ARSIP BULANAN : February 2013

berusaha mensyukuri kekurangan diri

22 February 2013 23:21:43 Dibaca : 1292

Setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan tertentu. Baik dalam segi fisik, rupa, meteri, dll. Sifat kita lemah dan tidak memiliki kemampuan apapun untuk berkehendak sesuai yang diinginkan dihadapan Allah. Misalnya kita kepingin tampan atau cantik, gagah dan kaya seperti yang di idamkan. Allah Maha Berkehendak dan Maha Mengetahui atas apa yang diciptankan-Nya. Kita tidak ada pilihan apalagi untuk mempermasalahkannya dalam hal ini. Memang begitulah Allah menjadikan manusia agar tidak menjadi sombong. Disinilah dituntut untuk sabar dan bersyukur atas apa yang di anugrahkan kepada setiap hamba-Nya. Sehingga kita dapat mengambil pelajaran dari apa yang kita lihat, dengar dan rasa.

Terkadang merasa rendah diri ketika melihat kekurangan yang ada pada diri atau minder sering kali terjadi, maka salah satu caranya adalah anggap semua itu sebagai suatu kelebihan yang tidak dimiliki pada orang yang diberikan kelebihan tersebut. Kita ambil contoh, apakah kita mengira ketampanan ataupun kecantikkan itu sentiasa membawa kebahagiaan? Kekayaan menjadi tolak ukur bahagia ? Jawabannya tidak selalu cantik atau tampan dan kaya itu bahagia. Biasanya ketakutannya pun akan lebih dominan terhadap keburukan yang akan menimpa.

Berapa banyak orang cantik yang resah ketika muncul jerawat satu saja di wajahnya. Karena apa, orang cantik fobia menjadi buruk. Bagi orang yang tidak pandai bersyukur, hal ini selalu dapat menyusahkan dirinya dibandingkan dengan mereka yang kurang cantik. Padahal muda, cantik dan menjadi tua adalah sesuatu yang pasti terjadi. Lalu bagaimana perasan orang cantik menghadapi hari tua mereka, bukankah rasa resah lebih menyelimuti, tidak menarik dan kehilangan kecantikan yang selalu terbayang?

Banyak kita saksikan di media cetak maupun elektronik, kisah kehidupan wanita cantik yang selalu dipenuhi onak dan duri. Jika tanpa di bekali Iman dan taqwa maka dapat terjerumus kedalam kemaksiatan. Ketahuilah bahwa semua kelebihan yang dimiliki itu juga merupakan ujian dari Allah kepada hambanya. Disadari atau tidak bagi mereka yang gagal memahami kelebihan pada dirinya atau kecantikan yang diberikankan Allah bisa menyebabkan diri cenderung untuk membanggakan diri. Sehingga bagi yang mempunyai kekurangan diri hal ini merupakan cambuk karena kesempatan untuk membanggakan diri itu kecil sekali.

Bagaimana sekarang kita agar dapat merasa cukup dan bahagia atas semua yang telah Allah berikan kepada kita yaitu dengan Bersyukur. Cara bersyukur yaitu dengan menjalankan semua yang diperintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Memandang dalam hal dunia selalu dengan melihat kebawah sedang masalah akhirat (Ilmu dan amal) selalu memandang keatas. Serta meyakini takdir baik dan buruk datangnya dari Allah yang menggemgam diri ini. Allah tidak memandang kaya atau miskin, cantik atau jelek, tetapi yang dipandang adalah ke-taqwa-an nya....

Oleh karena itu bahwa orang cantik, orang gemuk, orang kurus, orang pendek, orang cacat, orang miskin semua itu hanyalah ukuran manusia. Bersyukurlah atas semua apa yang telah Allah anugrahkan kepada kita. Kesempurnaan hanya milik Allah, kekurangan dan kekhilafan hanya milik hanba-Nya.......

Al-Qur'an menjawab hati yang bersedih

22 February 2013 23:16:00 Dibaca : 1136

Kamu sedang bersedih? merasa banyak masalah dan ujian? wah, kamu ga sendiri sob. Banyak yang berfikir seperti itu. Sebagian besar bilang : Ah, itu mah biasa, wajar sebagai manusia kita merasa jenuh, aga berat, dsb. Tapi benarkah begitu? Atau patutkah kita seperti itu? hey, sobat..bangun!! berwudhu, dan baca kitab penunjuk jalan yang terjaga keasliannya sampai hari akhir…Apapun pertanyaan kalian, pasti ada jawabannya dalam Al-Qur’an…terutama saat sedih, seperti di bawah ini..

Manusia Bertanya : Kenapa aku diuji?

Qur’an Menjawab : “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi?” (Lihat QS.Al-Ankabuut : 2).

“Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”. (Lihat juga QS.Al-Ankabuut : 3)

Manusia Bertanya : Kenapa aku tidak diuji saja dengan hal-hal yang baik?

Qur’an Menjawab : “…boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (Lihat QS.Al-Baqarah : 216)

Manusia Bertanya : Kenapa aku diberi ujian seberat ini?

Qur’an Menjawab : “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya……….” (Lihat QS.Al-Baqarah : 286)

Manusia Bertanya : Bolehkah aku frustrasi ?

Qur’an Menjawab : “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”. (Lihat QS.Ali Imraan : 139)

Manusia Bertanya : Bolehkah aku berputus asa ?

Qur’an Menjawab : “…dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”. (Lihat QS.Yusuf : 87)

Manusia Bertanya : Bagaimana cara menghadapi ujian hidup ini?

Qur’an Menjawab : “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung”. (Lihat QS.Ali Imraan : 200)

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’”. (Lihat QS.Al-Baqarah : 45)

Manusia Bertanya : Bagaimana menguatkan hatiku?

Qur’an Menjawab : “….Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Ilah selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal…….” (Lihat QS.At-Taubah : 129)

Manusia Bertanya : Apa yang kudapat dari semua ujian ini?

Qur’an Menjawab : “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan surga – Nya……….” (Lihat QS.At-Taubah : 111)

Subhanalloh,

istiqomah, sobat..

CINTA DALAM DIAM

22 February 2013 23:12:58 Dibaca : 1182

Matahari kan pergi tuk lepaskan penatnya

Debur ombak berkejaran tinggalkan buih buih dipasir pantai

Dan tiada malu malu lagi sang purnama berikan senyum termanis

Pada sang penghuni di alam semesta yang dia punya

Hingga tiada lelah kutapakkan kaki telanjangku di bulir pasir putih

Terbentang dalam angan yang merenda rindu

Serasa bangkitkan rasa tuk memintal desah jiwa

Taburan benih kasih yang kau tanamkan di rasa

Kini serasa tumbuh kian sesakkan relung relung kalbu

Kan ku hempaskan dalam hembusan desak nafas yang memburu

Getar asmara yang kau kumandangkan

Kurasakan syahdu dan tak henti mengagumimu

Membelit rindu dan tiada berpenghujung

Kian terbuai berayuan membelai jiwa yang kasmaran

Dengan irama yang lembut penawar nestapa cinta

Desir angin malam kian membelai mesra

Mengajakku tinggalkan semua angan yang membentang

Jejak jejak di pasir yang kian hilang tersapu ombak

Mengingatkanku tuk segera bangkit dari impian yang tiada pasti

Namun ku tak kan berhenti mencintaimu walau dalam diam yang sepi ♥ ♥

Cinta Diam Ini Menanti RidhoNya dalam hadirmu untuk Qu ♥

77 CABANG IMAN

22 February 2013 23:08:09 Dibaca : 47651

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, “Iman itu memiliki tujuh puluh cabang (riwayat lain tujuh puluh tujuh cabang) dan yang paling utama ialah Laa ilaaha illa Allah, dan yang terendah ialah mebuang duri dari jalan. Dan malu juga merupakan salah satu cabang iman.” (Ashhabus Sittah).

Banyak ahli hadits yang menulis risalah mengenai cabang iman di antaranya ialah : Abu Abdillah Halimi rah a dalam Fawaidul Minhaj, Imam Baihaqi rah a dalam Syu’bul Iman, Syaikh Abdul Jalil rah a dalam Syu’bul Iman, Ishaq bin Qurthubi rah a dalam An Nashaih, dan Imam Abu Hatim rah a dalam Washful Iman wa Syu’buhu.

Para pensyarah kitab Bukhari rah a menjelaskan serta mengumpulkan ringkasan masalah ini dalam kitab-kitab tersebut. Walhasil pada hakikatnya iman yang sempurna itu mempunyai 3 (tiga) bagian :

Tashdiq bil Qalbi, yaitu meyakini dengan hati,
Iqrar bil Lisan, mengucapkan dengan lisan, dan
Amal bil Arkan, mengamalkan dengan anggota badan.
Cabang iman terbagi lagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu yang berhubungan dengan :

1) Niat, aqidah, dan amalan hati;

2) Lidah; dan

3) Seluruh anggota tubuh.

Yang Berhubungan dengan Niat, Aqidah, dan Hati
1) Beriman kepada Allah, kepada Dzat-Nya, dan segala sifat-Nya, meyakini bahwa Allah adalah Maha Suci, Esa, dan tiada bandingan serta perumpamaannya.

2) Selain Allah semuanya adalah ciptaan-Nya. Dialah yang Esa.

3) Beriman kepada para malaikat.

4) Beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada para Rasul-Nya.

5) Beriman kepada para Rasul.

6) Beriman kepada takdir yang baik maupun buruk, bahwa semua itu dating dari Allah.

7) Beriman kepada hari Kiamat, termasuk siksa dan pertanyaan di dalam kubur, kehidupan setelah mati, hisab, penimbangan amal, dan menyeberangi shirat.

8) Meyakini akan adanya Syurga dan Insya Allah semua mukmin akan memasukinya.

9) Meyakini neraka dan siksanya yang sangat pedih untuk selamanya.

10) Mencintai ALLAH

11) Mencintai karena Allah dan membenci karena Allah termasuk mencintai para sahabat, khususnya Muhajirin dan Anshar, juga keluarga Nabi Muhammad saw dan keturunannya.

12) Mencintai Rasulullah saw, termasuk siapa saja yang memuliakan beliau, bershalawat atasnya, dan mengikuti sunnahnya.

13) Ikhlash, tidak riya dalam beramal dan menjauhi nifaq.

14) Bertaubat, menyesali dosa-dosanya dalam hati disertai janji tidak akan mengulanginya lagi.

15) Takut kepada Allah.

16) Selalu mengharap Rahmat Allah.

17) Tidak berputus asa dari Rahmat Allah.

18) Syukur.

19) Menunaikan amanah.

20) Sabar.

21) Tawadhu dan menghormati yang lebih tua.

22) Kasih saying, termasuk mencintai anak-anak kecil.

23) Menerima dan ridha dengan apa yang telah ditakdirkan.

24) Tawakkal.

25) Meninggalkan sifat takabbur dan membanggakan diri, termasuk menundukkan hawa nafsu.

26) Tidak dengki dan iri hati.

27) Rasa malu.

28) Tidak menjadi pemarah.

29) Tidak menipu, termasuk tidak berburuk sangka dan tidak merencanakan keburukan atau maker kepada siapapun.

30) Mengeluarkan segala cinta dunia dari hati, termasuk cinta harta dan pangkat.

2. Yang Berhubungan dengan Lidah

31) Membaca kalimat Thayyibah.

32) Membaca Al Quran yang suci.

33) Menuntut ilmu.

34) Mengajarkan ilmu.

35) Berdoa.

36) Dzikrullah, termasuk istighfar.

37) Menghindari bicara sia-sia.

3. Yang berhubungan dengan Anggota Tubuh

38) Bersuci. Termasuk kesucian badan, pakaian, dan tempat tinggal.

39) Menjaga shalat. Termasuk shalat fardhu, sunnah, dan qadha’.

40) Bersedekah. Termasuk zakat fitrah, zakat harta, member makan, memuliakan tamu, serta membebaskan hamba sahaya.

41) Berpuasa, wajib maupun sunnah.

42) Haji, fardhu maupun sunnah.

43) Beriktikaf, termasuk mencari lailatul qadar di dalamnya.

44) Menjaga agama dan meninggalkan rumah untuk berhijrah sementara waktu.

45) Menyempurnakan nazar.

46) Menyempurnakan sumpah.

47) Menyempurnakan kifarah.

48) Menutup aurat ketika shalat dan di luar shalat.

49) Berkorban hewan, termasuk memperhatikan hewan korban yang akan disembelih dan menjaganya dengan baik.

50) Mengurus jenazah.

51) Menunaikan utang.

52) Meluruskan mu’amalah dan meninggalkan riba.

53) Bersaksi benar dan jujur, tidak menutupi kebenaran.

54) Menikah untuk menghindari perbuatan keji dan haram.

55) Menunaikan hak keluarga dan sanak kerabat, serta menunaikan hak hamba sahaya.

56) Berbakti dan menunaikan hak orang tua.

57) Mendidikan anak-anak dengan tarbiyah yang baik.

58) Menjaga silaturrahmi.

59) Taat kepada orang tua atau yang dituakan dalam agama.

60) Menegakkan pemerintahan yang adil

61) Mendukung jemaah yang bergerak di dalam kebenaran.

62) Mentaati hakim (pemerintah) dengan syarat tidak melanggar syariat.

63) Memperbaiki mu’amalah dengan sesama.

64) Membantu orang lain dalam kebaikan.

65) Amar makruh Nahi Mungkar.

66) Menegakkan hukum Islam.

67) Berjihad, termasuk menjaga perbatasan.

68) Menunaikan amanah, termasuk mengeluarkan 1/5 harta rampasan perang.

69) Memberi dan membayar utang.

70) Memberikan hak tetangga dan memuliakannya.

71) Mencari harta dengan cara yang halal.

72) Menyumbangkan harta pada tempatnya, termasuk menghindari sifat boros dan kikir.

73) Memberi dan menjawab salam.

74) Mendoakan orang yang bersin.

75) Menghindari perbuatan yang merugikan dan menyusahkan orang lain.

76) Menghindari permainan dan senda gurau.

77) Menjauhkan benda-benda yang mengganggu di jalan.

==> Beibz Jelita :)

HATIKU

22 February 2013 23:04:30 Dibaca : 713

Hatiku ...jujurlah...
Kalau engkau tak sanggup menjadi cemara yang kokoh di puncak bukit ...
jadilah saja belukar yang teguh di tepi jurang...
Belukar itu senantiasa istiqomah dalam perjuangannya untuk hidup.
Ia belajar dari kesehariannya untuk mendewasakan batangnya,
batangnya yang menyanggahnya untuk tidak masuk ke dalam jurang...

Hatiku...ketahuilah!!!
Ternyata untuk menjadi belukar saja itu tidak mudah!!!
Belukar harus ikhlas agar ia tak iri pada cemara...
Belukar harus tawadhu agar ia tak sombong pada rumput...
Belukar tetap belukar sampai ia bisa berjumpa dengan Penciptanya...

Kalau engkau tak sanggup jadi belukar...jadilah saja rumput,
tetapi rumput yang senantiasa memperkuat pinggiran jalan...
Kalau engkau tak sanggup menjadi langit...jadilah saja bumi,
tetapi bumi yang setia dan ikhlas untuk dipijaki oleh setiap manusia.
Tidak semua insan sanggup berbuat seperti pengemis yang tawadhu',...
izzahnya tinggi walau orang lain merendahkannya...
karena ia mempunyai HATI sehingga dekat dengan sang Robbi...