perbedaan prinsip akuntansi di Indonesia dan di Inggris
Prinsip akuntansi di indonesia
Di indonesia badan yang menetapkan prinsip-prinsip di bidang akuntansi adalah IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia).untuk pertama kalinya prinsip-prinsip akuntansi di Indonesia ditetapkan dalam kongres IAI yang kedua tahun 1937.prinsip akuntansi di Indonesia:
Konsep Entitas /kesatuan usaha: suatu organisasi atau bagian dari organisasi yang berdiri sendiri terpisah dari organisasi lain atau individu lainPrinsip Obyektivitas:Catatan dan laporan akuntansi harus didasarkan pada data yang bisa dipercaya dalam laporan yang menyajikan informasi yang tepat dan berguna. Prinsip Cost/Prinsip Biaya:menetapkan bahwa harta atau jasa yang dibeli atau diperoleh harus dicatat atas dasar biaya yang sesungguhnya.
prinsip akuntansi yang ada di inggris,
Dua sumber utama standar akuntansi keuangan di Inggris adalah hukum perusahaan dan profesi akuntansi. Undang-undang tahun 1981 menetapkan lima prinsip dasar akuntansi :
1. Pendapatan dan beban harus ditandingkan menurut dasar akrual
2. Pos aktiva dan kewajiban secara terpisah dalam setiap kategori aktiva, dan kewajiban dinilai secara terpisah
3. Prinsip konservatisme
4. Penerapan kebijakan akuntansi yang konsisten dari tahun ke tahun diwajibkan
5. Prinsip kelangsungan usaha diterapkan untuk perusahaan yang menggunakan akuntansi
Undang-undang tersebut berisi aturan penilaian yang luas dimana akun-akun dapat ditentukan berdasarkan biaya historis atau biaya kini.
Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan Inggris termasuk yang paling komprehensif di dunia. Laporan keuangan umumnya mencakup :
1. Laporan Direksi
2. Laporan Laba dan Rugi dan Neraca
3. Laporan Arus Kas
4. Laporan Total Keuntungan dan Kerugian yang diakui
5. Laporan Kebijakan akuntansi
6. Catatan atas Referensi dalam Laporan Keuangan
7. Laporan Auditor
Pengukuran Akuntansi
Inggris memperbolehkan baik metode akusisi dan merger dalam mencatat akuntansi untuk Penggabungan usaha. Meskipun demikian, kondisi penggunaan metode merger begitu ketat sehingga hampir tidak pernah digunakan.
Pada Tahun 2003, Departemen perdagangan dan Perindustrian mengumumkan bahwa mulai bulan Januari 2005, Seluruh perusahaan Inggris diperbolehkan untuk menggunakan IFRS, selain GAAP
Ekuitas
Ekuitas adalah kewajiban perusahaan kepada pemegang saham (pemilik) perusahaan. Ekuitas merupakan salah satu unsur dari laporan posisi keuangan perusahaan yang menunjukkan salah satu sumber aset yang dimiliki sebuah badan usaha, yaitu dari pemilik perusahaan dan dari akumulasi laba yang diperoleh selama beberapa tahun.
Secara umum, antara satu entitas dengan entitas lainnya akan memiliki komposisi ekuitas yang tidak jauh berbeda, yang hanyalah jumlahnya. Ekuitas yang dimiliki sebuah entitas umumnya terdiri dari :
Ekuitas
- Modal Saham
- Laba Ditahan
- Agio Saham
Walaupun jenis ekuitas yang dimiliki setiap badan usaha bisa berbeda-beda, tetapi dari sudut akuntansi seluruh ekuitas tersebut – baik modal saham maupun laba ditahan – memiliki karakteristik yang sama dalam pencatatannya. Setiap akun dalam kelompok ekuitas tersebut, jika bertambah saldonya, harus dicatat di sisi kredit. Setiap pencatatan di sisi kredit berarti akan menambah saldo ekuitas tersebut. Sebaliknya, jika berkurang saldonya harus dicatat di sisi debet. Setiap pencatatan di sisi debet berarti mengurangi saldo ekuitas tersebut.
Jadi, setiap jenis ekuitas dalam kelompok akun ekuitas memiliki saldo normal di sebelah kredit. Artinya, dalam kondisi biasa (tidak terjadi sesuatu yang luar biasa) setiap akun tersebut selalu memiliki saldo di sisi debet, pasti sedang terjadi sesuatu peristiwa atau kondisi yang tidak biasa.