artikel terumbu karang
Terumbu karang juga merupakan salah satu sumber daya ikan yang mempunyai sifat dapat pulih kembali ( renewable ) namun kemampuan untuk pulih kembali sangat terbatas. Di segi lain sumber daya terumbuu karang sebagai suumber daya yang bersifat open access atau milik umum ( common properties ) yang dalam pemanfaatannya orang cenderung berlomba-lomba untuk mengambil sebanyak-banyaknya, tanpa berpedoman pada kaidah-kaidah pelestarian sumber daya alam ( Dahuri, 2003 ).
Kekayaan sumberdaya hayati perairan Indonesia yang tinggi akan sangat bermanfaat jika dilakukan pemanfaatan secara optimal dan bertanggung jawab. Pemanfaatan sumber daya hayati perairan ini dapat dilakukan melalui proses penangkapan dan pembudidayaan. Penangkapan ikan yang dilakukan adalah proses pemanfaatan sumberdaya perikanan yang bersifat ekonomis dari perairan secara bertanggung jawab.
Dalam melakukan proses penangkapan, nelayan harus mengikuti peraturan dan undang-undang yang berlaku. Peraturan dan undang-undang ini menjadi asas dan standar mengenai pola perilaku bagi nelayan dalam praktek penangkapan yang bertanggung jawab dalam pengusahaan sumberdaya perikanan dengan maksud untuk menjamin terlaksananya aspek konservasi, pengelolaan dan pengembangan epektif sumber daya hayati akuatik berkenaan dengan pelestarian.
Penangkapan ikan yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan merupakan tuntutan zaman, mengingat semakin tingginya kerusakan ekosistem laut dan menurunnya sumberdaya kelautan dan perikanan. Pemanfaatan dan pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan yang serampangan akan mengganggu keseimbangan ekosistem dan pada akhirnya akan berdampak pula terhadap keselamatan umat manusia di muka bumi ini. Di dalam memanfaatkan dan mengelola Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, masyarakat telah mengembangkan berbagai jenis teknologi penangkapan baik yang berskala tradisional maupun modern. Karena permintaan pasar akan komoditi perikanan dan kelautan yang bernilai ekonomis penting, perkembangan teknologi dan pola penangkapan masyarakat kadang kala kurang memperhatikan aspek keberlanjutan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan. Penggunaan bom, potassium sianida dan illegal fishing merupakan potret hitam aktivitas masyarakat di wilayah kepulauan untuk memenuhi kebutuhan pasar baik lokal, regional dan internasional. Implikasi dari kegiatan tersebut, terjadinya kerusakan lingkungan dan menurunnya Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, misalnya kerusakan terumbu karang dan terjadinya overfishing untuk berbagai jenis Sumber Daya Kelautan dan Perikanan di dalam wilayah perairan Indonesia.
Menurut Suharsono ( 1995 dalam Tuwo, 2011 ), dari hasil pengamatan pada 325 stasiun yang tersebar di seluruh Indonesia, hanya 7 % terumbu karang Indonesia dalam kondisi sangat baik, 22 % dalam kondisi baik, 28 % dalam kondisi sedang dan 43 % dalam kondisi miskin.
Proses pemanfaatan sumber daya perikanan di Indonesia khususnya untuk ikan-ikan karang saat ini banyak yang tidak sesuai dengan peraturan dan undang-undang. Hal ini disebabkan semakin bertambahnya kebutuhan dan permintaan pasar untuk ikan-ikan karang serta persaingan yang semakin meningkat. Keadaan tersebut menyebabkan nelayan melakukan kegiatan eksploitasi terhadap ikan-ikan karang secara besar-besaran dengan menggunakan berbagai cara yang tidak sesuai dengan kode etik perikanan yang bertanggung jawab. Cara yang umumnya digunakan oleh nelayan adalah melakukan illegal fishing yang meliputi pemboman, pembiusan, dan penggunaan alat tangkap trawl. Semua cara yang dilakukan oleh nelayan ini semata-mata hanya menguntungkan untuk nelayan dan memberikan dampak kerusakan bagi ekosistem perairan khususnya terumbu karang. Didalam peraturan Kementerian Kelautan dan Perikanan nomor KEP.38/MEN/2004, tentang Pedoman Umum Pengelolaan Terumbu Karang, dikatakan bahwa eksploitasi sumber daya alam secara besar-besaran tanpa mempertimbangkan kelestariannya, berdampak pada menurunnya kualitas lingkungan hidup, termasuk terumbu karang. Degradasi terumbu karang dapat ditimbulkan oleh dua penyebab utama, yaitu akibat kegiatan manusia dan akibat alam.
Pentingnya terumbu karang yang merupakan tempat hidup banyak organisme dan memiliki bermacam-macam fungsi baik untuk organisme yang hidup di terumbu karang maupun untuk manusia sebagai tempat wisata bahari, olahraga selam dan tempat penelitian untuk akademisi, dipandang perlu untuk menjaga kelestarian ekosistem terumbu karang tersebut. Sebagaimana dijelaskan dalam peraturan Kementerian Kelautan dan Perikanan nomor KEP.38/MEN/2004 tentang Pedoman Umum Pengelolaan Terumbu Karang, terumbu karang dan segala kehidupan yang terdapat di dalamnya merupakan salah satu kekayaan alam yang bernilai tinggi. Manfaat yang terkandung di dalam ekosistem terumbu karang sangat besar dan beragam, baik manfaat langsung dan manfaat tidak langsung. Manfaat langsung antara lain sebagai habitat ikan dan biota lainnya, pariwisata bahari, dan lain-lain. Sedangkan manfaat tidak langsung, antara lain sebagai penahan abrasi pantai, dan pemecah gelombang.
Rusaknya terumbu karang memberikan pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan manusia, khususnya nelayan. Oleh karena itu dalam menjaga ekosistem terumbu karang perlu adanya pemanfaatan yang lestari, serta sangat diperlukan kegiatan konservasi bagi terumbu karang yang telah rusak. Konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya bertujuan mengusahakan terwujudnya kelestarian sumber daya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia ( Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya ). Meskipun banyaknya peraturan dan perundang-undangan yang mengatur tentang pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta pengelolaan terumbu karang agar pemanfaatan yang dilakukan tidak merusak ekosistem di dalamnya, akan tetapi kegiatan merusak terumbu karang (illegal fishing, potassium dan penggunaan bom) masih terjadi hingga sekarang. Kondisi seperti ini perlu diatasi sedini mungkin, supaya tidak menimbulkan dampak yang lebih besar di masa mendatang.
Adanya peraturan dan undang-undang yang mengatur tidak akan ada perubahan apabila tidak disertai dengan sanksi yang tegas, peran serta masyarakat, pemerintah daerah dan lembaga-lembaga lainnya agar terciptanya kelestarian lingkungan perairan. Oleh karena itu, untuk mengingatkan dan menjaga terumbu karang, ada baiknya kita melihat manfaat dan fungsi terumbu karang baik bagi ekosistem perairan maupun untuk manusia sebagai pelaku pemanfaatan dan pengelolanya, serta perlu dilihat juga kondisi terumbu karang yang terancam rusak sehingga penulis tertarik melakukan pembahasan ekosistem terumbu karang dalam ancaman, mudah-mudahan hasil dari makalah ini dapat berguna untuk kita semua
Artikel terumbu karang ini juga di untuk memenuhi tugas yang telah di berikan oleh dosen di mata kuliah “KEANEKARAGAMAN HAYATI”,agar tugas ini terpenuhi dengan hasil yang baik kami kelompok 1 berusaha untuk membuat artikel ini dengan sebaik-baik mungkin agar mendapatkan hasil yang sepadan dengan usaha dan kerja keras kami.
B.Definisi Terumbu Karang
Definisi Terumbu karang adalah karang yang terbentuk dari kalsium karbonat koloni kerang laut yang bernama polip yang bersimbiosis dengan organisme miskroskopis yang bernama zooxanthellae. Terumbu karang bisa dikatakan sebagai hutan tropis ekosistem laut. Ekosistem ini terdapat di laut dangkal yang hangat dan bersih dan merupakan ekosistem yang sangat penting dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Biasanya tumbuh di dekat pantai di daerah tropis dengan temperatur sekitar 21-30C. Beberapa tempat tumbuhnya terumbu karang adalah pantai timur Afrika, pantai selatan India, Laut Merah, lepas pantai timur laut dan baratl laut Australia hingga ke Polynesia. Terumbu karang juga terdapat di pantai Florida, Karibia dan Brasil. Terumbu karangterbesar adalah Great Barier Reef di lepas pantai timur laut Australis dengan panjang sekitar 2000 km. Terumbu karang merupakan sumber makanan dan obat-obatan dan melindungi pantai dari erosi akibat gelombang laut.
