ARSIP BULANAN : September 2022

Pengertian, sejarah dan penerapan ilmu Antropometri.

13 September 2022 14:44:13 Dibaca : 2497

Dalam kehidupan sehari hari jika memakai sepatu yang tidak sesuai dengan ukuran kaki kita maka tidak akan dapat berjalan dengan nyaman. Atau pada saat kita duduk di kantor, di kampus maupun dirumah, kita akan merasa tidak nyaman jika kursi yang kita gunakan untuk duduk terlalu pendek atau terlalu tinggi, kita juga akan merasa tidak nyaman jika kita duduk di atas kursi yang lebar atau terlalu sempit.

 

Dan dalam perkuliahan salah satu cabang pada ilmu ergonomi yang berkaitan dengan studi pengukuran dimensi tubuh manusia ini dikenal dengan ilmu antropometri yang bertujuan dalam desain produk, digunakan bagi para pekerja, Elfran Tansjah(2015). Lebih jelasnya simak bahasan berikut.

 

Pengertian Antropometri

Antropometri berasal dari kata "antropos" yang artinya manusia dan "metri" yang berarti ukuran. Antropometri adalah suatu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan tubuh manusia, yaitu ukuran, bentuk dan kekuatan penerapan data ini adalah untuk penaganan masalah desain peralatan maupun ruang kerja.

Hal-hal yang berkaitan dengan dimensi manusia meliputi keadaan, frekwensi dan kesulitan sikap badan, syarat-syarat untuk memudahkan bergerak, M.G. Stevenson, Principles Of Ergonomics (Australia: Center for Safety Science-University Of NSW, 1989)

 

Sejarah 

Meskipun pengukuran dimensi tubuh manusia telah dilakukan sejak lama, namum perkembangan cabang ilmu antropologi muncul pada awal abad 19 yang memperkenalkan antropometri dengan mengaplikasikan konsep statistik pada data antropologi (Kroemer et al., 1994). Data antropometri pada saat itu belum banyak digunakan untuk perancangan. Pada pertengahan abad 19 sebagai awal dimulainya era antropometri modern yaitu mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan ukuran dari tubuh manusia guna keperluan perancangan oleh beberapa industri. Akhir abad ke 19 antropometri mulai digunakan secara luas pada berbagai disiplin ilmu. 

Metode pengukuran dimensi tubuh

Metode pengukuran dimensi tubuh manusia dibedakan menjadi dua jenis yaitu pengukuran yang sifatnya statis dimana subjek diukur dalam kondisi diam atau sisebut sebagai pengukuran dimensi struktural.

Variabilitas dimensi tubuh manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: umur, jenis kelamin, ras/etnik, jenis pekerjaan/profesi, geografi dan sebagainya.

  • Pengukuran dimensi statis

Pengukuran dimensi tubuh statis lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan pengukuran dimensi dinamis. Pengukuran dimensi tubuh statis mencakup pengukuran seluruh bagian tubuh dalam posisi standar dan diam baik dalam posisi berdiri maupun posisi duduk. Penggunaan data dimensi tubuh statis antara lain dalam proses perancangan peralatan, perancangan alat-alat dan perlengkapan kerja industri, perancangan tempat duduk, perancangan peralatan rumah tangga dan lain sebagainya.

  • Pengukuran dimensi dinamis

Dimensi dinamis atau fungsional merupakan dimensi tubuh yang diukur dalam kondisi kerja atau adanya pergerakan yang dibutuhkan dalam suatu kerja. Pengukuran antropometri dimensi dinamis atau fungsional cukup sulit karena harus mempertimbangkan gerakan tubuh. Dilakukannya pengukuran dimensi tubuh secara dinamis dengan pertimbangan bahwa manusia pada dasarnya terus menerus dalam keadaan bergerak. Secara nyata tubuh manusia sebenarnya tidak pernah dalam kondisi diam atau statis. Meskipun seseorang melakukan kerja dalam kondisi diam, namun tubuh manusia pada saat tertentu akan meregang, di saat yang lain akan melakukan relaksasi

 

Sejarah perkembangan Ilmu Ergonomi

04 September 2022 14:51:39 Dibaca : 185

Pernahkah anda berada pada posisi berdiri terlalu lama atau duduk yang tidak sesuai dimana mengakibatkan ketidaknyamanan dan rasa nyeri setiap setelah selesai bekerja? Itu artinya prinsip ergonomi belum diterapkan dilingkungan tempat kerja. Oleh karena itu mari kita pahami terlebih dahulu tentang oengertian ergonomi.

 

• Pengertian Ergonomi

Ergonomis berasal dari bahasa Yunani 'ergos' berarti kerja, sedangkan 'nomos' adalah aturan. Dengan demikian, istilah yang satu ini berbicara tentang 'aturan kerja' atau desain untuk manusia. Secara sederhana, istilah ini dapat diartikan sebagai sebuah upaya penyesuaian lingkungan kerja dengan kebutuhan pengguna atau manusianya. Tujuan penyesuaian tersebut untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi cedera pada para pekerja.

 

• Sejarah Ergonomi

> Zaman Purba

Dalam perkembangan manusia, ilmu ini telah membantu manusia sejak 4.000 tahun silam. Perkembangannya telah dimulai saat manusia merancang benda-benda sederhana. Misalnya seperti batu untuk membantu pekerjaan, sampai dilakukannya perbaikan pada alat bantu tersebut untuk memudahkan penggunanya.

> Era modern

Ergonomi mulai dipopulerkan pertama kali pada tahun 1949 saat dijadikan buku oleh Prof. Murrel, akan tetapi aktivitas yang berkenaan dengannya telah bermunculan puluhan tahun sebelumnya. T. Thackrah, England (1831) adalah seorang dokter dari Inggris/England yang meneruskan pekerjaan dari seorang Italia bernama Ramazzini, Ia mengamati postur tubuh para operator pada saat bekerja sebagai bagian dari masalah kesehatan. Pada saat itu Trackrah mengamati seorang penjahit yang bekerja dengan posisi dan dimensi kursi-meja yang kurang sesuai secara antropometri, serta pencahayaan yang tidak ergonomis sehingga mengakibatkan menbungkuknya badan dan iritasi indera penglihatan.

 

Perkembangan ergonomi modern dimulai kurang lebih seratus tahun yang lalu pada saat Frederick W. Taylor (1989) seorang insinyur Amerika yang menerapkan metoda ilmiah untuk menentukan cara yang terbaik dalam melakukan suatu pekerjaan dan B. Gilbreth juga mengamati dan mengoptimasi metoda kerja, dalam bukunya Motion Study yang diterbitkan pada tahun (1911) ia menunjukkan bagaimana postur membungkuk dapat diatasi dengan mendesain suatu sistem meja.

Mereka secara terpisah melakukan studi tentang waktu dan gerakan. Penggunaan ergonomi secara nyata dimulai pada Perang Dunia I untuk mengoptimasikan interaksi antara produk dengan manusia. Pada tahun 1924 sampai 1930 Hawthorne Works of Wertern Electric(Amerika) melakukan suatu percobaan tentang ergonomi yang selanjutnya dikenal dengan “Hawthorne Effects” (Efek Hawthorne). Hasil percobaan ini memberikan konsep baru tentang motivasi di tempat kerja dan menunjukan hubungan fisik dan langsung antara manusia dan mesin. Kemajuan ergonomi semakin terasa setelah Perang Dunia II dengan adanya bukti nyata bahwa penggunaan peralatan yang sesuai dapat meningkatkan kemauan manusia untuk bekerja lebih efektif. Hal tersebut banyak dilakukan pada perusahaan-perusahaan senjata perang.