KATEGORI : Education

Sektor Ekonomi Di Bidang Kesehatan

15 October 2022 01:19:56 Dibaca : 36

Sylva Flora Ninta Tarigan - Tahukah anda apa yang dimaksud dengan Ekonomi? dan apa hubungannya dengan kesehatan, serta apa yang telah diberikan oleh kesehatan untuk ekonomi?. Secara garis besar banyak orang yang beranggapan bahwa ekonomi hanya sebatas tentang Uang,dan penjualan, akan tetapi ilmu kesehatan juga ada kaitannya dengan ekonomi. Ekonomi yaitu ilmu untuk membuat pilihan. Sumber daya alam terbatas, sedang keinginan (wants) manusia tidak terbatas. Demikian juga dengan jumlah dokter,perawat,obat-obatan,tempat tidur untuk perawatan inap do setiap Rumah Sakit, terbatas,sedang permintaan (demand).

  Sebagai sumber daya di sektor kesehatan meningkat karena itu sumber daya harus digunakan dengan efisien dan berkeadilan. Salah satu prinsip ekonomi menyatakan pada pasar sempurna, demand dan suply. Jadi pembahasan dalam ilmu ekonomi kesehatan mencakup costumer (dalam hal ini pasien/pengguna pelayanan kesehatan) provider yang merupakan profesional,investor, yang berdiri dari public maupun private pemerintah (Goverment). 

  Ilmu Ekonomi kesehatan berperan dalam rasionalisasi pemilihan dan pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan terutama yang menyangkut seumber daya yang terbatas. Dengan diterapkannya ilmu ekonomi dalam bidang kesehatan, maka kegiatan yang akan dilaksanakan harus memenuhi kriteria efisiensi atau apakah kegiatan tersebut bersifat  Cost Efective. Ada kalanya menerapkan ilmu ekonomi harus memenuhi kriteria interest- eficient,sedangkan pada kesehatan adalah interest-individu. TErdapat banyak definisi ekonomi kesehatan. Salah satunya mendefinisikan ekonomi kesehatan sebagai ilmu yang mempelajari suply dan demand sumber daya pelayanan kesehatan dan dampak sumber daya pelayanan kesehatan terhadap populasi. Kesehatan mempengaruhi kondisi ekonomi,dan sebaliknya ekonomi mempengaruhi kesehatan.

Gangguan jiwa (mental disorder) telah menjadi masalah kesehatan global bagi setiap negara saat ini, tidak hanya di Indonesia (Depkes RI, 2008). Gangguan skizofrenia adalah salah satu jenis gangguan jiwa berat yang bersifat kronis dengan ciri relaps dan remisi, membutuhkan penatalaksanaan jangka panjang, dan umumnya menyerang usia produktif yakni antara 15-44 tahun (Davison, 2006).

Keluarga merupakan unit yang paling dekat dan merupakan perawat utama (caregivers) bagi penderita skizofrenia. Keluarga mempunyai peranan yang penting di dalam pemeliharaan atau rehabilitasi anggota keluarga yang menderita gangguan skizofrenia (Keliat, 1996). Keluarga adalah perawat utama (caregiver). Sementara di sisi lain, merawat penderita Skizofrenia sering menjadi stresor bagi keluarga yang sering dikenal dengan beban keluarga (family burden). Beberapa faktor yang yang berperan adalah rasa malu akibat perilaku penderita, kronisitas penderita yang seringkali membutuhkan perawatan seumur hidup, ketidakmampuan klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, stigma di masyarakat menyebabkan penderita sulit mendapatkan jodoh, pekerjaan, diasingkan oleh lingkungan dan memerlukan pembiayaan yang tidak sedikit (Walton-Moss, 2005).

Beban yang dialami keluarga mulai dari beban fisik, mental, hingga ekonomi. Kelelahan fisik seringkali dirasakan keluarga dalam merawat penderita skizofrenia. Gejala-gejala yang dimunculkan penderita skizofrenia cukup mengganggu, apalagi penderita terkadang juga melakukan kekerasan. Keluarga juga sering mengalami stres dalam mengatasi perilaku penderita yang cenderung tidak realistik. Adanya anggapan bahwa bila memiliki anggota keluarga yang menderita skizofrenia adalah aib bagi keluarga juga menjadi beban pikiran keluarga. Selain itu, dampak ekonomi yang dialami keluarga yang merawat penderita skizofrenia berupa hilangnya hari produktif untuk mencari nafkah serta tingginya biaya perawatan yang harus ditanggung (Ingkiriwang, 2010). Jika beban keluarga tinggi maka akan mempengaruhi perawatan penderita skizofrenia karena keluarga adalah caregivers utama yang akan meningkatkan risiko kekambuhan dan menyebabkan prognosis yang lebih buruk (Taylor et al., 2005, Lauriello et al., 2001; Sadock and Sadock, 2010).

Pengetahuan keluarga tentang skizofrenia sangat membantu keluarga dalam memberikan perawatan yang benar bagi penderita dan akan membantu penderita menuju pemulihan. Dengan demikian maka beban keluarga akan berkurang. Untuk itu selalu dibutuhkan upaya-upaya untuk meningkatkan pengetahuan bagi keluarga (caregiver) tentang perawatan penderita. Pengetahuan yang benar tentang skizofrenia dapat ditingkatkan melalui psikoedukasi. Berdasarkan evidance ba sed practice, psikoedukasi keluarga adalah terapi yang digunakan untuk memberikan informasi pada keluarga sehingga peningkatan pengetahuan keluarga tercapai (Goldenberg, 2008). Psikoedukasi keluarga bukan hanya memulihkan keadaan penderita melainkan juga bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan keluarga dalam merawat penderita dan mengatasi masalah kesehatan jiwa dalam keluarga sehingga kemungkinan kambuh dapat dicegah

Walaupun medikasi antipsikotik adalah inti dari pengobatan skizofrenia, hasil penelitian telah menunjukkan bahwa intenvensi psikososial dapat memperkuat perbaikan klinis. Modalitas psikososial harus diintegrasikan secara cermat ke dalam regimen terapi obat dan harus mendukung regimen tersebut. Sebagian besar pasien skizofnenia mendapatkan manfaat dan pemakaian kombinasi pengobatan antipsikotik dan psikososial (Affrica and Schwartz, 1995; Sadock and Sadock, 2003).

Psikologi Remaja Dan Permasalahannya

25 August 2021 01:11:56 Dibaca : 2051

  Seperti yang kita ketahui Fase remaja adalah fase peralihan dari fase anak-anak menuju masa dewasa. Karakteristik yang bisa dilihat adalah adanya banyak perubahan yang terjadi baik itu perubahan fisik maupun psikis. Perubahan fisik yang dapat dilihat adalah perubahan pada karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang untuk anak perempuan sedangkan anak laki-laki tumbuhnya kumis, jenggot serta perubahan suara yang semakin dalam. Perubahan mentalpun mengalami perkembangan. Pada fase ini pencapaian identitas diri sangat menonjol, pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis. Periode ini disebut fase pubertas (puberty) yaitu suatu periode dimana kematangan kerangka atau fisik tubuh seperti proporsi tubuh, berat dan tinggi badan mengalami perubahan serta kematanagan fungsi seksual yang terjadi secara pesat terutama pada awal masa remaja. Kebutuhan lain dari remaja adalah teman sebaya, dimana teman sebaya adalah sangat penting bagi remaja untuk mengenal dunia diluar keluarga. Namun dalam interaksinya, remaja sering mengalami tekanan untuk mengikuti teman sebaya atau yang disebut konformitas (conformity) yang sangat kuat. Konformitas ada yang positif dan negatif. Konformitas muncul ketika individu meniru sikap, atau tingkah laku orang lain dikarenakan ada tekanan nyata maupun yang tidak nyata. Perilaku remaja yang menyimpang seperti berbuat onar, mencuri dan lain lain perlu mendapat perhatian khusus bagi orangtua, guru dan pemerhati pendidikan. Pertentangan dan pemberontakan adalah bagian alamiah dari kebutuhan para remaja untuk menjadi dewasa yang mandiri dan peka secara emosional. 

  Berhadapan dengn remaja tentunya berbeda dengan nerhadapan dengan anak kecil. Anak-anak kecil haru diasuh dengan cara yang bersifat melindungi dan agak otoriter. Mengapa hal itu dilakukan? karena pengetahuan dan pengalaman mereka tentang dunia jauh lebh sedikit, demikian juga dengn ruang lingkup mereka. karena itu mereka harus dilindungi dan dibantu. Setiap fase usia memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dari fase-fase pertumbuhan yang lain. Demikian pula dengan fase remaja, memiliki ciri-ciri yang berbeda dan karakteristik yang berbeda pula dari fase kanak-kanak, dewasa dan tua. Selain itu, setiap fase memiliki kondisi-kondisi dan tuntutan- tuntutan yang khas bagi masing-masing individu. Oleh karena itu, kemampuan individu untuk bersikap dan bertindak dalam menghadapi satu keadaan berbeda dari fase satu ke fase yang lain. Hal ini tampak jelas ketika seseorang mengekspresikan emosinya.

Persahabatan

  Sahabat bagi remaja sangatlah penting karena dengan sahabat remaja dapat bercerita kepadanya dan mengetahui segala rahasia-rahasia yang tidak mungkin diceritakan kepada teman yang lain. Mereka ingin berbagi persoalan, minat, informasi dan rahasia sesama mereka. Mereka juga saling menenggang perasaan dan tidak inigin saling menyakiti. Persahabatan memainkan peran penting dalam membentuk pemikiran dan sikap remaja, dan juga dapat mempengaruhi kesejahteraan moral dan spiritual. Persahabatan dapat membuat lebih berani (atau nekad, tergantung bagaimana melihatnya), atau lebih ramah, atau lebih egois dan agresif daripada sifat remaja biasanya. Dalam persahabatan memiliki enam fungsi: kawan, pendorong, dukungan fisik, dukungan ego, perbandingan sosial, dan keakrapan atau afeksi.260 A. Berkaitan dengan kawan, persahabatan memberi anak-anak seorang teman bermain yang akrab, seseorang yang mau meluangkan waktu bermain bersama mereka.B. Berkaitan denganpendorong, persahabatan memberi anak-anak informasi, kegembiraan, dan hiburan yang menarik. C. Berkaiatan dengan dukungan fisik, persahabatan memberi waktu, sumber-sumber dan bantuan. D. Berkaitan dengan dukungan ego, persahabatan memberi harapan dukungan, dorongan semangat, dan umpan balik yang menolong anak- anak mempertahankan suatu kesan yang tentang diri sendiri sebagai orang yang bekompeten, menarik dan berharga. E. Berkaitan dengan perbandingan sosial, persahabatan memberikan informasi tentang posisi seorang anak berhadapan dengan anak lain dan apakah anak melakukan sesuatu dengan baik.

Permasalaahan dengan Masalah Majemuk

  Setiap tahap usia remaja mempunyai tugas perkembangan yang harus dilalui. apabila seseorang gagal melaksanakan tugas perkembangan pada usia sebenarnya, perkembangan pada tahap berikutnya akan meengalami gangguan, lalu mencetuskan masalah pada diri remaja. Pada usia ini remaja mencoba mencari penyesuaian diri dengan kelompoksebayanga. Dia mulai memerhati pendapat orang lain, selain menginginkan kebebasan dan keyakinan diri. Secara psikologi, kenakalan remaja wujud daripada konflik yang tidak diselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak, sehingga fase remaja gagal dalam menjalani proses perkembangan jiwanya. Bisa juga terjadi masa kanak- kanak dan remaja berlangsung begitu singkat berbanding perkembangan fisikal, psikologi dan emosi yang begitu cepat.

  Pengalaman pada masa anak-anak ataü pada masa lampaunya yang menimbulkan traumatik seperti dikasari atau yang lainnya dapat menimbulkan gangguan pada fase pertumbuhannya. Begitu juga, mereka ada tekanan dengan lingkungan atau status sosial ekonomi lemah yang dapat menimbulkan perasaan minder. Hal itu dikarenakan remaja belum stabil dalam mengelola emosinya. Dalam masa peralihan remaja dihadapkan pada masalah-masalah penguasaan diri atau kontrol diri. Pertentangan dan pemberontakan adalah bagian alamiah dari kebutuhan para remaja untuk menjadi dewasa yang mandiri dan peka secara emosional.261 Remaja suka memberontak dan idealis kadang-kadang ketegangan-ketegangan sering terjadi dengan menantang orangtua, guru dan orang-orang yang ada di sekitar mereka, dengan gagasan-gagasannya yang kadang berbahaya dan kaku. Persoalan-persoalan lain remaja yang membuat kita prihatin yang terjadi dalam rutinitas sehari-hari adalah tidur larut malam, tidak betah tingal di rumah, mencuri, berbohong, merokok, bersumpah dengan bahasa yang tidak jelas.

Pencegahan dan Penanganan

  Selain memahami gejala-gejala yang berkurang, remaja yang terjerumus dalam kebiasaan bermasalah, seorang pendidik perlu mengembangkan program yang dapat mengurangi masalah masalah. Diantara program tersebut adalah."1. Memberikan Perhatian yang intensif secara individual. Pada program- program yang berhasil, remaja muda dipasangkan dengan seorang dewasa yang bertanggung jawab. 2. Pendekatan kolaboratif yang melibatkan banyak agensi di seluruh komunitas. Filosofis dari komunitas adalah penting menyediakan program dan layanan. 3. Identifikasi dan penanganan awal. Merangkul anak-anak dan keluarganya sebelum anak-anak mengembangkan berbagai masalah, atau masih berada di tahap awal dari masalahnya, adalah strategi yang berhasil. Dalam perkembangan remaja yang penuh gejolak, peranan keluarga, sekolah, masyarakat dan juga kebijakan pemerintah dalam dunia pendidikan ikut andil besar Peranan media massa seperti televisi, internet, tabloid, koran dan majalah juga memiliki kekuatan besar bagi kepentingan yang dominan dalam masyarakat.