Terumbu karang memberikan perlindungan bagi hewan-hewan dalam habitatnya termasuk sponge, ikan (kerapu, hiu karang, clown fish, belut laut, dll), ubur-ubur, bintang laut, udang-udangan, kura-kura, ular laut, siput laut, cumi-cumi atau gurita, termasuk juga burung-burung laut yang sumber makanannya berada di sekitar ekosistem terumbu karang.
Ada dua jenis terumbu karang yaitu terumbu karang keras (hard coral) dan terumbu karang lunak (soft coral). Terumbu karang keras (seperti brain coral dan elkhorn coral) merupakan karang batu kapur yang keras yang membentuk terumbu karang. Terumbu karang lunak (seperti sea fingers dan sea whips) tidak membentuk karang. Terdapat beberapa tipe terumbu karang yaitu terumbu karang yang tumbuh di sepanjang pantai di continental shelf yang biasa disebut sebagai fringing reef, terumbu karang yang tumbuh sejajar pantai tapi agak lebih jauh ke luar (biasanya dipisahkan oleh sebuah laguna) yang biasa disebut sebagai barrier reef dan terumbu karang yang menyerupai cincin di sekitar pulau vulkanik yang disebut coral atoll.
Terumbu karang ditemukan di sekitar 100 negara dan merupakan rumah tinggal bagi 25% habitat laut. Terumbu karang merupakan ekosistem yang sangat rentan di dunia. Dalam beberapa dekade terakhir sekitar 35 juta hektar terumbu karang di 93 negara mengalami kerusakan. Ketika terumbu karang mengalami stres akibat temperatur air laut yang meningkat, sinar ultraviolet dan perubahan lingkungan lainnya, maka ia akan kehilangan sel alga simbiotiknya. Akibatnya warnanya akan berubah menjadi putih dan jika tingkat ke-stres-annya sangat tinggi dapat menyebabkan terumbu karang tersebut mati.
Jika laju kerusakan terumbu karang tidak menurun, maka diperkirakan pada beberapa dekade ke depan sekitar 70% terumbu karang dunia akan mengalami kehancuran. Kenaikan temperatur air laut sebesar 1 hingga 2C dapat menyebabkan terumbu karang menjadi stres dan menghilangkan organisme miskroskopis yang bernama zooxanthellae yang merupakan pewarna jaringan dan penyedia nutrient-nutrien dasar. Jika zooxanthellae tidak kembali, maka terumbu karang tersebut akan mati.
Terumbu karang juga menjadi daya tarik berbagai pihak atau industri untuk memanfaatkannya dalam berbagai bentuk pemanfaatan. Secara garis besar industri yang terlibat dalam pemanfaatan terumbu karang, antara lain industri perikanan, perhubungan, pendidikan, tambang, farmasi dan pariwisata. Sehingga secara hitungan ekonomi untuk luasan dan kondisi terumbu karang Indonesia dapat memberi keuntungan bersih yang cukup besar, yaitu $ 14.035 juta/km2.(Cesar, 1997 dalam Burke, et. al. 2004).
Adapun definisi lainya yang menyangkut terumbu karang yaitu :
Terumbu karang concretions dihasilkan oleh organisme hidup. Beberapa terumbu dibentuk oleh ganggang berkapur (di Amerika Selatan dan Cap Verde Islands), lain dengan moluska (kerang menyatu vermetid di Florida) atau Polychaeta (serpulid cacing), tetapi sebagian besar terumbu karang di dunia yang terdiri dari karang hermatypic (cnidaria , terutama scleractinozoa dan hidroid) yang berisi ganggang simbiotik mikroskopis (zooxanthella). Kompleks ini membentuk substrat di mana ekosistem terumbu didasarkan (cf. bakau).Terumbu karang yang kokoh, tahan lama struktur. Soliditas mereka adalah karena fakta bahwa mereka dibentuk oleh bagian-bagian keras dari kerangka hewan. Umur panjang mereka adalah karena kemampuan mereka untuk melawan guncangan bahkan setelah kematian organisme (bdk. tinggi-naik terumbu mula-mula). Celah disegel dan disolder oleh sedimen dan sekresi karang.Terumbu karang memiliki topografi menonjol. Mereka didasarkan pada dasar laut di atas fondasi batuan padat dan beberapa dari mereka mencapai permukaan laut, sementara yang lain terendam dan karena itu merupakan risiko serius bagi navigasi.Terumbu karang telah berkembang jauh di banyak tempat: terumbu karang terbesar di dunia termasuk Great Barrier Reef Australia, terumbu Kaledonia Baru, yang lebih dari 2000 km panjang, dan terumbu Mayotte.
Terumbu karang memiliki efek ekologis pada lingkungan mereka. Efek utama mereka adalah yang fisik, karena mereka melindungi pesisir pantai dari dampak gelombang laut dan gelombang. Mereka juga memiliki efek kimia, karena organisme yang mereka terdiri menggunakan nutrisi yang tersedia dan menghasilkan detritus dalam pertukaran.
Secara umum, terumbu karang dapat ditemukan hanya di daerah di mana suhu selalu di atas 18 ° C di musim dingin.
Terumbu karang dapat dilihat pada berbagai skala spasial s.
Lintang
Peran suhu: suhu optimum untuk terumbu karang adalah 22-28 ° C, arus laut yang hangat dan dingin yang mereka hadapi karena memainkan peran yang menentukan. Karang memerlukan suhu minimum 18 ° C, dan karena itu jarang terjadi di Atlantik timur dan Pacific pantai dari pada pantai barat lebih hangat.Suhu berkisar ambang mendefinisikan kondisi di mana setiap spesies mampu bertahan mungkin juga menentukan kebiasaan mereka makan dan reproduksi.Efek dari kemunculan: karena kompleks karang tidak mudah menahan kemunculan, mereka sangat bergantung pada pasang surut. Berbagai spesies berbeda dalam hal ini, namun: karang Karibia jarang terkena kemunculan, misalnya, dan faktor ini mungkin menjelaskan perbedaan struktural diamati antara Indo-Pasifik dan terumbu Karibia. Pasang surut yang sangat rendah juga dapat memiliki efek bencana pada terumbu karang.Pengaruh sedimentasi: perbedaan yang cukup diamati dalam perlawanan dari spesies karang (yang telah ditemukan tergantung pada proses sekresi lendir dan gerakan silia) dapat menjelaskan terjadinya pola lokal yang beragam.Beberapa spesies yang dapat ditemukan di daerah keruh, terlepas dari beberapa pengecualian langka seperti Fungia dan Trachyphyllia.Efek dari kondisi hidrodinamik: efek dari faktor ini telah dipelajari pada skala spasial berbagai, berfokus pada aspek-aspek seperti angin, arus dan gelombang.
Pengukuran kedalaman
Jumlah spesies karang yang diamati menurun dengan kedalaman.Tingkat produksi karang juga telah ditemukan menurun dengan kedalamanTingkat pertumbuhan dari spesies karang yang menurun dengan kedalaman, karena tingkat cahaya menurun, daripada suplai oksigen menurun dan penurunan suhu.Tingkat pertumbuhan sebenarnya tergantung pada transparansi air: spesies karang terus berkembang sampai dengan radiasi tingkat 30 40% à, mencapai maksimum tepat di bawah permukaan air. Pada tingkat radiasi rendah, beberapa spesies seperti Stylophora pistillata (di Laut Merah) dapat berkembang dengan hanya 1% dari cahaya permukaan, tetapi dalam kasus ini, hanya koloni kecil mengembangkan dan terumbu karang tidak pernah terbentuk.
Wilayah Indo-Pasifik
Ini adalah bagian dari dunia dengan jumlah terbesar dan berbagai terbesar terumbu karang. Hal ini dapat dibagi menjadi dua sub-wilayah:
The sub-wilayah timur, yang meliputi Laut Merah, bagian barat Samudera Hindia dan bagian timur Samudera Hindia.Sub-wilayah barat, yang meliputi bagian tengah dari Pasifik tropis, Malaysia, Filipina, dan Indonesia, di mana terumbu karang sangat banyak dan beragam.The Great Barrier Reef Australia saja mencakup sekitar 200 000 Km 2.
The Pacific Barat, dengan kepulauan yang banyak, juga mengandung banyak terumbu karang, sedangkan Pasifik timur tidak memiliki begitu banyak.
The Atlantic region
Terumbu karang dalam jumlah Atlantik hanya 1/20th dari jumlah dapat ditemukan di perairan Indo-Pasifik, mereka tidak hanya mencakup wilayah yang lebih kecil, tetapi juga menunjukkan keragaman kurang, bukan spesies karang tunggal umum untuk kedua bagian-bagian dari dunia. The Atlantic terumbu karang terutama berlokasi di wilayah sekitar Bermuda dan Karibia.
Ada ada sebuah kompleks karang beberapa lepas pantai Brazil dan Afrika Barat, tetapi koloni yang jarang dihuni oleh hanya sejumlah kecil spesies.
Terumbu karang yang diklasifikasikan dalam hal morfologi mereka dengan Darwin, sebagai berikut: fringing terumbu, terumbu penghalang, datar karang dan atol.
Renda terumbu berada di dekat lahan muncul. Mereka cukup sempit dan baru terbentuk. Mereka dapat dipisahkan membentuk pantai melalui saluran dilayari (yang terkadang salah disebut sebagai "laguna").
Barrier terumbu yang lebih luas dan berbohong lebih jauh dari pantai. Mereka dipisahkan dari pantai dengan hamparan air yang bisa sampai beberapa kilometer lebar dan beberapa puluh meter. Pulau berpasir ditutupi dengan pola karakteristik vegetasi kadang-kadang terbentuk di atas karang penghalang. Garis pantai pulau-pulau rusak dengan melewati, yang telah menduduki tempat tidur sungai mantan.
Terumbu karang datar atau rak yang kompleks yang muncul dari laut terbuka.
Atol yang besar, berbentuk cincin terumbu berbaring lepas pantai, dengan sebuah laguna di tengah mereka. Bagian muncul dari karang sering ditutupi dengan sedimen akumulasi dan vegetasi paling khas yang tumbuh di terumbu terdiri dari pohon kelapa .
Larva organisme karang menempel pada substrat keras (batu atau madreporarians diinstal sebelumnya). Mereka yang bertahan hidup, jumlah yang bervariasi, memulai kolonisasi substrat, bersama dengan seluruh rangkaian fauna simbiosis terkait. Fase ini berlangsung di perairan dangkal, di mana kerangka karang menumpuk dengan cepat dan ganggang berkapur, yang berfungsi sebagai perekat penyemenan komponen bersama-sama, juga berkembang. The detritus (foraminifera, moluska, duri landak, puing-puing karang) yang mengumpulkan di celah berfungsi untuk memperkuat struktur keseluruhan. Kompleks terus-menerus kembali diproses.
Terumbu karang dari berbagai jenis semua memiliki beberapa fitur lokal yang serupa karena fakta yang mirip faktor geomorfologi di tempat kerja. Ada ada pola yang rumit dan zona lokal pada atol dan terumbu penghalang, bergerak ke pedalaman dari pantai, salah satu bertemu dengan seluruh rangkaian biotop, masing-masing memiliki satu set karakteristik flora dan fauna.
Pedimen terumbu
Kemiringan luar
Bar karang
Yang luar flat
Batin flat
Kemiringan dalam
Laguna
Melewati
Pedimen karang membentuk slop lembut di depan karang, turun ke kedalaman 30 sampai 50 m. Hal ini ditutupi dengan karang partikel longgar dan puing-puing.Kemiringan luar, yang lebih curam, terkena kekuatan hidrodinamika yang kuat.Bagian atas terdiri dari puncak dan taji, yang bergantian dengan teluk penuh dengan batu-batu dan puing-puing. Debrisare karang berkapur dan dapat ditemukan dalam jumlah besar pada bagian ini dari karang.Bar karang adalah lorong sempit menuju rataan terumbu, sedangkan organisme dominan di sini cenderung ganggang diklasifikasikan sebagai lithothamnia.Flat luar yang lebih horizontal, meskipun mereka juga terkena kuat Pasukan hidrodinamik, karang yang paling melimpah di bagian karang.Flat batin yang diproduksi oleh detritus karang jatuh: di bagian karang, puing-puing dan batu-batu besar yang terlepas dari lereng luar, ini bagian horisontal dapat menunjukkan fitur dari berbagai jenis (flat dengan transversal geologi pengaturan, struktur kompak dibentuk oleh madreporarians, tersebar rumpun karang, mikro-atol, bidang rumput laut, dll), mereka dapat berisi kedua formasi karang kompak dan / atau sedimen puing-puing.Kemiringan dalam membentang antara flat dan laguna, ini adalah kemiringan lebih terlindung mengandung formasi karang sedikit, dan cenderung terutama terdiri dari puing-puing karang yang kasar pada halus pertama dan secara bertahap menjadi.Laguna dipagari dengan sedimen longgar yang mengikuti gradien, karena asal komponen mereka cenderung lebih terestrial di sekitar tepi laguna. Formasi karang terjadi dalam bentuk gumpalan dan puncak, dan ada juga lembaran besar yang merupakan sisa-sisa terumbu mantan.Ini lanskap juga dapat berisi berbagai fitur seperti bidang rumput laut, hillocks dan gundukan madreporarian.Berlalu yang masuk ke karang memungkinkan perairan laguna harus diperbaharui dan tunduk pada arus yang kuat (8 knot). Mereka dihuni oleh spesies pelagis banyak, dan spesies benthik beberapa (Gorgones) melekat pada substrat.Seperti semua ekosistem lainnya, ekosistem terumbu karang didasarkan pada jaring makanan yang kompleks.Para produsen terutama mencakup kelompok bentik (terutama terdiri dari karang dan zooxanthella mereka, rumput laut, ganggang makro-dan microphytobenthos) dan kelompok pelagis seperti fitoplankton.
laut rumput
makro-alga
fitoplankton
Herbivora adalah konsumen utama: ini termasuk beberapa jenis moluska, bulu babi dan ikan.
kerang-kerangan
landak laut
Para konsumen sekunder meliputi organisme penyaringan Polychaeta, Echinodermata, dll, detritivores seperti krustasea dan Holothuroidea, dan karnivora seperti ikan dan Echinodermata (Acantharia).
polychetae
Holothuroidea
Krustasea
Acantharians
Struktur terumbu tergantung pada proses antagonis konstruksi dan kehancuran.
Coral konstruksi dan metabolisme
Coral dibentuk oleh polip hidup dalam kalsium karbonat yang kaku (kalsit atau aragonit) shell atau kerangka yang mengeluarkan dirinya sendiri. Seiring dengan kerabat dekat yang jeli-ikan, anemon laut, belut rumput, millepores dan anggota lain dari cabang cnidarian, mereka memiliki modus sederhana organisasi dari semua hewan multisel. Ini polip memiliki tubuh silinder dan mulutnya dikelilingi oleh cincin tentakel. Bahkan, selain membentuk perbedaan kecil, itu hanyalah sebuah miniatur anemon.
Spesies karang dapat berupa soliter (polip tunggal menghuni shell tunggal) atau kolonial. Dalam kasus terakhir, kerang, masing-masing berisi polip tunggal, sekering bersama, membentuk koloni beberapa ribu orang yang dapat menempati area seluas beberapa meter persegi. Dalam kondominium bawah air, penghuni manfaat dari keuntungan ekologi beberapa sejauh perlindungan, gizi, reproduksi, stabilitas genetik dan persyaratan pernapasan yang bersangkutan.
Spesies karang Hermatypic adalah mereka yang membentuk terumbu mengandung alga uniseluler disebut zooxanthella , Yang dapat memiliki kepadatan hingga 1 juta sel per cm 2. Ini ganggang perlu memiliki cahaya untuk dapat melaksanakan proses fotosintesis, menggunakan gas karbonat terlarut dalam air laut nitrogen, dan fosfor mineral untuk menghasilkan bahan organik yang dibutuhkan oleh polip. Dengan menyebabkan pergeseran keseimbangan karbonat, mereka mempromosikan pengendapan kalsium karbonat yang kerangka karang didasarkan, dan dengan demikian mendorong proses kalsifikasi .
Zooxanthella dengan cepat menghilangkan anhidrida karbon yang dihasilkan oleh metabolisme karang, yang tidak akan melarutkan kalsium karbonat. Zooxanthella The sehingga meningkatkan laju produksi berkapur, yang dapat menjadi sepuluh kali lebih besar daripada yang terjadi di kompleks karang tanpa ganggang.
Sel-sel ectodermal di wilayah basal dari polip menghasilkan filamen chitinous sangat halus yang menghalangi sampai ruang-ruang kosong yang mengelilingi polip dan kerangka berkapur. Kristal berkapur berkembang di wilayah ini, dalam larutan yang hiper-jenuh dengan ion kalsium memiliki konsistensi agar-agar.
Pengolahan ulang sedimen
Kompleks Coral sedang terus diolah kembali, terutama di bagian sedimen, yang menjalani proses bioturbation karena menggali dan / atau kegiatan makan organisme psammivorous seperti Holothuroidea. Pengolahan ulang jumlah besar sedimen dangkal berkontribusi terhadap sirkulasi oksigen dan nutrisi.
Penghancuran oleh siklon
Terumbu karang yang tepat di jalur topan mendekat. Bagian paling tinggi terkena adalah pediments karang dan lereng luar, yang telah rusak parah. Blok karang raksasa yang terpisah dari kompleks 0-30 m tinggi dan berguling menuruni lereng, menghancurkan segala sesuatu yang mereka hadapi. Lebih dari 80% dari semua karang terbentuk di lereng luar atol Tikehau dihancurkan oleh topan yang melanda Polinesia Prancis pada tahun 1983 (Harmelin-Vivien & Stoddart, 1985).
