Sosiologi Sebagai Ilmu Pengetahuan dan Konsep Tentang Realitas Sosial Budaya.

13 October 2013 22:02:27 Dibaca : 11279 Kategori : KUMPULAN MAKALAH

Kata Pengantar

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas izin dan kuasaNya-lah kami bisa menyelesaikan makalah, yakni berupa makalah dengan judul “Sosiologi Sebagai Ilmu Pengetahuan dan Konsep Tentang Realitas Sosial Budaya.”.

Dalam penyusunan makalah ini kami mengalami berbagai hambatan, namun hambatan itu bisa kami lalui karena pertolongan Allah dan berbagai pihak lainnya. Oleh karena itu, kami ucapkan terima kasih kepada segala pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih dari jauh dari sempurna, baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Gorontalo, November 2012

Penulis

Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................................................ 2

Daftar Isi ................................................................................................................................. 3

BAB 1 PEDAHULUAN ........................................................................................................ 4

Latar Belakang .......................................................................................................... .. 4Rumusan Masalah .................................................................................................... .. 6Tujuan penulisan ....................................................................................................... .. 6

BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................................................ 4

Pengertian Sosiologi ................................................................................................ .. 4Sosiologi Sebagai Ilmu.............................................................................................. .. 8C. Landasan Sosiologi ................................................................................................. 12Ruang Lingkup Dan Fungsi Kajian Sosiologi ...................................................... 13Masyarakat Indonesia Sebagai Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan Nasional 15Sosiologi sebagai Ilmu Sosial ................................................................................... 16Kegunaan Ilmu Sosiologi bagi jurusan Hubungan Internasional .............................. 17

BAB 3 PENUTUP ............................................................................................................... 20

Kesimpulan ............................................................................................................... 20Saran-Saran ............................................................................................................... 20

Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah Sosiologi pertama kali dikenalkan oleh Auguste Comte (tetapi
dalam catatan Sejarah, Emile Durkheim lah yang melanjutkan ‘istilah’ tersebut
dan menerapkannya menjadi sebuah disiplin ilmu). Sosiologi berasal dari
gabungan 2 kata dalam bahasa Latin yaitu Socius yang artinya teman dan Logos
yang artinya ilmu. Secara keseluruhan, Sosiologi berarti ilmu yang mempelajari
masyarakat.

Masyarakat sendiri adalah kelompok atau gabungan dari individu yang
saling berhubungan, berbudaya, dan memiliki kepentingan yang relatif sama.
Sosiologi bertujuan untuk mempelajari masyarakat dengan meneliti/mengamati dan
menarik kesimpulan dari perilaku masyarakat, khususnya perilaku atau pattern sosial manusia.

Sosiologi tergolong ilmu yang fleksibel. Hal ini bisa dilihat dari
sifatnya yang tersusun dari penelitian-penelitian ilmiah yang bersifat kaku
namun bisa dikritik oleh publik karena sosiologi adalah ilmu yang berisi
tentang pengetahuan kemasyarakatan, oleh karena itu selalu dinamis dan dapat
diubah-ubah sesuai dan seiring dengan perkembangan yang terjadi di dalam objek
penelitiannya (masyarakat).

Sosiologi sendiri muncul akibat tekanan/ancaman yang dirasakan oleh
masyarakat terhadap hal-hal dan nilai-nilai yang selama ini sudah dianggap
benar dan nyaman dalam tatanan kehidupan mereka, khususnya dalam bidang sosial.
Renungan sosiologis dimulai ketika masyarakat mulai mengalami goncangan/krisis
terhadap nilai-nilai dan prinsip hidup yang mereka pegang, atau “threats to the taken-for-granted world”,

– Berger dan Berger.

Menurut Max Weber, sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tindakan
sosial. Namun, hal ini tidak berarti semua tindakan yang dilakukan manusia
tergolong tindakan sosial. Tindakan sosial adalah sebuah tindakan yang
dilakukan atas dasar perilaku orang lain dan berorientasi pada perilaku orang
lain. Dengan kata lain, tindakan sosial adalah tindakan yang diambil menyangkut
DAN mengarah pada orang lain.

Peta dunia tentang kemakmuran dan kemajuan umat manusia berkembang dan bergeser dari yang diwarnai penguasaan/kekayaan akan Sumber Daya Alam (SDA) kepada pemilikan Sumber Daya Alam (SDA) yang bermutu. Tidak diragukan lagi bahwa mutu SDM merupakan fungsi pendidikan, dalam arti bahwa bangsa yang memiliki sistem pendidikan bermutu akan menjadi bangsa yang maju dan makmur, dan sebaliknya. Ada korelasi positif antara struktur penduduk berdasarkan pendidikan dengan tingkat pendidikan yang dicapai. Selanjutnya bisa dilihat bahwa antara mutu pendidikan dengan tingkat kemakmuran terdapat hubungan yang saling menguatkan.

