anggota tim harus menggunakan waktu dengan seefisien mungkin dengan menghasilkan karya atau hasil kerja yang lebih banyak. Dengan menerapkan pengorganisasian yang baik, maka semua hal akan menjadi sangat teratur. 

6. Manajemen yang Baik. 

Fungsi kepemimpinan keenam ini hampir sama dengan fungsi kepemimpinan sebelumnya yaitu, pengorganisasian yang teratur. Namun, fungsi kepemimpinan yang keenam ini lebih mengarah pada manajemen yang baik. Dalam manajemen, prinsip kepemimpinan harus mengarahkan dan mengendalikan para anggota timnya ke arah yang benar. Maksudnya, seorang pemimpin harus tahu kemana arah yang benar untuk para anggotanya agar bisa mengejar tujuan bersama. Jika seorang pemimpin tidak bisa menjalankan sistem manajemennya dengan baik, maka bisa dikatakan bahwa kepemimpinannya tidak menerapkan fungsinya dengan baik. 

7. Manajemen yang Baik dengan Para Pemangku Kepentingan (Stakeholder). 

Kepemimpinan berfungsi untuk menghubungkan kita dengan para pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya. Sehingga ketika kita melaksanakan peran kepemimpinan, kita bisa meminta input atau pengaruh dari pihak-pihak eksternal yang memiliki pengaruh besar pada kepemimpinan kita. Misalnya, memiliki hubungan manajemen yang baik dengan para mitra bisnis.  

8. Membangun Relasi yang Luas. 

Fungsi kepemimpinan lain adalah membantu para pemimpin dalam membangun relasi yang kuat, memperluas network, membina hubungan yang baik, serta menghubungkan satu grup dengan grup lainnya. 

9. Memberikan Pengaruh & Motivasi yang Kuat. 

Kepemimpinan berfungsi untuk memberikan pengaruh kepada para anggota timnya, serta menularkan motivasi yang kuat kepada mereka, sehingga anggota tim selalu bersemangat dan berambisi dalam mengejar cita-cita bersama. Pengaruh dan motivasi yang kuat dapat diterapkan ke dalam strategi penjualan, taktik dan strategi yang dapat mengajak seluruh lapisan anggota untuk bergerak maju ke arah yang sama dengan memiliki komitmen dan energi yang tinggi. 

10. Manajemen Waktu yang Baik. 

Fungsi kepemimpinan yang kesepuluh akan memudahkan kita dalam memanfaatkan waktu dengan sebijak mungkin. Kepemimpinan berperan untuk mengarahkan kita pada tugas-tugas yang menjadi prioritas, sehingga kita bisa menyelesaikan tugas-tugas penting tersebut dengan tepat waktu. Dalam hal ini, fungsi kepemimpinan dapat membantu kita dalam meningkatkan produktivitas. 

11. Membantu Mengembangkan Orang Lain

Kepemimpinan berfungsi untuk membantu para pemimpin dalam mengembangkan wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan para anggota timnya. Selain itu, pemimpin juga dapat membentuk karakter anggota timnya menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Misalnya, mungkin pada sebelumnya, karyawan bekerja dengan sangat lama dan tidak dapat menentukan tugas mana yang harus diprioritaskan. Namun setelah pemimpin menjalankan fungsinya dengan baik, karyawan tersebut bekerja dengan lebih cepat tanpa melewati tenggat waktu dan selalu mengutamakan tugas-tugas penting yang harus didahulukan. 

12. Beradaptasi dengan Perubahan yang Ada. 

Salah satu fungsi kepemimpinan lainnya adalah siap dalam menerima perubahan yang ada. Kepemimpinan yang baik berfungsi untuk beradaptasi dalam perubahan secara cepat, sehingga para pemimpin dapat memberdayakan para agen perubahan dengan sangat baik. 

13. Memimpin dengan Memberi Contoh yang Baik. 

Para pemimpin adalah orang-orang terdepan yang akan diikuti oleh para pengikutnya, sehingga salah satu fungsi kepemimpinan adalah bertindak sebagai contoh yang baik bagi para anggota timnya, terutama dengan menginspirasi mereka menjadi seorang yang beretos kerja tinggi, rajin, berkomitmen dan tangguh. 

14. Membentuk dan Menerapkan Budaya yang Positif. 

Fungsi kepemimpinan lainnya adalah membentuk dan menerapkan budaya organisasi atau perusahaan yang positif kepada para anggota tim atau karyawan, sehingga setiap orang menganut budaya dan pemikiran yang tepat dan positif. Dalam kepemimpinan, fungsi seperti ini sangatlah diperlukan untuk membangun norma-norma produktif, harapan, dan makna kehidupan yang dijunjung bersama. 

