Pemerintah Diminta Serius Atasi Masalah Inflasi
Pemerintah Diminta Serius Atasi Masalah Inflasi
Bawang jadi kontributor utama inflasi Maret 2013.
Bawang jadi kontributor utama inflasi Maret 2013. (sumber: Suara Pembaruan)
Jakarta - Pemerintah diharapkan benar-benar serius melakukan langkah-langkah demi menjaga inflasi sehingga efeknya tak berdampak terlampau parah ke masyarakat.
Arahan-arahan menjaga perekonomian dari efek buruk inflasi harus bisa diimplementasikan dengan baik.
"Kami berharap arahan Presiden untuk menjaga inflasi bisa diimplementasikan para menteri dengan baik," kata Wakil Ketua DPR dari PKS, M.Sohibul Imam, di Jakarta, Rabu (31/7).
"Kalau melihat kenaikan harga sembako yang terjadi saat ini, dan kalau melihat dari tren yang sekarang, patokan inflasi 7,2 persen ini relatif mengawatirkan."
Dia sendiri mengaku sangat mengapresiasi langkah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menginstruksikan pada para menterinya untuk meningkatkan kinerja di bidang perekonomian. Tentu hal itu terkait juga langkah menjaga inflasi.
Sebab Inflasi akan terkait dengan daya beli masyarakat. Semakin tinggi inflasi, maka semakin rendah daya beli masyarakat.
"Daya beli masyarakat berarti kesejahteraan masyarakat. Jadi menurut saya, memang semestinya Presiden memperhatikan itu," ujar Sohibul.
Sebelumnya, Bank Indonesia menyatakan inflasi pada minggu ketiga Juli mencapai 2,7 persen secara month to month (mtm) sedangkan tingkat inflasi tahunannya (YoY) mencapai 8 persen.
Angka ini merupakan yang tertinggi pada tahun ini, setelah pada bulan sebelumnya inflasi hanya tercapat 1,03 persen sebagai dampak lanjutan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.
Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo menjelaskan angka inflasi tersebut didapat dari survey perkembangan harga yang dilakukan di 20 kota setiap minggu.
Angka inflasi tersebut dinilai bisa meningkat meningat masih tersisa seminggu lagi hingga berakhirnya periode perhitungan inflasi Juli.