"(mo)dulanga lipu" di Museum Popa Eyato

17 May 2017 10:21:54 Dibaca : 107

Pameran “(mo)dulanga lipu” menampilkan 39 karya seni rupa dalam media lukisan, patung, instalasi, fotografi, juga graphic art (digital art). 15 diantaranya merupakan karya pilihan koleksi Galeri Nasional Indonesia (koleksi negara) hasil karya 14 perupa kenamaan seperti karya Amri Yahya, Bagong Kussudiardjo, Fadjar Sidik, G. Sidharta, I Nyoman Tusan, I Wayan Bendi, Maria Tjui, Mulyadi W., Oesman Effendi, Popo Iskandar, S. Sudjojono, Saptoto, Srihadi Soedarsono, dan Suromo D.S. Sedangkan 24 karya lainnya merupakan hasil olah artistik 24 perupa Gorontalo terpilih. Seperti karya Pipin Idris, Riden Baruadi, Syamsul Huda M. Suhari (Syam Terrajana), dan perupa Gorontalo lainnya.Museum Popa Eyato, Jalan By Pass Kelurahan Tamalate Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo, pada 10–16 Mei 2017.


Selain pameran, kegiatan ini juga menyelenggarakan Acara lain sebagai pelengkap berupa Diskusi Seni Rupa pada 10 Mei 2017. Acara ini bertujuan untuk memberi ruang bagi para perupa Gorontalo dan masyarakat luas untuk saling berinteraksi serta bertukar pikiran demi kemajuan perkembangan seni rupa Indonesia khususnya di Gorontalo.

Kirab Nusantara 2017 di objek wisata Pantai Kurenai

17 May 2017 10:19:55 Dibaca : 37

Kurinai berubah 95 derajat dari pemandangan biasanya. Dimulai dari pohon-pohon sekitar jalan masuk yang di bersihkan menggunakan alat berat sampai dengan beberapa tenda serta panggung yang berdiri tepat di tanah yang tadinya adalah jalan yang sering dilalui pengunjung. Pengunjungpun harus melewati jalan yang baru dibersihkan oleh alat berat.


Pemandang dipantai kurinai berubah karena dilaksanakannya Kirab Nusantara. Kirab Nusantara yang dibuka oleh Zudan Arif Fakrulloh diwarnai dengan berbagai kegiatan, seperti kirab perahu nelayan, mini expo, kuliner, pertujukan seni dan budaya. Selain itu akan dilakukan pelepasan 1.000 lampion di pantai Kurenai. Sedangkan pada Selasa, besok, akan digelar seminar internasional "Halal Tourism". Fun bike tersebut diikuti ratusan peserta, dengan titik start dari rumah jabatan Gubernur Gorontalo dan titik akhir di objek wisata pantai Kurenai, Kabupaten Bone Bolango.

 

Laporan Kunjungan Ke Radio SK FM

27 March 2017 02:59:27 Dibaca : 61

Laporan Kunjungan Ke Radio SK FM

Oleh Kelompok 1Muhlis Pateda, Delvita Hardianty Moo, Marisa C.H. Mbuinga, Cindriani Ismail


1. PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang


Radio merupakan dunia yang tidak asing lagi bagi masyarakat, dari lapisan bawah, menengah, hingga lapisan atas, baik tua maupun muda, semuanya pasti akrab dengan media yang satu ini. Suara penyiar Radio, lagu-lagu, dan informasi akurat dari nara sumber kenamaan, semuanya merupakan sederet kelebihan Radio dimata pendengar setianya.