15. Membentuk Ketangguhan. 

Terakhir, kepemimpinan berfungsi untuk memimpin para anggota tim atau karyawan dengan bersikap tangguh dalam menghadapi segala tekanan, masalah dan kegagalan yang hadir dalam kehidupan. Hal ini bertujuan agar semua motivasi, fokus dan semangat yang kita miliki tidak mudah hilang begitu saja. 

Peran Pemimpin Dalam Sebuah Organisasi

1. Peranan Yang Bersifat Interpersonal

Peran interpersonal adalah peran yang melibatkan orang (bawahan dan orang di luar organisasi) dan tugas-tugas lain yang bersifat seremonial dan simbolis. Tiga peran interpersonal termasuk menjadi; Figurehead (Sosok atau Figur). Leader (Pemimpin).

2. Peranan Yang Bersifat Informasional

Peranan Informasional ialah bahwa dalam kedudukannya selaku unsur pimpinan dalam organisasi, manajemen menjadi pemnatau arus informasi dalam organisasi di smaping peranan selaku penerima dan pembagi informasi.

3. Peranan Pengambilan Keputusan

Pada tingkat yang berbeda-beda para manajer dalam suatu organisasi berperan selaku pengambil keputusan, baik yang sifatnya strategis, fungsional, dan teknis operasional. Peranan tersebut timbul karena manajemaen memiliki wewenang untuk bertindak selaku,

a)  wirausahawan,

b)  peredam ketidaktenangan,

c)  penentu alaokasi sarana, prasarana,sumber daya manusia dan dana , serta

d)  selaku perunding.

HASTA BRATA : FILOSOFI KEPEMIMPINAN

09 September 2022 22:28:23 Dibaca : 34

Hastabrata sendiri berasal dari bahasa Sansekerta. Hasta artinya delapan dan Brata yaitu perilaku atau tindakan pengendalian diri Hastabrata melambangkan kepemimpinan dalam delapan unsur alam yaitu bumi. matahari, api, samudra, langit, angin, bulan, dan bintang. Tiap unsur Hastabrata mengartikan tiap karakteristik ideal dari seorang pemimpin.

Sejarah Hastabrata

Istilah Hastabrata berasal dari kitab Hindu berbahasa Sansekerta, Manawa Dharma Sastra, Konsep Hastabrata dalam kitab tersebut bahwa pemimpin kekaisaran bertindak sesuai dengan karakter para dewa Hastabratapun menjadi tolok ukur sebuah kepemimpinan di masa itu.

Ketika agama islam memasuki pulau jawa, nilai-nilai luhur para dewa sebagai unsur Hastabrata pun disesuaikan dengan prinsip Islam Pengaruh Islam sebagai agama monoteisme mengubah konsep dewa-dewa di Hastabrata menjadi delapan unsur alam, Keberadaan Hastabrata sebagai kearifan lokal muncul dalam beberapa kitab kuno dan naskah Transformasi sifat-sifat dewa menjadi delapan unsur alam sendiri tercatat dalam naskah Pustakaraja Purwa

Nilai Luhur Hastabrata

Berikut 8 unsur alam kepempimpinan Hastabrata

1. Bumi

Sebagai tempat kehidupan, bumi menyediakan semua kebutuhan dasar makhluk hidup. Bumi merupakan tempat yang kokoh dan senantiasa memberi pada semua makhluk. Seperti bumi, pemimpin harus mampu untuk memberi dan kokoh. Memberi tanpa pamrih pada masyarakat yang ia ayomi dan menjadi tempat pertama yang bisa diandalkan

2. Matahari

Lewat cahaya matahari makhluk di bumi mampu hidup dan beraktivitas. Senantiasa mendapat energi dari matahari memungkinkan makhluk hidup untuk tumbuh dan berkembang, Pemimpin memberi energi berupa visi, tujuan, dan alasan untuk setiap tindak keputusan. Memberi seperti matahari adalah memberi dengan terus menerus, hingga ia tidak menyadari bahwa telah berbuat banyak untuk orang lain.

3. Api

Api memiliki hukum yang jelas. ia membakar apa saja yang menyentuhnya. Walaupun bersifat merusak la merupakan unsur alam paling adil di antara yang lain. Sifat api yanig spontan namun stabil mencerminkan keberanian dan keyakinan kuat. Berani dan yakin untuk menghancurkan masalah-masalah yang timbul di kemudian han. Selain itu, sifat api yang muncul ketika menghadapi masalah juga merepresentasikan ketegasan dalam pengelolaan serta keberanian mengambil keputusan

4. Samudra

Hilir untuk semua sungai. Padahal tidak semua sungai membawa air yang bersih. Walaupun begitu, samudra menerima air dari sungai manapun, entah itu kotor atau bersih. Seperti samudra, pemimpin adalah sosok yang membuka mata dan pkiran secara luas. Menerima pendapat dari sekitar sebagai tanda respek seorang pemimpin pada orang lain.

Samudra juga mengolah semua konten air sungai di kedalaman airnya. Begitu juga dengan pemimpin. Ia tidak menelan mentah-mentah masukan yang datang. Dengan memikirkan baik-baik semua pendapat yang ada pemimpin mampu mendapatkan pengetahuan baru dari sekitarnya.

5. Langit

Berbeda dengan horison atau kaki langit, karena horison hanya ilusi optik dari keterbatasan organ sensoris manusia. Langit merupakan sebenar-benarnya atap bagi bumi. Langit adalah cakrawala la adalah simbol bagi luasnya ilmu pengetahuan. Sosok yang menyimbolkan langit memiliki kompetensi kemampuan, dan kecakapan yang dapat diajarkan pada orang lain.

6. Angin

Angin dapat berhembus di mana saja la terbentuk ketika ada perbedaan tekanan udara. Pemimpin yaitu seseorang keberadaan dan pengaruhnya bisa dirasakan oleh sekitarnya. Keberadaan pemimpin bukan sebagai simpol dan kekuasaan la adalah orang yang terjun menghadapi masalah dan peduli pada kondisi yang dihadapi

7. Bulan

Bulan hanya bisa dipandang di malam hari. Ketika memandang bulan, ada rasa damai dalam gelap. Pemimpin harus menjadi sosok yang memberikan kedamaian pada sekitarnya, Rasa damai yang nyaman dan membuat hati gembira juga memberikan harapan pada sekitar ketika semua kondisi memberikan keputusasaan.

8. Bintang

Satu unsur alam paling indah yang dapat dilihat ketika malam. Tidak hanya indah, ia memberikan arah mata ann pada mereka yang membutuhkan. Pemimpin menjadi pengarah dan pedoman bagi lingkungannya. Menjadi pengarah artinya menjadi sebuah inspirasi bagi yang lain. Menjadi inspirasi artinya pemimpin memiliki satu prinsip dasar yang menjadi ruh kepemimpinannya. Kompleks dan Ideal

 

Hastabrata merupakan satu dari filosofi kepemimpinan paling kompleks yang ada saat ini. Tidak hanya kompleks, Hastabrata dengan membawa filosofi jawa membawa beberapa kelebihan sebagai satu konsep kepemimpinan. Dengan semua sifat di atas pemimpin dengan delapan karakteristik Hastabrata merupakan membawa ciri kepemimpinan paling ideal

FILOSOFI DAN KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN

09 September 2022 22:24:21 Dibaca : 1219

1.      Definisi Kepemimpinan: Proses mempengaruhi kegiatan kelompok untuk mencapai tujuan.

2.      Definisi Pemimpin: Orang yang mempunyai tugas mengarahkan dan membimbing agar dapat menggerakkan roda organisasi untuk mencapai tujuan.

3.      Arti Filsafat dalam KBBI: Anggapan, pandangan hidup, sikap batin yang dimiliki orang.

4.      Arti Filsafat secara umum: Ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran.

5.      Filosofi Kepemimpinan Semboyan KH Dewantara

      "Ing Ngarso Sung Tulodo" artinya Pemimpin di depan memberikan teladan.

Contohnya : Seorang guru harus mampu menjadi contoh bagi siswanya,baik sikap maupun pola pikirnya. Anak akan melakukan apa yang dicontohkan oleh gurunya, bila guru memberikan teladan yang baik maka anak akan baik pula perilakunya. Dalam hal ini,guru harus selalu memberikan pengarahan dan mau menjelaskan supaya siswa menjadi paham dengan apa yang dimaksudkan oleh guru.

      "Ing Madyo Mangun Kurso" artinya Pemimpin di tengah menggugah semangat.

Contohnya : Bila guru berada di antara siswanya maka guru tersebut harus mampu memberikan inspirasi dan motivasi bagi siswanya, sehinggga siswa diharapkan bisa lebih maju dalam belajar. Jika guru selalu memberikan semangat kepada siswanya, maka siswa akan lebih giat karena merasa diperhatikan dan selalu mendapat pikiran – pikiran positif dari gurunya sehingga anak selalu memandang ke depan dan tidak terpaku pada kondisinya saat ini

      "Tut Wuri Handayani" artinya Pemimpin di belakang memberikan dorongan.