Pada level individu, pendidikan merupakan proses sosialisasi dan pembudayaan melalui interaksi dengan lingkungan, yang menghasilkan pribadi-pribadi utuh yang menempati status tertentu dalam struktur sosialnya. Pendidikan merupakan proses pelestarian dan perubahan budaya. Melalui pendidikan, berlangsung pewarisan komponen-komponen budaya yang telah dibina dan dipelihara secara turun temurun, namun sejalan dengan itu melalui pendidikan orang diharapkan akan mampu membentuk hari esok yang lebih baik daripada hari ini dan hari kemarin yang dilewatinya.

Meskipun secara teknis setiap masyarakat mengembangkan sistem pendidikan sendiri-sendiri sesuai dengan latar belakang sosio-budaya yang berlaku dan karakteristik masyarakatnya, tujuan akhirnya adalah sama yaitu mengembangkan pribadi-pribadi yang utuh, sehat jasmani dan rohani, berbudi pekerti luhur, beriman dan bertakwa, bermental kuat, produktif, kreatif, dan mandiri, bermakna bagi dirinya dan turut bertanggungjawab atas kesejahteraan masyarakat dan manusia pada umumnya.

Interaksi sosial merupakan kata kunci dalam proses pendidikan. Keberhasilan pendidikan ditentukan oleh mutu interaksi itu. Dengan siapa ia berinteraksi, pesan-pesan apa yang disampaikan, bagaimana interaksi itu berlangsung, media dan sarana-prasarana apa yang digunakan, serta bagaimana dampak interaksi itu pada pihak-pihak yang terlibat.

Pada kesempatan ini kami sebagai siswa yang baru saja menginjakan kaki di bangku SMA yang telah diberikan tugas oleh guru sosiologi untuk menyusun sebuah makalah tentang ‘Sosiologi sebagai ilmu penghetauan’, sebagaimana yang telah guru kami sampaikan bahwa ilmu sosiologi pertama kali digunakan oleh seorang filosof perancis yang bernama Auguste Marie Francois Savier Comte, berkat jasanya itu Auguste Comte di juluki sebagai bapak sosiologi.

B. Rumusan Masalah

v Apa itu sosiologi ?

v Mengapa Soiologi Sebagai Ilmu pengetahuan ?

v Bagaimana Landasan Sosiologi?

v Bagaiman Ruang Lingkup Dan Fungsi Kajian Sosiologi?

v Bagaiman Masyarakat Indonesia Sebagai Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan Nasional?

v Bagaiman Sosiologi sebagai Ilmu Sosial?

v Bagaiman Kegunaan Ilmu Sosiologi bagi jurusan Hubungan Internasional?

C. Tujuan penulisan

v Agar mengetahui pengertian sosiologi

v Agar lebih faham tentang sosiologi sebagai ilmu pengetahuan.

v Agar mengetahui Masyarakat Indonesia Sebagai Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan Nasional

v Agar mengetahui Ruang Lingkup Dan Fungsi Kajian Sosiologi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sosiologi

Istilah sosiologi berasal dari kata “socious” (bahasa latin) yang artinya teman atau kawan, dan “logos” (bahasa Yunani) yang artinya ilmu pengetahuan. Secara harfiah sosiologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan antar teman. Yang dimaksud hubungan antar teman meliputi antara orang yang satu dengan orang yang lain, baik yang bersungguh-sungguh teman atau sahabat maupun lawan atau musuh. Pengertian ini diperluas sedikit menjadi “Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari interaksi manusia di dalam masyarakat.”

Istilah sosiologi digunakan pertama kali oleh seorang filosof dari Perancis yang bernama Auguste Marie Francois Savier Comte, ini terkenal dengan sebutan Auguste Comte pada tahun (1798-1857), dalam bukunya “Course de Philosophie Positive”. Karena jasanya maka Auguste Compte disebut sebagai Bapak Sosiologi. Berikut ini definisi sosiologi menurut para ahli :

Allan Jhonson

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam kaitannya dengan satu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya mempengaruhi sistem itu.

Anthony Giddens

Sosiologi merupakan studi tentang kehidupan sosial manusia, kelompok dan masyarakat.

Herbert Spencer dari Inggris

Sosiologi adalah penelitian tentang susunan-susunan dan proses-proses dari kehidupan sosial sebagai suatu keseluruhan.

Hassan Shadily

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat, dan menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai kehidupan dengan mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersama, cara terbentuk dan tumbuh, serta berubahnya perserikatan-perserikatan hidup serta kepercayaan dan keyakinan, memberi sifat tersendiri kepada cara hidup bersama dalam tiap persekutuan hidup manusia.

Pitirim A. Sorokin

Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari :

a) Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial, misalnya gejala ekonomi dan agama, keluarga dan moral, hukum dan ekonomi, gerak masyarakat dan politik, dan sebagainya.

b) Hubungan dan saling pengaruh antara gejala-gejala sosial dan gejala-gejala non sosial, misalnya gejala geografis, biologis dan sebagainya, serta,

c) Ciri-ciri umum semua jenis gejala sosial.

Mayor Polak

Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan, yakni hubungan diantara manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, baik kelompok formal maupun kelompok material atau kelompok statis maupun kelompok dinamis.

Roucek dan Warren

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia dengan kelompok.

Lahirnya Sosiologi

Sosiologi lahir berkaitan dengan terjadinya perubahan sosial masyarakat di Eropa Barat pada masa Revolusi Industri (di Inggris) dan Revolusi Sosial ( di Perancis).

1. Beberapa tokoh sosiologi antara lain sebagai berikut :

v Auguste Comte (1798 – 1857)

Istilah sosiologi pertama kali dikemukakan oleh Auguste Comte seorang ahli filsafat Perancis pada tahun 1839, yang kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi.

Sumbangannya terhadap sosiologi antara lain sebagai berikut :

1) Sosiologi harus didasarkan pada pengamatan, perbandingan, eksperimen, dan metode historis secara sistematik. Objek yang dikaji harus berupa fakta, onjektif, bermanfaat, serta mengarah pada kepastian dan kecermatan.

2) Auguste Comte menjelaskan bahwa dalam menjelaskan gejala alam dan gejala sosial, manusia akan melewtai tiga jenjang yang dikenal dengan hukum tiga jenjang yaitu :

jenjang teologi,jenjang metafisika danjenjang positif

3) Auguste Comte mengatakan bahwa sosiologi merupakan ratu ilmu-ilmu sosial dan menempati peringkat teratas dalam hierarki ilmu-ilmu sosial.

Auguste Comte membagi sosiologi ke dalam dua bagian, yaitu statistika sosial (sosial statics) dan dinamika sosial (sosial dinamics).

Sosiologi sebagai ilmu (sifat hakekat)

Menurut Soerjono Soekanto, ilmu dapat didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran (logika). Pengetahuan harus bersifat objektif, artinya selalu dapat diperiksa dan diuji secara kritis oleh orang lain. Tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu. Hanya pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan teruji kebenarannya yang dapat disebut sebagai ilmu. Sosiologi dapat disebut sebagai ilmu karena sudah memenuhi syarat-syarat tersebut. Sosiologi merupakan ilmu yang berdiri sendiri yang objeknya adalah masyarakat.

Sosiologi dapat disebut memenuhi syarat sebagai ilmu pengetahuan karena memiliki sifat-sifat :

Sosiologi bersifat empiris, artinya sosiologi didasarkan pada observasi (pengamatan) terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif melainkan objektif;Sosiologi bersifat teoritis, artinya selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil-hasil observasi, merupakan unsure-unsur yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan antar hubungan dan sebab akibat sehingga menjadi teori;Sosiologi bersifat kumulatif, artinya teori-teori sosiologi terbentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada;Sosiologi bersifat nonetis, artinya yang menjadi inti persoalan dalam sosiologi bukanlah persoalan baik buruknya suatu fakta, melainkan tujuan yang hendak dicapai dengan menjelaskan fakta-fakta tersebut.Ciri-ciri sosiologi sebagai berikut :Sosiologi merupakan ilmu sosial (bukan ilmu alam atau kerohanian)Sosiologi bersifat kategoris (bukan normatif)Sosiologi merupakan ilmu murni (bukan terapan)Sosiologi bersifat abstrak (bukan konkret)Sosiologi bertujuan untuk mendapatkan pola-pola umum terinteraksi.Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan empiris-rasional.Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum (bukan khusus)Objek SosiologiObjek material sosiologi adalah kehidupan sosial, gejala-gejala dan proses hubungan antar manusia yang mempengaruhi kesatuan hidup manusia itu sendiri.Objek formal sosiologi lebih ditekankan pada manusia sebagai mahkluk sosial atau masyarakat yaitu hubungan antar manusia serta proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.

2. Cabang-cabang sosiologi terdiri atas :Sosiologi Politik => Sosiologi politik adalah suatu cabang sosiologi yang mengkaji hubungan antara gejala-gejala kemasyarakatn dengan politik.Sosiologi Hukum => Sosiologi hukum adalah cabang sosiologi yang mempelajari hubungan antara gejala-gejala kemasyarakatan dengan hukum.Sosiologi Pendidikan => Sosiologi pendidikan adalah cabang sosiologi yang mengkaji hubungan gejala-gejala kemasyarakatan dengan pendidikan.Sosiologi Agama => Sosiologi agama adalah bagian dari ilmu sosiologi yang mempelajari hubungan gejala kemasyarakatan dengan agama.Sosiologi Kekeluargaan => Sosiologi kekeluargaan adalah cabang sosiologi yang membahas hubungan gejala – gejala kemasyarakatan dengan keluarga.Sosiologi Kesenian => Sosiologi kesenian adalah cabang sosiologi yang membahas hubungan gejala – gejala kemasyarakatan dengan seni.Sosiologi Kedokteran => Sosiologi kedokteran adalah cabang sosiologi yang membahas hubungan gejala – gejala kemasyarakatan dengan kedokteran.Sosiologi Ilmu Pengetahuan => Sosiologi ilmu pengetahuan adalah cabang sosiologi yang membahas hubungan gejala – gejala kemasyarakatan dengan ilmu pengetahuan.Sosiologi Ekonomi => Sosiologi ekonomi adalah cabang sosiologi yang membahas hubungan gejala-gejala kemasyarakatan dengan ekonomi.Sosiologi Persengketaan => Sosiologi persengketaan adalah cabang sosiologi yang membahas hubungan gejala-gejala kemasyarakatan dengan persengketaan.

B. Sosiologi Sebagai Ilmu

1. Manfaat sosiologi antara lain sebagai berikut :

Sosiologi dapat membantu kita untuk mengontrol atau mengendalikan setiap tindakan dan perilaku kita dalam kehidupan bermasyarakat.Sosiologi mampu mengkaji status dan peran kita sebagai anggota masyarakat, serta dapat menilai ‘dunia’ atau ‘budaya’ lain yang belum kita ketahui.Dengan bantuan sosiologi kita akan makin memahami nilai, norma, tradisi, dan keyakinan yang dianut oleh masyarakat lain, serta memanfaatkan perbedaan-perbedaan yang ada tanpa menyebabkan timbulnya konflik diantara anggota masyarakat yang berbeda.Bagi kita sebagai generasi penerus, mempelajari sosiologi membuat kita lebih tanggap, kritis, dan rasional dalam menghadapi gejala-gejala sosial masyarakat yang makin kompleks dewasa ini, serta mampu mengambil sikap dan tindakan yang tepat dan akurat terhadap setiap situasi sosial yang kita hadapi sehari-hari.

v Metode – metode Sosiologi

Sebagai suatu metode sosiologi menggunakan metode ilmiah dalam mempelajari gejala-gejala alamiah khususnya gejala kemasyarakatan. Teknik dasar dalam metode ilmiah adalah observasi ilmiah atau disebut juga penalaran.

Menurut Paul B. Horton, teknik riset dalam sosiologi, antara lain sebagai berikut :

Study Cross – sectional dan longitudinal, yakni suatu pengamatan yang meliputi suatu daerah yang luas dan dalam suatu jangka waktu tertentu. Sedangkan studi longitudinal adalah studi yang berlangsung sepanjang waktu yang menggambarkan suatu kecenderungan atau serangkaian pengamatan sebelum dan sesudahnya.Eksperimen laboratorium dan eksperimen lapangan. Dalam eksperimen laboratorium, subjek orang dikumpulkan dalam suatu tempat “laboratorium” kemudian diberi pengalaman sesuai dengan yang diinginkan peneliti, kemudian dicatat dan ditarik kesimpulan.Penelitian pengamatan, hampir sama dengan eksperimen, tetapi dalam penelitian ini peneliti tidak mempengaruhi terjadinya suatu kejadian.

2 . Jenis-jenis Metode Yang Digunakan Dalam Sosiologi Metode Kualitatif :

ð Metode kualitatif mengutamakan bahan atau hasil pengamatan yang sukar diukur dengan angka. Metode ini meliputi :

1) Metode historis, yaitu menganalisis peristiwa-peristiwa masa lalu untuk merumuskan prinsip – prinsip umum;

2) Metode komparatif, yaitu membandingkan antara bermacam-macam masyarakat;

3) Metode studi kasus, alat-alat yang diperlukan :

a) wawancara

b) daftar pertanyaan

c) pengamatan partisipasi

=> Metode Kuantitatif

Metode kuantitatif mengutamakan bahan-bahan keterangan dengan angka atau gejala-gejala yang diteliti dapat diukur dengan skala, indeks, tabel, dan formula. Termasuk dalam metode ini adalah metode statistik, dimana gejala-gejala masyarakat sebelum dianalisis dikuantifikasi terlebih dahulu.

C. Landasan Sosiologi

Landasan sosiologi mengandung norma dasar pendidikan yang bersumber dari norma kehidupan masyarakat yang dianut oleh suatu bangsa. Untuk memahami kehidupan bermasyarakat suatu bangsa, kita harus memusatkan perhatian pada pola hubungan antar pribadi dan antar kelompok dalam masyrakat tersebut. Untuk terciptanya kehidupan masyarakat yang rukun dan damai, terciptalah nilai-nilai sosial yang dalam perkembangannya menjadi norma-norma social yang mengikat kehidupan bermasyarakat dan harus dipatuhi oleh masing-masing anggota masyarakat.

Dalam kehidupan bermasyarakat dibedakan tiga macam norma yang dianut oleh pengikutnya, yaitu: (1) paham individualisme, (2) paham kolektivisme, (3) paham integralistik. Paham individualisme dilandasi teori bahwa manusia itu lahir merdeka dan hidup merdeka. Masing-masing boleh berbuat apa saja menurut keinginannya, asalkan tidak mengganggu keamanan orang lain. Dampak individualisme menimbulkan cara pandang yang lebih mengutamakan kepentingan individu di atas kepentingan masyarakat. Dalam masyarakat seperti ini, usaha untuk mencapai pengembangan diri, antara anggota masyarakat satu dengan yang lain saling berkompetisi sehingga menimbulkan dampak yang kuat.

Paham kolektivisme memberikan kedudukan yang berlebihan kepada masyarakat dan kedudukan anggota masyarakat secara perseorangan hanyalah sebagai alat bagi masyarakatnya. Sedangkan paham integralistik dilandasi pemahaman bahwa masing-masing anggota masyarakat saling berhubungan erat satu sama lain secara organis merupakan masyarakat. Masyarakat integralistik menempatkan manusia tidak secara individualis melainkan dalam konteks strukturnya manusia adalah pribadi dan juga merupakan relasi. Kepentingan masyarakat secara keseluruhan diutamakan tanpa merugikan kepentingan pribadi.

Landasan sosiologis pendidikan di Indonesia menganut paham integralistik yang bersumber dari norma kehidupan masyarakat: (1) kekeluargaan dan gotong royong, kebersamaan, musyawarah untuk mufakat, (2) kesejahteraan bersama menjadi tujuan hidup bermasyarakat, (3) negara melindungi warga negaranya, dan (4) selaras serasi seimbang antara hak dan kewajiban. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia tidak hanya meningkatkan kualitas manusia secara orang per orang melainkan juga kualitas struktur masyarakatnya.

D. Ruang Lingkup Dan Fungsi Kajian Sosiologi

Para ahli Sosiologi dan ahli Pendidikan sepakat bahwa, sesuai dengan namanya, Sosiologi Pendidikan atau Sociology of Education (juga Educational Sociology) adalah cabang ilmu Sosiologi, yang pengkajiannya diperlukan oleh professional dibidang pendidikan (calon guru, para guru, dan pemikir pendidikan) dan para mahasisiwa serta professional sosiologi.

Mengenai ruang lingkup Sosiologi Pendidikan, Brookover mengemukakan adanya empat pokok bahasan berikut: (1) Hubungan sistem pendidikan dengan sistem social lain, (2) Hubungan sekolah dengan komunitas sekitar, (3) Hubungan antar manusia dalam sistem pendidikan, (4) Pengaruh sekolah terhadap perilaku anak didik (Rochman Natawidjaja, et. Al., 2007: 81). Sosiologi Pendidikan diharapkan mampu memberikan rekomendasi mengenai bagaimana harapan dan tuntutan masyarakat mengenai isi dan proses pendidikan itu, atau bagaimana sebaiknya pendidikan itu berlangsung menurut kacamata kepentingan masyarakat, baik pada level nasional maupun lokal.

Sosiologi Pendidikan secara operasional dapat defenisi sebagai cabang sosiologi yang memusatkan perhatian pada mempelajari hubungan antara pranata pendidikan dengan pranata kehidupan lain, antara unit pendidikan dengan komunitas sekitar, interaksi social antara orang-orang dalam satu unit pendidikan, dan dampak pendidikan pada kehidupan peserta didik (Rochman Natawidjaja, et. Al., 2007: 82). Sebagaimana ilmu pengetahuan pada umumnya, Sosiologi Pendidikan dituntut melakukan tiga fungsi pokok.

Pertama, fungsi eksplanasi, yaitu menjelaskan atau memberikan pemahaman tentang fenomena yang termasuk ke dalam ruang lingkup pembahasannya. Untuk diperlukan konsep-konsep, proposisi-proposisi mulai dari yang bercorak generalisasi empirik sampai dalil dan hukum-hukum yang mantap, data dan informasi mengenai hasil penelitian lapangan yang actual, baik dari lingkungan sendiri maupun dari lingkungan lain, serta informasi tentang masalah dan tantangan yang dihadapi. Dengan informasi yang lengkap dan akurat, komunikan akan memperoleh pemahaman dan wawasan yang baik dan akan dapat menafsirkan fenomena-fenomena yang dihadapi secara akurat. Penjelasan-penjelasan itu bisa disampaikan melalui berbagai media komunikasi.

Kedua, fungsi prediksi, yaitu meramalkan kondisi dan permasalahan pendidikan yang diperkirakan akan muncul pada masa yang akan datang. Sejalan dengan itu, tuntutan masyarakat akan berubah dan berkembang akibat bekerjanya faktor-faktor internal dan eksternal yang masuk ke dalam masyarakat melalui berbagai media komunikasi. Fungsi prediksi ini amat diperlukan dalam perencanaan pengembangan pendidikan guna mengantisipasi kondisi dan tantangan baru.

Ketiga, fungsi utilisasi, yaitu menangani permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan masyarakat seperti masalah lapangan kerja dan pengangguran, konflik sosial, kerusakan lingkungan, dan lain-lain yang memerlukan dukungan pendidikan, dan masalah penyelenggaraan pendidikan sendiri.

Jadi, secara umum Sosiologi Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan fungsi-fungsinya selaku ilmu pengetahuan (pemahaman eksplanasi, prediksi, dan utilisasi) melalui pengkajian tentang keterkaitan fenomena-fenomena siosial dan pendidikan, dalam rangka mencari model-model pendidikan yang lebih fungsional dalam kehidupan masyarakat. Secara khusus, Sosiologi Pendidikan berusaha untuk menghimpun data dan informasi tentang interaksi sosial di antara orang-orang yang terlibat dalam institusi pendidikan dan dampaknya bagi peserta didik, tentang hubungan antara lembaga pendidikan dan komunitas sekitarnya, dan tentang hubungan antara pendidikan dengan pranata kehidupan lain.

E. Masyarakat Indonesia Sebagai Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan Nasional

Masyarakat selalu mencakup sekelompok orang yang berinteraksi antar sesamanya, saling tergantung dan terikat oleh nilai dan norma yang dipatuhi bersama, pada umumnya bertempat tinggal di wilayah tertentu, dan adakalanya mereka memiliki hubungan darah atau memiliki kepentingan bersama. Masyarakat dapat merupakan suatu kesatuan hidup dalam arti luas ataupun dalam arti sempit. Masyarakat dalam arti luas pada umumnya lebih abstrak misalnya masyarakat bangsa, sedang dalam arti sempit lebih konkrit misalnya marga atau suku. Masyarakat sebagai kesatuan hidup memiliki ciri utama, antara lain: (1) ada interaksi antara warga-warganya, (2) pola tingkah laku warganya diatur oleh adapt istiadat, norma-norma, hukum, dan aturan-aturan khas, (3) ada rasa identitas kuat yang mengikat para warganya. Kesatuan wilayah, kesatuan adat- istiadat, rasa identitas, dan rasa loyalitas terhadap kelompoknya merupakan pangkal dari perasaan bangga sebagai patriotisme, nasionalisme, jiwa korps, dan kesetiakawanan sosial (Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 100).

Masyarakat Indonesia mempnyai perjalanan sejarah yang panjang. Dari dulu hingga kini, ciri yang menonjol dari masyarakat Indonesia adalah sebagai masyarakat majemuk yang tersebar di ribuan pulau di nusantara. Melalui perjalanan panjang, masyarakat yang bhineka tersebut akhirnya mencapai satu kesatuan politik untuk mendirikan satu negara serta berusaha mewujudkan satu masyarakat Indonesia sebagaiu masyarakat yang bhinneka tunggal ika. Sampai saat ini, masyarakat Indonesia masih ditandai oleh dua ciri yang unik, yakni (1) secara horizontal ditandai oleh adanya kesatuan-kesatuan social atau komunitas berdasarkan perbedaan suku, agama, adat istiadat, dan kedaerahan, dan (2) secara vertical ditandai oleh adanya perbedaan pola kehidupan antara lapisan atas, menengah, dan lapisan bawah.

Pada zaman penjajahan, sifat dasar masyarakat Indonesia yang menonjol adalah (1) terjadi segmentasi ke dalam bentuk kelompok social atau golongan social jajahan yang seringkali memiliki sub-kebudayaan sendiri, (2) memiliki struktur social yang terbagi-bagi, (3) seringkali anggota masyarakat atau kelompok tidak mengembangkan consensus di antara mereka terhadap nilai-nilai yang bersifat mendasar, (4) diantara kelompok relative seringkali mengalami konflik, (5) terdapat saling ketergantungan di bidang ekonomi, (6) adanya dominasi politiuk oleh suatu kelompok atas kelompok-kelompok social yang lain, dan (7) secara relative integrasi social sukar dapat tumbuh (Wayan Ardhana, 1986: Modul 1/70).