Sebagai salah satu pilihan media hiburan dan informasi ternyata Radio tidak kalah pamor dengan media cetak maupun elektronik. Info kesehatan, teknologi, gaya hidup, info seni dan budaya, berita politik, ekonomi, kriminalitas, agama, bahkan gossip artis bisa di dengar secara gratis selama 24 jam.Radio merupakan media massa yang auditif, yakni dikonsumsi telinga atau pendengaran sehingga isi siarannya bersifat sepintas lalu dan tidak dapat diulang. Pendengar tidak mungkin mengembalikan apa yang sudah dibicarakan sangan penyiar seperti mengembalikan halaman koran atau majalah. Karena bersifat sepintas, informasi yang disampaikan penyiar Radio harus jelas dengan bahasa yang mudah dicerna olah pendengar.


1.2 Tujuan


Tujuan pembuatan laporan adalah agar mahasiswa mengetahui secara mendetail mengenai Radio SK FM. Sehingga, ilmu teoritis yang dipelajari pada bangku perkuliahan dapat diaplikasikan dimasa mendatang dengan terlebih dahulu telah mengetahui perusahaan media massa yang sebenarnya.


1.3 Metode
Metode yang digunakan adalah dengan terjun langsung ke radio SK FM, kemudian dituliskan laporan kegiatan kunjungan. Sehingga isi laporan merupakan data dan fakta yang sesuai dengan realita yang ada.


II. HASIL OBSERVASI


2.1 Sejarah Radio SK FM


SK (Swara Karya) 99,1 FM merupakan bagian dari Selebes Group yang juga menaungi Selebes Radio. Konsep radio dangdut yang diusung oleh SK FM memang menjadi ciri khas utama dalam mempresentasikan radio yang telah berdiri sejak tahun 2001 ini. Konsep dangdut dipilih berdasarkan pertimbangan yang cukup matang, dimana kala itu radio-radio di Gorontalo didominasi dengan konsep Top40. Selain dangdut, SK FM juga menyelipkan konsep kedaerahan sehingga dapat memuaskan hasrat masyarakat Gorontalo yang haus akan lagu dan info kedaerahan.Saat ini Radio SK FM memiliki tujuh orang penyiar dengan dua belas program yang aktif mengudara baik pada hari kerja maupun diakhir pecan dengan durasi 19 jam per hari.


2.2 Profil Radio SK FM


Company : PT. Radio Swara Karya Gorontalo


Call Station: SK FM


Tagline : Bandar Dangdut Gorontalo


Frequency : FM 99.1 MHz


Covertage : Area Kota Gorontalo, Kab. Bone Bolango, Kab. Gorontalo, sebagian Kab. Boalemo, dan Gorontalo Utara


Transmitter: RVR-VJ 2000 / Build Up


Tower Height: 60 Meters


Showtimes : 05.30 – 24.00 WITA


Website : http://www.selebesgroup.com


Direktur : Fenny Anwar, SE


Station Manager: Faiz Mahenra


Marketing: Taufan Agus Mobile : +628 12 44 93 310


Bank Account: DANAMON Cab. Gorontalo, No Rek. 0041836032, Acc. PT Radio Swara Karya Gorontalo
Office Address: 21 Sultan Botutihe St. Gorontalo 96115. Telp. 0435 – 824104, 825933 | Fax 0435 – 828518


2.3 Struktur Organisasi Radio SK FM


CEO: TONNY JUNUS


STATION MANAGER: FAIZ MAHENRA


HEAD OF MARKETING DIVISION: TAUFAN AGUS


PENYIAR: RAGIL, BAYU NUGROHO, FLANNY ANANDITA, ALIMUL JAMIEL, AULIA RAHMAN, AYUDIAH, ARIEF CAHYO

 

III. PENUTUP


Kesimpulan


Semakin sadarnya orang ataupun masyarakat akan pentingnya media yang membantu pembelajaran sudah mulai dirasakan. Pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah sangat dibutuhkan. Bahkan pertumbuhan ini bersifat gradual, metamorphosis dari perpustakaan yang menekankan pada penyediaan media cetak. Lembaga penyiaran radio merupakan media informasi dan komunikasi yang mempunyai peran penting dalam penyebaran informasi yang seimbangdan setimpal di masyarakat memiliki kebebasan dan tanggung jawab dalam menjalankan fungsinya sebagai media informasi, pendidikan hiburan.

Konsep Dasar Manajemen Perusahaan Media Massa

25 March 2017 11:25:17 Dibaca : 53

Konsep Dasar Manajemen Perusahaan Media Massa

(oleh : Cindriani Ismail, Delvita Hardiyanti Moo, Marisa Mbuinga, Muhlis Pateda)

Kata manajemen berasal dari bahasa prancis yang berarti mengatur atau seni melaksanakan. Menurut Mary Parker Follet dikutip dalam blog manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Sesuai dengan pengertian dan definisi diatas bisa di simpulkan bahwa kegiatan manajemen adalah kegiatan mengarahkan atau menggerakan orang dalam menyelesaikan pekerjaan tertentu. Dari pengertian diatas kelompok kami menyimpulkan bahwa manajemen adalah keterampilan memerintah orang lain agar melakukan pekerjaan yang kita inginkan dengan harapan agar orang lain tersebut dapat melakukannya sesuai dengan apa yang kita inginkan.

Pengertian Media Massa adalah berasal dari istilah bahasa inggris. Media massa merupakan Singkatan dari mass media of communication atau media of mass communication. Media massa adalah “komunikasi dengan menggunakan sarana atau peralatan yang dapat menjangkau massa sebanyak-banyaknya dan area yang seluas- luasnya”. McQuail menyatakan bahwa media massa merupakan sumber kekuatan alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya (McQuail 2005:3) .

Fungsi penerapan ilmu menejemen dalam suatu industri akan menentukan keberlangsungan industri tersebut dalam gerusnya persaingan pasar selain itu ada beberapa fungsi penerapan ilmu manajemen dalam suatu industri terutama di Media massa.
1. Memutuskan dan merencanakan apa yang akan dilakukan selama media itu berdiri atau memproduksi sesuatu.
2. Bisa mengendalikan dan memanfaatkan sumber daya yang ada sehingga bisa terjadi keseimbangan antara rencana dan sumber daya yang tersedia.
3. Bisa melakukan perubahan rencana dengan cepat ketika rencana yang dibuat sebelumnya tidak efektif bahkan mungkin gagal.

Dalam menejemen terdapat unsur-unsur atau komponen yang membuatnya menjadi suatu proses yang mengatur dan mengontrol yang sering disingkat POAC.
1. Planning
2. Organizing
3. Acting
4. Controling

Dalam menjalakan fungsinya tentunya media massa harus menggunakan komponen-komponen manajemen.
1. Planning, membuat perencanaan program serta aturan dan tujuan yang akan berlaku selama perusahaan media massa itu berdiri atau beroperasi. Pada intinya proses planning adalah rencana awal yang dibuat sehingga bisa memperjelas tujuan sebuah media massa didirikan atau yang biasa disebut sebagai visi dan misi suatu media massa. Proses planning atau perencanaan juga mencakup pembagian atau susunan bagian-bagian yang akan mendukung dalam proses produksi. Pembatasan yang terakhir merumuskan perencaan merupakan penetapan jawaban kepada enam pertanyaan berikut :
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan ?
2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?
3. Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?
4. Kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?
5. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?
6. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?
Menurut Stoner yang dikutip dalam Planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran tadi.

2. Organizing, dalam proses ini awak yang sudah berada dalam posisi yang sudah ditetapkan harus mengerti tugas pokok masing-masing serta fungsi dari bagian yang diberikan padanya. Dalam proses ini seorang pemimpin media massa dituntut harus bisa menggerakan atau membuat seluruh bagian dalam perusahaan media massa itu bekerja atau menjalakan tugas dan fungsinya. Fungsi management organizing meliputi :
a. Designing Organization Structure (merencanakan struktur organisasi) Menyusun peerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditentukan, menggolongkan pekerjaan agar merupakan kesatuan organisasi yang seimbang, dan menentukan tanggung jawab dalam tiap-tiap jabatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
b. Delegating Responsibility and Authory (mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang) Mempercayakan tanggungjawab dan wewenang kepada orang lain, serta menetapkan pertanggungjawaban (accountability) untuk hasil yang dicapai.
c. Establishing Relationship (Menetapkan hubungan-hubungan pelaporan (reporting relationship) antara bawahan masing-masing dan antara kelomok sendiri dengan kelompok lain.

3. Acting, tindakan yang dilakukan seorang pemimpin media massa yang akan melibatkan seluruh bagian dalam perusahaan media massa tersebut, tentunya tindakan tersebut haruslah sangat strategis. Dalam menentukan langkah yang strategis manajemen dalam sebuah perusahaan tentunya harus memiliki kemampuan khusus dalam memberikan perintah kepada seluruh anggota.

4. Controling, mengawasi serta mengevaluasi kekurangan dan kelebihan sehingga bisa dilakukan tindakan yang diperlukan. Pekerjaan manajer dalam menilai dan mengatur pekerjan yang diselenggarakan dan yang telah selesai. Cara-cara pengawasan dalam manajemen diperoleh melalui :

a. Developing permormance standard (perkembangan tingkat/derajat pekerjaan)
Pekerjaan yang harus terselesaikan oleh manajer dalam menetapkan alat-alat pengukuran (yard-stick).Dengan alat itu, dinilainya hasil pekerjaan orang yang harus melapor kepadanya.Ukuran-ukuran ini dapat diambil dari tujuan organisasi, kebijaksanaan-kebijaksanaan dan angaran belanja yang ditetapkan dan direncanakan.

b. Measuring performance (pengukuran hasil pekerjaan)
Menetapkan status pekerjaan yang sedang dilaksanakan dan yang telah selesai.Hal ini dapat dicapai melalui pengamatan, laporan dan catatan berbagai kegiatan.

c. Evaluating results (penilaian hasil pekerjaan)
Menetapkan arti perbedaan-perbedaan dan kekecualian-kekecualian dengan cara membandingkan hasil pekerjaan yang sebenarnya dengan ukuran hasil pekerjaan.

d. Taking corrective action (pengambilan tindakan perbaikan)
Meluruskan dan mengadakan perbaikan terhadap penyimpangan-penyimpanan yang terjadi.

Dalam memproduksi program perusahaan media massa baik media cetak (surat kabar, tabloid, majalah), media elektronik (televisi, Radio, film/video), media siber (website, portal berita, blog, media sosial) tentunya harus bisa menerapkan prinsip-prinsip manajemen diatas, dengan begitu kelangsungan suatu perusahaan media massa dapat tercapai.

 

Manajemen Media Penyiaran, Media Cetak, Media Online

24 March 2017 13:38:07 Dibaca : 1990

Manajemen Media Penyiaran, Media Cetak, Media Online
(oleh : Cindriani Ismail, Delvita Hardiyanti Moo, Marisa Mbuinga, Muhlis Pateda)

1. Manajemen Media Penyiaran ( Televisi dan Radio)

Media penyiaran tidak bisa lepas dari spektrum frekuensi radio yang merupakan jalur merambatnya sinyal dan gelombang elektromagnetik. Siaran pemancar radio terdiri atas pemancar radio yang memiliki frekuensi (AM (Amplitudo Modulasi), FM (Frekuensi Modulasi) serta gelombang pendek) Pemancar televisi terdiri atas pemancar suara dan gambar. Pesawat penerima gelombang radio mengubah gelombang elektromagnetik menjadi gelombang bunyi. Standar penyiaran dunia terbagi atas 3 yakni NTSC, PAL dan SECAM. Departemen teknik bertanggungjawab atas segala hal yang berhubungan dengan teknik penyiaran. Departemen ini meliputi traffic dan organisasi departemen teknik (manajer teknik, asisten manajer teknik, pengawas teknik, teknis pemeliharaan, teknisi transmisi, teknisi audio/video, editor, teknisi master control) Perumusan kebutuhan mencakup aspek produksi, aspek penyiaran dan aspek pendukung (mencakup persiapan peralatan)

Jenis stasiun penyiaran terdiri atas stasiun swasta, stasiun komunitas, stasiun asing, stasiun publik dan stasiun berlangganan yang menggunakan operator DBS. Operator DBS memanfaatkan sumber program seperti program sendiri, televisi lokal, televisi khusus, televisi bayar dan saluran bayar per program. Empat hal yang harus diperhatikan dalam manajemen penyiaran publik yaitu program, strategi, pembelian, schedulling. Jangkauan siaran meliputi stasiun lokal, stasiun nasional dan stasiun jaringan. Di Indonesia, sistem stasiun jaringan terdiri atas stasiun induk dan lokal.

Manajemen penyiaran diperlukan untuk mencapai tujuan, menjaga keseimbangan, mencapai efisiensi serta efektivitas. Manajer dibagi atas manajemen tingkat bawah, menengah dan puncak. Fungsi utama manajer adalah planning, organizing, directing dan controlling.

Program dirancang oleh departemen program yang bertugas memilih, menyusun acara dengan mempertimbangkan product, price, promotion dan place. Departemen program dipimpin oleh manajer program. Jenis program televisi terdiri atas program informasi (hard news, feature, soft news), hiburan (sinetron, permainan termasuk quiz show dan reality show, musik) Jenis program radio terkait dengan karakteristik format siaran utama (adult contemporary, contemporary hit radio, all news/all talks) Berita radio dapat berupa siaran langsung, siaran tunda. Perbincangan dapat berupa one-on-one-show, panel discussion dan call in show. Acara lain dapat berupa jingle radio dan infotainment radio.

Strategi program media penyiaran terdiri atas perencanaan program (mencakup rencana jangka panjang pendek dan menengah, termasuk mengetahui target audiens dan kelebihan kelemahan stasiun televisi atau radio lain) Perencanaan program didasarkan pada analisis dan strategi program termasuk analisis peluang, analisis kompetitif. Kemudian harus dilaksanakan bauran program yang terdiri product (program sebagai produk), price (harga program termasuk biaya produksi), place (distribusi program) dan promotion (proses promosi program) Empat hal yang dapat mempengaruhi perencanaan program adalah audiens, pengelola dan pemilik stasiun, pemasang iklan dan sponsor serta regulator. Kemudian dilanjutkan dengan membuat perencanaan dengan menetapkan target audiens, target pendapatan, tujuan dan faktor program. Sumber program bisa dari acara sendiri maupun dari stasiun jaringan, stasiun lokal, production house serta pemasang iklan.

Produksi dan pembelian program dilaksanakan oleh manajer produksi dalam departemen produksi (hiburan dan non-hiburan). Dalam produksi program radio, terdapat music director, manajer produksi, news director, dan reporter. Pembelian program acara dapat melalui tender. Kemudian yang terakhir ialah eksekusi program (membagi waktu siaran dan menyusun strategi penyiaran) diikuti dengan evaluasi program.

Bentuk program seperti dominasi format serta dominasi bintang menentukan keberhasilan program. Elemen program yang sukses mencakup konflik, durasi, kesukaan, konsistensi, energi serta tren.

Media penyiaran juga perlu mengadakan riset penyiaran seperti riset sistematis, riset rating dan riset non-rating. Pengumpulan data dapat menggunakan telepon, catatan, alat pemantau atau wawancara langsung. Sampel audiens meliputi sampel orang, waktu serta perilaku. Riset radio terdiri atas riset tentang pilihan musik dan life style analysis.

