Tugas Menggambar Teknik (Materi Proyeksi aksonometrik, Proyeksi miring, Proyeksi perspektif, dan Ilustrasi industri)
Nama : Ni Komang Erna Juli Andriani
NIM : 561422019
Prodi : S-1 Teknik Industri
Mata Kuliah : Menggambar Teknik
Kelas : A
A. Pengertian proyeksi
Agar dapat menyatakan wujud suatu benda dalam bentuk gambar diperlukan suatu cara yang disebut proyeksi. Gambar proyeksi adalah gambar dari suatu benda nyata atau khayal yang dilukiskan berdasarkan garis-garis pandang pengamat pada suatu bidang datar (bidang gambar).
Gambar 1.1 Contoh proyeksi dari sebuah benda.
1. PROYEKSI AKSONOMETRI
Aksonometri adalah sebuah sebutan umum untuk pandangan yang dihasilkan oleh garis proyeksi suatu benda. Aksonometri merupakan salah satu modifikasi penggambaran satu bentuk yang berskala.
Jika sebuah benda disajikan dalam proyeksi ortogonal seperti tampak pada Gambar 1.2a, hanya sebuah bidang saja yang akan tergambar pada bidang proyeksi. Seandainya bidang-bidang atau tepi-tepinya dimiringkan terhadap bidang proyeksi, maka tiga muka dari benda itu akan terlihat serentak, dan gambar demikian memberikan bentuk benda seperti sebenarnya Gambar 1.2b. Cara demikian disebut proyeksi aksonometri dan gambarnya disebut gambar aksonometri. Ada tiga bentuk proyeksi aksono-metri yaitu isometri, dimetri dan trimetri.
Gambar 1.2. Perbandingan proyeksi orthogonal dan aksonometri.
a. Proyeksi Isometri
Proyeksi isometri merupakan proyeksi aksonometri dimana pandangan yang di pilih dari objek diletakkan sedemikian rupa terhadap bidang proyeksi dimana masing-masing bidang membentuk sudut 30 derajat dan skala yang di gunakan pada setiap bidang adalah sama atau sudut antara sumbu satu terhadap sumbu lainnya.
Sebagai contoh diambil sebuah kubus seperti pada Gambar 1.3. Kemudian kubus ini dimiringkan sehingga diagonal bendanya berdiri tegak lurus pada bidang vertikal, atau bidang proyeksi. Sudut antara bidang bawah kubus dan bidang horizontal menjadi 35o16'. Jika kubus ini diproyeksikan pada bidang proyeksi P proyeksinya akan menunjukkan ketiga bidang dari kubus. Dalam gambar proyeksi ini sisi-sisi AB, AD dan AE ketiga-tiganya sama panjang, dan saling berpotongan pada sudut yang sama pula, yaitu 1200. Proyeksi demikian disebut proyeksi isometri. Ketiga garis lurus AB, AD dan AE adalah sumbu-sumbu isometri. Panjang masing-masing sisi lebih pendek dari pada panjang sisi sebenarnya. Panjang garis-garis dapat diukur pada sumbu-sumbu ini dengan skala yang sama.
Gambar 1.3. Proyeksi isometri.
a. Proyeksi Dimetri
Proyeksi pada Gambar 1.4. di mana skala perpendekan dari dua sisi dan dua sudut dengan garis horizontal sama, disebut proyeksi dimetri.
Gambar 1.4. Proyeksi dimetri.
a. Proyeksi Trimetri
Proyeksi pada Gambar 1.5. di mana skala perpendekan dari tiga sisi dan tiga sudut tidak sama, disebut proyeksi trimetri.
Gambar 1.5. Proyeksi trimetri.
- Gambar Isometri
Untuk mendapatkan sedikit gambaran mengenai bentuk benda yang sebenarnya pada umumnya dibuat gambar isometri, dimetri atau trimetri, dari proyeksi aksonometrinya.
Pada proyeksi aksonometri tidak terdapat panjang sisi yang sebenarnya daribenda yang bersangkutan. Oleh karena itu penggambarannya memakan waktu. Dilain pihak gambar isometri, dimetri atau trimetri setidaknya satu sisi merupakan panjang sisi yang benar.
Pada gambar isometri panjang garis pada sumbu-sumbu isometri menggambarkan panjang yang sebenarnya. Karena itu penggambarannya sangat sederhana, dan banyak dipakai untuk membuat gambar satu pandangan. Gambar isometri dapat menyajikan benda dengan tepat, dan memerlukan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan cara proyeksi yang lain
- Gambar Dimetri.
Pada gambar isometri sering terdapat garis-garis yang berhimpit atau bidang-bidang datar menjadi garis lurus. Kekurangan ini tidak akan terjadi pada gambar dimetri.
2. PROYEKSI MIRING / OBLIQUE
Proyeksi miring adalah semacam proyeksi sejajar, tetapi dengan garis-garis proyeksinya miring terhadap bidang proyeksi. Gambar yang dihasilkan oleh cara proyeksi ini disebut gambar proyeksi miring. Pada proyeksi ini bendanya dapat diletakkan sesukanya, tetapi biasanya permukaan depan dari benda diletakkan sejajar dengan bidang proyeksi vertikal. Dengan demikian bentuk permukaan depan tergambar seperti sebenarnya, yang juga terdapat pada gambar proyeksi ortogonal.
Sudut yang menggambarkan kedalamannya biasanya 30°, 45° atau 60° terhadap sumbu horizontal. Sudut-sudut ini disesuaikan dengan segi tiga yang dipakai mempunyai sudut-sudut 30°, 45° dan 60°.
Dalamnya dapat ditentukan sembarang, seperti tampak pada Gambar 1.6. Jika panjang ke dalam sama dengan panjang sebenarnya, gambar demikian disebut gambar Cavalier. Pada proyeksi ini skala yang sama dapat dipergunakan pada sumbu-sumbu yang lain.
Oleh karena itu sering kali dipergunakan skala perpendekan pada sumbu ke dalam, misalnya 3 /4, 1 /2, atau 1 /3. Skala perpendekan 1 /2 memberikan gambar yang tidak berobah, dan penggambarannya agak mudah. Gambar demikian disebut gambar Cabinet. Gambar Cabinet dengan sudut 45° banyak dipakai di beberapa negara.
Gambar 1.6. Perbandingan beberapa jenis proyeksi miring.
Gambar 1.7. memperlihatkan gambar sebuah benda dalam proyeksi isometri dan proyeksi miring (gambar Cabinet) sebagai perbandingan.
Gambar 1.7. Perbandingan gambar isometri dengan gambar miring.
3. PROYEKSI PRESPEKTIF.
Jika antara benda dan titik penglihatan tetap diletakkan sebuah bidang vertikal atau bidang gambar, maka pada bidang gambar ini akan terbentuk bayangan dari benda tadi (Gambar 1.8.). Bayangan ini disebut gambar perspektif. Gambar perspektif adalah gambar yang serupa dengan gambar benda yang dilihat dengan mata biasa, dan banyak dipergunakan dalam bidang arsitektur. Ini merupakan gambar pandangan tunggal yang terbaik, tetapi cara penggambarannya sangat sulit dan rumit dari pada cara-cara gambar yang lain. Untuk gambar teknik dengan bagian-bagian yang rumit dan kecil tidak menguntungkan, oleh karenanya jarang sekali dipakai dalam gambar teknik mesin.
Gambar 1.8. Proyeksi prespektif.
Dalam gambar perspektif garis-garis sejajar pada benda bertemu di satu titik dalam ruang, yang dinamakan titik hilang. Ada tiga macam gambar perspektif, seperti perspektif satu titik (perspektif sejajar), perspektif dua titik (perspektif sudut) dan perspektif tiga titik (perspektif miring), sesuai dengan jumlah titik hilang yang dipakai (Gambar 1.9.).
Gambar 1.9. Gambar prespektif.
4. ILUSTRASI INDUSTRI
Ilustrasi sebagai seni aplikasi adalah sebuah bidang yang tidak berdiri sendiri, selalu terkait dengan industri lain yang membutuhkannya. Ketika ia mencoba untuk berdiri sendiri, ia akan masuk ke ranah seni rupa murni (fine art). Dan seni rupa murni memiliki dunianya sendiri, dengan distribusi dan pasar yang berlangsung di dalam galeri-galeri seni.
Hal ini sepertinya agak kurang disadari oleh para pelakunya sendiri. Dalam konteks ini, pada dasarnya ada dua garis besar tipe artis. Pertama, hasil yang sangat lihai dalam merespon sebuah project brief sebagai titik mulai dan mencari solusi visual yang tak terduga. Inilah yang disebut sebagai Ilustrator. Kedua, artis yang cenderung merasa kebebasannya terkekang jika diberikan brief dan merasa lebih nyaman untuk bisa memulai sebuah karya dari titik mulai manapun yang ia pilih sendiri mereka ini biasanya disebut sebagai seniman murni (fine artist). Berkarya untuk seni itu sendiri (for the sake of art) dan bukan untuk hal lain.
TUGAS MENGGAMBAR TEKNIK (PROYEKSI DAN POTONGAN)
Nama : Ni Komang Erna Juli Andriani
NIM : 561422019
Prodi : S1-Teknik Industri
Mata Kuliah : Menggambar Teknik
Kelas : A
A. PROYEKSI DALAM GAMBAR TEKNIK
a. Pengertian Proyeksi
Proyeksi merupakan implementasi gambar rancangan dari sebuah obyek nyata, proyeksi ini dibuat dengan garis pada bidang datar. Secara fungsi proyeksi ini digunakan untuk menampilkan sebuah obyek gambar nyata ke dalam bentuk gambar yang di sesuaikan dengan tujuan gambar tersebut.