Contohnya : Apabila siswa sudah paham dengan materi, siswa sudah pandai dalam banyak hal maka guru harus menghargai siswanya tersebut. Guru diharapkan mau memberikan kepercayaan bahwa siswa dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Guru tidak boleh meremehkan kemampuan siswa. Semboyan ini diwujudkan dengan pemberian tugas, ataupun belajar secara mandiri atau pengayaan.

6.      Filosofi Kepemimpinan 5 Jari

      Ibu Jari= Pemimpin yang bijak.

Seorang pemimpin yang bijak, dengan segala macam atribut gelar yang disandangnya, tidak akan pernah merasa segan untuk memberikan apresiasi / pujian / sanjungan terhadap bawahannya yang telah melaksanakan tugas dengan baik, satu langkah kecil, namun akan berdampak sangat positif bagi bawahan yang merasakannya.

      Telunjuk= Pemimpin yang mampu memberikan perintah dengan jelas.

Seorang pemimpin, hendaknya mampu memberikan perintah maupun tugas kepada bawahannya dengan tegas dan lugas, tentunya dengan segala dampak / hasil yang dapat dipertanggungjawabkan, tidak asal main suruh, sementara disaat instruksi tersebut dijalankan dan ber-efek tidak seperti yang diharapkan, dengan mudahnya pemimpin tersebut cuci tangan ( yang ini banyak ditemui di negara kita )

      Jari Tengah= Pemimpin yang memiliki kearifan dan kebijaksanaan.

Seorang pemimpin yang sejati, seharusnya mampu menjadi penengah yang bijak dari setiap konflik / permasalahan yang timbul antara pemilik usaha / pengusaha yang menjadi atasannya, dengan para pekerja / karyawan yang menjadi bawahannya. Tidak berat sebelah dan mampu menjadi juru runding yang tidak merugikan salah satu pihak,berani mengatakan benar jika memang itu benar, dengan argumentasi yang berpatokan pada logika dan nurani sehingga mampu diterima diterima dengan baik oleh kedua belah pihak, adalah kunci utama kesempurnaan seorang pemimpin.

      Jari Manis= Pemimpin memiliki jiwa humoris.

Sesuai dengan namanya, jari manis, disini seorang pemimpin dituntut untuk dapat memberikan teladan yang baik bagi bawahannya,baik itu perilaku,tutur kata,maupun sikap. Selalu ingat, menjadi seorang pemimpin bukan berarti segala sesuatu yang dilakukan harus dinilai benar oleh bawahannya.Seperti kata pepatah, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya,seorang pemimpin, secara tidak langsung adalah figur yang menjadi panutan para bawahannya.

      Jari Kelingking= Pemimpin tidak dapat ditentukan secara fisik.

Pada waktu kita masih kecil dulu, setiap kita berbaikan dengan teman yang bermusuhan, kita pasti akan menggunakan kelingking sebagai tanda berdamai.Dengan kata lain, bagi seorang pemimpin, sesungguhnya bukanlah hal yang tabu jika harus memaafkan kesalahan yang dilakukan bawahannya, terlepas dari tingkat kesalahan yang dilakukan tentunya. Seorang pemimpin yang pemaaf akan mendapat nilai lebih dimata bawahannya, disini, seorang pemimpin dituntut untuk dapat sedikit menurunkan egonya terhadap keputusan yang dibuat ketika ada bawahan yang melakukan kesalahan. Pemimpin yang asal main pecat, tanpa terlebih dahulu mempertimbangkan dan mempelajari tingkat kesalahan yang telah dilakukan oleh bawahannya sesungguhnya bukanlah tipikal pemimpin sejati.

7.      Teori munculnya Pemimpin:

      Teori Genetis= Bakat dari lahir.

-          Pemimpin itu tidak dibuat, akan tetapi lahir jadi pemimpin oleh bakat-bakat alami yang luar biasa sejak lahirnya.

-          Dia ditakdirkan lahir menjadi pemimpin dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun juga, yang khusus.

-          Secara filsafat, teori tersebut menganut pandangan deterministis.

      Teori Sosial= Dibentuk untuk menjadi pemimpin

-          Pemimpin itu harus disiapkan, dididik, dan dibentuk, tidak terlahirkan begitu saja.

-          Setiap orang bisa menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta didorong oleh kemauan sendiri

      Teori Ekologis= Gabungan kedua teori

Seseorang akan sukses menjadi pemimpin bila sejak lahirnya dia telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, dan bakat-bakat ini sempat dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan; juga sesuai dengan tuntutan lingkungan/ekologisnya

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong