Manajemen Media Penyiaran, Media Cetak, Media Online

24 March 2017 13:38:07 Dibaca : 2002

Manajemen Media Penyiaran, Media Cetak, Media Online
(oleh : Cindriani Ismail, Delvita Hardiyanti Moo, Marisa Mbuinga, Muhlis Pateda)

1. Manajemen Media Penyiaran ( Televisi dan Radio)

Media penyiaran tidak bisa lepas dari spektrum frekuensi radio yang merupakan jalur merambatnya sinyal dan gelombang elektromagnetik. Siaran pemancar radio terdiri atas pemancar radio yang memiliki frekuensi (AM (Amplitudo Modulasi), FM (Frekuensi Modulasi) serta gelombang pendek) Pemancar televisi terdiri atas pemancar suara dan gambar. Pesawat penerima gelombang radio mengubah gelombang elektromagnetik menjadi gelombang bunyi. Standar penyiaran dunia terbagi atas 3 yakni NTSC, PAL dan SECAM. Departemen teknik bertanggungjawab atas segala hal yang berhubungan dengan teknik penyiaran. Departemen ini meliputi traffic dan organisasi departemen teknik (manajer teknik, asisten manajer teknik, pengawas teknik, teknis pemeliharaan, teknisi transmisi, teknisi audio/video, editor, teknisi master control) Perumusan kebutuhan mencakup aspek produksi, aspek penyiaran dan aspek pendukung (mencakup persiapan peralatan)

Jenis stasiun penyiaran terdiri atas stasiun swasta, stasiun komunitas, stasiun asing, stasiun publik dan stasiun berlangganan yang menggunakan operator DBS. Operator DBS memanfaatkan sumber program seperti program sendiri, televisi lokal, televisi khusus, televisi bayar dan saluran bayar per program. Empat hal yang harus diperhatikan dalam manajemen penyiaran publik yaitu program, strategi, pembelian, schedulling. Jangkauan siaran meliputi stasiun lokal, stasiun nasional dan stasiun jaringan. Di Indonesia, sistem stasiun jaringan terdiri atas stasiun induk dan lokal.

Manajemen penyiaran diperlukan untuk mencapai tujuan, menjaga keseimbangan, mencapai efisiensi serta efektivitas. Manajer dibagi atas manajemen tingkat bawah, menengah dan puncak. Fungsi utama manajer adalah planning, organizing, directing dan controlling.

Program dirancang oleh departemen program yang bertugas memilih, menyusun acara dengan mempertimbangkan product, price, promotion dan place. Departemen program dipimpin oleh manajer program. Jenis program televisi terdiri atas program informasi (hard news, feature, soft news), hiburan (sinetron, permainan termasuk quiz show dan reality show, musik) Jenis program radio terkait dengan karakteristik format siaran utama (adult contemporary, contemporary hit radio, all news/all talks) Berita radio dapat berupa siaran langsung, siaran tunda. Perbincangan dapat berupa one-on-one-show, panel discussion dan call in show. Acara lain dapat berupa jingle radio dan infotainment radio.

Strategi program media penyiaran terdiri atas perencanaan program (mencakup rencana jangka panjang pendek dan menengah, termasuk mengetahui target audiens dan kelebihan kelemahan stasiun televisi atau radio lain) Perencanaan program didasarkan pada analisis dan strategi program termasuk analisis peluang, analisis kompetitif. Kemudian harus dilaksanakan bauran program yang terdiri product (program sebagai produk), price (harga program termasuk biaya produksi), place (distribusi program) dan promotion (proses promosi program) Empat hal yang dapat mempengaruhi perencanaan program adalah audiens, pengelola dan pemilik stasiun, pemasang iklan dan sponsor serta regulator. Kemudian dilanjutkan dengan membuat perencanaan dengan menetapkan target audiens, target pendapatan, tujuan dan faktor program. Sumber program bisa dari acara sendiri maupun dari stasiun jaringan, stasiun lokal, production house serta pemasang iklan.

Produksi dan pembelian program dilaksanakan oleh manajer produksi dalam departemen produksi (hiburan dan non-hiburan). Dalam produksi program radio, terdapat music director, manajer produksi, news director, dan reporter. Pembelian program acara dapat melalui tender. Kemudian yang terakhir ialah eksekusi program (membagi waktu siaran dan menyusun strategi penyiaran) diikuti dengan evaluasi program.

