ANTROPOMETRI-DESWITA PAKAYA-UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Antropometri berasal dari “anthro” yang memiliki arti manusia dan “metri” yang memiliki arti ukuran. Antropometri adalah sebuah studi tentang pengukuran tubuh dimensi manusia dari tulang, otot dan jaringan adiposa atau lemak (Survey, 2009). Menurut (Wignjosoebroto, 2008), antropometri adalah studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Bidang antropometri meliputi berbagai ukuran tubuh manusia seperti berat badan, posisi ketika berdiri, ketika merentangkan tangan, lingkar tubuh, panjang tungkai, dan sebagainya.
Data antropometri digunakan untuk berbagai keperluan, seperti perancangan stasiun kerja, fasilitas kerja, dan desain produk agar diperoleh ukuran-ukuran yang sesuai dan layak dengan dimensi anggota tubuh manusia yang akan menggunakannnya.
Jika ditelusuri lebih dalam, antropometri merupakan sebuah cabang ilmu yang sangat membantu dalam bidang kesehatan maupun kehidupan sehari-hari. Dalam bidang kesehatan, yang jelas antropometri akan memberikan pengukuran kondisi fisik manusia secara detail yang mana hal tersebut akan dianalisa kondisi fisiknya berdasarkan pengukuran yang telah ada. Selanjutnya, untuk kehidupan sehari-hari, antropometri akan memberikan data fisik manusia secara lengkap dan hal itu dapat digunakan sebagai persyaratan untuk berbagai macam keperluan. Menurut ilmu antropometri, objek yang akan dilakukan pengukuran yakni meliputi bagian luar tubuh manusia yang dapat dilihat secara kasat mata. Bagian tubuh tersebut misalkan saja tangan, kepala, kaki, leher, dan masih banyak lagi lainnya yang penting untuk dilakukan pengukuran.
Sebuah ilmu yang ada dan diciptakan tentu saja memiliki tujuannya masing-masing. Begitu pula dengan antropmetri. Ilmu yang membidangi masalah pengukuran anggota tubuh manusia ini mempunyai banyak tujuan yang mana dengan tujuan tersebut manusia akan sangat direkomendasikan untuk menerapkan ilmu ini dalam kehidupan mereka. Tujuan utama antropometri adalah untuk melakukan pengukuran tubuh manusia. Akan tetapi, hal tersebut memunculkan tujuan lain yakni setelah mengetahui ukuran dan dimensi tubuh, para ahli gizi bisa menganalisa kebutuhan gizi setiap manusia dari pengukuran tersebut. Oleh karena itu, jika ingin mengetahui kondisi gizi yang ada di dalam tubuh dan seberapa kurang gizi yang harus dipenuhi, biasanya seseorang akan diminta untuk melakukan tes antropometri terlebih dahulu oleh seorang ahli gizi.
Dari melihat hasil tes antropometri pada setiap anggota tubuh, maka ahli gizi akan mudah dalam menganalisa seberapa kandungan lemak, protein, vitamin, karbohidrat, dan elemen gizi yang lainnya di dalam tubuh manusia. Tentunya analisa ini hanya bisa dilakukan oleh ahli gizi atau memang orang-orang yang mempunyai bidang keilmuan serupa.
Jenis jenis antropometri
1. Antropometri Statis
Pengukuran antropometri statis ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
• Pekerjaan
• Usia
• Jenis kelamin
• Suku bangsa dari mana manusia tersebut berasal
2. Antropometri Dinamis
REFERENSI
• WIGNJOSOEBROTO, S. 2008. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Surabaya, Guna Widya.
• Ergonomi fit. 2011. Ergonomi dan Antropometri [Online]. Indonesia. Available: http//http://ergonomi-fit.blogspot.com/2011/12/dna-dan-antropometri.html. [Accessed