C. Pewilayahan
Istilah terumbu karang tersusun atas dua kata, yaitu terumbu dan karang, yang apabila berdiri sendiri akan memiliki makna yang jauh berbeda bila kedua kata tersebut digabungkan. Istilah terumbu karang sendiri sangat jauh berbeda dengan karang terumbu, karena yang satu mengindikasikan suatu ekosistem dan kata lainnya merujuk pada suatu komunitas bentik atau yang hidup di dasar substrat. Berikut ini adalah definisi singkat dari terumbu, karang, karang terumbu, dan terumbu karang.
Terumbu Reef = Endapan masif batu kapur (limestone), terutama kalsium karbonat (CaCO3), yang utamanya dihasilkan oleh hewan karang dan biota-biota lain yang mensekresi kapur, seperti alga berkapur dan moluska. Konstruksi batu kapur biogenis yang menjadi struktur dasar suatu ekosistem pesisir. Dalam dunia navigasi laut, terumbu adalah punggungan laut yang terbentuk oleh batu karang atau pasir di dekat permukaan air.
Karang Coral Disebut juga karang batu (stony coral), yaitu hewan dari Ordo Scleractinia, yang mampu mensekresi CaCO3. Hewan karang tunggal umumnya disebut polip. Karang terumbu = Pembangun utama struktur terumbu, biasanya disebut juga sebagai karang hermatipik (hermatypic coral). Berbeda dengan batu karang (rock), yang merupakan benda mati.
Terumbu karang Ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh biota laut penghasil kapur (CaCO3) khususnya jenis¬jenis karang batu dan alga berkapur, bersama-sama dengan biota yang hidup di dasar lainnya seperti jenis¬jenis moluska, krustasea, ekhinodermata, polikhaeta, porifera, dan tunikata serta biota-biota lain yang hidup bebas di perairan sekitarnya, termasuk jenis-jenis plankton dan jenis-jenis nekton Tipe-tipe terumbu karang Berdasarkan bentuk dan hubungan perbatasan tumbuhnya terumbu karang dengan daratan (land masses) terdapat tiga klasifikasi tipe terumbu karang yang sampai sekarang masih secara luas dipergunakan. Ketiga tipe tersebut adalah :
1. Terumbu karang tepi (fringing reefs)
Terumbu karang tepi atau karang penerus berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), P. Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).
2. Terumbu karang penghalang (barrier reefs)
Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh dari pulau, sekitar 0.5¬2 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh: Great Barrier Reef (Australia), Spermonde (Sulawesi Selatan), Banggai Kepulauan (Sulawesi Tengah).
3. Terumbu karang cincin (atolls)
Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau¬pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan. Menurut Darwin, terumbu karang cincin merupakan proses lanjutan dari terumbu karang penghalang, dengan kedalaman rata-rata 45 meter. Contoh: Taka Bone Rate (Sulawesi), Maratua (Kalimantan Selatan), Pulau Dana (NTT), Mapia (Papua)
Gambar 2. Tipe-tipe terumbu karang, yaitu terumbu karang tepi (kiri), terumbu karang penghalang (tengah), dan terumbu karang cincin (kanan).
Namun demikian, tidak semua terumbu karang yang ada di Indonesia bisa digolongkan ke dalam salah satu dari ketiga tipe di atas. Dengan demikian, ada satu tipe terumbu karang lagi yaitu:
4. Terumbu karang datar/Gosong terumbu (patch reefs)
Gosong terumbu (patch reefs), terkadang disebut juga sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu (Aceh). Zonasi terumbu karang Zonasi terumbu karang berdasarkan hubungannya dengan paparan angin terbagi menjadi dua, yaitu:
Windward reef (terumbu yang menghadap angin) Leeward reef (terumbu yang membelakangi angin)
Windward reef merupakan sisi yang menghadap arah datangnya angin. Zona ini diawali oleh reef slope atau lereng terumbu yang menghadap ke arah laut lepas. Di reef slope, kehidupan karang melimpah pada kedalaman sekitar 50 meter dan umumnya didominasi oleh karang lunak. Namun, pada kedalaman sekitar 15 meter sering terdapat teras terumbu atau reef front yang memiliki kelimpahan karang keras yang cukup tinggi dan karang tumbuh dengan subur.
Mengarah ke dataran pulau atau gosong terumbu (patch reef), di bagian atas reef front terdapat penutupan alga koralin yang cukup luas di punggungan bukit terumbu tempat pengaruh gelombang yang kuat. Daerah ini disebut sebagai pematang alga atau algal ridge. Akhirnya zona windward diakhiri oleh rataan terumbu (reef flat) yang sangat dangkal.
Leeward reef merupakan sisi yang membelakangi arah datangnya angin. Zona ini umumnya memiliki hamparan terumbu karang yang lebih sempit daripada windward reef dan memiliki bentangan goba (lagoon) yang cukup lebar. Kedalaman goba biasanya kurang dari 50 meter, namun kondisinya kurang ideal untuk pertumbuhan karang karena kombinasi faktor gelombang dan sirkulasi air yang lemah serta sedimentasi yang lebih besar.
D.Klasifikasi Terumbu Karang
Berdasarkan kemampuan memproduksi kapur yaitu :
1. Karang hermatipik
Karang hermatifik adalah karang yang dapat membentuk bangunan karang yang dikenal menghasilkan terumbu dan penyebarannya hanya ditemukan di daerah tropis.
Karang hermatipik bersimbiosis mutualisme dengan zooxanthellae, yaitu sejenis algae uniseluler (Dinoflagellata unisuler), seperti Gymnodinium microadriatum, yang terdapat di jaringan-jaringan polip binatang karang dan melaksanakan Fotosintesis. Dalam simbiosis, zooxanthellae menghasilkan oksigen dan senyawa organik melalui fotosintesis yang akan dimanfaatkan oleh karang, sedangkan karang menghasilkan komponen inorganik berupa nitrat, fosfat dan karbon dioksida untuk keperluan hidup zooxanthellae. Hasil samping dari aktivitas ini adalah endapan kalsium karbonat yang struktur dan bentuk bangunannya khas. Ciri ini akhirnya digunakan untuk menentukan jenis atau spesies binatang karang.
Karang hermatipik mempunyai sifat yang unik yaitu perpaduan antara sifat hewan dan tumbuhan sehingga arah pertumbuhannya selalu bersifat Fototropik positif. Umumnya jenis karang ini hidup di perairan pantai /laut yang cukup dangkal dimana penetrasi cahaya matahari masih sampai ke dasar perairan tersebut.Disamping itu untuk hidup binatang karang membutuhkan suhu air yang hangat berkisar antara 25-32 °C.
2.Karang ahermatipik
Karang ahermatipik tidak menghasilkan terumbu dan ini merupakan kelompok yang tersebar luas diseluruh dunia.
Berdasarkan bentuk dan tempat tumbuh
1.Terumbu (reef)
Endapan masif batu kapur (limestone), terutama kalsium karbonat (CaCO3), yang utamanya dihasilkan oleh hewan karang dan biota-biota lain, seperti alga berkapur, yang mensekresi kapur, seperti alga berkapur dan Mollusca. Konstruksi batu kapur biogenis yang menjadi struktur dasar suatu ekosistem pesisir. Dalam dunia navigasi laut, terumbu adalah punggungan laut yang terbentuk oleh batuan kapur (termasuk karang yang masuh hidup)di laut dangkal.
2.Karang (koral)
Disebut juga karang batu (stony coral), yaitu hewan dari Ordo Scleractinia, yang mampu mensekresi CaCO3. Karang batu termasuk ke dalam Kelas Anthozoa yaitu anggota Filum Coelenterata yang hanya mempunyai stadium polip. Dalam proses pembentukan terumbu karang maka karang batu (Scleratina) merupakan penyusun yang paling penting atau hewan karang pembangun terumbu. Karang adalah hewan klonal yang tersusun atas puluhan atau jutaan individu yang disebut polip. Contoh makhluk klonal adalah tebu atau bambu yang terdiri atas banyak ruas.
3.Karang terumbu
Pembangun utama struktur terumbu, biasanya disebut juga sebagai karang hermatipik (hermatypic coral) atau karang yang menghasilkan kapur. Karang terumbu berbeda dari karang lunak yang tidak menghasilkan kapur, berbeda dengan batu karang (rock) yang merupakan batu cadas atau batuan vulkanik.
4.Terumbu karang
Ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh biota laut penghasil kapur (CaCO3) khususnya jenis-jenis karang batu dan alga berkapur, bersama-sama dengan biota yang hidup di dasar lainnya seperti jenis-jenis moluska, Krustasea, Echinodermata, Polikhaeta, Porifera, dan Tunikata serta biota-biota lain yang hidup bebas di perairan sekitarnya, termasuk jenis-jenis Plankton dan jenis-jenis nekton.
Berdasarkan letak
1.Terumbu karang tepi
Terumbu karang tepi atau karang penerus atau fringing reefs adalah jenis terumbu karang paling sederhana dan paling banyak ditemui di pinggir pantai yang terletak di daerah tropis. Terumbu karang tepi berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal.
Contoh : Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).
2.Terumbu karang penghalang
Secara umum, terumbu karang penghalang atau barrier reefs menyerupai terumbu karang tepi, hanya saja jenis ini hidup lebih jauh dari pinggir pantai. Terumbu karang ini terletak sekitar 0.52 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus.
Contoh: Batuan Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah).
3.Terumbu karang cincin
Terumbu karang cincin atau attols merupakan terumbu karang yang berbentuk cincin dan berukuran sangat besar menyerupai pulau. Atol banyak ditemukan pada daerah tropis di Samudra Atlantik. Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau-pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan.
4.Terumbu karang datar
Terumbu karang datar atau gosong terumbu (patch reefs), kadang-kadang disebut juga sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal.
Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu (Aceh)
Berdasarkan zonasi
1.Terumbu yang menghadap angin
Terumbu yang menghadap angin (dalam bahasa Inggris: Windward reef) Windward merupakan sisi yang menghadap arah datangnya angin. Zona ini diawali oleh lereng terumbu yang menghadap ke arah laut lepas. Di lereng terumbu, kehidupan karang melimpah pada kedalaman sekitar 50 meter dan umumnya didominasi oleh karang lunak. Namun, pada kedalaman sekitar 15 meter sering terdapat teras terumbu yang memiliki kelimpahan karang keras yang cukup tinggi dan karang tumbuh dengan subur.
Mengarah ke dataran pulau atau gosong terumbu, di bagian atas teras terumbu terdapat penutupan alga koralin yang cukup luas di punggungan bukit terumbu tempat pengaruh gelombang yang kuat.Daerah ini disebut sebagai pematang alga.Akhirnya zona windward diakhiri oleh rataan terumbu yang sangat dangkal.
2.Terumbu yang membelakangi angin
Terumbu yang membelakangi angin (Leeward reef) merupakan sisi yang membelakangi arah datangnya angin. Zona ini umumnya memiliki hamparan terumbu karang yang lebih sempit daripada windward reef dan memiliki bentangan goba (lagoon) yang cukup lebar.Kedalaman goba biasanya kurang dari 50 meter, namun kondisinya kurang ideal untuk pertumbuhan karang karena kombinasi faktor gelombang dan sirkulasi air yang lemah serta sedimentasi yang lebih besar.
E. Kegunaan/Manfaat Terumbu Karang
a. Penunjang Kehidupan
Oleh karena terumbu karang merupakan suatu ekosistem, maka ia menunjang kehidupan berbagai jenis makhluk hidup yang ada di sekitar terumbu karang. Dengan adanya terumbu karang maka tumbuhan dan hewan laut lainnya dapat tinggal, mencari makan dan berkembang biak di terumbu karang.
Contohnya hewan-hewan laut seperti lili laut, kerang, cacing, dan tumbuhan alga dapat menempel pada koloni karang keras. Ikan-ikan dapat mencari makan dan bersembunyi dari incaran hewan pemangsa di balik koloni karang keras.
b. Mengandung Keanekaragaman Hayati yang Tinggi
Jika hutan hujan tropis memiliki biodiversitas tertinggi dibandingkan ekosistem lainnya dalam tingkatan spesies, terumbu karang memiliki biodiversitas tertinggi dalam tingkatan filum. Terumbu karang juga merupakan ekosistem dengan biodiversitas tertinggi dibandingkan ekosistem pesisir dan laut lainnya, dalam unit skala tertentu. Artinya dalam luas 1 km2 di wilayah terumbu karang mengandung lebih banyak spesies dibandingkan dengan 1 km2 di wilayah laut dalam.
Terumbu karang di Indonesia terkenal dengan kekayaan dari biodiversitasnya. Dari sekitar 800 spesies karang keras yang berhasil diidentifikasi di dunia, sekitar 450 di antaranya ditemukan di Indonesia. Spesies ikan karang Indonesia sendiri mencapai lebih dari 2.400 spesies (Tomascik dkk., 1997).
Mengapa biodiversitas menjadi penting ? Dengan memiliki biodiversitas yang tinggi, maka itu akan menjadi sumber keanekaragaman genetik dan spesies. Dengan adanya keanekaragaman genetik yang tinggi maka akan ditemukan banyak variasi dalam makhluk hidup sehingga tingkat ketahanan terhadap penyakit dan kemampuan bertahan hidup suatu makhluk hidup dapat menjadi lebih tinggi. Selain itu dengan begitu banyaknya spesies maka akan dapat dimanfaatkan untuk sebagai sumber pangan dan obat-obatan.
c. Pelindung Wilayah Pantai
Terumbu karang, padang lamun dan hutan bakau merupakan ekosistem yang saling berhubungan. Terumbu karang-lah yang pertama kali menghalau ombak besar dari laut, agar tidak merusak daratan. Kemudian ombak tiba di padang lamun maka energinya akan diperkecil lagi oleh daun-daun tumbuhan lamun. Ketika ombak tiba di dekat pantai, maka akar dan batang pohon-pohon mangrove akan memperkecil lagi energi ombak, sehingga ombak tidak merusak pantai. Dengan demikian kehidupan di sekitar pantai akan terlindung. Terumbu karang bermanfaat dalam menghalangi pengikisan akibat energi ombak dan arus, sehingga masalah abrasi pantai akan lebih mudah diatasi.
d. Mengurangi Pemanasan Global
Mungkin kita telah mengetahui bahwa hutan hujan tropis merupakan “paru-paru dunia” dimana menyerap gas CO2 hasil pembakaran sehingga mengurangi pemanasan pada bumi. Terumbu karang pun dinilai memiliki peran yang sama, karena gas CO2 juga banyak diserap oleh air laut, dan selanjutnya melalui reaksi kimia dan bantuan karang, akan diubah menjadi zat kapur yang menjadi bahan baku terumbu (Muller-Parker & D’Elia, 1997). Dalam proses yang disebut kalsifikasi ini, karang juga dibantu oleh zooxanthellae (tumbuhan bersel satu yang hidup di dalam jaringan tubuh karang). Bagaimana hal itu dapat terjadi akan diterangkan di bagian Biolog Karang.
Adapun manfaat lainya sebagai berikut :
Sebagai tempat hidup/ habitat bagi sejumlah spesies yang terancam punah seperti kima raksasa dan penyu laut.Sebagai tempat tinggal, berkembang biak, dan mencari makan ribuan jenis ikan, hewan, tumbuhan dan makanan laut lainnya yang mengandung protein tinggi, yang banyak dibutuhkan manusia dalam bidang pangan dan menjadi tumpuan kita.Sebagai sumberdaya laut yang mempunyai nilai potensi ekonomi yang sangat tinggi dan menjadi penghasilan bagi nelayan (tangkapan ikan).Sebagai kekayaan pariwisata, wisata bahari melihat keindahan bentuk dan warnanya yang berdaya jual tinggi.Masyarakat disekitar terumbu karang dapat memanfaatkan hal ini dengan mendirikan pusat-pusat penyelaman, snorkeling, memancing, restoran, penginapan sehingga pendapatan mereka bertambah.Terumbu karang merupakan potensi masa depan untuk sumber lapangan kerja bagi rakyat Indonesia.Sebagai laboratorium alam untuk pendidikan dan penelitian.Sebagi sumber kekayaan laut yang bisa digunakan sebagai obat-obatan alami, pemanfaatan biota perairan lainnya yang terkandung di dalamnya.Secara tradisional dapat digunakan sebagai bahan bangunan karena mengandung kapur. Demikian pula pasir yang diambil dari ekosistem terumbu karang digunakan sebagai bahan campuran semen. Kerang atau tiram raksasa diambil cangkangnya untuk dijadikan bahan pembuat lantai bangunan.
Manfaat terumbu karang secara tidak langsung:
Dari segi fisik, terumbu karang berfungsi sebagai pelindung/ penahan pantai dari erosi dan abrasi. Struktur karang yang keras dapat menahan gelombang, ombak laut, maupun arus sehingga mengurangi abrasi pantai dan mencegah rusaknya ekosistem pantai lain seperti padang lamun dan mangrove.Sebagai sumber keanekaragaman hayati.