Bentuk program seperti dominasi format serta dominasi bintang menentukan keberhasilan program. Elemen program yang sukses mencakup konflik, durasi, kesukaan, konsistensi, energi serta tren.

Media penyiaran juga perlu mengadakan riset penyiaran seperti riset sistematis, riset rating dan riset non-rating. Pengumpulan data dapat menggunakan telepon, catatan, alat pemantau atau wawancara langsung. Sampel audiens meliputi sampel orang, waktu serta perilaku. Riset radio terdiri atas riset tentang pilihan musik dan life style analysis.

Pemasaran program dilaksanakan oleh departemen pemasaran yang melakukan hubungan dengan pihak iklan. Kekurangannya antara lain biaya mahal, informasi terbatas, penayangan singkat, penghindaran dan tempat terbatas. Siaran iklan harus memperhatikan audiens, partisipasi pemasang iklan, sponsor tunggal/bersama, iklan partisipasi, iklan kerjasama dan barter. Waktu penayangan iklan meliputi waktu tetap, waktu tertentu, kesempatan khusus, kesempatan pertama dan preemptibility. Strategi pemasaran memperhatikan pertumbuhan ekonomi dan peran biro iklan.

Promosi media penyiaran dilakukan melalui media sendiri, promosi program berita, memasang iklan, media cetak dan penyiaran lain, billboard dan transit. Promosi penjualan, peran public relation, penjualan personal, pemasaran langsung serta kontes berhadiah juga dapat membantu promosi

2. Manajemen Perusahaan Media Cetak

Pertama, owner: pemilik perusahaan yang menerima laporan pertanggungjawaban dari top manager. Terkadang owner identik dengan top manajer. Kedua, top manager: pengambil kebijakan internal dan eksternal. Serta pengendali perusahaan baik redaksional maupun usaha. Juga menerima laporan pemimpin redaksi dan pemimpin perusahaan. Ketiga, pemimpin umum: orang pertama dalam perusahaan yang bertanggung jawab atas maju mundurnya institusi pers yang dipimpinnya. Serta menjadi penentu kebijakan, arah perkembangan laba rugi perusahaan. Termasuk berhak mengangkat atau memecat bawahannya. Terkadang pemimpin umum adalah top manager sekaligus owner. Keempat, wakil pemimpin umum: menjalankan tugas-tugas pemimpin umum atau menggantikannya dalam operasionalisasi harian. Kelima, bidang redaksi: pemimpin redaksi, wakil pemimpin redaksi, sekretaris redaksi, redaktur pelaksana, redaktur dan reporter bertanggung jawab terhadap semua isi penerbitan pers. Ini meliputi penyajian berita, peliputan fokus pemberitaan, topik, pemilihan headline dll. Keenam, bidang cetak: ditangani oleh operator cetak dan pengepakan hasil penerbitan sehingga sampai ke tangan pembaca. Ketujuh, bidang usaha: menerima laporan para manajer demi kepentingan perusahaan baik produksi dan distrubusi.

Zona Pasar Media Cetak Pertama, CZ (City Zone): batas wilayah media cetak itu berada. Kedua, PMA (Primary Market Area): area utama tempat media cetak itu menyajikan berita dan pelayanan iklannya. Ketiga, RTZ (Retail Trading Zone): wilayah di luar CZ tempat media cetak itu diperjualbelikan. Keempat, NDM (Newspaper Designated Market): area geografis yang dianggap media cetak itu sebagai pasarnya.

Format Media Cetak Broadsheet: ukuran surat kabar umum. Misalnya, KOMPAS, Media Indonesia, Republika dll. Tabloid: ukuran setengah broadsheet. Format ini diperkenalkan untuk dikonsumsi oleh pembaca di kalangan masyarakat urban yang sibuk dalam transportasi umum seperti bus, kereta api dll. Misalnya, KORAN TEMPO dll.

Magazine: ukuran setengah tabloid atau seperempat broadsheet. Halamannya diikat dengan kawat, sampul lebih tebal dan mengkilap daripada halamannya. Misalnya, Majalah TEMPO dll. Book: ukuran setengah magazine atau seperempat tabloid atau seperdelapan broadsheet. Misalnya, Majalah INTISARI dll.

Struktur Organisasi Media Cetak Pertama, redaksi yang terdiri dari pemimpin redaksi; wakil pemimpin redaksi; sekretaris redaksi; dewan redaksi; redaktur pelaksana; redaktur; koresponden (reporter di luar kota atau di luar negeri). Kedua, tata usaha yang terdiri dari administrasi internal yang mengurusi manajemen internal, kepegawaian, penggajian dll; administrasi eksternal yang mengurusi pemasaran, sirkulasi, iklan, langganan dll. Ketiga, produksi yang terdiri dari percetakan sendiri atau percetakan lain.

3. Manajemen Media Online

Berdasarkan uraian di atas, maka manajemen media yang dijalankan oleh media online tentu memiliki karakteristik berbeda berbeda dengan media konvensional, seperti media yang berbasis cetak. Kehadiran internet dan kemajuan teknologi membuat orang bisa mengakses mengakses informasi di mana saja secara cepat dan lengkap sesuai kebutuhan dengan teknologi mobile. Pada saat inilah konvergensi media akan mencapai titik maksimal. Titik esensialnya adalah bahwa keunikan internet terletak pada efisiensinya sebagai sebuah medium.

Pers menjadi pihak pertama yang memanfaatkan teknologi ini dengan menampilkan informasi dalam bentuk teks, gambar, audio, dan visual. Konsekuensinya, model-model jurnalisme via internet dan teknologi seluler yang mengusung kecanggihan teknologi ini juga membawa pengaruh bagi praktik kerja jurnalisme mainstream (cetak, radio, dan televisi). Ambil contoh salah satu bentuk media online, yakni situs berita. Sebuah situs berita dirancang untuk diakses secara gratis oleh pembaca. Maka dari itu, para pengelola situs berita terlebih dahulu memikirkan bagaimana agar situs berita mampu mendapat dukungan iklan sehingga menjamin keberlanjutan situs berita. Persoalan seputar finansial ini punya peran yang tak kalah penting dengan masalah redaksional sebagai konsekuensi dari media berbasis dua muka (pembaca dan pengiklan).

Tidak seperti media massa konvensional sebelumnya yang memilki bentuk fisik media, media online terdiri atas halaman-halaman web di dalamnya. Distribusi produk media online lebih kepada distribusi informasi dengan cara akses terhadap situs media online yang bersangkutan lewat jaringan internet. Oleh karena itu, usaha memahami khalayak melalui riset-riset dalam ruang berita, seperti masukan dan tanggapan dari pembaca serta kuisoner masih bisa dilakukan, sedangkan feedback dari sirkulasi seperti yang dikemukakan Fink tidak mungkin dilakukan. Ada beberapa penyesuaian yang terjadi, misalnya masukan dan tanggapan lebih sering dilakukan secara online yakni lewat fasilitas e-mail yang dikirimkan ke redaksi media, misalnya tanggapan atas berita yang dimuat langsung ataupun melalui online survei atau kuis. Jadi, setiap aktivitas yang dilakukan pembaca dalam hubungannnya dengan media online dilakukan secara online juga.

Demikian halnya dalam pencarian dan penulisan informasi, media online memiliki pemaknaan yang berbeda dalam hal deadline, editing dan produksi informasi/berita. Penayangan (upload) informasi dapat langsung dilakukan pada saat itu juga tanpa harus menunggu produksi media seperti di media cetak. Kecepatan penyampaian informasi lebih diutamakan karena inilah yang menjadi salah satu keunggulan media online.

Karena adanya unsur baru yang sangat berperan yakni teknologi komunikasi dan informasi, maka kemungkinan dibutuhkannya sebuah divisi khusus yang akan mengelola teknologi yang digunakan media online sangat besar. Dengan adanya divisi baru ini maka akan berpengaruh pada struktur dan proses kerja media secara keseluruhan. Pengelolaan sumber daya ini kemudian menjadi sangat penting dalam media online.

Sumber :

1. Morissan. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Kencana Prenada Media Group

2. Yohanes Widodo (https://ayomenulisfisip.files.wordpress.com/2011/02/modul-manajemen-media-cetak-2012.pdf diakses 7 maret 2017

3.http://etd.repository.ugm.ac.id/index.phpact=view&buku_id=78852&mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&typ=html diakses 7 Maret 2017

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong