Pengendalian Penjaminan Mutu sebagai Penyelesaian Permasalahan pada UMKM di Gorontalo
Pada semester 4 kali ini, saya memiliki satu mata kuliah dengan judul Pengendalian Penjaminan Mutu. Mata kuliah ini memiliki inti yaitu bagaimana seseorang atau perusahaan dapat membuat produk dengan mengedepankan kualitas serta mutu yang baik dari barang yang diproduksi. Pada mata kuliah ini juga kami diberikan suatu projek yaitu mengindentifikasi permasalahan yang ada di UMKM di Gorontalo. Saat itu kami dibagi menjadi beberapa kelompok, yang 1 kelompok berisi 3 orang. Kami turun lapangan ke UMKM, saat itu saya bersama kelompok saya turun lapangan di UMKM Pia Putra Kusuma Gorontalo, setelah melakukan wawancara ternyata UMKM tersebut memiliki permasalahan pada turunnya produtifitas parapekerja serta upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan di UMKM Pia Kusuma. Nah setelah mengetahui permasalahan yang ada di UMKM tersebut, kami perlu menggunakan metode penyelesaian untuk membantu UMKM agar dapat memperbaiki permasalahan yang ada. Kami menggunakan metode Fishbone sebagai analisis penyebab dan 5R TQM sebagai upaya penyelesaiannya.
Lantas, apa itu metode Fishbone dan 5R TQM?
Fishbone atau digaram sebab akibat adalah alat yang membantu mengidentifikasi, memilah, dan menampilkan berbagai penyebab yang mungkin dari suatu masalah atau karateristik kualitas tertentu yang ditemukan oleh Kaoru Ishikawa. Pada kasus yang ada di UMKM Pia Putra Kusuma kami mengindentifikasi terlebih dahulu yang menjadi penyebab permasalahan di UMKM tersebut yang dibagi menjadi berikut :
1. Material
-
Gudang menyimpan bahan baku terlalu banyak : material yang akan digunakan terlalu banyak disimpan di gudang yang disebabkan oleh banyaknya permintaan dari konsumen (permintaan over)
2. Environment
- Luas Bangunan UMKM sempit : faktor lingkungan yang mempengaruhi adalah luas bangunan UMKM yang sempit, sehingga berakibat pada kurangnya spcae untuk melakukan aktifitas produksi
3. Machine
- Kerja mesin terlalu over : karena banyaknya permintaan, kerja mesin menjadi over sehingga berpengaruh pada kualitas mesin yang menurun
4. Man
- Pekerja dituntut bekerja setara kemampuan mesin
- Pekerja sulit beraktifitas
Total Quality Management didefinisikan sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi (Santosa dalam Tjiptono, 2003:4).
Menurut Ishikawa dalam Tjiptono (2003:4), Total Quality Management di artikan sebagai: “perpaduan semua fungsi manajemen, semua bagian dari suatu perusahaan dan semua orang ke dalam falsafah holistic yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas, dan kepuasan pelanggan.”
Salah satu dari metode TQM adalah 5R TQM. 5R TQM adalah suatu metode penataan dan pemeliharaan wilayah kerja secara intensif yang digunakan oleh manajemen dalam usaha memelihara ketertiban, efisiensi, dan disiplin di area kerja sekaligus meningkatkan kinerja perusahaan secara menyeluruh. Dalam konteks Total Quality Management (TQM), 5R berarti: Ringkas (Seiri), Rapi (Seiton), Resik (Seiso), Rawat (Seiketsu), dan Rajin (Shitsuke).
Dari hasil uraian diagram Fishbone diatas, maka diketahui bahwa penyebab dari permasalahan di UMKM Pia Kusuma disebabkan oleh beberapa faktor seperti environment, material, machine, dan man. Maka perbaikan permasalahan dapat menggunakan 5R TQM yang berisi dari :
- Ringkas ( Seiri)
Dengan mengurangi barang yang tidak diperlukan dan mengorganisir area kerja untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, memisahkan barang yang rusak dengan barang yang baik . Hal ini dapat membantu mengurangi rasa malas dan meningkatkan kualitas pekerjaan.
b. Rapi (Seiton)
Dapat mengatur dan memelihara peralatan serta material, beri label, nama atau tanda pada penempatan barang, diberi batas antara barang yang satu dengan barang yang lain, serta memprioritaskan posisi barang di tempat kerja dengan berdasarkan pada frekuensi pemakaian. Barang yang selalu dipakai diletakkan paling dekat dengan tempat kerja, disusul kemudian barang yang sering dipakai dan yang terakhir adalah barang yang kadang-kadang dipakai. Untuk barang yang tidak terpakai buang saja dari tempat kerja. Hal ini dapat membantu meningkatkan kualitas pelayanan dan penjualan.
c. Resik (Seiso)
Membersihkan area kerja dengan memeriksa dan memastikan bahwa semua barang-barang dan peralatan dalam keadaan baik. Hal ini dapat membantu mengurangi keterlambatan proses kerja dan meningkatkan kualitas pelayanan.
d. Rawat (Seiketsu)
Menjaga atau merawat alat, material dan lingkungan agar selalu berfungsi sebagaimana mestinya, menjaga keadaan yang ringkas, rapi, resik dan teratur di area kerja. Hal ini dapat membantu meningkatkan kualitas pelayanan dan penjualan.
e. Rajin ( Shitsuke)
Membuat kebiasaan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik dan memastikan bahwa karyawan memelihara kebersihan dan keselamatan di tempat kerja. Hal ini dapat membantu meningkatkan kualitas pelayanan dan penjualan.
Sekian dari tulisan saya di blog ini, semoga teman-teman semua bisa memahami tulisan saya.
Naik Gunung turun gunungDi tengah jalan ketemu nyonyaTerimakasih sudah berkunjungSampai jumpa diposting berikutnya
Have a nice day, everyone
Kategori
- Masih Kosong
Blogroll
- Masih Kosong