5 ALASAN MEMILIH KAMPUS PERADABAN, UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO.
Kampus-kampus top yang sering kita dengar biasanya berada di kawasan Indonesia bagian barat, terutama di Pulau Jawa. Nggak heran ada banyak orang dari wilayah Indonesia bagian tengah dan timur yang rela tinggal jauh dari keluarganya demi mendapat pendidikan terbaik.Tapi masa sih tidak ada kampus berkualitas di Indonesia Timur? Jawabannya, ada. Salah satu buktinya, Universitas Negeri Gorontalo (UNG) yang ada di Provinsi Gorontalo. Untuk kamu yang tinggal di sekitar Sulawesi atau ingin merasakan dunia kuliah di Indonesia Timur, kampus ini bisa kamu pertimbangkan.
Berikut lima alasan kenapa kalian harus memilih Universitas Negeri Gorontalo sebagai tempat kalian belajar.
1. Universitas Negeri Gorontalo, Kampus Bersejarah
Universitas Negeri Gorontalo (UNG) adalah perguruan tinggi negeri di Gorontalo yang berdiri pada 1 September 1963. Awalnya, kampus ini adalah Junior College yang masih menjadi bagian dari FKIP Universitas Sulawesi Utara-Tengah. Selama lebih dari 50 tahun, universitas ini telah mengalami enam kali perubahan nama dan tujuh kali pergantian pimpinan. Mulai dari berstatus sebagai cabang FKIP IKIP Yogyakarta Cabang Manado sampai diresmikan menjadi Universitas Negeri Gorontalo, oleh Presiden Megawati pada tahun 2004.
2. Universitas Negeri Gorontalo sebagai Kampus Peradaban
Universitas Negeri Gorontalo mempunyai moto sebagai Kampus Peradaban. Untuk mewujudkannya, kampus ini membuka pintu untuk berbagai upaya pengembangan manusia, termasuk melalui riset dan penelitian.konsep kampus peradaban ini mendorong jurusan atau program studi untuk bisa mandiri, kreatif dan inovatif tanpa meninggalkan akar budaya lokal.
3. Universitas Negeri Gorontalo termasuk 10 Universitas Terbaik di Indonesia Timur
Kamu sudah tahu belum? Menurut Indostudent, pada tahun 2016 Universitas Negeri Gorontalo termasuk 10 universitas terbaik di kawasan Indonesia Timur lho. Untuk di tingkat nasional, UNG juga tidak kalah bersaing dan masuk dalam kategori 100 universitas terbaik. Berdasarkan data 4International Colleges and Universities, tahun 2016 UNG menempati ranking 72 dari 411 universitas yang terdaftar resmi di Indonesia.
4. Kampus yang Sedang Mengejar Akreditasi A
Universitas Negeri Gorontalo mendapat Akreditasi B dari Badan Akreditasi Nasional – Perguruan Tinggi (BAN-PT). Akreditasi tersebut merupakan bentuk pengakuan bahwa Universitas Negeri Gorontalo adalah salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Di kampus yang berlokasi di Kota Gorontalo ini, ada tujuh program studi terakreditasi A dan 29 program studi terakreditasi B. Predikat tersebut berdasarkan penilaian beberapa aspek, seperti kurikulum, sarana-prasarana pendidikan dan kesiapan administrasi akademik yang memenuhi standar.
5. Universitas Negeri Gorontalo Mempunyai Akses Informasi SIAT dan SITU
Quipperian yang kuliah di UNG akan dimudahkan dengan kehadiran Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) dan Sistem Informasi Tata Usaha (SITU). Keduanya bisa kamu akses lewat website Universitas Negeri Gorontalo. Lewat SIAT, kamu bisa mengakses data perkuliahan seperti Kartu Rencana Studi (KRS) online, data kurikulum, jadwal mata kuliah, data mahasiswa serta dosesn di kampus. Sedangkan SITU berfungsi mendukung proses tata usaha antara mahasiswa dan tenaga pendukung di kampus.
VISI SEBAGAI SEORANG MAHASISWA FARMASI
Memiliki visi yang jelas adalah kunci sukses dalam kehidupan. Namun sayangnya banyak orang yang tida menyadarinya. Berjalan tanpa visi adalah salah satu kesalahan terbesar yang dilakukan oleh banyak orang. Mereka berpendapat bahwa hidup harus dijalani tanpa perlu susah payah berpikir. Bagi saya, Visi adalah sesuatu yang penting. Itu adalah sebuah kompas yang memandu setiap pemiliknya untuk terus berjalan. Visi juga adalah sebuah tempat dimana nantinya harus dituju.
Semasa SMA, hampir segala bidang saya tekuni, termasuk kegiatan akademik dan non akademik. Mulai dari belajar di sekolah, bermain musik, olahraga, organisasi dan segala hal yang bisa dipelajari. Mungkin itu juga karena salah satu sifat saya yang ingin tahu. Saya merasa saat itu hidup hanya mengalir begitu saja tanpa tujuan yang pasti. Hal ini dikarenakan saya kurang menguatkan visi hidup yang jelas. Pada masa itu, boleh dikatakan bahwa visi saya hanyalah “berguna bagi orang tua, orang lain, nusa dan bangsa”. Terlalu universal dan terlalu umum menurut saya. Hingga kemudian saya sadar bahwa saya perlu merumuskan visi pribadi terebut secara lebih jelas dan lebih spesifik lagi. saya mencoba mempelajari beberapa hal dan menggali lebih dalam tentang apa yang menjadi tujuan hidup saya.
Menjadi seorang mahasiswa Farmasi yang berakhlak mulia dan dapat memberi kontribusi bagi kemajuan bangsa. Itulah visi hidup saya. Dua hal yang dapat disoroti disini adalah yang pertama berakhlak mulia. Berakhlak mulia artinya sebagai seorang mahasiswa Farmasi, saya harus menjaga nilai-nilai keislaman, menaatinya, dan mempelajarinya lebih dalam lagi sehingga dapat membentuk akhlak yang mulia. Sebagai seorang muslim, sudah sepantasnyalah kita beribadah kepada Allah SWT karena untuk itulah kita sebagai manusia diciptakan.
Lalu yang kedua, memberi kontribusi bagi kemajuan bangsa. Sebagai seorang mahasiswa, dan seorang Farmasis nantinya, saya harus bisa berprestasi dan membuat trobosan baru yang bermanfaat agar bisa berkontribusi bagi kemajuan negeri ini. Saya tidak menafikan kontribusi dari para Farmasis yang ada saat ini, namun alangkah lebih baik menurut saya jika setiap anak bangsa yang menjadi Farmasis dapat memberi kontribusi dalam kemajuan bangsa ini kedepannya. Hingga suatu saat, dapat tercipta Indonesia yang makmur, maju, sejahtera dan damai sebagai hasil dari trobosan dan kontribusi Farmasis lokal dalam kehidupan bermasyarakat.
SAYA DAN CERMIN MASA DEPAN
Setiap orang pasti pernah melihat dirinya di dalam cermin dan berandai andai tentang sebuah masa depan. Salah satunya adalah saya. Suatu hari saat saya duduk di bangku SMA saya melihat diri saya di dalam cermin dan bertanya "akan seperti apa saya 10 tahun kedepan?" Atau "apakah nanti saya akan pergi kerja dengan seragam yang rapih dan menghasilkan uang saat awal bulan?" dan "apakah saya akan meraih kesuksesan seperti yang setiap orang cita-citakan?"
Ya, saya bicara tentang sebuah cita-cita. Cita-cita merupakan suatu hal yang walaupun keberadaannya seringkali tidak disadari, namun sesungguhnya memegang peranan yang cukup penting bagi kehidupan manusia. Cita-cita adalah sebuah impian dan harapan seseorang akan masa depannya, bagi sebagian orang cita-cita itu adalah tujuan hidup yang dapat memotivasi dirinya sehingga segala usaha dilakukan untuk mencapai cita-cita yang ia mimpikan.
Saya sebagai mahasiswa, tentu memiliki cita-cita yaitu bekerja di bidang farmasi industri. Itulah yang melatarbelakangi saya masuk ke jurusan farmasi. Awal ketertarikan saya pada bidang farmasi adalah ketika saya sakit dan harus meminum banyak obat yang diberikan dokter. Saya sangat penasaran bagaimana cara meracik obat-obat yang saya minum dan apa yang terkandung dalam obat-obat ini sehingga saya bisa sembuh. Itu seperti keajaiban yang masuk akal ketika obat masuk kedalam tubuh, mengalir bersama darah dan bereaksi. Selain itu, saya juga punya ketertarikan terhadap jamu (minuman herbal) yang menjadi minuman kesukaan saya sehingga rasa penasaran saya tentang bagaimana meracik jamu menarik saya untuk masuk kejurusan farmasi.
Namun, alasan yang paling mendasari cita-cita saya adalah karena minat pribadi. Kimia adalah mata pelajaran yang saya minati saat masih SMA sehingga saya tertarik untuk terjun ke dalam jurusan yang berhubungan dengan kimia, yaitu farmasi. jurusan yang mempelajari segala hal tentang obat. Mulai dari bahan kimia yang ada di dalamnya, proses pembuatan obat, proses pengemasan obat, fungsi dan kegunaan obat, pengelolaan stok obat sampai cara distribusi ke tangan masyarakat.
Kemampuan membuat Sediaan Farmasi, kemampuan menjaminan Mutu Sediaan Farmasi serta kemampuan melakukan pelayanan kefarmasian yang profesional di berbagai sarana pelayanan kesehatan dan kemampuan melakukan penelitian di bidang farmasi, menjadi beberapa hal yang bisa diperoleh dari mempelajari jurusan farmasi. Bidang kerja dari seorang farmasis antara lain apoteker, dosen farmasi, peneliti, pengusaha, peracik dan pengembang obat-obatan, konsultan, serta manajemen mutu dan lainnya.
Dari berbagai bidang kerja tersebut, saya paling tertarik untuk menjadi Research dan development di industri farmasi. Research dan development bertugas menentukan formula, tekhnik pembuatan, dan menentukan spesifikasi bahan baku yang digunakan. Pengembangan produk yang dilakukan mulai dari skala laboratorium, skala pilot hingga skala produksi.
Selain itu, saya juga tertarik untuk menjadi relawan tenaga kesehatan dibidang farmasi. Mengabdi kepada masyarakat kurang mampu, membantu memasok obat-obatan yang dibutuhkan masyarakat terdampak bencana dan kegiatan sosial lainnya. Hal itu karena saya terinspirasi oleh teman saya yang bilang bahwa “cita-cita bukan hanya sekedar keinginan tentang sebuah pekerjaan, memakai seragam dan gaji diawal bulan. Tetapi bagaimana kita bisa menjadi orang yang bermanfaat dan bisa memberi dampak positif untuk banyak orang.” Dan kata-kata itu yang memotivasi saya untuk terus belajar agar nantinya ilmu yang saya pelajari dapat berguna di masa depan.
Mengejar cita-cita memang tidak mudah, namun juga tidak sesulit yang dibayangkan. Dengan menjadi seorang Research dan development di industri farmasi, saya berharap bisa bekerja dengan profesional, membuat trobosan yang dapat bermanfaat bagi banyak orang serta bisa membantu membangun perekonomian negara.
Sekarang saya sedang berdiri di depan cermin. Saya melihat diri saya 10 tahun ke depan di dalam cermin Memakai jas lab, menjadi wanita yang berprestasi dan berjiwa sosial seperti cita-cita yang saya tulis hari ini.