Keutamaan Shalat Dhuha

21 July 2013 23:58:28 Dibaca : 859 Kategori : terbaru muji

Keutamaan Shalat Dhuha

Keutamaan shalat dhuha memang perlu kita semua ketahui, agar kita lebih mantab dalam melaksanakannya. Waktu terus berlalu, tak terasa jam telah menunjukkan pukul 10.00. Ada waktu jeda cukup lama untuk rehat. Minimal ketika kita sudah berusaha melakukan mekanisme coping, tetap saja rehat menjadi kebutuhan diri yang tak terelakkan untuk mendukungnya. Sang pencipta mengetahui hal ini. Maka Dia memberi kita sarana untuk merecharge semangat: dengan melakukan shalat dhuha, karena terdapat keutamaan shalat dhuha.

Jika memang kelonggaran terdapat di awal dan kawatir tidak ada waktu terluang setelahnya, rehat bisa dilakukan di awal kegiatan. Hanya saja idealnya kita memiliki jadwal khusus untuk rehat itu, yakni di waktu utama pengerjaannya. Nah hal ini sangat berkaitan nantinya dengan keutamaan shalat dhuha.

Namun ketika amanah, tanggugjawab dan kesibukan menjadi rutinitas harian, tidak mengapa kita mengambil jeda semampu kita. Istirahat ketika pergantian mata kuliah, atau jeda di kantor, manfaatkan! Akhirat menanti. Di bawah ini merupakan dalil yang berkaitan dengan keutamaan shalat dhuha.

Dalil keutamaan shalat dhuha

Abu Dzar ra meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Setiap tulang dan persendian badan dari kamu ada sedekahnya; setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap amar makruf adalah sedekah, dan setiap nahi munkar adalah sedekah. Maka yang dapat mencukupi hal itu adalah dua rakaat yang dilakukannya dari shalat dhuha."

Satu lagi dalil tentang keutamaan shalat dhuha:
Abu Hurairah ra berkata, "Kekasihku, Muhammad SAW berwasiat kepadaku agar melakukan tiga hal: berpuasa tiga hari pada setiap bulan (Hijriah, yaitu puasa putih atau Bidl, tanggal 13, 14, 15), dua rakaat shalat dhuha, dan agar aku melakukan shalat witir dulu sebelum tidur." (HR Bukhari Muslim)

Keutamaan shalat Dhuha dari segi waktu

Waktu shalat dhuha terhitung panjang, mulai dari sesudah waktu haram hingga sesudah waktu haram. Maksudnya ialah waktu haram yang pertama adalah terbitnya matahari, sedangkan waktu haram yan kedua ialah saat matahari tepat di tengah hari, dan garis peredarannya. Kenapa diharamkan? Agar tidak seperti menyembah matahari. Kita diajarkan menjadi orang yang berkepribadian, tidak asal mengikuti. Cukup Rasulullah sebagai panutan. Tak terkecuali dianut mengenai waktu keutamaan shalat dhuha.

Sabda Rasulullah SAW, "Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, ia berhak memperoleh pahala sebagaimana pahala orang yang meloakukannya." (HR Muslim). Begitu dahsyatnya keutamaan shalat dhuha.

Rasulullah SAW bersabda, "Demi Allah, jika Allah memberi petunjuk kepada satu orang kerenamu, itu lebih baik bagimu daripada unta merah." (HR Muslim). Ini merupakan hadits keutamaan shalat dhuha.

Di masa Rasul, unta merah begitu prestisius. Pada masa sekarang bisa disamakan seperti mobil mewah. Untuk mendapat pahala sedemikian dahsyat dari keutamaan shalat dhuha, minimal kepribadian kita harus islami terlebih dahulu. Mari mengintrospeksi: sampai di sini amalan mana yang belum kita resapi. Bukti ilmiah keutamaan shalat dhuha dan dalil pendukung juga sudah.Insyaallah jika ikhlas kita kedepannya akan beroleh manfaat dari keutamaan shalat dhuha.

Tentu ketika waktu yang disediakan longgar, ada waktu utamanya. Waktu itu, dalam redaksional hadits, sering digambarkan sebagai anak unta bangkit dari tempat diamnya karena mulai kepanasan atau kehausan. Saat terik matahari mulai menyengat, pasir mulai panas, sehingga panasnya dirasakan oleh kaki-kaki anak unta. Ini menunjukkan waktu utama shalat dhuha akan diakhirkan. Jika merunut kondisi di Indonesia berarti sekitar pukul 10-11, atau lebih dari itu asal berhati-hati terhadap waktu haram yang mulai muncul.

Zain bin Arqam ra melihat orang-orang shalat dhuha, maka ia berkata: Ingatlah, sesungguhnya mereka telah mengetahui bahwa shalat dhuha di saat ini lebih utama, karena sesungguhnya Rasulullah bersabda, "Shalat dhuha itu shalat orang yang kembali kepada Allah, setelah orang-orang mulai lupa dan sibuk bekerja, yaitu pada waktu anak-anak unta bangun karena mulai panas tempat berbaringnya." (HR Muslim). Ini dalil pendukung lagi terhadap keutamaan shalat dhuha.