Manfaat Berkelanjutan:
Perikanan lepas pantai. Berbagai sumberdaya ikan pelangis (mis. Scombridae, Exocoetidae, Carangidae, Characharinidae) bergantung pada ekosistem terumbu karang, baik sebagai lokasi memijah, membesarkan anak, dan makan.Perikanan terumbu. Empat kelompok sumberdaya ikan terumbu yang penting bagi nelayan:
Ikan, mis. Muraenidaem Serranidae, Holocentridae, Lutjanidae, dllAvertebrata, mis. Gastropoda, Bivalva, Krustasea, Cephalopoda, Ekhinodermata, CoelenterataReptil, mis. Ular laut dan penyuMakrofita, mis. Alga dan lamunPerlindungan pantai dan pulau kecilWisata bahariMarikulturBioteknologiPerdagangan biota ornamentalWilayah perlindunganPenambangan pasir karangKerajinan souvenirPenelitian dan pendidikan
Manfaat terumbu karang sebagai daerah tangkap ikan (fishing ground) nelayan tradisional
MANFAAT YANG TIDAK BERKELANJUTAN
Aktivitas ekstratifPerikanan dengan metode destruktifPengumpulan organism terumbuPerdagangan biota ornamentalPembangunan persisirManfaat terumbu karang dapat berkurang atau bahkan musnah apabila di wilayah pesisir terdapat aktivitas pembangunan yang tidak ramah lingkunganPeranan terumbu karang terhadap system perikanan. Terumbu karang merupakan ekosistem laut yang paling produktif dan tinggi keanekaragamanhayatinya.Produktivitas primer yang tinggi dan kompleksnya habitat yang terdapat di ekosistem terumbu karang memungkinkan daerah ini berperan sebagai tempat pemijahan, tempat pengasuhan dan tempat mencari makan berbagai spesies ikan dan biota laut lainnya. Dengan demikian, secara otomatis produksi sekunder (ikan dan biota laut lain) di daerah terumbu karang juga sangat tinggi.Komunitas ikan di ekosistem terumbu karang terdapat dalam jumlah yang besar dan terlihat mengisi seluruh daerah di terumbu, sehingga dapat dilakukan bahwa ikan merupakan penyokong berbagai macam hubungan yang ada dalam ekosistem terumbu.Tingginya keanekaragaman jenis dan kelimpahan komunitas ikan di ekosistem
Selain keanekaan relung hidup yang tinggi, ada faktor lain yang perlu dipertimbangkan yaitu tingkat spesialisasi yang tinggi dari tiap spesies. Banyak spesies ikan yang memiliki kebutuhan yang sama sehingga terdapat persaingan aktif, baik antara spesies yang berbeda maupun antara spesies yang sama. Persaingan ini kemudian menuju pada pembentukan relung ekologi yang lebih sempit lagi. Dengan demikian, di ekosistem terumbu karang seringkali terlihat bahwa pergerakan banyak spesies ikan sangat terlokalisasi, terbatas pada daerah-daerah tertentu, dan terdapat perbedaan yang nyata antara ikan-ikan yang aktif di malam dan siang hari. Sejumlah spesies ikan pelagis tergolong piscivor (pemangsa ikan-ikan lain), seperti hiu, kerapu, kuwe, dan kakap.
Umumnya ikan-ikan piscivor berukuran besar, baik yang hidupnya di lingkungan pelagis maupun terkait erat dengan terumbu (kerapu), memiliki nilai ekonomis penting dan menjadi target utama dalam kegiatan perikanan tangkap. Komunitas ikan piscivor sangat bergantung pada keberadan terumbu karang, baik untuk memijah atau bertelur, membesarkan larva dan juvenilnya, serta mencari makan.
Dapat terlihat bahwa komunitas ikan piscivor tergolong sebagai top predator di ekosistem terumbu karang. Selain ikan piscivor, jenis ikan lain yang juga menjadi target tangkapan nelayan adalah ikan planktivor (pemakan plankton), terutama dari famili Caesionidae (ikan ekor kuning).
Fungsi Ekologis dan Ekonomis Terumbu Karang
Terumbu karang merupakan rumah bagi banyak mahkluk hidup laut. Diperkirakan lebih dari 3.000 species dapat dijumpai pada terumbu karang yang hidup di Asia Tenggara. Terumbu karang lebih banyak mengandung hewan vertebrata. Beberapa jenis ikan seperti kepe-kepe dan betol menghabiskan seluruh waktunya diterumbu karang, sedangkan ikan lain seperti ikan hiu atau ikan kuwe lebih banyak menggunakan waktunya di terumbu karang untuk mencari makan. Udang lobster, ikan scorpion dan beberapa jenis ikan karang lainnya memanfaatkan terumbu karang sebagai tempat bersarang dan memijah.
Fungsi ekologis terumbu karang adalah sebagai berikut (Tomascik et al.,1997 dalam Sondita dan Bachtiar, 2002):
Terumbu karang berfungsi sebagai habitat tempat memijah, berkembangnya larva (nursery) dan mencari makan bagi banyak sekali biota laut, banyak diantaranya mempunyai nilai ekonomis tinggi.Terumbu karang merupakan gudang keanekaragaman hayati laut yang sangat tinggi.Terumbu karang melindungi pantai dan ekosistem pesisir dari hempasan gelombang dan dampak langsung dari angin puyuh.Terumbu karang merupakan ekosistem laut tropis yang paling kompleks dan produktif.Ekosistem terumbu karang mempunyai peran fungsional yang penting dalam siklus biogeokimia global.Terumbu karang disekitar pulau kecil merupakan sumber utama pasir pantai dan gosong yang mendukung ekosistem yang kompleks.terumbu karang merupakan sumber bermacam-macam bahan makanan (ikan dan rumput laut).Terumbu karang merupakan sumber penting bahan bio aktif yang berguna dalam pembuatan obat-obatan.Terumbu karang merupakan lokasi wisata yang sangat populer.Terumbu karang menyediakan kesempatan untuk penelitian dan pendidikan.
F. Parameter lingkungan Terumbu Karang
Terumbu Karang (Coral Reef)
Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem pesisir yang memiliki peranan penting bagi kehidupan biota laut dan lingkungannya. Berbagai manfaat yang dapat diberikan dari adanya ekosistem ini diantaranya yaitu sebagai daerah asuhan (nursery ground), tempat mencari makan (feeding ground), tempat pemijahan (spawning ground), dan daerah perlindungan atau persembunyian bagi biota laut. Selain itu, ekosistem ini dapat berfungsi sebagai pelindung pantai dari hempasan ombak sehingga dapat mengurangi proses terjadinya degradasi pantai. Secara ekonomi, bermanfaat bagi manusia sebagai tempat mencari ikan, bahan obat-obatan dan kosmetik, serta dapat menjadi tujuan wisata bahari. Terumbu karang adalah sekelompok organisme yang hidup di dasar perairan yang disusun oleh hewan pengahsil kapur (CaCO3) yang bersimbiosis dengan alga uni seluler atau lebih dikenal dengan zooxathellae. Pertumbuhan karang dipengaruhi oleh beberapa faktor baik fisika, kimia, maupun, biologi. Parameter fisika yaitu suhu, kecerahan, kedalaman dan kecepatan arus. Parameter kimia yaitu salinitas dan pH sedangkan parameter biologi yaitu distribusi plankton. Secara umum, kerusakan terumbu karang disebabkan oleh 2 faktor yaitu faktor yang disebabkan oleh manusia dan yang berasal dari alam. Faktor manusia antara lain: 1). Penangkapan ikan dengan bahan peledak atau bahan kimia lainnya, 2). Pengambilan dan pencungkilan karang, 3). Pencemaran perairan, 4). Sedimentasi, 5). Pembangunan dan pemukiman di daerah pesisir yang tidak teratur, 6). Perambahan hutan atau kegiatan perkebunan di daerah hulu. Sedangkan yang diakibatkan oleh alam misalnya gempa bumi, tsunami, pemangsa polip, serta pemanasan global (global warming).
Kualitas air merupakan salah satu hal yang paling penting untuk diketahui dalam ekosistem perairan tawar. Kualitas air merupakan penentu keadaan kehidupan. Hal itu dikarenakan kehidupan ekosistem perairan tawar mutlak tergantung pada kondisi perairan.
Untuk menentukan kualitas air, pengamatan dilakukan berdasarkan berbagai parameter air, baik fisika, kimia, dan biologinya. Berikut adalah berbagai faktor fisika-kimia air, alasan dan berbagai hal dasar dalam pengamatan parameter. Hal-hal dasar meliputi alat dan cara sekaligus bagaimana penentuan lokasi serta waktu yang tepat.
Kondisi Lingkungan Perairan
Hasil pengukuran parameter lingkungan perairan menunjukkan bahwa hampir semua parameter memiliki kisaran optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan terumbu karang. Kecuali parameter kecerahan perairan menunjukkan nilai yang kurang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan optimum terumbu karang. Rendahnya tingkat kecerahan perairan di lokasi studi disebabkan oleh pengaruh sedimen yang berasal dari daratan. Rendahnya tingkat kecerahan perairan akan menghalangi penetrasi cahaya matahari ke dasar perairan, sehingga proses fotosintesis zooxanthella yang merupakan simbion utama karang tidak dapat berlangsung optimum, sehingga selanjutnya menghambat pertumbuhan dan perkembangan karang membentuk terumbu karang.
MANADO, KOMPAS.com — Kondisi terumbu karang di Indonesia cukup memprihatinkan akibat kerusakan di sejumlah kawasan Indonesia timur dan tengah. Padahal, sebagian terumbu karang di Indonesia yang mencapai 60.000 kilometer persegi berada di kedua wilayah itu.
Hal itu terungkap dalam Workshop Segitiga Terumbu Karang di Manado, Sulawesi Utara, Kamis (12/4/2012). Kegiatan yang dilaksanakan oleh Balai Taman Nasional Bunaken itu diikuti sejumlah pemerhati terumbuh karang dari sejumlah daerah di Indonesia timur.
Rondonuwu dari Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Sam Ratulangi, yang melansir data Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), menyebutkan, hanya 30 persen terumbu karang dalam kondisi baik, 37 persen dalam kondisi sedang, dan 33 persen rusak parah.
Pemantauan terumbu karang dilakukan di 77 daerah yang tersebar dari Sabang hingga Kepulauan Raja Ampat. "Data ini mencemaskan mengingat posisi Indonesia sebagai pemimpin Coral Triangle Initiative (CTI) dari enam negara yang memiliki terumbu karang," kata Ari. Enam negara anggota CTI adalah Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua Niugini, Kepulauan Solomon, dan Timor Leste. Sekretariat CTI berada di Manado.
Sebagian besar terumbu karang dunia, sekitar 55 persen, terdapat di Indonesia, Filipina, dan Kepulauan Pasifik; 30 persen di Lautan Hindia dan Laut Merah; 14 persen di Karibia; dan 1 persen di Atlantik Utara.
Meyti Mondong dari Conservation International Indonesia mengungkapkan, kerusakan terumbu karang dilakukan oleh oknum warga pesisir yang menangkap ikan menggunakan bom dan potasium. Hal itu terlihat di banyak daerah di Indonesia timur. Ia juga menyebut pesisir dan laut di Raja Ampat menghadapi ancaman dari aktivitas daratan yang kurang memperhatikan ekosistem laut. Sejumlah pembangunan jalan lingkar pulau dan pelabuhan tidak cukup menyediakan jalur hijau sebagai penyangga sedimentasi ke laut.
Menurut Meity, diperlukan solusi menahan laju kerusakan terumbu karang dengan meningkatkan pengawasan di laut serta sosialisasi terus-menerus terhadap warga pesisir akan pentingnya terumbu karang dalam kehidupan manusia.
EKOSISTEM TERUMBU KARANG
Thamrin ( 2006 ), mengatakan bahwa menurut bentuknya terumbu karang dibagi menjadi tiga, ketiga bentuk terumbu karang tersebut adalah sebagai berikut: fringing reef ( terumbu karang tepi ), barier reef ( terumbu karang penghalang ) dan atoll ( terumbu karang berbentuk cincin atau melingkar ).
Terumbu karang terbentuk dari endapan-endapan masif kalsium karbonat ( CaCO3 ) yang dihasilkan oleh organisme karang pembentuk terumbu ( karang hermartipik dari filum Cnidaria, ordo Scleractinia yang hidup bersimbiosis dengan zooxzntellae, dan sedikit tambahan dari algae berkapur serta organisme lain yang menyekresi kalsium karbonat ( Bengen, 2002 ). Menurut Dahuri ( 2003 ), bahwa hewan karang termasuk kelas Anthozoa, yang berarti hewan berbentuk bunga ( Antho artinya bunga; zoa artinya hewan ). Lebih lanjut dikatakan bahwa Aristoteles mengklasifikasikan hewan karang sebagai hewan-tumbuhan ( animal plant ). Baru pada tahun 1723, hewan karang diklasifikasikan sebagai binatang.
Menurut Dahuri ( 2003 ), kemampuan menghasilkan terumbu ini disebabkan oleh adanya sel-sel tumbuhan yang bersimbiosis di dalam jaringan karang hermatifik yang di namakan zooxanthellae. Sel-sel yang merupakan sejenis algae tersebut hidup di jaringan-jaringan polyp karang, Serta melaksanakan fotosintesis. Hasil samping dari aktivitas fotosintesis tersebut adalah endapan kalsium karbonat ( CaCO3 ), yang struktur dan bentuk bangunannya khas. Ciri ini akhirnya digunakan untuk menentukan jenis atau spesies binatang karang.
Terumbu karang memiliki peranan sebagai sumber makanan, habitat biota-biota laut yang bernilai ekonomis tinggi. Nilai estetika yang dapat dimanfaatkan sebagai kawasan pariwisata dan memiliki cadangan sumber plasma nutfah yang tinggi. Selain itu juga dapat berperan dalam menyediakan pasir untuk pantai, dan sebagai penghalang terjangan ombak dan erosi pantai. Menurut Sawyer ( dalam Dahuri 2003 ), bahwa terumbu karang diidentifikasi sebagai sumberdaya yang memiliki nilai konservasi yang tinggi karena memiliki keanekaragaman biologis yang tinggi, keindahan, dan menyediakan cadangan plasma nutfah.
Eksploitasi sumber daya alam di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil secara besar-besaran tanpa mempertimbangkan kelestariannya, berdampak pada menurunnya kualitas lingkungan hidup di wilayah tersebut, termasuk terumbu karang. Menurut hasil penelitian Pusat Pengembangan Oseanologi ( P2O ) LIPI yang dilakukan pada tahun 2000 ( dalam Sudiono 2008 ), kondisi terumbu karang Indonesia 41,78% dalam keadaan rusak, 28,30 % dalam keadaan sedang, 23,72 % dalam keadaan baik, dan 6,20 % dalam keadaan sangat baik. Hal ini menunjukkan telah terjadi tekanan yang cukup besar terhadap keberadaan terumbu karang di indonesia pada umumnya oleh beberbagai ancaman dan faktor-faktor penyebab kerusakan.
Wilayah Sebaran Terumbu Karang
Terumbu karang merupakan ekosistem khas daerah tropis dengan pusat penyebaran di wilayah Indo-Pasifik. Diperkirakan luas terumbu karang yang terdapat di perairan Indonesia adalah lebih dari 60.000 km2, yang tersebar luas dari perairan Kawasan Barat Indonesia sampai Kawasan Timur Indonesia (Walters 1994 dalam Suharsono, 1998).
Menurut Patria (2011), penyebaran terumbu karang terbatas hanya di antara 300 LU dan 300 LS atau daerah tropika dan subtropika dengan total luas sekitar 617.000 km2. Lautan yang memiliki terumbu karang paling luas adalah Samudra Pasifik dengan 335.000 km2, kemudian Samudra Hindia (185.000 km2), dan terakhir Samudra Atlantik (87.000 km2). Seperti telah dijelaskan, bahwa faktor suhu yang menyebabkan penyebaran terumbu karang hanya di daerah perairan yang panas. Ada tiga pengelompokan keanekaragaman jenis terumbu karang, yaitu Indo-pasifik, Samudra Hindia dan Karibia (Timur Atlantik).
Patria (2012), selanjutnya mengatakan bahwa di daerah tropika pantai lautan Atlantik sangat sedikit terdapat terumbu karang. Pada pantai Atlantik timur (pantai Afrika) terdapat arus dingin yang mengalir sepanjang pantai menuju utara. Sedangkan pada pantai barat Atlantik (Pantai Amerika Selatan) terdapat muara sungai-sungai besar yang membuat salinitas dan kekeruhan air laut tidak sesuai untuk kehidupan karang. Keanekaragaman jenis karang paling tinggi di perairan Indo-Pasifik dengan 88 genera sedangkan di Karibia hanya 48 jenis. Tingginya keanekaragaman jenis di Indo-Pasifik terjadi karena luasnya daerah tersebut dengan percampuran dari jenis Samudra Hindia
G. Keanekaragaman Hayati Terumbu karang
Pengertian keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman hayati adalah jumlah total dari kehidupan di Bumi; komplemen seluruh dunia darat, laut, dan bioma air tawar dan ekosistem, dan spesies-tumbuhan, hewan, jamur, dan mikroorganisme-yang hidup di dalamnya, termasuk perilaku mereka, interaksi, dan proses ekologi. Keanekaragaman hayati berhubungan langsung dengan komponen-komponen tak hidup dari atmosfer planet-, lautan, sistem air tawar, formasi geologi, dan tanah-membentuk satu besar, sistem saling bergantung, biosfer.
Hubungan umat manusia untuk Keanekaragaman Hayati Manusia tergantung sepenuhnya pada keanekaragaman hayati ini dan merupakan bagian integral dari itu. Lang- sung atau tidak langsung, baik dari komponen liar atau peliharaan keanekaragaman hayati, manusia berasal banyak barang penting untuk makanannya, kesejahteraan, kesehatan, dan kesenangan, seperti makanan, obat- obatan, bahan bangunan, dan produk industri. Juga, orang menikmati layanan ekosistem, termasuk pengaturan air dan pasokan, mengendalikan erosi, pembentukan tanah, penyimpanan nutrisi dan bersepeda, penyerbukan, polusi pemecahan dan penyerapan, stabilitas iklim, perlindungan dan pemulihan dari bencana alam, dan buffering terhadap penyebaran penyakit. Layanan ini, disediakan oleh alam secara gratis, memiliki nilai estimasi sebesar $ 33 triliun per tahun. Meskipun kesejahteraan manusia terus tergantung pada hal itu, pengetahuan kita tentang keanekaragaman hayati secara serius tidak memadai. Pada tahun 1998, para ilmuwan telah digambarkan antara 1,4 dan 1,8 juta spesies. Namun, kemudian memperkirakan menunjukkan bahwa jumlah spesies berkisar antara 5 dan 30 juta, dan beberapa ilmuwan percaya itu mungkin lebih tinggi dari 100 juta.
