Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dalam Isalam

20 February 2013 13:12:20 Dibaca : 681

Nama : Meyske Ali Senin,                                                                        26 November 2012

Kelas : F_S1 Manajemen

NIM : 931 412 187

Tugas : Resume agama 8

“Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dalam Isalam”

Konsep tentang keilmuan menurut pandangan islam berbeda dengan konsep keilmuan menurut pandangan barat.Konsep keilmuan dalam pandangan islam bahwa ilmu dalam islam itu dijabarkan dalam pengetahuan dan atau pendidikan.Pendidikan dalam islam ialah pendidikan yang diberikan kepada manusia yang mengedepankan akal,hatinya,rohani,jasmani,akhlak serta keterampila.Pendidikan dalam islam lebih berorientasi pada pembentukan pribadi yang berdasarkan pada ajaran-ajaran islam,sehingga pada akhirnya pribadi yang diharapkan adalah pribadi yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai agama.Sedangkan konsep keilmuan menurut pandangan barat bahwa ilmu yang dikembangkan berdasarkan pada pendidikan barat yang terbentuk dari pemikiran falsafah,yang bercirikan materialism,idealism,dan rasionalism.

Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pandangan islam,pada hakekatnya islam itu sangat menghargai ilmu pengetahuan,ilmu dalam

Demokrasi Dalam Islam

20 February 2013 13:11:10 Dibaca : 1159

Nama : Meyske Ali Senin,                                                                          19 November, 2012

Kelas : F_s1 Manajemen

Nim : 931 412 187

Tugas : Resume agama 7

“Demokrasi Dalam Islam”

Demokrasi dalam islam pada dasarnya sedikit berbeda dengan dmokrassi pada umumnya,banyak kalangan non- muslim yang menilai bahwa terdapat konflik antara islam dan demokrasi,akan tetapi nyatanya islam atau system pemerintahan dalam islam, memiliki setidaknya tiga unsur pokok yakni:

Pertama, Kostitusional artinya pemerintahan islam esensinya merupakan pemerrintahan yang konstitusional.Bagi semua muslim sumber konstitusinya adalah Al-Qura’an dan sunah yang dianggap relevan,efektif dan tentunya tidak bertentangan dengan isi dari pada Al-Qura’an,dengan kata lain pemerintahan islam tidak dapat berbentuk seperti pemerintahan otokratik,monarki,atau militer.

Kedua, Parisipatori artinya system politik dalam islam adalah partisipatoris. Maksudnya bahwa kepemimpinan dan kebijakan akan dilakukan dengan basis partisipasi dari rakyat secara penuh melalui suatu proses pemilihan popular.

Ketiga, Akuntabilitas artinya kepemimpinan dabn pemegang kekuasaan atau otoritass harrus bertanggungjawab pada rakyat dalm kerangka islam.makna kerangka islam disini bahwa semuaumat islam secara teologis harus bertanggung jawab pada Allah dan wahyunya.

Dalam islam terdapat juga prinsip – prinsip demokrasi yaitu,sejumlah prinsip atau standar baku. Misalnya, kebebasan berbicara bagi setiap warga negara, pelaksanaan pemilu,dan lain sebagainya.Pada intinya pandangan memngenai demokrasi antara pemikiran atau pandangan orang barat dengan padangan orang islam itu agak berbeda,demokrasi dalam pandangan barat yaitu bahwa demokrasi berpeluang pada pandangan mereka mengenai batas kewenangan Tuhan.sebagai mana Aristoteles menyatakan bahwa setelah Tuhan menciptakan alam semesta ini,Dia hanya membiarkannya.dalam filsafah barat manusia mempunya kewenangan legislatif dan eksekutif. Sedangakan dalm pandangan islam bahwa Allah-lah yang memegang ororitas tersebut.hal ini yang merupakan sekat(pembeda) antara system syari’ah islam dan demokrassi pada umumnya(barat).adapun hal lain yaitu seperti membangun hokum atas dasar persetujuan umat,pandangan mayoritas atau pemikiran umum mengenai otoritas,dan lain sebgainya semua itu sejalan dengan demokrasi islam.

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

20 February 2013 13:09:52 Dibaca : 1392

NAMA : MEYSKE ALI

KELAS : F S1 MANAJEMEN

M.K : PENDIDIKAN AGAMA

KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

Konsep toleransi yang ditawarkan dalam Islam sangatlah rasional dan praktis serta tidak berbelit-belit. Namun, dalam hubungannya dengan keyakinan (akidah) dan ibadah, umat Islam tidak mengenal kata kompromi.

Toleransi dalam beragama bukan berarti kita hari ini boleh bebas menganut agama tertentu dan esok hari kita menganut agama yang lain atau dengan bebasnya mengikuti ibadah dan ritualitas semua agama tanpa adanya peraturan yang mengikat. Dalam relasi antara Islam dan politik, sekurangnya dapat ditipologikan ke dalam beberapa hal, yang pertama adalah corak hubungan antara Islam dan politik yang antagonistik. Di era awal Orde Baru corak hubungan tersebut sangat kentara. Dengan dibentuknya organ pemerintah, seperti Kopkamtib adalah sarana untuk melakukan pengawasan secara langsung terhadap aktivitas kegiatan keagamaan. Kedua, di fase berikutnya corak hubungan antara Islam dan politik adalah saling mengkritisi, misalnya hubungan antara Gus Dur dengan Pak Harto. Gus Dur selaku penggerak demokrasi dan kebebasan harus berhadapan dengan kekuatan Orde Baru yang sangat otoriter. Ketiga, adalah fase hubungan simbiotik, yaitu ketika Organisasi NU menerima Pancasila sebagai asas tunggal bagi seluruh organisasi sosial, politik, dan kemasyarakatan lainnya. Maka relasi antara negara dan Islam menjadi saling membutuhkan.

Dan akhirnya lahirlah Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang merupakan puncak dari relasi yang saling membutuhkan tersebut. Di era inilah, maka terjadi proses Islamisasi birokrasi dan menandai proses penerimaan Islam dalam kehidupan politik dan kenegaraan. Di tengah nuansa keharmonisan antar berbagai komponen tersebut bisa saja dalam suatu kesempatan akan muncul sektarianisme, sukuisme, aganaisme, dan etnisisme yang dapat merusak keharmonisan masyarakat yang telah terbina selama ini. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya mode keberagamaan yang cenderung ke arah ‘’kanan’’, melalui truth claimed yang berlebihan. Memang setiap agama memiliki klaim kebenaran yang tidak bisa ditawar, misalnya doktrin teologis dan ritual, namun dalam hal lain yang bercorak hubungan sosial, maka setiap agama mengandung doktrin agar saling menjaga keharmonisan dan kerekatan sosial.

HAK ASASI MANUSIA DALAM KONSEP ISLAM

20 February 2013 13:08:12 Dibaca : 686

Nama : Meyske Ali Senin,                                                                          05 November, 2012

Kelas : F_s1 Manajemen

Nim : 931 412 187

“HAK ASASI MANUSIA DALAM KONSEP ISLAM”

Hak asasi manusia dalam islam berbeda dengan hak asasi manusia pada umumnya,sebab seluruh hak merupakan kewajiban bagi Negara individu yang tidak boleh diabaikan.hak asasi manusia dalam islam meliputi:

Hak untuk hidupHak kebebasan beragama dan kebebasan pribadi,kebebasan pribadi adalah hak yang paling asasi bagi manusia,dan kebebasan yang paling suci adalah kebebasan beragama dan menjalankan agamanya,selama tidak mengganggu hak – hak orang lain.Hak untuk bekerjaHak kepemilikan,dalam islam hak kepemilikan yang sah dan mengharamkan penggunaan cara apapun untuk mendapatkan harta orang lain yang bukan haknya.Hak berkelargaHak keamanan,dan seterusnnya.

Rumusan hak asasi manusia dalam islam yaitu apa yang disebut dengan hak asasi manusia dalam aturan buatan manusia adalah keharusan ( dharurat) yang mana masyrakat tidak dapat hidup tanpa dengannya.Islam berbeda dengan system lain dalam bahwa hak – hak manusia sebagai hamba Allah tidak boleh diserahkan dan bergantung kepada penguasa dan undang – undanggya.

Dalam islam posisi manusia amat penting dan mulia,karena itu nilai – nilai Hak asasi manusia dengan prinsip – prinsipnya yang universal adalah bagian dari semangat dan nilai – nilai syariah.keduanya tidak perlu dipertentangkan.keduanya justru membentuk sebuah sinergitas yang harmonis.dengan menilik potensi – potensi nilai HAM dalam syari’ah,masa depan HAM didalam tradisi Islam justu amat cerah dan memperoleh topangan yang amat kuat.

Konsep Ketuhanan Menurut Pendapat Islam

20 February 2013 13:06:22 Dibaca : 1217

Nama : Meyske Ali Senin,                                                                              01 Oktober 2012

NIM : 931-412-187

Kelas : F S1 Manajemen

Tugas : Resume 1 (Agama)

Konsep Ketuhanan Menurut Pendapat Islam

Konsep Ketuhanan menurut pendapat Islam meliputi 5 pemikiran yaitu :

Mu’fazilah, yaitu Pemahaman yang lebih yang lebih mengedepankan “Rasio / Akal Pikiran”. Orang – orang mu’fazilah ini lebih mengedepankan rasio dalam dalam mengkaji atau memikirkan sesuatu hal entah itu berhubungan dengan kepercayaan terhadap Tuhan dan lain sebagainya.Misalnya dalam menyampaikan aspirasi ataupun pendapat selalu mengadakan pengkajian atau diskusi secara ilmiah, dalam artian orang mu’fazilah dalam menyatakan sesuatu harus berdasarkan kajian ilmiah agar dapat diketahui kebenarannya. Paham mu’fazilah ini terbagi menjadi dua yaitu :

a) Mu’fazilah Dulu,yaitu paham yang mengedepankan rasio akan tetapi mengecualikan Ibadah,dalam artian bahwa tidak ada pendapat yang mengkaji di mana Tuhan itu sebenarnya..?, Tuhan itu seperti apa..? dan lain sebagainnya.

b) Mu’fazilah Sekarang,yaitu suatu paham di mana orang – orang selalu mendiskusikan dimana keberadaan Tuhan itu sebenarnya,? Tuhan itu seperti apa..? dengan adanya pendapat seperti ini menyebabkan lahirnya apa yang disebut dengan ISLAM LIBERAL,dimana mereka berpendapat bahwa Tuhan itu tidak ada, bahkan mereka berpendapat bahwa Tuhan itu sudah mati. Alhamdulillah kita sebagai orang gorontalo belum terpengaruh dengan islam liberal itu, kita tetap berpendapat dan mengimani bahwa Allah itu benar – benar ada. Berbeda dengan orang luar daerah seperti halnya orang jawa mereka selalu mendiskusikan keberadaan Tuhan itu, oleh sebab itu jangan heran banyak bencana yang menimpa mereka, contoh kecilnya semburan lumpur lapindo yang ada di Sidoarjo, itu merupakan salah satu teguran dari Allah SWT untuk mereka.

Qadari’ah yaitu, Paham yang memberikan kebebasab kepada manusia untuk berfikir. Makanya saat kita berfikir dimana Tuhan itu sebenarnya , kita harus berfikir apa sebenarnya yang ad pada diri kita, siapa diri kita sebenarnya, Allah berfirman “ AFALA TAQILUN” artinya Allah telah memberikan sesuatu yang sangat mulia yaitu “Pikiran / Akal yang sehat bagi manusia”.

As’ariah adalah pemahaman yang tidak mempunyai keteguhan hati atau lebih jelasnya tidak mempunyai pendirian yang teguh. Contohnya apa bila ada acara ataupun kegiatan yang diadakan oleh MU maka dia akan ikut pada acara tersebut, sedangkan apabila ada kegiatan yang diadakan oleh muhamadiah maka diapun akan mengikuti kegiatan tersebut. Jadi sosok seperti ini tidak mempunyai pendirian yang teguh, apabila kita tergabung dikomunitas muhamadiah maka jalanilah, jangan terkesan tidak konsisten pada keputusan sendiri.

Djabariah yaitu pemahaman yang Apatis, dalam menghadapi segala sesuatu yang terjadi pada dirinya, selalu dikatakan sebagai taqdir dari Allah, orang – orang djabari’ah ini senan tiasa berputus asah dan pasrah begitu saja dengan taqdirnya. Sebagai contoh apabila kita mengadakan studi club maka akan ada pendapat “ Ah, buat apa belajar kelompok, toh saya tetap saja bodoh, ini memang sudah taqdir saya jadi tidak perlu join di studi club ini”. Contoh lainnya lagi ketika Amrozi akan di eksekusi tembak mati dia hanya tersenyum lebar dan berkata bahwa mungkin ini adalah taqdir dari Allah saya akan mati dengan cara ditembak sadis seperti ini, akan tetapi sebenarnya kematian dalam membela agama itu menurut Allah bukan seperti yanga dilakukan oleh Amrozi ini, dia terkesan pasrah akan hukuman eksekusi mati tersebut.