Masyarakat Indonesia setelah kemerdekaan, utamanya pada zaman pemerintahan Orde Baru, telah banyak mengalami perubahan. Sebagai masyarakat majemuk, maka komunitas dengan ciri-ciri unik, baik secara horizontal maupun secara vertical, masih dapat ditemukan, demikian pula halnya dengan sifat-sifat dasar dari zaman penjajahan belum terhapus seluruhnya. Namun niat politik yang kuat menjadi suatu masyarakat bangsa Indonesia serta kemajuan dalam berbagai bidang pembangunan, maka sisi ketunggalan dari “bhinneka tunggal ika” makin mencuat. Berbagai upaya dilakukan, baik melalui kegiatan jalur sekolah maupun jalur luar sekolah, telah menumbuhkan benih-benih persatuan dan kesatuan yang semakin kokoh.

Berbagai upaya telah dilakukan dengan tidak mengabaikan kenyataan tentang kemajemukan masyarakat Indonesia. Hal terakhir tersebut kini makin mendapat perhatian yang semestinya dengan antara lain dimasukkannya muatan lokal (mulok) di dalam kurikulum sekolah. Perlu ditegaskan bahwa muatan local di dalam kurikulum tidak dimaksudkan sebagai upaya membentuk “manusia lokal”, akan tetapi haruslah dirancang dan dilaksanakan dalam rangka mewujudkan “manusia Indonesia” di suatu lokal tertentu. Dengan demikian akan dapat diwujudkan manusia Indonesia dengan wawasan nusantara dan berjiwa nasional akan tetapi yang memahami dan menyatu dengan lingkungan (alam, sosial, dan budaya) de sekitarnya.

F. Sosiologi sebagai Ilmu Sosial

Sosiologi digolongkan sebagai ilmu sosial karena Sosiologi menggunakan masyarakat sebagai obyek pembelajarannya. Lebih jelasnya, ilmu Sosiologi membahas tentang masyarakat dari berbagai sisi dan sudut pandang yang beragam serta hubungan dan interaksi antar individu dalam masyarakat tersebut.

Sosiologi dapat juga dikatakan sebagai:

1) suku-suku atau rumpun-rumpun sosial

2) ilmu yang mengkaji ‘kekuasaan’ secara lebih khusus dan mendalam

3) ilmu sosial yang lain

4) ilmu yang mengkaji tentang masyarakat.

Sosiologi dapat digolongkan sebagai ilmu pengetahuan karena telah memenuhi unsur-unsur atau syarat-syarat ilmu yaitu:

Bersifat empiris; bisa di nalar, tidak tentatif.Bersifat teoritis; menyusun kesimpulan daribpengamatan terlebih dahulu. Kesimpulan tersusun dari kerangka-kerangka pikiran yang logis sehingga menjadi sebuah teori.Bersifat kumulatif; dapat diperluas, diperbaiki, dan diperhalus.Bersifat non-etis; tidak menghakimi tapi memperjelas fakta.

G. Kegunaan Ilmu Sosiologi bagi jurusan Hubungan Internasional

Hubungan Internasional adalah ilmu yang menggabungkan ilmu politik,
antropologi, dan berbagai macam ilmu sosial lainnya dalam satu wadah ilmu. Hal
ini sangat penting karena mahasiswa dan alumni jurusan Hubungan
Internasional akan terlibat dalam masyarakat secara langsung setelah lulus nanti; terutama masyarakat kelas atas dan orang-orang yang berpengaruh dalam dunia diplomasi.

Untuk itu diperlukan keahlian khusus untuk memahami masyarakat secara general,
mengamati tingkah laku masyarakat dan menarik kesimpulan serta melakukan
analisis cara-cara terbaik untuk mendekati suatu golongan masyarakat, tidak
hanya masyarakat kalangan atas namun juga masyarakat kalangan bawah. Seorang lulusan Hubungan Internasional haruslah bisa melakukan pendekatan pada dua kelompok masyarakat agar visi dan misinya sebagai seseorang yang dapat menjembatani komunikasi antar negara dapat tercapai.

Kegunaan ilmu Sosiologi bagi jurusan Hubungan Internasional terbagi 3:

1.Kegunaan bagi masyarakat di negara sendiri

Untuk dapat menjembatani hubungan negara sendiri dengan negara lain, langkah pertama yang harus diambil adalah memahami perilaku masyarakat negara sendiri. Hal ini
penting karena dengan memahami perilaku masyarakat negara sendiri, seorang
alumni Hubungan Internasional akan mampu menganalisis situasi dan kondisi serta
mungkin SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats) dari negara sendiri
untuk kemudian diolah lagi menjadi sesuatu yang bisa menjadi solusi atas hubungan
negaranya sendiri dengan negara lain. Pertumbuhan sosialyang meningkat tajam juga menjadi salah satu alasan bagi para mahasiswa dan alumni Hubungan Internasional untuk mempelajari Sosiologi, karena dengan Sosiologi dapat dilakukan metode-metode pendekatan untuk meneliti masyarakat yang kerap bertumbuh.

