Struktur Sosial Sekolah

13 October 2013 22:04:10 Dibaca : 16143 Kategori : KUMPULAN MAKALAH

Kata Pengantar

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas izin dan kuasaNya-lah kami bisa menyelesaikan makalah, yakni berupa makalah dengan judul “Struktur Sosial Sekolah”.

Dalam penyusunan makalah ini kami mengalami berbagai hambatan, namun hambatan itu bisa kami lalui karena pertolongan Allah dan berbagai pihak lainnya. Oleh karena itu, kami ucapkan terima kasih kepada segala pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih dari jauh dari sempurna, baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Gorontalo, November 2012

Penulis

Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................................................ 2

Daftar Isi ................................................................................................................................. 3

BAB 1 PEDAHULUAN ........................................................................................................ 4

Latar Belakang .......................................................................................................... .. 4Rumusan Masalah .................................................................................................... .. 5Tujuan penulisan ....................................................................................................... .. 6

BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................................................ 7

Struktur Sosial .......................................................................................................... .. 7Kedudukan Dan Peranan .......................................................................................... .. 7Berbagai Kedudukan Dalam Masyarakat Sekolah ................................................... .. 9Struktur Sosial Orang Dewasa Di Sekolah ............................................................... 10Kedudukan Guru Dalam Struktur Sosial Sekolah .................................................... 11Hubungan Guru-Murid ............................................................................................. 11Klik Di Kalangan Guru ............................................................................................. 11Orang Dewasa Tak Pengajar ..................................................................................... 12Struktur Sosial Murid – Murid Di Sekolah ............................................................... 12Kedudukan Menurut Usia Dan Kelas ..................................................................... 12Struktur Sosial Berhubungan Dengan Kurikulum .................................................... 13Pengelompokan Di Sekolah ...................................................................................... 13Pengaruh-Pengaruh Luar Terhadap Sekolah ............................................................. 13Ciri-ciri Struktur Sosial .......................................................................................... 14Fungsi Struktur Sosial ........................................................................................... 15Bentuk Struktur Sosial........................................................................................... 15

BAB 3 PENUTUP ............................................................................................................... 19

Kesimpulan ............................................................................................................... 19Saran-Saran ............................................................................................................... 19

Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan di sekolah bukan hanya ditentukan oleh usaha murid secara individual atau berkat interaksi murid dan guru dalam proses belajar mengajar, melainkan juga oleh interaksi murid dengan lingkungan sosialnya dalam berbagai situasi sosial yang dihadapinya didalam maupun diluar sekolah.

Pendidikan dipandang sebagai sosialisasi, yang terjadi dalam interaksi sosial. Maka karena itu sudah sewajarnya seorang pendidik harus berusaha menganalisis lapangan pendidikan dari segi sosiologi, mengenai hubungan antar manusiawi dalam keluarga, di sekolah, di luar sekolah, dalam masyarakat dan system-sistem sosialnya. Selain memandang anak sebagai individu, guru harus pula mempelajarinya sebagai makhluk sosial, sebagai anggota dari berbagai macam lingkungan sosial.

Pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh orang dewasa kepada orang yang belum dewasa agar tercapai kedewasaan baik jasmani maupun rohani yang dilakukan secara formal, informal, dan nonformal. Selain itu pendidikan juga berarti suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang dari tidak tahu menjadi tahu serta suatu proses perkembangan intelektual yang sifatnya normatif. Tujuan pendidikan adalah adanya suatu ilmu yang didapatkan dalam proses tersebut agar kalangsungan hidup manusia itu sendiri dapat terjamin karena adanya pendidikan yang di dapatnya yang bersifat normatif .

Pendidikan di Indonesia sangatlah penting. Sehingga di Indonesia dibentuk system pendidikan dan beberapa organisasi pendidikan juga telah berdiri di Negara kita ini. Segala hal yang berhubungan tentang pendidikan diatur oleh suatu lembaga pendidikan yang telah dibentuk oleh pemerintah kita dalam suatu system Pendidikan Nasional. System pendidikan tersebut telah diatu dalam bab XIV Undang-undang No. 20 Pasal 50 Tahun 2003.

Selain Menteri Pendidikan Nasional, juga menteri lain atau Pimpinan Lembaga pemerintah lain bertanggung jawab terhadap pendidikan yang diselenggarakan oleh departemen dan lembaganya masing-masing.

Pengelolaan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat dilakukan oleh badan/perorangan yang menyelenggarakan satuan pendidikan yang bersangkutan. Dalam melaksanakan tugas pengelolaan pendidikan, Menteri mempunyai aparat yang bekerja dijajaran lingkungan Departemen Pendidikan Nasional.