Garis proyeksi terdiri dari berbagai tipe, hal tersebut tergantung pada jenis garis dari proyeksi tersebut. Berikut adalah tipe garis proyeksi:
a. Tipe Amerika
b. Tipe Eropa
Perbedaan dari tipe proyeksi tersebut adalah tata letaknya.
b. Jenis-Jenis Proyeksi
1. Proyeksi Piktorial
Proyeksi Piktorial merupakan gambar yang semula dua dimensi dibuat dalam bentuk tampilan gambar dibuat secara tiga dimensi. Jenis proyeksi ini bisa dilakukan dengan berbagai macam cara di antaranya sebagai berikut:
a. Proyeksi Piktorial Isometris
b. Proyeksi Piktorial Dimetris
c. Proyeksi Piktorial Miring
d. Gambar Perspektif atau pandangan
2. Proyeksi Orthogonal
Proyeksi Orthogonal merupakan jenis proyeksi yang menampilkan gambar secara dua dimensi. Fungsi dari proyeksi ini adalah menjelaskan gambar detail dari masing-masing sudut pandang. Proyeksi orthogonal dibagi menjadi dua jenis di antaranya sebagai berikut:
a. Proyeksi kuadran I (proyeksi Eropa)
b. Proyeksi kuadran II (Proyeksi Amerika)
c. Proyeksi Eropa Dan Proyeksi Amerika
Perbedaan proyeksi orthodal yang dikelompokkan dalam dua standar proyeksi tersebut adalah dalam bentuk penyajian pada gambar.
1. Proyeksi Standart Eropa
Proyeksi eropa (proyeksi kuadran I), peletakan view sisi kiri gambar sebagai view utama.
2. Proyeksi Standart Amerika
Proyeksi amerika (proyeksi kuadran I), peletakan view sisi kanan gambar sebagai view utama.
Berikut adalah contoh gambar proyeksi standart Eropa dan Amerika:
Perbedaan yang umum dari kedua standar proyeksi tersebut adalah jenis lambang atau simbol. Di bawah ini adalah contoh lambang dan symbol dari ke dua standart tersebut
A. POTONGAN PADA GAMBAR TEKNIK
a. Pengertian Potongan
Potongan dalam gambar teknik merupakan sebuah cara untuk memperjelas tampilan suatu obyek gambar. Dengan fungsi untuk melihat spesifikasi di dalam isi tubuh gambar. Sehingga mampu di baca dari sisi bagian gambar yang sulit kita lihat.
b. Jenis-Jenis Potongan
1. Potongan Meloncat
Potongan meloncat merupakan jenis potongan yang difungsikan untuk menyederhanakan gambar dalam bentuk potongan, dimana potongan tersebut terdiri dari dua bidang, berikut adalah contoh jenis potongan gambar:
2. Potongan Penuh
Potongan yang digunakan untuk menampilkan obyek dengan membagi bidang potongan seutuhnya, agar obyek akan tampak lebih detail dan efektif untuk dibaca. Berikut adalah contoh potongan penuh:
3. Potongan Separuh
Potongan separuh di fungsikan untuk menampilkan gambar dengan pandangan luar (out side). biasanya garis yang tidak tampak (tersembunyi) tidak di gambar karena detail bagian dalam telah tampak pada bagian yang terpotong. Berikut adalah contoh gambar potongan separuh:
4. Potongan Putar
Potongan putar adalah metode pemotongan (irisan) sebuah obyek secara penuh tetapi pada saat penyajiannya diputar dan ditempatkan pada area lain, agar tidak terjadi salah persepsi dalam membacanya.
Benda-benda tertentu seperti ruji roda, engkol, poly, gear rantai, dan sebagainya adalah beberapa obyek yang paling sering mengalami proses potongan putar. Contoh gambar potongan putar:
5. Potongan Sobekan
Potongan sobekan (broken-out section) berfungsi untuk menampilkan gambar dengan beberapa bagian saja yang dipotong sehingga gambar tampak detail bagian dalam obyek gambar tersebut. Pada umumnya garis yang digunakan dalam potongan ini berupa garis tidak beraturan, berikut adalah contoh gambar potongan sobekan:
6. Potongan Berurutan
Potongan berurutan ini merupakan tipe yang digunakan untuk menunjukkan gambar secara berurutan dengan susunan gambar yang saling berhubungan satu sama lain, berikut adalah contoh gambar potongan berurutan:
Kategori
- Masih Kosong
Blogroll
- Masih Kosong