2. Kegunaan bagi masyarakat di negara lain

Insights atau pengetahuan yang dipunyai seorang sarjana atau alumnus Hubungan Internasional akan sangat berperan dalam membangun komunikasi antara negaranya sendiri dengan negara lain, karena dengan begitu masyarakat di negara lain-khususnya masyarakat
yang berhubungan secara diplomatis-akan mempunyai gambaran atas
karakterisitik negara tersebut.

Dari insights atau hasil analisis sosiologis seorang mahasiswa atau alumnus Hubungan Internasional juga dapat dibentuk opini publik negara lain terhadap negara sendiri. Baik atau buruknya opini publik tersebut tergantung pada keahlian seorang mahasiswa atau alumnus Hubungan Internasional dalam memberikan pengarahan tentang citra masyarakat negaranya sendiri kepada negara lain. Jika mereka berhasil menyampaikan keadaan
masyarakat di negara mereka sendiri dengan baik, tentu kesan yang didapat akan
baik juga. Semakin baik kesan yang dibuat oleh si mahasiswa atau alumnus
Hubungan Internasional tersebut kepada masyarakat negara lain, semakin baik
pula kesan yang akan ditangkap oleh masyarakat negara lain tersebut.

3. Kegunaan bagi diri sendiri

Poin ini adalah poin terakhirsekaligus poin yang paling penting. Kegunaan belajar Sosiologi terhadap seorang individu adalah kemampuan orang tersebut dalam menilai seseorang dan menemukan cara yang tepat untuk berkomunikasi dengan orang lain akan terasah dengan baik dan tentu saja skill semacam ini sangat berguna, baik untuk keperluan pribadi maupun keperluan dalam melakukan pekerjaan. Poin dari pentingnya belajar Sosiologi dalam jurusan Hubungan Internasional adalah karena Sosiologi membantu kita memahami masyarakat secara bertahap serta mengasah kemampuan analisis kita. Dalam Sosiologi, terkadang dibutuhkan quick analysis terhadap suatu perilaku masyarakat dan hal itu menuntut solusi yang cepat pula, jadi otak kita terlatih untuk melakukan quick analysis terhadap masyarakat – yang tentu saja akan mempercepat dan menambah efisiensi terhadap pekerjaan atau riset yang sedang kita kerjakan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sesuai yang dikatakan oleh auguste comte sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kehidupan sosial dalam masyarakat yang sangat berguna dalam kehidupan masyarakat karna sosiologi dapat membantu masyarakat dalam menyelesaiankan berbagai persoalan dalam kehidupan. Dan Secara harfiah sosiologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan antar teman. Yang dimaksud hubungan antar teman meliputi antara orang yang satu dengan orang yang lain, baik yang bersungguh-sungguh teman atau sahabat maupun lawan atau musuh. Pengertian ini diperluas sedikit menjadi “Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari interaksi manusia di dalam masyarakat.”

B. Saran-Saran

Di dalam kehidupan bermasyarakat sering terjadi sebuah konkrit yang harus di selesaikan dengan baik dengan demikian ilmu sosiologi dapat membantu menangani dan menyelesaikan konkrit itu secara baik. Memang tidak mudah untuk dapat menyelesaikan konkrit itu tapi dengan bermodalkan ilmu sosiologi yang di dapat sedikit demi sedikit jika di laksanakan dengan baik maka perlahan-lahan sebuah konkrit itu dapat terselesaikan.

Daftar Pustaka

William D Perdue. 1986. Sociological Theory: Explanation, Paradigm, and Ideology. Palo Alto, CA: Mayfield Publishing Company. Hlm. 20

Kamanto Sunarto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI. Hlm. 5

James. M. Henslin, 2002. Essential of Sociology: A Down to Earth Approach Fourth Edition. Boston: Allyn and Bacon. Hlm 10

Pitirim Sorokin. 1928. Contemporary Sociological Theories. New York: Harper. Hlm. 25

Randall Collins. 1974. Conflict Sociology: Toward an Explanatory Science. New York: Academic Press. Hlm. 19

George Ritzer. 1992. Sociological Theory. New York: Mc Graw-Hill. Hlm. 28

Sosiologi: KBBI. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka, 2002

Andrey Korotayev, Artemy Malkov, and Daria Khaltourina, Introduction to Social Macrodynamics, Moscow: URSS, 2006.

http://www.masbied.com/2010/03/20/landasan-sosiologi-pendidikan/#more-2410