Pemahaman tentang struktur organisasi dan aspek administrasi dalam Departemen Pendidikan Nasional sangat penting, karena dapat membantu mahasiswa untuk mengetahui proses, tingkat dan mekanisme pengambilan keputusan pendidikan serta alur komunikasi dalam system pendidikan nasional.

Bila seorang insinyur bicara tentang “struktur” bangunan, maka yang dimaksudnya adalah materialnya, hubungan antara bagian-bagian bangunan, bangunan itu dalam keseluruhannya sebagai gedung.

Demikian pula dengan struktur sosial, maka sebagai materialnya (Jumlah orang, pria, wanita, dewasa, anak, guru, murid dan sebagainya), hubungan antara bagiannya ( apa yang diharapkan guru dari murid dan sebagainya ), hakikat masyarakat itu sebagai keseluruhan yakni caranya bagian-bagian menjadi kesatuan yang bulat agar dapat menjalankan fungsinya.

Oleh karena itu, untuk mempelajari struktur sosial sekolah akan kita selidiki berbagai jenis anggota menurut kedudukannya masing-masing dalam sistem persekolahan. Contohnya (1) di dalam kelas, seorang guru mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada murid. Dan murid kelas rendah rasanya mempunyai keududukan yang lebih rendah daripada murid-murid yang lebih tinggi. (2) Di sekolah, seorang kepala sekolah berkedudukan sebagai konsultan yang memberikan nasihat, petunjuk, saran-saran kepada gurudalam usaha untuk meningkatkan mutu sekolah. Kepala sekolah merupakan peranan memegan kekuasaan atau kepemimpinan yang penuh di sekolah.

Dengan adanya kedudukan masing-masing, maka mereka menjalankan kedudukan dan fungsi peranannya seperti yang diharapkan menurut kedudukan itu. Dalam makalah ini, akan dijelaskan cara/metode untuk mempelajari struktur informal murid. Kemudian pengaruh-pengaruh luar terhadap sekolah.

B. Rumusan Masalah

Untuk mengetahui bagaimana struktur sosial sekolah, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian struktur sosial ?

2. Bagaimana kedudukan dan peranan struktur sosial sekolah ?

3. Bagaimana kedudukan struktur sosial sekolah dalam masyarakat sekolah ?

4. Bagaimana struktur sosial orang dewasa di sekolah ?

5. Bagaimana kedudukan guru dalam struktur sosial sekolah ?

6. Bagaimana hubungan antara guru dan murid ?

7. Bagaimana klik dikalangan guru ?

8. Apakah yang dimaksud dengan orang dewasa tak pengajar ?

9. Bagaimana struktur sosial murid-murid di sekolah ?

10. Bagaiman kedudukan murid menurut usia dan kelas ?

11. Apakah yang dimaksud dengan struktur sosial berhubungan dengan kurikulum ?

12. Bagaimana pengelompokan di sekolah ?

13. Apa saja pengaruh-pengaruh luar terhadap sekolah ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana Struktur Sosial Sekolah dan penulisan makalah ini juga untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu Sosiologi pendidikan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Struktur Sosial Sekolah

A. Struktur Sosial

Bila seorang insinyur bicara tentang “struktur” bangunan maka yang dimaksud adalah (1) materialnya, (2) hubungan antara bagian-bagian baangunan, dan (3) bangunan itu dalam keseluruhannya sebagai gedung sekolah, kantor, dan sebagainya. Demikian juga struktur sosial dimaksud (1) materialnya (jumlah orang, pria, wanita, dewasa, anak, guru, murid, dan sebagainya), (2) hubungan antara bagiannya (apa yang diharapkan guru dari murid dan sekolahnya, dan sebagainya), (3) hakikat masyarakat itu sebagai keseluruhan yakni caranya bagian-bagiannya menjadi kesatuan yang bulat agar dapat menjalankan fungsinya. Material bagi sekolah adalah kepala sekolah, guru, pegawai, pesuruh, murid-murid pria maupun wanita yang masing-masing mempunyai kedudukan dan peranan.

Dalam struktur sosial terdapat system kedudukan dan peran anggota-anggota kelompok yang kebanyakan bersifat hierarkis, yakni dari kedudukan yang tinggi yang memegang kekuasaan paling banyak sampai kedudukan yang paling rendah. Dalam struktur sosial sekolah, kepala sekolah menduduki kedudukan yang paling tinggi dan pesuruh kedudukan yang paling rendah. Dalam kelas guru memiliki kedudukan yang paling tinggi dari pada murid. Biasanya murid-murid kelas rendah merasa mempunyai kedudukan yang paling rendah daripada murid-murid kelas yang paling tinggi.

Struktur itu memungkinkan sekolah menjalankan fungsinya sebagai lembaga edukatif dengan baik. Masing-masing mempunyai kedudukan tertentu dan menjalankan peranan seperti yang diharapkan menurut kedudukan itu. Dengan demikian dapat dicegah berbagai konflik dan dapat dijamin kelancaran segala usaha pendidikan.

B. Kedudukan Dan Peranan

Kedudukan atau status menentukan posisi seseorang dalam struktur sosial, yakni menentukan hubungannya dengan orang lain, misalnya apa yang dapat diharapkan oleh seorang suami dari istrinya, apa yang diharapkan majikan dari pekerjaan pegawainya, bagaimana orang tua atau guru memperlakukan anak atau sebaliknya. Status atau kedudukan menentukan kelakuan orang tertentu. Dalam kedudukannya sebagai guru ia mengharapkan kelakuan tertentudari murid, lepas dari pribadinya sebagai individu, apakah ia peramah, keras, pandai, rajin atau pemalas. Setiap guru dalam kedudukannya sebagai guru dapat mengharapkan kelakuan tertentu dari murid, siapa pun guru itu dan siapa pun murid itu.

Status atau kedudukan individu, apakah ia diatas atau dibawahstatus orang lain mempengaruhi peranannya. Peranan adalah konsekuensi atau akibat kedudukan atau status seseorang. Seorang mandor diharapkan memberikan perintah kepada pekerja. Guru diharapkan mematuhi instruksi kepala sekolah tetapi menuntut agar murid-murid belajar. Akan tetapi cara-cara seorang membawakan peranannya dapat berbeda menurut kepribadian seseorang. Guru dapat bersifat otokratisatau demokratis dalam menjalankan peranannya.

Tiap orang dalam masyarakat mempunyai berbagai kedudukan. Seorang murid mempunyai kedudukan sebagai pelajar, ketua murid, anggota regu sepak bola atau sebagai kakak terhadap murid-murid yang lebih rendah kelasnya, sedangkan dirumah ia berkedudukan sebagai anak terhadap orang tuanya, adik terhadap kakaknya dan diluar rumah ia menjadi teman teman bagi sejumlah anak-anak lainnya. Demikian pula guru itu berkedudukan sebagai suami atau istri, bapak atau ibu bagi anaknya, anggota paduan suara atau ada kalanya menjadi sopir kendaraan umum. Dalam tiap kedudukan itu ia menjalankan peranan tertentu. Berdasarkan kedudukan daripadanya diharapkan kelakuan tertentu.

Peranan mencangkup kewajiban dan hak yang bertalian dengan kedudukan. Dalam kedudukan individu sebagai guru ia berkewajiban mendidik anak dan berhak untuk mengharuskannya belajar dan bila perlu memberikannya hukuman. Sebaliknya anak dalam kedudukannya sebagai murud harus mematuhi guru dengan hak untuk menerima pelajaran. Kita lihat bahwa peranan selalu mempunyai segi timbale balik. Guru hanya dapat menjalankan peranannya antara lain menyuruh anak belajar bila murid mematuhinya dan mau belajar. Hak guru memerintah dibarengi dengan oleh kewajibanmurid untuk mematuhinya. Maka dapat dikatakan bahwa peranan adalah serangkaian hak dan kewajiban yakni bersifat timbale balik dalam hubungan antar individu. Hak adalah kesempatan atau kemungkinan untuk bertindak yang sebaliknyamenimbulkan kewajiban pada pihak lain untuk memungkinkan tindakan itu. Hak sesorang dimungkinkan dan dibatasi oleh kewajiban pihak lain untuk mematuhinya.Kedudukan seseorang ada yang diperoleh berdasaarkan kelairan, ada pula yang diperoleh sendiri berkat usaha individu.

Orang lahir sebagai anak raja, anak kasta Brahmana atau Paria, dan kenyataan itu menetukan peranannya. Demikian juga seorang lahir sebagai pria atau wanita, anak berkulit putih atau berkulit hitam. Individu lahir sebagai bayi, kemudian berkembang sebagai pemuda lalu menjadi bapak dan mengakhiri hidupnya sebagai kakek. Dalam tiap fase perkembangannya ia mempunyai kedudukan dan peran tertentu.

Dalam masyarakat modern dengan banyaknya pembagian dan spesialisasi pekerjaan, luas kemungkinan untuk memperoleh kedudukan berkat usaha sendiri, antara lain melalui pendidikan. Juga dalam negara kita yang merdeka ini boleh dikatakan tidak ada lagi jabatan yang ditentukan oleh keturunan dan kebangsaan seperti dulu terdapat pada zaman feudal-kolonial. Pada prinsifnya setiap warga Negara dapat menduduki jabatan yang setinggi-tingginya. Dalam kenyataan kelahiran seseorang menurut seks, agama, suku bangsa, status sosialdan lain-lain masih ada pengaruhnya seklaipun tidak sesuai dengan UUD 1945. Kedudukan berdasarkan kelahiran dan usaha terdapat dalam tiap masyarakat. Makin maju suatu masyarakat makin bnayak kesempatan bagi setipa orang untuk menduduki tempat tertentu, sekalipun sering melalui persaingan yang berat.

C. Berbagai Kedudukan Dalam Masyarakat Sekolah

Sekolah, seperti system sosial lainnya dapat dipelajari berdasarkan kedudukan anggota dalam kelompok itu. Setiap orang yang menjadi anggota suatu kelompok mempunyai bayangan tentang kedudukna masing-masing dalam kelompok itu. Setiap anak mempunyai gambaran tentang kedudukan ayah, ibu, dan anggota keluarga lainnya. Demikian juga di sekolah kita mempunyai bayangan tentang kedudukan kepala sekolah, guru-guru, staf administrasi, pesuruh dan murid-murid sendiri serta hungan antara berbagai kedudukan itu. Biasanya gambaran seseorang tentang berbagai kedudukan itu bercorak pribadi dan berkaitan dengan tokoh tertentu. Namun yang akan kita selidiki bukanlah yang bersifat pribadi itu, melainkan yang bersifat umum. Kita ketahui kedudukan seorangayah pada umumnya dalam keluarga serta hubungannya dengan kedudukan ibu, anak-anak dan pembantu, walaupun setiap ayah menjalankan peranannya denagn cara yang khas menurut pribadinya dalam keluarga. Demikian pula dapat diselidiki kedudukan kepala sekolah pada umumnya walaupun tipa kepala sekolah mempunyai pribadi tersendiri yang unik dan menjalankan peranannya menurut pribadi masing-masing.

Dalam mempelajari struktur sekolah akan kita selidiki berbagai jenis anggota menurut kedudukannya masing-masing dalam sisitem persekolahan. Dengan kedudukan atau posisi dimaksud kategori atau tempat seseorang dalam system klasifikasi sosial .Misalnya anak wanita ,pria dewasa,nenek menunjukan posisi atau kedudukan dalamsistem penggolongan menurut usia jenis kelamin.Tiap individu dapat mempunyai berbagai kedudukan menurut system klasifikasi,misalnya seperti pria dewasa,sebagai bapak dalam keluarga,sebagai pegawai di kantor,sebagai teman dalam pergaulan atau permainan atau sebagai anggota golongan menengah.

Dalam tiap kedudukan individu diharapkan menunjukan pola kelakuan tertentu.Perbuatannya,ucapannya,perasaannya.nilai-nilainya ,dan sebagainya harus sesuai dengan apa yang diharapkan bertalian dengan kedudukannya.Menurut kedudukan atau posisinya ia harus menjalankan peranan tertentu.Peranan menentukan kelakuan yang diharapkan dalam situasi sosial tertentu.

Dalam setiap kelompok orang mengenal kedudukan atau posisi masing-masing.Orang mempunyai gambaran tentang kelakuan yang diharapkan dari masing-masing menurut kedudukan yang ditempatinya. Jadi di masyarakat sekolah dari kepala sekolah ,guru,murid,pegawai sekolah diharapkan kelakuan tertentu.

Pada umumnya dapat kita bedakan dua tingkat dalam struktur sosial sekolah yakni yang berkenaan dengan orang dewasa serta hubungan diantara mereka,jadi mengenai kepala sekolah,guru-guru,pegawai administrasi.pesuruh,pengurus yayasan pada sekolah swasta,Kanwil P dan K pada sekolah negri.Tingkat ke dua berkenaan dengan sistem kedudukan dan hubungan antara murid-murid.Selanjutnya akan diselidiki hubungan diantara kedua tingkat itu.

D. Struktur Sosial Orang Dewasa Di Sekolah

Kepala sekolah menduduki kedudukan yang paling tinggi di sekolah berkat kedudukannya,tetapi juga karena sering pengalaman,masa kerja dan pendidikannya.Ialah yang berhak mengambil keputusan yang harus di patuhi oleh seluruh sekolah .disamping hak itu ia memikul tanggung jawab penuh atas kelancaran pendidikan disekolah.Kepala sekolah merupakan perantaraantara atasan yakni Kanwil dan Guru-guru.Keputusan-keputusan mentri pendidikan dan kebudayaan disampaikan oleh Kanwil melalui kepala sekolah kepada guru-guru dan murid-murid.

Kepala sekolah juga berkedudukan sebagai konsultan yang memberikan petunjuk ,nasehat,saran-saran kepada guru-guru dalam usaha untuk memperbaiki mutu sekolah. Kepala sekolah juga memegang kepemimpinan disekolah dan ia di harapkan sanggup member pimpinan dalam segala hal yang mengenai sekolah,dalam menghadapi masyarakat, muri-murid maupun guru-guru.

Disekolah yang kecil,khususnya yang tidak mempunyai pegawai administrasi,kepala sekolah sering harus berpungsi sebagai petugas administrasi,mengurus korespondensi,mengantar surat keberbagai instansi,membuat laporan-laporan dan sebagainya,karena biasanya ia mempunyai jam mengajar yang di kurangi,bahkan dapat dibebaskan dari tugas mengajar.Dan pekerjaan administrasi itu kepala sekolah dapat dibantu oleh guru.Akan tetapi disekolah menengah biasanya kepala sekolah di bantu oleh oegawai administrasi.

E. Kedudukan Guru Dalam Struktur Sosial Sekolah

Kedudukan guru lebih rendah dari pada kepala sekolah dan karena itu ia harus menghormatinya dan bersedia untuk mematuhinya dalam hal-hal mengenai sekolah.Dalam kenaikan pangkat ia bergantung pada disposisi atau rekomendasi yang baik dari kepala sekolah dank arena itu banyak sedikitnya masa depannya di tentukan oleh hubungan-hubungan dengan kepala sekolah itu.

Kedudukan guru juga turut ditentukan oleh lama masa kerja.Berkat usia dan pengalamannya mengajar guru lama mengharapkan rasa hormat dari guru-guru baru atau yang lebih muda.

F. Hubungan Guru-Murid

Hubungan antara guru dan murid mempunyai sifat yang relatif stabil.

Ciri has dari hubungan ini adalah bahwa terdapat status yang tak sama antara guru dan murid.Dalam hubungan guru-murid biasanya hanya murid diharapkan mengalami perubahan kelakuan sebagai hasil belajar.Aspek ke tiga ini mertalian dengan aspek ke dua yakni perubahan kelakuan yang diharapkan mengenai hal-hal tertentu yang lebih spesifik dan umum.

Guru akan lebih banyak mempengaruhi kelakuan murid apabila dalam memberi pelajaran dalam kelas hubungan itu tidak sepihak.

G. Klik Di Kalangan Guru

Dikalangan guru-guru sering terjadi pengelompokan atau pembentukan “klik” (clique) yang bersifat informal.Ada kelompok yang dibentuk berdasarkan :

a. Jenis kelamin

b. Minat professional

c. Sosial

d. Kedudukan formal yang sama

Klik memegang peranan dalam mengambil berbagai keputusan. Maka besar faedahnya bila kepala sekpolah mengetahui tentang adanya berbagau kelompok serta hubungan antar kelompok itu atau pertentangan diantaranya.

H. Orang Dewasa Tak Pengajar

Yang termasuk golongan ini antara lain pegawai administrasi dan pesuruh sekolah secara formal kedudukan mereka lebih rendah dari kepala sekolah dan tenaga pengajar.Hierarki itu juga diterima oleh yang bersangkutan dan oleh masyarakat. Dalam praktik ada kemungkinan pegawai administrasi yang telah lama memegang jabatannya dan telah mengenal seluk beluk sekolah mempunyai kedudukan yang lebih tinggi.

I. Struktur Sosial Murid – Murid Di Sekolah

Sekolah bagi murid-murid dapat dipandang sebagai system persahabatan dan hubungan –hubungan soaial.Bedanya dengan orang dewasa ialah bahwa struktur sosial ini lebih bersifat tak formal.Kedudukan murid hanya dikenal dalam lingkungan sekolah saja. Ada juga kedudukan murid yang lebih formal seperti ketua OSIS. Akan tetapi kebanyakan kedudukan murid bersifat tak formal dan hanya diketahui dalam kalangan sekolah itu saja.

Ada dua metode utama untuk mempelajari struktur informal para pelajar:

Teknik sosiometri yaitu dalam garis besarnya kepada murid diberikan pertanyaan lalu dari hasil pertanyaan itu diajukan kepada setiap murid dalam kelas atau kelompok murid dapat disusun suatu diagram yang disebut sosiogram.Metode partisipasi-observasi yaitu sambil turut berpartisipasi dalam kegiatan kelompok selama beberapa waktu mengadakan observasi tentang kelompok.

Disuatu sekolah dapat kita temukan macam-macam kedudukan murid dan hubungan antar murid,antara lain :

Hubungan dan kedudukan berdasarkan usia dan tingkat kelasStruktur sosial berhubungan dengan kurikulumKlik atau kelompok persahabatan disekolahHubungan antara struktur masyrakat dengan pengelompokan disekolahKelompok EliteKelompok siswa yang mempunyai organisasi formal

J. Kedudukan Menurut Usia Dan Kelas

Murid-murid suatu kelas pada umumnya mempunyai usia yang sama untuk menjadi suatu kelompok yang kompak dakam menghadapi kelas lain. Terhadap kelas yang lebih tinggi mereka merasa dirinya orang bawahan sebagai adik terhadap kakak yang pantas menunjukan rasa hormat dan patuh.

Kedudukan atasan dan kekuasaan murid-murid kelas tinggi diperkuat oleh tugas kehormatan yang diberikan kepada mereka,sebagai ketua OSIS,ketua regu olah raga atau panitia,pengurus atau pemimpin perkumpulan atau kegiatan siswa.

K. Struktur Sosial Berhubungan Dengan Kurikulum

Murid-murid di SD, SMP, SMA wanita maupun pria mengikuti pelajaran yang sama. Disana sini terdapat perbedaan kecil, misalnya sepak bola hanya di ikuti oleh murid pria dan ketrampilan menjahit oleh murid wanita. Bidang studi akademis sama bagi semua anak pria maupun wanita. Murid-murid yang pandai sering diberikan guru tugas-tugas yang khusus dan diijinkan menjadi pengurus perkumpulan sekolah. Di SMA setelah semester pertama diadakan pembagian dalam jurusan-jurusan,menurut teorinya menyalurkan murid-murid menurut bakat masing-masing. Yaitu jurusan IPA dan IPS.

L. Pengelompokan Di Sekolah

Pengelompokan atau pembentukan klik mudah terjadi disekolah. Suatu klik terbentuk bila dua orang atau lebih saling merasa persahabatan yang akrab dan Karena itu banyak bermain bersama,saling bercakap-cakap,merencanakan dan melakukan kegitan yang sama didalam maupun di luar sekolah bila klik ini mempunyai sikap anti sosial maka klik itu dapat menjadi “geng”

Sttabilitas klik dapat diselidiki dengan menggunakan teknik sosiometri pada jangka waktu tertentu, misalnya dengan jarak waktu 1,2 atau 3 tahun. Dengan membandingkan sosiogram nya dapat kita lihat perubahan-perubahan yang terjadi. Faktor yang paling penting dalam pembentukan klik adalah usia atau tingkat kelas. Menurut pengamatan sehari-hari tampaknya anggota suatu klik mempunyai minat atau kegemaran yang sama misalnya musik, olah raga dan sebagainya.

M. Pengaruh-Pengaruh Luar Terhadap Sekolah

Berbagai hal diluar sekolah yang dapat mempengaruhi system sekolah antara lain.

1. Pengaruh terhadap peranan murid

Peranan murid antara lain ditentukan oleh guru akan tetapi oleh pandangan masyarakat tentang peranan murid antara lain oleh keluarga murid, kelompok sepermainan, model-model bagi kelakuannya termasuk tokoh-tokoh media masa. Orang tua dapat mempengaruhi sikap anak terhadap otoritas guru,dapat mendukung atau mencela guru dalam tindakannya.

2. Pengaruh luar terhadap guru

Pearanan guru sebagian besar ditentukan oleh harapan-harapan kepala sekolah dan pihak atasan.Murid-murid sendiri jarang menantang kedudukan guru. Akan tetapi pihak luar dapat mempengaruhi peranannya, antara lain:

a. Orang tua murid

b. Perkumpulan guru

c. Keluarga dan teman sepergaulan guru

Walaupun orang tua jarang berhadapan muka dengan guru kecuali dalam hal-hal khusus, namun pengaruh orang tua sangat besar atas kelakuan guru.

3. Pengaruh luar terhadap sekolah

Tiap sekolah berada dalam lingkungan sosial tertentu, yakni masyarakat sekitar, daerah, maupun Negara. Norma-norma yang berlaku dalam masyarakat sekitar sekolah mau tidak mau harus di hormati guru.

N. Ciri-ciri Struktur Sosial

1. Muncul pada kelompok masyarakat

Struktur sosial hanya bisa muncul pada individu-individu yang memiliki status dan peran. Status dan peranan masing-masing individu hanya bisa terbaca ketika mereka berada dalam suatu sebuah kelompok atau masyarakat.Pada setiap sistem sosial terdapat macam-macam status dan peran indvidu. Status yang berbeda-beda itu merupakan pencerminan hak dan kewajiban yang berbeda pula.

2. Berkaitan erat dengan kebudayaan

Kelompok masyarakat lama kelamaan akan membentuk suatu kebudayaan. Setiap kebudayaan memiliki struktur sosialnya sendiri. Indonesia mempunyai banyak daerah dengan kebudayaan yang beraneka ragam. Hal ini menyebabkan beraneka ragam struktur sosial yang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Hal-hal yang memengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia adalah sbb:

a. Keadaan geografis Kondisi geografis terdiri dari pulau-pulau yang terpisah. Masyarakatnya kemudian mengembangkan bahasa, perilaku, dan ikatan-ikatan kebudayaan yang berbeda satu sama lain.

b. Mata pencaharian Masyarakat Indonesia memiliki mata pencaharian yang beragam, antara lain sebagai petani, nelayan, ataupun sektor industri.

c. Pembangunan Pembangunan dapat memengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia. Misalnya pembangunan yang tidak merata antra daerah dapat menciptakan kelompok masyarakat kaya dan miskin.

3. Dapat berubah dan berkembang Masyarakat tidak statis karena terdiri dari kumpulan individu. Mereka bisa berubah dan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Karenanya, struktur yang dibentuk oleh mereka pun bisa berubah sesuai dengan perkembangan zaman.

O. Fungsi Struktur Sosial

1. Fungsi Identitas Struktur sosial berfungsi sebagai penegas identitas yang dimiliki oleh sebuah kelompok. Kelompok yang anggotanya memiliki kesamaan dalam latar belakang ras, sosial, dan budaya akan mengembangkan struktur sosialnya sendiri sebagai pembeda dari kelompok lainnya.

2. Fungsi Kontrol Dalam kehidupan bermasyarakat, selalu muncul kecenderungan dalam diri individu untuk melanggar norma, nilai, atau peraturan lain yang berlaku dalam masyarakat. Bila individu tadi mengingat peranan dan status yang dimilikinya dalam struktur sosial, kemungkinan individu tersebut akan mengurungkan niatnya melanggar aturan. Pelanggaran aturan akan berpotensi menibulkan konsekuensi yang pahit.

3. Fungsi Pembelajaran Individu belajar dari struktur sosial yang ada dalam masyarakatnya. Hal ini dimungkinkan mengingat masyarakat merupakan salah satu tempat berinteraksi. Banyak hal yang bisa dipelajari dari sebuah struktur sosial masyarakat, mulai dari sikap, kebiasaan, kepercayaan dan kedisplinan.

P. Bentuk Struktur Sosial

Bentuk struktur sosial terdiri dari stratifikasi sosial dan diferensiasi sosial. Masing-masing punya ciri tersendiri.

1. Stratifikasi Sosial Stratifikasi berasal dari kata strata atau tingkatan. Stratifikasi sosial adalah struktur dalam masyarakat yang membagi masyarakat ke dalam tingkatan-tingkatan. Ukuran yang dipakai bisa kekayaan, pendidikan, keturunan, atau kekuasaan. Max Weber menyebutkan bahwa kekuasaan, hak istimewa dan prestiselah yang menjadi dasar terciptanya stratifikasi sosial. Adanya perbedaan dalam jumlah harta, jenjang pendidikan, asal-usul keturunan, dan kekuasaan membuat manusia dapat disusun secara bertingkat. Ada yang berada di atas, ada pula yang menempati posisi terbawah.

Berdasarkan sifatnya, stratifikasi sosial dapat dibagi menjadi 2:

1. Stratifikasi Sosial Tertutup Adalah stratifikasi sosial yang tidak memungkinkan terjadinya perpindahan posisi (mobilitas sosial)

2. Stratifikasi Sosial terbuka Adalah stratifikasi yang mengizinkan adanya mobilitas, baik naik ataupun turun. Biasanya stratifikasi ini tumbuh pada masyarakat modern.

Bentuk-bentuk mobilitas sosial:

a. Mobilitas Sosial Horizontal Di sini, perpindahan yang terjadi tidak mengakibatkan berubahnya status dan kedudukan individu yang melakukan mobilitas.

b. Mobilitas Sosial Vertikal Mobilitas sosial yang terjadi mengakibatkan terjadinya perubahan status dan kedudukan individu.

Mobilitas sosial vertikal terbagi menjadi 2:

#Vertikal naik Status dan kedudukan individu naik setelah terjadinya mobilitas sosial tipe ini.

#Vertikal turun Status dan kedudukan individu turun setelah terjadinya mobilitas sosial tipe ini.

c. Mobilitas antargenerasi Ini bisa terjadi bila melibatkan dua individu yang berasal dari dua generasi yang berbeda.

d. Stratifikasi Sosial Campuran Hal ini bisa terjadi bila stratifikasi sosial terbuka bertemu dengan stratifikasi sosial tertutup. Anggotanya kemudian menjadi anggota dua stratifikasi sekaligus. Ia harus menyesuaikan diri terhadap dua stratifikasi yang ia anut.