Jelas, lebih banyak pekerjaan yang diperlukan untuk mengukur dan menggambarkan semua keanekaragaman hayati pada tiga tingkatan utama: keragaman genetik, atau variasi gen di dalam spesies; keanekaragaman spesies, atau berbagai spesies dalam bioma atau ekosistem, yang diukur dalam kekayaan spesies, kelimpahan spesies , dan keragaman taksonomi, dan keanekaragaman ekosistem, atau perbedaan yang luas antara struktur ekosistem dan jenis bioma, dan keragaman habitat dan proses ekologi yang terjadi dalam masing-masing dari mereka. Taksonomis dan ilmuwan lain di bidang-bidang seperti zoologi, botani, ekologi, dan keanekaragaman hayati genetika studi.
Ancaman untuk Keanekaragaman Hayati Spesies menjadi punah lebih cepat daripada para ilmuwan dapat menemukan mereka. Hilangnya keanekaraga- man hayati adalah proses ireversibe l: sekali spesies menjadi punah kerugian adalah permanen dan tidak dapat di batalkan. Akhir abad kedua puluh mengutip perkiraan laju kepunahan antara 1.010 ribu kali lebih besar dari itu akan secara alam
handphone
“Handphone”
Handphone merupakan salah satu alat kemunikasi yang sangat berguna bagi masyrakat.Dengan adanya handphone masyarakat dapat memperoleh informasi dengan cepat meskipun dalam jarak jauh.akan tetapi handphone memiliki dampak negatif dan dampak positif dalam kehidupan sehari-hari.dampak negatif terutama terhadap anak-anak.Radiasi ponsel dapat memnggangu perkembangan otak anak.Serangan ini dapat menghambat pembentukan sistem saraf pada anak.terutama jika anak – anak masih berusia di bawah umur delapan tahun.Dan handphone juga dapat menganggu aktivitas anak dalam hal ini belajar bahkan keshatan bisa terggangu.sedangkan pada pelajar memberikan dampak negatif seperti mereka menyimpan video –video porno yang dilarang oleh ajaran agama maupun hukum.Sedangkan dampak positifnya bisa bekemunikasi dengan orang lain walaupun dalam jarak jauh,dapat membantu para pelajar untuk mencari informasi atau materi yang tidak diketahui sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan dan masih banyak lagi damapak positif handphone itu sendiri.
Efek negatif ini di pastikan jauh lebih berbahaya bagi anak –anak masih tengah kecil,dalam masa pertumbuhan.Dan dikhawatirkan radiasi akan menyerang bagian-bagian lebih besar.Sehingga diharapkan kepada orang tua agar tidak memberikan handphone kepada anak – anak yang masih di bawah umur delapan tahun.Dan mengunakanya dengan baik dan benar,sehingga kita bisa terhindar dari hal negatif seperti pada penjelasan di atas.
Sekian dan terimah kasih
Dunia maya permudah belajar geometri
Dunia maya permudah belajar geometri
Mungkin salah materi dalam pelajaran matematika,yaitu geometri,memerlukan daya imajinasi yang cukup tinggi utuk membayangkan suatu bentuk benda,merancan dan menggambarkannya.Namun,dukungan teknologi bisa membantu siswa dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan,khususnya geometri.Dunia maya tiga dimensi atau virtual reality (VR) merupakan teknologi visualisasi untuk menirukan alam nyata ke dalam dunia maya.Nah,dengan semakin berkembangnay teknologi komputer,teknologi VR pun berkembang pesat.Karena itu,sudah sewajarnya jika kehadiran teknologi VR ini dimanfaatkan semaksimal mungkin dalam kehidupan sehari-hari.Salah satu pemanfaatan teknologi VR adalah untuk menunjang dunia pendidikan.
Teknologi VR bisa digunakan dalam proses belajar- mengajar mata pelajaran matematika yang berkaitan dengan topik bahasan geometri.Dengan demikian,diharapkan suasan belajar dikelas akan semakin menarikdan terjadi proses interaktif.Suasan seperti inilah tentu saja mempermudah siswa dalam memahami materi yang diberikan.Dengan teknologi VR ini,siswa dapat bereksperimen meniru kan berbagai objek disekitar.Misalnya mendesain bangunan sekolah dengan halamanya;ruang kelas dengan meja,bangku,papan tulis ,dan sebagainya.Sebagai tahap awal,siswa bisa mengunakan objek virtual sederhana,seperti bola(sphere),kotak(box),kerucut(cone) dan slinder(cylinder).
Sumber :Harian Umum Pikiran Rakyat,12 februari 2004
cerpan
“Semangatnya Mencapai Cita-Cita”
Pada cerpen ini aku menceritakan tentang begitu semangatnya aku mencapai cita-citaku.Setelah lulus SD,aku ingin melanjutkan sekolahku ke SMP,namun keinginanku tidak terwujud , karena sekolah SMP dengan rumahku sangat jauh dan orang tuaku pun tidak mampu membiayai sekolahku.Maka dengan berat hati aku harus menerima kenyataan itu,akhirnya aku ngangur selama satu tahun.
Selama 1 tahun itu,aku berpikir bagaimana nasibku nanti.sedangkan aku tidak punya apa-apa,bahkan pendidikan pun tidak ada.Sedangkan di dunia ini tanpa ada pendidikan atau pengetahuan sangat sulit untuk menjalani kehidupan.Karena sebentar lagi di negara ini akan diadakan pasar bebas,jika orang yang tidak berpendidikan maka akan jadi penonton di negara sendiri.
Satu tahun telah berlalu,tiba-tiba di desaku akan di bangun sekolah SMP.Denngan mendengar informasi tersebut aku sangat bahagia ternyata aku masih ada kesempatan untuk memperbaiki nasibku.Akhirnya aku bersekolah di sekolah tersebut,meskipun bangunanya masih sementara di bangun,dan kami pun belajar masih menggunakan gedung SD,itupun setelah siswa SD sudah keluar dan guru-gurunya pun masih honor atau guru belum tersertifikasi.Akan tetapi kami menerimanya dan menghadapinya dengan tulus dan sabar.Karena kami yakin bahwa dibalik semua ini pasti ada hikmahnya.
Setelah pengumuman hasil ujian SMP berlangsung aku bertanya kepada orang tuaku,apa sekolahku di lanjutkan.Alhamduliliah dengan izin allah orang tuaku mengijinkan aku untuk melanjutkan sekolahku ke SMA.Mendengar jawaban dari orang tuaku aku sangat bahagia.Karena aku dapat mencapai cita-citaku.Sampai akhirnaya aku masuk ke SMA,ketika aku sudah mendaftar dan akhirnya aku lulus,saat itu aku sangat bahagia dan bersyukur.Akan tetapi aku sangat takut akan membayar komite yang begitu banyak.Alhamdulillah dengan orang tuaku memiliki Kartu tanda tak mampu,maka aku hanya diwajibkan membayar stengah dari komite sebenarnya.dan aku pun meneruskan sekolahku dengan baik,dan pada saat pegumumuman kelulusan SMA berlangsung aku sangat takut karena aku tidak mau mengecewakan orang tuaku.Alhamdulillah aku lulus dengan nilai yang memuaskan.Dengan berbagai usaha aku mengurus berkas agar bisa masuk ke jalur undangan dengan beasiswa bidikmisi.akhirnya aku lulus juga dalam penjaringan bidikmisi di salah satu Universitas yang ada di Gorontalo yaitu UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO.Hal itu merupakan kebangaan tersendiri bagiku,karena dengan adanya bidikmisi akan terkurangi beban orang tuaku terhdap aku.Meskipun aku menjalani pendidikan ini dengan susah payah,aku tetap sabar dan berdoa agar tuhan mengabulkan permintaanku untuk mencapai cita-citaku ini dan ingin membahagiakan orang tuaku.
Akhirnnya aku, menyadari bahwa kehidupan ini penuh tantangan.Karena dengan tantangan tersebut aku dapat menghadapi kehidupan ini dengan tegar dan penuh dengan kesabaran.Dan Allah pun memberikan tantangan tersebut masih di batas dari kemampuan manusia .Dan satu hal lagi yang harus kita ketahui bahwa orang di berikan tantangan tersebut berarti allah masih menyanginya.
Sekian dan terimah kasih
pelatihan internet mahasiswa baru 2012
hari ini kami melkukan pelatihan internet d universitas negeri gorontalo,pada hari jumat.pukul 10:00-12:00.
Kategori
- Masih Kosong
Blogroll
- Masih Kosong