Keindahan Seni dalam Galeri

15 May 2017 20:39:45 Dibaca : 80

Bagi para pencinta seni, mengunjungi galeri seni merupakan hiburan tersendiri. Seperti halnya mengunjungi salah satu galeri yang ada di Gorontalo. Yups, galeri Riden Baruady. Galeri yang berada di jalan Raya Eyato, Kelurahan Limba B, Kecamatan Kota Selatan itu eksis dan dikenal banyak orang sejak diadakannya pameran oleh pelukis-pelukis ternama Gorontalo di tahun 2016.

Riden Baruady sendiri mengaku bahwa adanya galeri ini karena inspirasi yang didapatnya selama tinggal di Yogyakarta. Untuk karya-karya seninya, Riden mengaku memiliki Katalog yang diberikan kepada setiap pengunjung yang tertarik dengan karyanya dengan harga yang relatif dan berbeda disetiap karya. Bukan hanya itu Riden melelang foto termahalnya untuk mendukung penggalangan dana saat provinsi Gorontalo diperjuangkan.
"Tujuan dari adanya galeri ini, ialah memberikan ruang bagi siapa yang yang memiliki karya dan kreasi yang siap untuk dipamerkan. Tidak ada tarif yang diminta jika ada yang ingin memamerkan karyanya disini. Yang penting ada panitia dan surat izin keramaian dari Kepolisian," ujar Riden Baruady.

Nah bicara soal karya seni, berangkat dari mata kuliah dasar-dasar Fotografi dan Jurnalisme Foto, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Gorontalo angkatan 2015 dan 2016 ini menggelar sebuah pameran foto dengan tema "People in Frame" sebagai Ujian Tengah Semester mereka. Didalam pameran yang berlangsung sejak tanggal 6-9 April 2017 tersebut.
Ada sekitar 300 foto yang dipamerkan, didalamnya memuat tentang Keramaian, Rule of Third, Daily life dan Art. Para Mahasiswa Ilmu Komunikasi tersebut, mengaku bangga karena karya-karyanya bisa dipamerkan di Gallery milik photographer senior Gorontalo Riden Baruady.
Pameran tersebut juga diisi dengan diskusi foto oleh Ronal Bidjuni yang juga merupakan salah satu Photographer Gorontalo, juga ada Games tradisional Kalaria, serta dimeriahkan oleh penampilan dari Gorapu pada malam ketiga.
"Karena Mohamad Reza selaku Dosen pengampu mata kuliah saat itu sedang berada di luar daerah, pameran ini pun kami persiapkan secara mandiri oleh kami selaku mahasiswa sendiri. Ini adalah first pameran foto mahasiswa Ilmu Komunikasi diluar kampus, Alhamdulilah sudah ada ratusan pengunjung yang melihat karya kami. Om Riden Baruadi pun sangat men-support acara ini." aku ketua panitia, Arya Pangestu.

Pendirian Perusahaan Media Massa

03 May 2017 13:05:34 Dibaca : 263

A. Prinsip Pendirian Media Massa

    Perusahaan Media Massa baik cetak dan elektronik pada prinsipnya merupakan industri yang bergerak di dalam bidang informasi. Sebagai industri, maka sama halnya dengan industri-industri di bidang lain, media massa baik cetak maupun elektronik haruslah dikelola sesuai dengan asas-asas manajemen yang umum. Secara umum, dunia manajemen menggunakan prinsip P.O.A.C. atau Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling yang merupakan Prinsip manajemen ini banyak dianut oleh perusahaan media massa dewasa ini.
Apalabila P.O.A.C telah dilaksanakan maka kelangsungan hidup, laba, perluasan, prestasi, dan tanggung jawab sosial perusahaan media massa dapat dicapai. Mengapa harus dipikirkan tentang tanggung jawab sosial perusahaan media massa? karena media massa adalah produk yang hadir 100% untuk publik atau masyarakat semata-mata. Maka itu tanggung jawab sosial perusahaan media massa tidak berhenti saat mengelurkan produk, tetapi sampai waktu produk itu direspon oleh publik pun harus tetap diperhatikan secara berkelanjutan. Sebagai penyedia jasa informasi, kebutuhan informasi bagi masyarakat merupakan hal yang vital, karena menyangkut kepercayaan masyarakat secara keseluruhan.
Proses awal dalam manajemen media massa yang paling menentukan adalah saat Planning, karena planning mencakup 8 hal pokok yakni :

• Latar Belakang; pada bagian ini perlu diketengahkan secara umum gagasan untuk menerbitkan sebuah media massa. Latar belakang dapat dimulai dari perkembangan lingkungan global, selanjutnya sampai ke perkembangan tingkat nasional, perkembangan wilayah regional dan bahkan bila produk media massa tersebut adalah media komunitas, maka sampai ke tingkat kepentingan yang lebih mikro yakni perkembangan komunitas lokal.

• Konsep Produk; adalah karakteristik dasar sebuah produk, yakni menu apa yang akan diketengahkan, bagaimana pembagian rubrikasinya, dan apa yang menjadi andalan media massa tersebut.

• Posisi Produk; Perlu dibidik dengan jelas publik yang hendak dituju, menyangkut demografi penduduk. Siapa yang menjadi sasaran publiknya, berapa tingkat pendapatannya, tingkat pendidikan, gender, hobi dan lain-lain aspek yang menunjang pada posisi atau level mana produk akan bermain di pasar, yang dimaksud pasar di sini adalah publik dan iklan.

• Strategi Pemasaran; mencakup sirkulasi, iklan yang akan ditargetkan dan kemampuan redaksi. Karena dengan kekuatan redaksi yang bagus maka berita yang dihasilkan bisa menjual dan laku di pasaran.

• Manajemen Kepemilikan; mencakup sistem dan hirarki pemegang saham dan siapa saja yang menjadi pemiliknya. Serta bagaiman sistem kepemilikannya, apakah full ownnership, (kepemilikan tunggal), atau peseroan, firma, atau perusahaan terbuka yang karyawannya pun dapat memiliki sahamnya.

• Aspek keuangan dan Asumsi Dasar Biaya; menguraikan secara terperinci dengan lengkap berupa penyusunan anggaran, asumsi dasar mulai dari aspek biaya produksi, perhitungan harga pokok, dan asumsi-asumsi untuk pos-pos biaya lainnya.

• Area Resiko dan Upaya Antisipasinya; gagasan atau ide media secemerlang apapun haruslah tetap memperhitungkan faktor- faktor resikonya. Sedapat mungkin resiko haruslah dapat diperhitungkan (calculated risk).

• Jadwal dan Pembiayaan Pra-Operasi dan Pasca-Operasi; salah satu tahap penting yang dilaksanakan agar produk siap dan matang sebelum diluncurkan ke pasar dalam hal ini publik, adalah tahap tahap pra- operasi. Tahap ini mencakup time table atau jadwal kerja setiap kegiatan yang disusun untuk membuat produk Masa pra-operasi juga membutuhkan biaya besar terutama menyangkut investasi awal berupa infrastruktur perlengkapan kantor, biaya recruitmen, honor karyawan bulan pertama, dan biaya promosi awal. Begitulah tahap planning memegang peranan penting dalam memulai sebuah produk media massa.

Disamping itu, menurut Mung Pujanarko S. Sos, M.I.Ikom yang pernah menjabat sebagai Branch Manager sebuah Community Free Magazines, saat dirinya menjadi branch manager sebuah free magazine di Bogor maka dimulai dari mapping wilayah distribusi dan mapping wilayah sumber pemasang iklan potensial bagi majalah gratis itu. Untuk itu langkah yang ditempuhnya sebagai manager media massa, Mung Pujanarko harus membagikan majalah gratisnya kepada para pembaca yang sekaligus adalah potensial buyer dari iklan-iklan yang akan dipasang dimedianya. Langkah planning yang ia lakukan ialah :

• Menentukan wilayah mana saja yang akan disebarkan media gratis ini, diutamakan wilayah-wilayah yang dihuni oleh pembeli potensial yang memiliki daya beli tinggi untuk produk-produk yang beriklan di media massa.