Pemasaran program dilaksanakan oleh departemen pemasaran yang melakukan hubungan dengan pihak iklan. Kekurangannya antara lain biaya mahal, informasi terbatas, penayangan singkat, penghindaran dan tempat terbatas. Siaran iklan harus memperhatikan audiens, partisipasi pemasang iklan, sponsor tunggal/bersama, iklan partisipasi, iklan kerjasama dan barter. Waktu penayangan iklan meliputi waktu tetap, waktu tertentu, kesempatan khusus, kesempatan pertama dan preemptibility. Strategi pemasaran memperhatikan pertumbuhan ekonomi dan peran biro iklan.

Promosi media penyiaran dilakukan melalui media sendiri, promosi program berita, memasang iklan, media cetak dan penyiaran lain, billboard dan transit. Promosi penjualan, peran public relation, penjualan personal, pemasaran langsung serta kontes berhadiah juga dapat membantu promosi

2. Manajemen Perusahaan Media Cetak

Pertama, owner: pemilik perusahaan yang menerima laporan pertanggungjawaban dari top manager. Terkadang owner identik dengan top manajer. Kedua, top manager: pengambil kebijakan internal dan eksternal. Serta pengendali perusahaan baik redaksional maupun usaha. Juga menerima laporan pemimpin redaksi dan pemimpin perusahaan. Ketiga, pemimpin umum: orang pertama dalam perusahaan yang bertanggung jawab atas maju mundurnya institusi pers yang dipimpinnya. Serta menjadi penentu kebijakan, arah perkembangan laba rugi perusahaan. Termasuk berhak mengangkat atau memecat bawahannya. Terkadang pemimpin umum adalah top manager sekaligus owner. Keempat, wakil pemimpin umum: menjalankan tugas-tugas pemimpin umum atau menggantikannya dalam operasionalisasi harian. Kelima, bidang redaksi: pemimpin redaksi, wakil pemimpin redaksi, sekretaris redaksi, redaktur pelaksana, redaktur dan reporter bertanggung jawab terhadap semua isi penerbitan pers. Ini meliputi penyajian berita, peliputan fokus pemberitaan, topik, pemilihan headline dll. Keenam, bidang cetak: ditangani oleh operator cetak dan pengepakan hasil penerbitan sehingga sampai ke tangan pembaca. Ketujuh, bidang usaha: menerima laporan para manajer demi kepentingan perusahaan baik produksi dan distrubusi.

Zona Pasar Media Cetak Pertama, CZ (City Zone): batas wilayah media cetak itu berada. Kedua, PMA (Primary Market Area): area utama tempat media cetak itu menyajikan berita dan pelayanan iklannya. Ketiga, RTZ (Retail Trading Zone): wilayah di luar CZ tempat media cetak itu diperjualbelikan. Keempat, NDM (Newspaper Designated Market): area geografis yang dianggap media cetak itu sebagai pasarnya.

Format Media Cetak Broadsheet: ukuran surat kabar umum. Misalnya, KOMPAS, Media Indonesia, Republika dll. Tabloid: ukuran setengah broadsheet. Format ini diperkenalkan untuk dikonsumsi oleh pembaca di kalangan masyarakat urban yang sibuk dalam transportasi umum seperti bus, kereta api dll. Misalnya, KORAN TEMPO dll.

Magazine: ukuran setengah tabloid atau seperempat broadsheet. Halamannya diikat dengan kawat, sampul lebih tebal dan mengkilap daripada halamannya. Misalnya, Majalah TEMPO dll. Book: ukuran setengah magazine atau seperempat tabloid atau seperdelapan broadsheet. Misalnya, Majalah INTISARI dll.

Struktur Organisasi Media Cetak Pertama, redaksi yang terdiri dari pemimpin redaksi; wakil pemimpin redaksi; sekretaris redaksi; dewan redaksi; redaktur pelaksana; redaktur; koresponden (reporter di luar kota atau di luar negeri). Kedua, tata usaha yang terdiri dari administrasi internal yang mengurusi manajemen internal, kepegawaian, penggajian dll; administrasi eksternal yang mengurusi pemasaran, sirkulasi, iklan, langganan dll. Ketiga, produksi yang terdiri dari percetakan sendiri atau percetakan lain.

3. Manajemen Media Online

Berdasarkan uraian di atas, maka manajemen media yang dijalankan oleh media online tentu memiliki karakteristik berbeda berbeda dengan media konvensional, seperti media yang berbasis cetak. Kehadiran internet dan kemajuan teknologi membuat orang bisa mengakses mengakses informasi di mana saja secara cepat dan lengkap sesuai kebutuhan dengan teknologi mobile. Pada saat inilah konvergensi media akan mencapai titik maksimal. Titik esensialnya adalah bahwa keunikan internet terletak pada efisiensinya sebagai sebuah medium.

Pers menjadi pihak pertama yang memanfaatkan teknologi ini dengan menampilkan informasi dalam bentuk teks, gambar, audio, dan visual. Konsekuensinya, model-model jurnalisme via internet dan teknologi seluler yang mengusung kecanggihan teknologi ini juga membawa pengaruh bagi praktik kerja jurnalisme mainstream (cetak, radio, dan televisi). Ambil contoh salah satu bentuk media online, yakni situs berita. Sebuah situs berita dirancang untuk diakses secara gratis oleh pembaca. Maka dari itu, para pengelola situs berita terlebih dahulu memikirkan bagaimana agar situs berita mampu mendapat dukungan iklan sehingga menjamin keberlanjutan situs berita. Persoalan seputar finansial ini punya peran yang tak kalah penting dengan masalah redaksional sebagai konsekuensi dari media berbasis dua muka (pembaca dan pengiklan).

Tidak seperti media massa konvensional sebelumnya yang memilki bentuk fisik media, media online terdiri atas halaman-halaman web di dalamnya. Distribusi produk media online lebih kepada distribusi informasi dengan cara akses terhadap situs media online yang bersangkutan lewat jaringan internet. Oleh karena itu, usaha memahami khalayak melalui riset-riset dalam ruang berita, seperti masukan dan tanggapan dari pembaca serta kuisoner masih bisa dilakukan, sedangkan feedback dari sirkulasi seperti yang dikemukakan Fink tidak mungkin dilakukan. Ada beberapa penyesuaian yang terjadi, misalnya masukan dan tanggapan lebih sering dilakukan secara online yakni lewat fasilitas e-mail yang dikirimkan ke redaksi media, misalnya tanggapan atas berita yang dimuat langsung ataupun melalui online survei atau kuis. Jadi, setiap aktivitas yang dilakukan pembaca dalam hubungannnya dengan media online dilakukan secara online juga.

Demikian halnya dalam pencarian dan penulisan informasi, media online memiliki pemaknaan yang berbeda dalam hal deadline, editing dan produksi informasi/berita. Penayangan (upload) informasi dapat langsung dilakukan pada saat itu juga tanpa harus menunggu produksi media seperti di media cetak. Kecepatan penyampaian informasi lebih diutamakan karena inilah yang menjadi salah satu keunggulan media online.

Karena adanya unsur baru yang sangat berperan yakni teknologi komunikasi dan informasi, maka kemungkinan dibutuhkannya sebuah divisi khusus yang akan mengelola teknologi yang digunakan media online sangat besar. Dengan adanya divisi baru ini maka akan berpengaruh pada struktur dan proses kerja media secara keseluruhan. Pengelolaan sumber daya ini kemudian menjadi sangat penting dalam media online.

Sumber :

1. Morissan. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Kencana Prenada Media Group

2. Yohanes Widodo (https://ayomenulisfisip.files.wordpress.com/2011/02/modul-manajemen-media-cetak-2012.pdf diakses 7 maret 2017

3.http://etd.repository.ugm.ac.id/index.phpact=view&buku_id=78852&mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&typ=html diakses 7 Maret 2017

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong