ARSIP BULANAN : February 2024

PERKEMBANGAN MANAJEMEN YANG BERPENGARUH PADA ORGANISASI

04 February 2024 22:17:57 Dibaca : 114

Nama  : Ni Komang Erna Juli Andriani

NIM     : 561422019

Kelas   : A

Prodi   : S1-Teknik Industri

Tugas  : Mata Kuliah Pengendalian dan Penjaminan Mutu

 

Perkembangan Teori Manajemen Yang Berpengaruh Pada Organisasi

            Sejarah perkembangan manajemen tidak jauh berbeda dengan perkembangan manusia itu sendiri. Artinya, bahwa manajemen telah berlangsung sejak manusia itu berada di bumi ini, seiring dengan perkembangan dan tuntutan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada abab-abad yang lalu misalnya, banyak karya besar manusia yang sampai saat ini dapat dinikmati oleh manusia sekarang. Contohnya, bagaimana kita mengenal Candi Borobudur di Indonesia. Karya besar tersebut lahir pada saat ilmu dan teknologi belum begitu berkembang. sedangkan sekarang akibat perkembangan teknologi dan informasi, keterampilan dan keahlian orang-orang meningkat dengan pesatnya. Manajemen kemudian berkembang sesuai dengan perkembangan keahlian serta pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh oleh manusia itu. Pengetahuan serta teknologi (IPTEK) terus tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan itu sekaligus juga mengembangkan keterampilan manajemen umat manusia.

            Di era modern, kegiatan manajemen menjadi sesuatu yang ilmiah karena kegiatan tersebut dicatat dan catatan tersebut masih terpelihara (tidak rusak atau dirusak). Namun pada hakikatnya dibalik pyramid, tembok besar, dan candi Borobudur terdapat kegiatan manajemen. Ini membuktikan bahwa teori manajemen mengalami perkembangan yang semakin maju meskipun secara perlahan, inilah yang disebut evolusi teori manajemen. Meskipun akhir-akhir ini di abad ke 21 ini, perkembangan teori manajemen melaju dengan pesat mengikuti perkembangan teknologi yang bersifat eksponensial.

A. Evoluasi Teori Manajemen

    Tanpa teori, semua pembahasan hanya berupa intuisi, dugaan dan harapan yang akan membatasi penggunaannya dalam organisasi yang semakin kompleks. Manajemen sebagai suatu ilmu, telah berkembang sedemikian rupa sejak ditemukannya ilmu manajemen ilmiah (scientific management) oleh Taylor yang lebih dikenal sebagai Bapak Manajemen Dunia. Periodisasi perkembangan manajemen dimulai dari periode manajemen ilmiah yang dipelopori oleh FW Taylor tahun 1870.

B. Perkembangan Teori Manajemen

   Teori manajemen seiring berkembangnya zaman mengalami perkembangan yang sangat pesat, diantaranya ada lima teori manajemen yaitu; teori manajemen klasik, teori manajemen ilmiah, teori manajemen organisasi klasik, manajemen manusiawi, dan manajemen Modern.

1. Pendahulu/Pionir Teori Manajemen Klasik

a) Robert Owen (1771—1858)

   Robert Owen merupakan manajer dari beberapa pabrik pemintal kapas di New Lanark, Scotlandia sejak tahun 1800-an. Dalam teorinya, Owen menekankan peranan sumber daya manusia sebagai kunci kesuksesan dari suatu perusahaan (Krisnandi dkk, 2019). Owen berpendapat, dengan memperbaiki kondisi kerja atau investasi sumber daya manusia, perusahaan dapat meningkatkan output dan juga keuntungan. Disamping itu juga, Owen memperkenalkan sistem penilaian terbuka dan dilakukan setiap hari.

b) Charles Babbage (1792-1871)

    Babbage merupakan profesor matematika di Inggris. Dengan latar belakang kuantitatifnya, ia percaya bahwa prinsip-prinsip ilmiah dapat diterapkan untuk meningkatkan efisiensi produksi, produktivitas naik, dan biaya operasi turun. Kontribusinya terlihat dari bukunya On the Economy of Machinery and Manufactures. Ia menganjurkan pembagian kerja (division of labor) sehingga kerja/operasi setiap pabriknya bisa dianalisis secara terpisah.

2. Teori Manajemen Ilmiah

    Teori manajemen ilmiah muncul karena kebutuhan meningkatkan produktivitas. Pada awal abad ke-20, perusahaan raksasa bermunculan, sedangkan penawaran tenaga kerja relatif kurang. Pendahulu-pendahulu teori manajemen juga membantu memunculkan manajemen ilmiah.

a) Frederick Winslow Taylor (1856-1915)

   Frederick Taylor disebut sebagai bapak manajemen ilmiah. Taylor memfokuskan perhatiannya pada studi waktu untuk setiap pekerjaan (time and motion study). Ada 4 prinsip dasar yang digunakan untuk mencapai efisiensi :

    1.     Pengembangan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam pelaksanaan setiap pekerjaan.

    2.     Seleksi ilmiah untuk karyawan, dengan menentukan tanggung jawab karyawan sesuai dengan kemampuannya.

    3.     Pendidikan dan pengembangan karyawan secara ilmiah.

    4.     Kerja sama yang baik antara Manajemen dan Karyawan.

b) Frank (1868-1924) dan Lilian Gilberth (1878-1972)

  Keduanya merupakan suami istri yang mempunyai minat yang sama terhadap   manajemen. Frank Gilberth melakukan studi pekerjaan yang mengarahkannya pada studi gerak dan kelelahan. Lilian Gilberth memberikan kontribusi pada lapangan psikologi industri dan manajemen personalia. Ia percaya bahwa tujuan akhir manajemen ilmiah adalah membantu pekerja mencapai potensi sepenuhnya sebagai seorang manusia.

c) Henry L.Gantt (1861-1919)

    Dia mengemukakan gagasan-gagasannya yang antara lain:

    1.      Kerjasama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dan Manajemen

    2.      Seleksi ilmiah tenaga kerja

    3.      Sistem bonus untuk merangsang produktivitas

    4.      Penggunaaan instruksi-instruksi kerja yang terperinci

d) Harrington Emerson (1851-1931)

     Menurut Emerson, pemborosan merupakan penyakit yang merintangi manajemen. Oleh sebab itu, Emerson merumuskan beberapa prinsip berikut.

     1.     Perumusan tujuan yang jelas.

     2.     Pelaksanaan kegiatan yang logis.

     3.     Penyediaan staf yang terampil.

     4.     Penciptaan kedisiplinan kerja.

     5.     Pemberian imbal jasa yang adil.

     6.     Pelaporan yang cepat, tepat, terpercaya, dan kontinu.

     7.     Penginstruksian dan perencanaan dari urutan kerja.

     8.     Adanya standar, metode, skedul dan waktu di setiap kegiatan.

     9.     Adanya kondisi yang standar.

     10.  Adanya operasi yang standar.

     11.  Adanya instruksi praktis yang standar secara tertulis.

     12.  Adanya balas jasa efisiensi dan rencana insentif.

3. Teori Organisasi Klasik

    Teori organisasi klasik (teori administrasi klasik) memfokuskan pada kebutuhan “menyistematisasi” cara-cara pengelolaan organisasi yang semakin kompleks. Adapun tokoh-tokoh yang bergabung pada organisasi klasik, antara lain:

a) Henry Fayol (1841—1925)

  Henry Fayol merupakan industrialis Prancis yan sering disebut sebagai bapak aliran manajemen klasik karena upaya “menyistematisasi” studi manajerial. Pokok pikirannya ditulis dalam bukunya yang berjudul General and Industrial Management. Fayol membagi kegiatan bisnis dalam enam kegiatan pokok yang saling berkaitan, yaitu; Teknis, Komersial, Keuangan, Keamanan, Akuntansi, dan Manajemen. Di sampin itu,  Fayol merupakan orang pertama yang mengelompokkan kegiatan manajerial, yaitu (1) perencanaan, (2) pengorganisasian, (3) pengarahan, (4) dan pengendalian.

b) Max Weber (1864—1920)

     Max Weber merupakan ahli sosiologi Jerman yang mengembangkan teori birokrasi. Menurutnya, suatu organisasi yang terdiri atas ribuan anggota membutuhkan aturan yang jelas untuk anggota organisasi tersebut.

c) Mary Parker Follet (1868—1933)

Mary Parker Follet memasukkan elemen manusia dan struktur organisasi ke dalam analisisnya. Elemen tersebut kemudian muncul dalam teori perilaku dan hubungan manusiawi.

d) Chaster I. Barnard (1886-1961)

Chester I Barnard merupakan direktur New Jersey Bell, perusahaan telepon di Amerika Serikat pada tahun 1927. Dengan pengalaman manajerialnya dan dengan bacaan sosiologinya yang cukup luas, Barnard mengembangkan teori organisasi. Menurutnya, orang datang ke organisasi formal (seperti perusahaan) karena ingin mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai sendiri.

4. Teori Hubungan Manusiawi

Aliran ini muncul karena ketidak-puasan tentang apa yang dikemukakan teori organisasi klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Terdapat beberapa tokoh yang tergabung dalam aliran manjemen hubungan manusiawi antara lain:

a) Hugo Munsterberg (1963-1916)

1.     Penerapan peralatan-peralatan psikologi untuk mencapai tujuan pencapaian produktivitas.

2.     Untuk mencapai peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan melakukan 3 cara:

   -    Penemuan best possible person

   -    Penciptaan best posiblework

   -    Penggunaan best possible effect untuk memotivaasi karyawan

b) Elton Mayo (1880-1949) Dan Percobaan Hawthorne (1927-1932)

Studi Hawthorne dilakukan di pabrik Western Electric Company dari tahun 1924—1933 di Hawthorne, dekat Chicago, Amerika Serikat. Studi disponsori oleh General Electric, Co. Elton Mayo (1880—1949) bersama beberapa koleganya, seperti Fritz J. Roethlisberger dan William J. Dickson, kemudian masuk dalam tim penelitian. kemudian mengambil kesimpulan bahwa perhatian manajemen dapat meningkatkan semangat kerja karyawan.

5. Teori Manajemen Modern

    Aliran manajemen modern di dasari oleh asumsi bahwa manusia memiliki berbagai kebutuhan dan mengalami perubahan yang cepat, sehingga tidak ada pendekatan yang bisa digunakan pada kondisi tersebut (Krisnandi, dkk, 2019).  Akan tetapi, pendekatan ini tetap mengakui gagasan teori manajemen klasik dan sumber daya manusia. Pada dasarnya, teori manajemen modern dibangun berdasarkan dua konsep utama, yakni teori perilaku organisasi dan manajemen kuantitatif. Adapun tokoh-tokoh yang bergabung dalam teori manajemen modern dalam konsep perilaku organisasi, antara lain:

    1.     Abraham Maslow dengan teori hierarki kebutuhan yang menjelaskan perilaku manusia dan dinamika proses motivasi.

    2.     Douglas McGregor dengan teori X dan Y nya.

    3.     Frederick Herzberg yang menjelaskan teori motivasi higienis dan teori 2 faktor.

    4.     Rensis Likert yang telah melakukan penelitian tentang 4 sistem manajemen dari sistem yang exploitif-otoritatif sampai dengan partisipatif                           kelompok.

    5.     Chris Argyris yang memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan budaya.

 

 

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong