PETA KERJA SETEMPAT

17 March 2023 10:24:29 Dibaca : 16

   Peta kerja setempat merupakan peta yang menyangkut hanya satu sistem kerja saja yang biasanya melibatkan orang dan fasilitas dalam jumlah terbatas. Tujuannya jelas untuk mempermudah perbaikan suatu sistem kerja sehingga dicapai suatu keadaan ideal untuk saat itu.

1. Peta Pekerja-Mesin

   Peta kerja ini menggambarkan hubungan yang jelas antara waktu kerja operator dan waktu operasi mesin yang ditanganinya. Tentunya keseimbangan kerja antara pekerja dan mesin bisa lebih diperbaiki. Efektivitas penggunaan pekerja dan atau mesin pun bisa ditingkatkan, dengan cara:

a. Mengubah tata letak tempat kerja    Tata letak kerja pada dasarnya sangat mempengaruhi waktu penyelesaian suatu pekerjaan. Apabila dilakukan penataan ulang tempat kerja, maka waktu penyelesaian bisa mencapai minimum.

b. Mengatur kembali gerakan-gerakan kerja    Penataan kembali gerakan-gerakan yang dilakukan pekerja akan sangat membantu meminimalisasi waktu penyelesaian kerja, meningkatkan efektivitas kerja, serta mempengaruhi efisiensi penggunaan tenaga.

c. Merancang kembali mesin dan peralatan    Kita bisa ambil contoh sederhana, pekerjaan memindahkan barang berat menggunakan gerobak dorong. Apakah ada cara yang lebih baik daripada itu? Untuk meningkatkan efektivitas, mengurangi waktu mengangkut, sekaligus menghemat tenaga, gerobak dorong tersebut lebih baik diganti dengan alat peluncur atau yang bertenaga motor. Kapasitas pemindahan pun lebih besar.

d. Menambah pekerja bagi sebuah mesin atau menambah mesin bagi seorang pekerja.

Contoh :

      Seorang pembeli datang ke toko, kemudian memesn kopi kepada pelayan toko tersebut sebanyak satu kilogram dengan pesanan khusus atau digiling pada saat itu. Setelah mendapat pesanan, si pelayan pergi mengambil kopi dari tempatnya, menyiapkan mesin giling, memasukkan kopi ke dalam mesin giling, kemudian menjalankan mesin tersebut. Si pembeli dan pelayan menunggu sampai selesai menggiling, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan hal ini kira-kira selama 12 menit. Setelah kopi menjadi halus, dimasukkan ke dalam kantong kemudian diberikan kepada pembeli. Si pembeli membayar kepada pelayan, pelayan menerima pembayaan dan dicatat dalam “buku keuangan”.        Terlihat bahwa waktu ang dibutuhkan untuk melayani pemesan sebanyak satu kg kopi yaitu 70 detik. Dalam tempo 70 detik, waktu efektif bagi si pembeli hanya 22 detik (yaitu untuk melakukan pmesanan, menerima kopi hasil penggilingan, dan melakukan pembayaran). Ini berarti si pembeli menganggur sebanyak 69% dari waktu total.. Sementara sang pelayan bekerja efektif selama 49 detik (70 % dari waktu total). Sedangkan mesin giling bekerja efektif 21 detik (30% dari waktu total).

2. Peta Tangan Kanan-Tangan Kiri

    Peta ini menggambarkan semua gerakan saat bekerja dan waktu menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan. Suatu pekerjaan manual cocok untuk dianalisis menggunakan peta kerja ini.

Apa saja kegunaan dari peta tangan kanan-tangan kiri?1. Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan.2. Menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien dan tidak produktif sehingga akan mempersingkat waktu kerja.4. Sebagai alat untuk menganalisis tata letak sistem kerja.5. Sebagai alat untuk melatih pekerja yang baru, dengan cara kerja yang ideal.

Seperti peta pekerja-mesin, peta ini pun memiliki lambang-lambang yang mewakili setiap elemen-elemen gerakan:

Elemen menjangkau (Re) Elemen memegang (G)Elemen membawa (M)Elemen mengarahkan (P)Elemen menggunakan (U)Elemen melepas (RI)Elemen menganggur (D)Elemen memegang untuk memakai (H)

Contoh :

      Tangan kiri bertugas menyimpan baut-U yang sudah selesai dirakit ke tempat penyimpanan. Pada saat tangan kiri melakukan gerakan menyimpan, yang terdiri dari elemen gerakan membawa (M) dan melepas (RI), tangan kanan menganggur (UD). Elemen gerakan menjangkau (RE), yang merupakan “titik permulaan” peta, dilaksanakan setelah tangan kiri selesai melepaskan baut-U di tempat penyimpanan.

3. Peta Kelompok Kerja

    Peta Kelompok Kerja merupakan kumpulan dari beberapa peta aliran proses, dimana setiap peta aliran proses akan menunjukkan satu seri kerja dari seorang operator. Peta Kelompok Kerja menunjukkan beberapa aktivitas dari sekelompok orang yang bekerja bersama-sama dalam suatu proses, dimana satu aktivitas dengan aktivitas lainnya saling bergantungan.

 

 

sumber :

http://industrialengineeringtelkom.blogspot.com/2014/05/peta-kerja-setempat.html?m=1

https://informasains.com/edu/post/2021/03/peta-kerja-pengertian-simbol-dan-jenis-peta-kerja/

Tipe Kepemimpinan Serta Perilaku Individu Dan Kelompok

14 November 2022 22:46:22 Dibaca : 42

Pengertian Kepemimpinan

  Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Kepemimpinan adalah jabatan formal, yang menuntut untuk mendapat fasilitas dan pelayanan dari konstituen yang seharusnya dilayani.

Tipe-Tipe/ Gaya Kepemimpinan

     Gaya kepemimpinan adalah cara pemimpin berperilaku secara konsisten terhadap bawahan sebagai anggota kelompok. Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak gerik yang bagus, kekuatan, kesanggupan untuk berbuat baik. Sedangkan gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pemimpin untuk mempengaruhi bawahan untuk sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola prilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin (Nurjaya, et al, 2020).

  • Kepemimpinan Demokratis

  Gaya kepemimpinan demokratis adalah suatu kemampuan dalam mempengaruh orang lain agar dapat bersedia untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dengan berbagai cara atau kegiatan yang dapat dilakukan dimana ditentukan bersama antara bawahan dan pimpinan.Adapun ciri-ciri dari gaya kepemimpinan demokratis ini yaitu memiliki wewenang pemimpin yang tidak mutlah, pimpinan bersedia dalam melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan, kebijakan dan keputusan itu dibuat bersama antara bawahan dan pimpinan, komunikasi dapat berlangsung dua arah dimana pimpinan ke bawahan dan begitupun sebaliknya, pengawasan terhadap (sikap, perbuatan, tingkah laku atau kegiatan) kepada bawahan dilakukan dengan wajar, prakarsa bisa datang dari bawahan atau pimpinan, bawahan memiliki banyak kesempatan dalam menyampaikan saran atau pendapat dan tugas-tugas yang diberikan kepada bawahan bersifat permintaan dengan mengenyampingkan sifat instruksi, dan pimpinan akan memperhatikan dalam bertindak dan bersikap untuk memunculkan saling percaya dan saling menghormati.

  • Kepemimpinan Delegatif

  Gaya kepemimpinan delegatif memiliki ciri-ciri yaitu pemimpin akan jarang dalam memberikan arahan, pembuat keputusan diserahkan kepada bawahan, dan anggota organisasi tersebut diharapkan bisa menyelesaikan segala permasalahannya sendiri. Gaya kepemimpinan delegatif ini memiliki ciri khas dari perilaku pemimpin didalam melakukan tugasnya sebagai pemimpin. Dengan demikian, maka gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan sangat dipengaruhi adanya karakter pribadinya.  

  • Kepemimpinan Birokratis

  Gaya kepemimpinan birokratis ini dilukiskan dengan pernyataan "Memimpin berdasarkan adanya peraturan". Perilaku memimpin yang ditandai dengan adanya keketatan pelaksanaan suatu prosedur yang telah berlaku untuk pemimpin dan anak buahnya. Pemimpin yang birokratis, secara umum akan membuat segala keputusan itu berdasarkan dari aturan yang telah berlaku dan tidak ada lagi fleksibilitas. Segala kegiatan mesti terpusat pada pemimpin dan sedikit saja diberikan kebebasan kepada orang lain dalam berkreasi dan bertindak, itupun tak boleh melepaskan diri dari ketentuan yang sudah berlaku. Adapun beberapa ciri gaya kepemimpinan birokratis ialah Pimpinan akan menentukan segala keputusan yang berhubungan dengan seluruh pekerjaan dan akan memerintahkan semua bawahan untuk bisa melaksanakannya.

  • Kepemimpinan Laissez Faire

  Gaya ini akan mendorong kemampuan anggota dalam mengambil inisiatif. Kurang interaksi dan kontrol yang telah dilakukan oleh pemimpin, sehingga gaya tersebut hanya dapat berjalan jika bawahan mampu memperlihatkan tingkat kompetensi dan keyakinan dalam mengejar tujuan dan sasaran yangcukup tinggi. Dalam gaya kepemimpinan ini, pemimpin sedikit sekali dalam menggunakan kekuasaannya atau sama sekali telah membiarkan anak buahnya untuk berbuat dalam sesuka hatinya.

  • Kepemimpinan Otoriter/ Authoritarian

   Adalah gaya pemimpin yang telah memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang ingin diambil dari dirinya sendiri dengan secara penuh. Tipe kepemimpinan yang otoriter biasanya mengarah kepada tugas. Artinya dengan adanya tugas yang telah diberikan oleh suatu lembaga atau suatu organisasi, maka kebijaksanaan dari lembaganya ini mesti diproyeksikan dalam bagaimana ia dalam memerintah kepada bawahannya agar mendapatkan kebijaksanaan tersebut dapat tercapai dengan baik.

  • Kepemimpinan Kharismatik

  Kelebihan dari gaya kepemimpinan karismatis ini ialah mampu menarik orang. Mereka akan terpesona dengan cara berbicaranya yang akan membangkitkan semangat. Biasanya pemimpin dengan memiliki gaya kepribadian ini akan visionaris. Mereka sangat menyenangi akan perubahan dan adanya tantangan. 

  • Kepemimpinan Diplomatis

  Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini terdapat di penempatan perspektifnya. Banyak orang seringkali selalu melihat dari satu sisi, yaitu pada sisi keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi keuntungan pada lawannya. Hanya pemimpin dengan menggunakan kepribadian putih ini yang hanya bisa melihat kedua sisi dengan jelas, Apa yang dapat menguntungkan dirinya dan juga dapat menguntungkan lawannya.

  • Kepemiminan Moralis

  Kelebihan dari gaya kepemimpinan moralis seperti ini ialah pada umumnya Mereka hangat dan sopan untuk semua orang. Mereka mempunayi empati yang tinggi terhadap segala permasalahan dari para bawahannya, juga sabar, murah hati Segala bentuk kebajikan-kebajikan ada dalam diri pemimpin tersebut. Kelemahan dari pemimpinan seperti ini ialah emosinya. Rata-rata orang seperti ini sangatlah tidak stabil, terkadang dapat tampak sedih dan sangat mengerikan, kadang pula bisa saja sangat begitu menyenangkan dan bersahabat.

  • Kepemimpinan Visioner

  Kepemimpinan visioner merupakan pola kepemimpinan yang ditujukan untuk bisa memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu dijalankan secara bersama-sama oleh para anggota perusahaan dengan cara memberikan arahan dan makna pada suatu kerja dan usaha yang dilakukan berdasarkandengan visi yang jelas.

  • Kepemimpinan Situasional

  Kepemimpinan situational ialah bahwa suatu gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan dapat berbeda-beda, tergantung dari seperti apa tingkat kesiapan para pengikutnya. Pemahaman fundamen dari teori kepemimpinan situasional ialah mengenai tidak adanya gaya kepemimpinan yang paling terbaik.

  • Kepemimpinan Militeristik

  Tipe pemimpin seperti ini sangatlah mirip dengan tipe pemimpin yang otoriter yang merupakan tipe pemimpin yang senantiasa bertindak sebagai diktator terhadap para anggota kelompoknya. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik yaitu lebih banyak dalam menggunakan sistem perintah atau komando, keras dan sangat begitu otoriter, kaku dan seringkali untuk kurang bijaksana; menghendaki adanya kepatuhan yang mutlak dari bawahan; sangat menyenangi suatu formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang terlalu berlebihan; menuntut adanya sebuah disiplin yang keras dan kaku dari para bawahannya; tidak menghendaki adanya saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya; dan komunikasi hanya dapat berlangsung searah (Mattayang, 2019).

Bentuk Perilaku Individu

    Menurut Freud (1991) bentuk-bentuk perilaku individu tidak terlepas dari kepribadian yang dimilikinya. Menurut teori psikoanalitik Sigmund Freud, kepribadian ini terdiri dari tiga elemen, yaitu id, ego, dan superego. Ketiga kepribadian inilah yang bekerja sama untuk menciptakan bentuk-bentuk perilaku manusia yang kompleks.

  • Id adalah satu-satunya komponen kepribadian yang hadir sejak lahir. Aspek kepribadian sepenuhnya sadar dan termasuk dari perilaku naluriah dan primitif. Menurut Freud, id adalah sumber segala energi psikis, sehingga komponen utama kepribadian. Id didorong oleh prinsip kesenangan, yang berusaha untuk kepuasan segera dari semua keinginan, keinginan, dan kebutuhan.
  • Ego adalah komponen kepribadian yang bertanggung jawab untuk menangani dengan realitas. Menurut Freud, ego berkembang dari id dan memastikan bahwa dorongan dari id dapat dinyatakan dalam cara yang dapat diterima di dunia nyata.
  • superego adalah aspek kepribadian yang menampung semua standar internalisasi moral dan cita-cita yang kita peroleh dari kedua orang tua dan masyarakat – kami rasa benar dan salah. Superego memberikan pedoman untuk membuat penilaian.

Bentuk Perilaku Kelompok

     Perilaku kelompok adalah semua kegiatan yang dilakukan dua atau lebih individu yang berinteraksi dan saling mempengaruhi dan saling bergantung untuk menghasilkan prestasi yang positif baik untuk jangka panjang dan pertumbuhan.

Teori-Teori Pembentukan Kelompok

  • Teori Kedekatan (Propinquity)Teori kedekatan menjelaskan tentang adanya aliansi diantara orang-orang tertentu. Seseorang berhubungan dengan orang lain disebabkan karena adanya kedekatan ruang dan daerahnya.
  • Teori Interaksi (George Homans) Teori interaksi berdasarkan pada aktivitas, interaksi dan sentiment (perasaan atau emosi) yang berhubungan secara langsung. Ketiganya dapat dijelaskan sebagai berikut :a. Semakin banyak aktivitas seseorang dengan orang lain, semakin beraneka interaksinya dan semakin kuat tumbuhnya sentiment mereka.b. Semakin banyak interaksi diantara orang-orang, maka semakin banyak kemungkinan aktivitas dan sentiment yang ditularkan pada orang lain.c. Semakin banyak aktivitas dan sentimen yang ditularkan pada orang lain, dan semakin banyak sentiment orang dipahami oleh orang lain, maka semakin banyak kemungkinan ditularkannya aktivitas dan interaksi-interaksi.
  • Teori Keseimbangan (Theodore Newcomb) Teori keseimbangan menyatakan bahwa seseorang tertarik kepada yang lain adalah didasarkan atas kesamaan sikap (seperti: agama, politik, gaya hidup, perkawinan, pekerjaan, otoritas) di dalam menanggapi suatu tujuan.
  • Teori Pertukaran Teori ini ada kesamaan fungsinya dengan teori motivasi dalam bekerja. Teori kedekatan, interaksi, keseimbangan, semuanya memainkan peranan di dalam teori ini. Secara praktis pembentukan kelompok bisa saja terjadi dengan alasan ekonomi, keamanan, atau alasan social. Para pekerja umumnya memiliki keinginan afiliasi kepada pihak lain.

 Sumber: 

https://www.studocu.com/id/n/36725594?sid=01668430872

Perilaku kelompok, Lista Kuspriatni

TEORI KEPEMIMPINAN DAN TOKOH KEPEMIMPINAN

03 October 2022 23:19:33 Dibaca : 351

TEORI KEPEMIMPINAN

Teori kepemimpinan adalah teori yang digunakan sebagai acuan untuk memimpin seseorang. Jika seseorang memiliki teori yang tepat untuk memimpin, maka organisasi atau lembaga yang ia kelola dapat berjalan dengan baik.

Macam-Macam Teori Kepemimpinan

1. Teori Orang Hebat (Great-Man Theory)

Pemimpin yang hebat, menurut teori ini adalah orang yang memang terlahir untuk memiliki bakat pemimpin. Jadi pemimpin yang menggunakan teori ini menganggap bahwa pemimpin tidak dibentuk dengan keadaan, melainkan memang sudah ditakdirkan untuk menjadi pemimpin.

Dalam teori ini, Thomas Caryle mengatakan bahwa sejarah yang dilakukan oleh manusia memiliki sifat yang universal. Sejarah tersebut dibuat dan dibentuk oleh orang yang hebat yang kemudian menjadi pemimpin di era-era tersebut. inilah yang menjadi dasar dari konsep dan teori kepemimpinan orang hebat.

2. Teori Sifat (Trait Theory)

Berikutnya adalah teori sifat, yang merupakan teori dimana seorang pemimpin memiliki sifat khusus yang tidak dimiliki oleh orang lain khususnya mereka yang bukan pemimpin. Berbeda dengan teori sebelumnya dimana pemimpin lahir karena genetik, maka teori sifat mengabaikan konsep tersebut.

Pemimpin menurut teori sifat tidak dibentuk berdasarkan genetik, namun tidak juga karena dibentuk atau dilatih oleh orang lain. Jenkins, salah satu cendekiawan yang mendukung teori ini mengatakan bahwa terdapat sifat khusus yang menjadi ciri khas seorang pemimpin.

Beberapa sifat yang sering digunakan sebagai kualifikasi dalam teori kepemimpinan ini adalah garis keturunan yang dimiliki, tinggi badan bahkan kecerdasan seseorang. Bagian lainnya yang masih diperdebatkan adalah daya tarik yang dimiliki oleh seseorang, baik fisik atau sikap dan kharisma dari orang tersebut.

3. Teori Kepemimpinan Situasional (Situational Theories)

Teori selanjutnya adalah teori mengenai kepemimpinan situasional, dimana dalam konsep tersebut, tidak ada satupun gaya kepemimpinan yang tepat dan bisa digunakan oleh pemimpin di dunia secara umum. Dengan menggunakan teori ini, maka kepemimpinan dilakukan berdasarkan faktor-faktor tertentu.

Gaya pemimpin yang benar dan ada di dunia adalah gaya memimpin berdasarkan adaptasi lingkungannya. Dengan begitu, lingkungan dan aspek lain yang melingkupi pemimpin membuat mereka memiliki gaya kepemimpinan yang khas atas suatu situasi.

Jika berdasarkan teori ini, maka dapat disimpulkan bahwa setiap pemimpin memiliki jenis dan gaya memimpin yang berbeda. Sebab latar belakang serta apa yang membentuk pemimpin tersebut, baik secara internal atau eksternal juga berbeda.

4. Teori Gaya dan Pelaku (Style and Behavior Theory)

Dalam teori kepemimpinan ini dijelaskan bahwa keberhasilan seseorang dalam memimpin lembaga atau organisasi berdasarkan keputusan yang dilakukan oleh pemimpin. Misalnya, sikapnya yang sering memotivasi bawahannya, jika dilakukan dengan tepat akan memberikan semangat dan sikap yang loyal pada pemimpin.

Komunikasi yang baik juga menjadi kunci untuk mereka yang ingin menggunakan gaya kepemimpinan ini. Dengan begitu, pemimpin bisa memberikan instruksi yang tepat bagi bawahan atau pengikutnya dengan lebih rinci dan demi keuntungan bersama.

5. Teori Transaksional (Transactional Theory)

Pemimpin yang menggunakan gaya kepemimpinan ini biasanya melakukan perjanjian bilateral dengan pengikut atau perwakilan pengikutnya. Dimana setiap keputusan yang hendak dikeluarkan oleh pemimpin harus sepengetahuan dan sepersetujuan mereka.

Asosiasi yang dilakukan oleh pemimpin dan pengikutnya harus memberikan dampak yang baik, serta tidak menguntung salah satu pihak. Jika hanya satu pihak saja yang mendapatkan keuntungan, maka teori ini tidak bisa diaplikasikan dengan baik.

6. Teori Transformasional (Transformational Theory)

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa teori ini akan membantu pemimpin untuk mendapatkan nama baik dengan bantuan banyak pihak. Baik pemimpin dan pengikutnya akan saling mengangkat motivasi dan semangat untuk tujuan bersama.

Dalam teori kepemimpinan ini, subjek pemimpin yang digunakan adalah pemimpin yang sudah hidup dan berkembang di era modern. Sehingga dapat dikatakan, ia merupakan penyempurna dari teori-teori dan konsep kepemimpinan sebelumnya.

Tokoh Kepemimpinan

PRESIDEN SOEHARTO

Gaya Kepemimpinan Presiden Soeharto merupakan gabungan dari gaya kepemimpinan Proaktif-Ekstraktif dengan Adaptif-Antisipatif, yaitu gaya kepemimpinan yang mampu menangkap peluang dan melihat tantangan sebagai sesuatu yang berdampak positif serta mempunyal visi yang jauh ke depan dan sadar akan perlunya langkah-langkah penyesuaian.

MAHATMA GANDHI

Mohandas Gandhi adalah salah satu pemimpin berpengaruh India di bawah kekuasaan Inggris. Ia terkenal sebagai Bapak bangsa atau Bapu India. Mohandas Gandhi atau Mahatma Gadhi berlatih Ahinsa atau perjuangan non-kekerasan. Melalui pembangkangan sipil dan aksi boikot barang asing, Gandhi menunjukkan konsistensi perlawanan terhadap Inggris guna mencapai tujuan kemerdekaan India tanpa merugikan satu jiwa.

sumber:

https://deepublishstore.com/materi/teori-kepemimpinan/

https://international.sindonews.com/berita/1196116/45/10-pemimpin-dunia-berpengaruh-sepanjang-masa

https://kitasakti.blogspot.com/2017/05/gaya-kepemimpinan-presiden-soeharto.html

Peran Dan Fungsi Kepemimpinan

19 September 2022 23:11:39 Dibaca : 1049

Apa itu Kepemimpinan?

Dalam istilah umum khususnya di manajemen, kepemimpinan itu sering disebut dengan istilah Leader Ada beberapa definisi dari kepemimpinan antara lain:

1. Getting things done yaitu mencapai hasil melalui orang lain

2. Menggerakkan orang lain untuk mencapai hasil kerja yang diinginkan

3. Kepemimpinan itu adalah pengaruh, tidak lebih dan tidak kurang

4. Kepemimpinan adalah satu kata yaitu Influence artinya mempengaruhi, memotivasi, mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi

Kesimpulan : Kepemimpinan itu adalah tentang bagaimana mempengaruhi orang lain, bawahan atau pengikut agar mau mencapai tujuan yang diinginkan sang pemimpin.

  • Peran Kepemimpinan

Pemimpin dalam sebuah organisasi memiliki peranan penting dalam mengarahkan dan mempengaruhi para bawahannya. Tanpa adanya orang yang mengatur dan mengarahkan suatu organisasi niscaya organisasi tersebut dapat mencapai tujuannya sesuai dengan visi dan misinya. Oleh sebab itu, diperlukan figur seorang pemimpin untuk dapat mengelola dan mengatur organisasi untuk mencapai tujuan-tujuannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pentingnya kepemimpinan dalam organisasi dengan pendekatan literatur. Jenis penelitian ini ialah penelitian dengan pendekatan studi literatur dimana dilakukan dengan menemukan referensi teori yang sesuai dengan kasus yang diperoleh. Pemimpin merupakan seorang yang positif dan penuh percaya diri yang memiliki visi, misi dan nilai etika yang tinggi, dengan kemampuan menyampaikan gagasan dan mampu dalam rangka mendorong dan berhubungan baik dengan orang lain. Kepemimpinan akan menjadi faktor penentu keberhasilan dalam suatu organisasi. Hal ini dikarenakan kepemimpinan menjadi titik pusat adanya perubahan signifikan dalam organisasi, kepemimpinan menjadi kepribadian yang memiliki dampak dan kepemimpinan merupakan seni dalam menciptakan kesesuaian dan kestabilan organisasi.

 

  • Fungsi Kepemimpinan

1. Menyusun Strategi yang Tepat. 

Salah satu fungsi kepemimpinan yang paling penting dan utama adalah menyusun strategi yang tepat. Kepemimpinan yang baik akan membantu grup atau anggota tim dalam menyusun tujuan-tujuan apa saja yang menjadi prioritas penting.  Strategi juga berperan penting dalam menyusun langkah-langkah apa saja yang harus kita ambil agar bisa lebih mudah meraih tujuan kepemimpinan yang diinginkan. 

2. Merancang Taktik. 

Kepemimpinan sangat identik dengan peluang dan risiko. Nah, disinilah fungsi kepemimpinan memainkan perannya. Salah satu fungsi kepemimpinan akan memudahkan kita untuk merancang taktik yang tepat dalam meraih peluang baru dan mengendalikan risiko yang datang. 

3. Penyelesaian Masalah (Problem Solving). 

Setiap kepemimpinan dalam organisasi atau perusahaan memang tidak akan pernah terlepas dari masalah, masalah dan masalah. Masalah datang untuk dihadapi dan diselesaikan, bukan untuk dihindari. Nah inilah salah satu fungsi kepemimpinan yaitu, menyelesaikan permasalahan dengan solusi yang cepat dan tepat. 

4. Pengambilan Keputusan yang Tepat. 

Fungsi kepemimpinan keempat adalah membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat. Seringkali, keputusan yang diambil secara konsensus malah mengarahkan kita pada keputusan yang tidak optimal dan kurang bijak. Dalam hal ini, peran kepemimpinan benar-benar harus bekerja dengan sangat baik, sehingga kepemimpinan berfungsi untuk bersikap adil antara otoritas dan akuntabilitas keputusan. Jika kita berhasil melakukannya, maka kita akan mendapatkan peluang yang lebih besar untuk meraih keputusan yang bijak, optimal dan rasional.

5. Melakukan Pengorganisasian dengan Teratur.  

Selain itu, kepemimpinan juga berfungsi untuk melakukan pengorganisasian secara teratur. Maksudnya, kepemimpinan berupaya untuk mengatur sumber daya manusia (SDM) agar mampu menyelesaikan tugas-tugas kerjanya dengan hasil yang baik. Pengorganisasian mengatur bagaimana anggota tim harus menggunakan waktu dengan seefisien mungkin dengan menghasilkan karya atau hasil kerja yang lebih banyak. Dengan menerapkan pengorganisasian yang baik, maka semua hal akan menjadi sangat teratur. 

6. Manajemen yang Baik.

Fungsi kepemimpinan keenam ini hampir sama dengan fungsi kepemimpinan sebelumnya yaitu, pengorganisasian yang teratur. Namun, fungsi kepemimpinan yang keenam ini lebih mengarah pada manajemen yang baik. Dalam manajemen, prinsip kepemimpinan harus mengarahkan dan mengendalikan para anggota timnya ke arah yang benar. Maksudnya, seorang pemimpin harus tahu kemana arah yang benar untuk para anggotanya agar bisa mengejar tujuan bersama. Jika seorang pemimpin tidak bisa menjalankan sistem manajemennya dengan baik, maka bisa dikatakan bahwa kepemimpinannya tidak menerapkan fungsinya dengan baik. 

7. Manajemen yang Baik dengan Para Pemangku Kepentingan (Stakeholder). 

Kepemimpinan berfungsi untuk menghubungkan kita dengan para pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya. Sehingga ketika kita melaksanakan peran kepemimpinan, kita bisa meminta input atau pengaruh dari pihak-pihak eksternal yang memiliki pengaruh besar pada kepemimpinan kita. Misalnya, memiliki hubungan manajemen yang baik dengan para mitra bisnis.  

8. Membangun Relasi yang Luas. 

Fungsi kepemimpinan lain adalah membantu para pemimpin dalam membangun relasi yang kuat, memperluas network, membina hubungan yang baik, serta menghubungkan satu grup dengan grup lainnya.

9. Memberikan Pengaruh & Motivasi yang Kuat. 

Kepemimpinan berfungsi untuk memberikan pengaruh kepada para anggota timnya, serta menularkan motivasi yang kuat kepada mereka, sehingga anggota tim selalu bersemangat dan berambisi dalam mengejar cita-cita bersama. Pengaruh dan motivasi yang kuat dapat diterapkan ke dalam strategi penjualan, taktik dan strategi yang dapat mengajak seluruh lapisan anggota untuk bergerak maju ke arah yang sama dengan memiliki komitmen dan energi yang tinggi. 

10. Manajemen Waktu yang Baik.

Fungsi kepemimpinan yang kesepuluh akan memudahkan kita dalam memanfaatkan waktu dengan sebijak mungkin. Kepemimpinan berperan untuk mengarahkan kita pada tugas-tugas yang menjadi prioritas, sehingga kita bisa menyelesaikan tugas-tugas penting tersebut dengan tepat waktu. Dalam hal ini, fungsi kepemimpinan dapat membantu kita dalam meningkatkan produktivitas. 

11. Membantu Mengembangkan Orang Lain

Kepemimpinan berfungsi untuk membantu para pemimpin dalam mengembangkan wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan para anggota timnya. Selain itu, pemimpin juga dapat membentuk karakter anggota timnya menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Misalnya, mungkin pada sebelumnya, karyawan bekerja dengan sangat lama dan tidak dapat menentukan tugas mana yang harus diprioritaskan. Namun setelah pemimpin menjalankan fungsinya dengan baik, karyawan tersebut bekerja dengan lebih cepat tanpa melewati tenggat waktu dan selalu mengutamakan tugas-tugas penting yang harus didahulukan. 

12. Beradaptasi dengan Perubahan yang Ada. 

Salah satu fungsi kepemimpinan lainnya adalah siap dalam menerima perubahan yang ada. Kepemimpinan yang baik berfungsi untuk beradaptasi dalam perubahan secara cepat, sehingga para pemimpin dapat memberdayakan para agen perubahan dengan sangat baik. 

13. Memimpin dengan Memberi Contoh yang Baik. 

Para pemimpin adalah orang-orang terdepan yang akan diikuti oleh para pengikutnya, sehingga salah satu fungsi kepemimpinan adalah bertindak sebagai contoh yang baik bagi para anggota timnya, terutama dengan menginspirasi mereka menjadi seorang yang beretos kerja tinggi, rajin, berkomitmen dan tangguh. 

14. Membentuk dan Menerapkan Budaya yang Positif. 

Fungsi kepemimpinan lainnya adalah membentuk dan menerapkan budaya organisasi atau perusahaan yang positif kepada para anggota tim atau karyawan, sehingga setiap orang menganut budaya dan pemikiran yang tepat dan positif. Dalam kepemimpinan, fungsi seperti ini sangatlah diperlukan untuk membangun norma-norma produktif, harapan, dan makna kehidupan yang dijunjung bersama. 

15. Membentuk Ketangguhan. 

Terakhir, kepemimpinan berfungsi untuk memimpin para anggota tim atau karyawan dengan bersikap tangguh dalam menghadapi segala tekanan, masalah dan kegagalan yang hadir dalam kehidupan. Hal ini bertujuan agar semua motivasi, fokus dan semangat yang kita miliki tidak mudah hilang begitu saja. 

 

Sumber:

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/12708/Mengenal-Kepemimpinan-dan-Model-Kepemimpinan.html

https://www.studilmu.com/blogs/details/pengertian-fungsi-kepemimpinan-dan-15-fungsi-kepemimpinan

 

Antropometri

13 September 2022 09:30:00 Dibaca : 363

Pengertian AntropometriAntropometri merupakan salah satu cabang ilmu ergonomi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia yang dapat digunakan untuk merancang fasilitas yang ergonomis. Menurut (Wignjosoebroto, 2000) Kata antropometri berasal dari bahasa Yunani,yaitu kata anthropos (man) yang artinya manusia dan kata metreinn (tomeasure) yang artinya ukuran, sehingga antropometri adalah ilmu yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Menurut(Nurmianto dalam Prasetyo 2011) bahwa antropometri adalah suatu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik tubuh manusia dalam hal ukuran, bentuk, dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Antropometri secara luas dapat digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan atau desain produk maupun sistem kerja yang akan digunakan manusia.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data antropometri akan menentukan bentuk, ukuran, dan dimensi yang tepat pada produk yang dirancang serta manusia yang akan menggunakan produk tersebut sehingga perancang suatu produk harus mampu mengakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan menggunakan produk hasil rancangannya tersebut. Contoh-contoh dari aplikasi data antropometri misalnya: pakaian, kursi, botol, helm, dan sebagainya.

Cara pengukuran AntropometriMenurut (Panero, 2003) berdasarkan cara pengukurannya, antropometri terbagi atas dua macam, yaitu:

a. Antropometri StatisAntropometri statis adalah pengukuran data yang mencakup pengukuran atas bagian – bagian tubuh seperti dimensi kepala, batang tubuh, dan anggota badan lainnya pada posisi standar (tegak sempurna). Pengukuran antropometri statis biasanya digunakan untuk mendesain barang – barang yang digunakan manusia seperti meja, kursi, dan pakaian.

b. Antropometri DinamisAntropometri dinamis yaitu pengukuran yang dilakukan pada posisi tubuh sedang bekerja atau melakukan aktivitas. Dimensi yang diukur pada antropometri dinamis diambil secara linier (lurus) dan saat pemakai melakukan aktivitasnya seperti ketinggian orang saat sedang berjalan.