Menurut dasar ukurannya, stratifikasi sosial dibagi menjadi:

a. Dasar ekonomi

Berdasarkan status ekonomi yang dimilikinya, masyarakat dibagi menjadi:

1) Golongan Atas

Termasuk golongan ini adalah orang-orang kaya, pengusaha, penguasan atau orang yang memiliki penghasilan besar.

2) Golongan Menengah

Terdiri dari pegawai kantor, petani pemilik lahan dan pedagang.;

3) Golongan Bawah

Terdiri dari buruh tani dan budak.

b. Dasar pendidikan

Orang yang berpendidikan rendah menempati posisi terendah, berturut-turut hingga orang yang memiliki pendidikan tinggi.

c. Dasar kekuasaan

Stratifikasi jenis ini berhubungan erat dengan wewenang atau kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang. Semakin besar wewenang atau kekuasaan seseorang, semakin tinggi strata sosialnya. Penggolongan yang paling jelas tentang stratifikasi sosial berdasarkan kekuasaan terlihat dalam dunia politik.

Dampak adanya stratifikasi sosial:

a. Dampak Positif

Orang yang berada pada lapisan terbawah akan termotivasi dan terpacu semangatnya untuk bisa meningkatkan kualitas dirinya, kemudian mengadakan mobilitas sosial ke tingkatan yang lebih tinggi.

b. Dampak Negatif

Dapat menimbulkan kesenjangan sosial

L. Diferensiasi Sosial

Menurut Soerjono Soekanto, diferensiasi sosial adalah penggolongan masyarakat atas perbedaan-perbedaan tertentu yang biasanya sama atau sejajar. Jenis diferensiasi antara lain:

a. Diferensiasi ras Ras adalah su8atu kelompok manusia dengan ciri-ciri fisik bawaan yang sama. Secara umum, manusia dapat dibagi menjadi 3 kelompok ras, yaitu Ras Mongoloid, Negroid, dan Kaukasoid. Orang Indonesia termasuk dalam ras Mongoloid.

b. Diferensiasi suku bangsa Suku bangsa adalah kategori yang lebih kecil dari ras. Indonesia termasuk negara dengan aneka ragam suku bangsa yang tersebar dari Pulau Sumatera hingga papua.

c. Diferensiasi klen Klen merupakan kesatuan keturunan, kepercayaan, dan tradisi. Dalam masyarakat Indonesia terdapat 2 bentuk klen utama, yaitu:

a. Klen atas dasar garis keturunan ibu (matrilineal) Contohnya yang terdapat pada masyarakat Minangkabau.

b. Klen atas dasar garis keturunan ayah (patrilineal) Contohnya yang terdapat pada masyarakat Batak.

d. Diferensiasi agama Di Indonesia kita mengenal agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghuchu, dan kepercayaan lainnya.

e. Diferensiasi profesi Masyarakat biasanya dikelompokkan atas dasar jenis pekerjaannya.

f. Diferensiasi jenis kelamin Berdasarkan jenis kelamin, masyarakat dibagi atas laki-laki dan perempuan yang memiliki derajat yang sama.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi yang dimaksud struktur sosial sekolah adalah

1) Materialnya (jumlah orang, pria, wanita, dewasa, anak, guru, murid, dan sebagainya)

2) Hubungan antara bagiannya (apa yang diharapkan guru dari murid dan sekolahnya, dan sebagainya)

3) Hakikat masyarakat itu sebagai keseluruhan yakni caranya bagian-bagiannya menjadi kesatuan yang bulat agar dapat menjalankan fungsinya.

Struktur itu memungkinkan sekolah menjalankan fungsinya sebagai lembaga edukatif dengan baik. Masing-masing mempunyai kedudukan tertentu dan menjalankan peranan seperti yang diharapkan menurut kedudukan itu. Dengan demikian dapat dicegah berbagai konflik dan dapat dijamin kelancaran segala usaha pendidikan.

B. Saran-Saran

Makalah ini kami akui masih banyak banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Daftar Pustaka

Nasution. M.A. Prof. Dr. Sosiologi Pendidikan. 2004.Jakarta:Bumi Aksara

Gunawan, Ary. 2006.Sosiologi Pendidikan Suatu Analisis Sosiologi tentang Pelbagai Problem Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

http://ms.wikipedia.org/wiki/Sosiologi_pendidikan

http://herlysusantiiaseekaseek.blogspot.com/2012/03/makalah-sosiologi-pendidikan-tentang_29.html