• Media gratis tidaklah gratis bagi perusahaan pembuatnya, jadi jika dibagi pick up point, maka Mung Pujanarko menyatakan bahwa dirinya menemukan fakta bahwa pick up point tidaklah efektif. "Terlalu banyak kelemahan distribusi dalam pick up point, contohnya 90% media kita yang kita pasang dalam pick up point justru diambil oleh pembaca yang kebanyakan adalah pegawai tempat di mana pick up point itu kita pasang, lucunya karena diambil oleh para pegawainya, maka esoknya kita melihat majalah kami ada di tempat loakan barang bekas, yang berarti dijual loak, diambil dari pick up point tempat kita memasang majalah gratis kita" papar Mung Pujanarko.

• Mampu membaca peta potensial pengiklan, minggu pertama edisi majalah harus fokus pada satu bidang iklan (produk barang& jasa), dan minggu berikutnya bidang iklan yang lain.

 

B. Tahapan Pendirian Media Massa

Mendirikan sebuah organisasi atau perusahaan bukan perkara yang bisa selesai dalam hitungan menjetikkan jari. Untuk memastikan perusahaan yang Anda bangun bisa berjalan dengan keselarasan yang baik, efektif, efisien serta sesuai dengan kebutuhan.

Langkah-langkah/ tahapan pendirian media massa :

• Visi (Principle of Organizational Objective)
Apa visi Anda mendirikan perusahaan? Apakah tujuan Anda adalah mendapatkan laba, atau menyelesaikan masalah dan menyediakan layanan? Anda harus mendefinisikan dulu visi Anda karena visi yang bagus adalah yang menggerakkan diri sendiri dan menggerakkan orang lain untuk membantu Anda

• Kesatuan Visi (Principle of Unity of Objective)
Tanpa adanya kesatuan tujuan antar individu maka tujuan perusahaan tidak akan tercapai. Setiap individu dalam perusahaan akan berlomba-lomba untuk mencapai tujuan mereka sendiri-sendiri dan mengabaikan tujuan yang lebih besar, yaitu tujuan perusahaan. Oleh karena itu, Anda perlu menanamkan kesepakatan untuk menyatukan visi setiap stakeholder dalam perusahaan Anda

• Kesatuan Perintah (Principle of Unity of Command)
Di perusahaan manapun, pada upaya pencapaian tujuan harus ada SATU komando untuk memerintah timnya. Agar sebuah perintah dapat dipertanggungjawabkan oleh satu orang saja. Dengan demikian, tim Anda bisa secara maksimal dalam satu komando yang bertanggungjawab.

• Rentang Kendali (Principle of The Span of Management)
Anda harus tahu berapa rentang jumlah bawahan yang dapat dipimpin oleh seorang manajer secara efektif. 3, 4, 9 orang? Dengan mengetahui kecakapan manajer, penunjukan personel dan pendelegasian tugas bisa jadi lebih mudah

• Pendelegasian Wewenang (Principle of Delegation of Authority)
Prinsip ini yaitu bagaimana seorang pimpinan dapat membagi tugas pada individu di setiap divisinya dengan jelas. Manajer sebagai pemimpin juga harus bisa mengetahui apa saja tugas dan perintah yang telah didelegasikan pada bawahannya untuk menjalankan fungsi kontrol dengan baik

• Keseimbangan Wewenang & Tanggungjawab (Principle of Parity of Authority)
Tanggungjawab yang didelegasikan oleh pimpinan pada bawahan harus seimbang dengan wewenangnya. Salah satunya tidak boleh lebih besar atau lebih kecil agar bawahan bisa melaksanakan tanggungjawab yang didelegasikan tanpa hambatan.

• Tanggung Jawab (Principle of Responsibility)
Seorang bawahan hanya mempertanggungjawabkan tugasnya kepada pemberi wewenang.
Sehingga pertanggungjawaban bisa sesuai dengan garis wewenang (line of authority).
Maka seorang manajer perlu memberikan sebuah deadline.

• Pembagian Kerja (Principle of Departementation)
Pembagian tugas dalam satu unit kerja harus memiliki hubungan pekerjaan yang saling
terkait. Sangatlah penting agar divisi-divisi dalam perusahaan Anda untuk memiliki job
description yang lebih terstruktur.

• Penempatan Personalia (Principle of Personnel Placement)
Penempatan karyawan harus didasarkan pada keahlian, kecapakan dan keterampilannya,
istilahnya adalah The Right Man On The Right Place. Oleh karena itu Anda harus
melakukan seleksi yang obyektif dan berpedoman pada job specification untuk membuat
sebuah perusahaan berjalan dengan optimal.

• Jenjang Berangkai (Principle of Scalar Chain)
Perintah yang diberikan kepada bawahan harus merupakan perintah yang sifatnya vertikal
dan tidak terputus-putus. Maksudnya adalah perintah yang langsung dan jelas dari atasan
kepada bawahan yang kedudukannya tepat di bawah garis kuasanya, tanpa melompati satu
atau lebih jenjang kedudukan.

• Efisiensi (Principle of Efficiency)
Sebuah perusahaan harus bisa menempatkan dimana tugas yang harus dikerjakan terlebih
dahulu untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Artinya, apabila sebuah tugas bisa
dikerjakan dengan waktu singkat, tidak ada salahnya dikerjakan tanpa adanya penundaan.
Waktu Anda bisa jadi lebih efisien untuk melaksanakan tugas selanjutnya.

• Kesinambungan (Principle of Continuity)
Perusahaan harus mengusahakan cara-cara yang mampu menjaga kelangsungan hidupnya
dan anggota di dalamnya. Peran Anda di sini adalah menanamkan faham betapa
pentingnya melakukan sebuah pekerjaan secara kesinambungan atau kontinuitas karena
jika ditinggalkan dapat membuat perusahaan Anda kolaps sewaktu-waktu.

• Koordinasi (Principle of Coordination)
Asas koordinasi adalah rangkaian dari asas-asas lainnya. Fungsinya untuk
mengintegrasikan setiap tindakan supaya lebih terarah dan tertuju dengan benar pada
tujuan awal perusahaan Anda

Dalam mempersiapkan dan mengajukan permohonan IPP Lembaga Penyiaran, beberapa ketentuan dalam peraturan perundang-undangan di bawah ini harus dipahami :
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran
2. Pasal 13 ayat (1) mengatur mengenai jasa penyiaran, yaitu terdiri atas jasa penyiaran radio dan jasa penyiaran televisi;
3. Pasal 13 ayat (2) mengatur mengenai penyelenggara jasa penyiaran, yaitu Lembaga Penyiaran Publik, Lembaga Penyiaran Swasta, Lembaga Penyiaran Komunitas dan Lembaga Penyiaran Berlangganan;
4. Pasal 32 mengatur tentang Rencana Dasar Teknik Penyiaran dan Persyaratan Teknis Perangkat Penyiaran.
5. Pasal 33 dan 34 mengatur mengenai Perizinan;
6. Undang-undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi, dan peraturan pelaksanaannya, antara lain:
7. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2000 tentang Penggunaan Spektrum Frekeunsi Radio dan Orbit Satelit;
9. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 2 Tahun 2001 Tentang Tata Cara Penerbitan Sertifikat Tipe Alat dan Perangkat Telekomunikasi;
10. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 3 Tahun 2001 Tentang Persyaratan Teknis Alat dan Perangkat Telekomunikasi;
11. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 15 Tahun 2003 tentang Tentang Rencana Induk (Master Plan) Frekuensi Radio Penyelenggaraan Telekomunikasi Khusus untuk Keperluan Radio Siaran FM (Frequency Modulation);
12. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 65 Tahun 2003 tentang Standardisasi Perangkat Telekomunikasi;
13. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 76 Tahun 2004 Tentang Rencana Induk (Master Plan) Frekuensi Radio Penyelenggaraan Telekomunikasi Khusus untuk Keperluan Televisi Siaran Analog Pada Pita Ultra High Frequency (UHF);
14. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 10 Tahun 2005 tentang Sertifikat Alat dan Perangkat Telekomunikasi.
15. Peraturan KPI
16. Nomor 005/SK/KPI/5/2004 tentang Kewenangan, Tugas, dan Tata Hubungan Antara KPI Pusat dan KPI Daerah;
17. Nomor 009/SK/KPI/8/2004 tentang Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3-SPS);
18. Nomor 40/SK/KPI/08/2005 tentang Panduan Pelaksanaan Proses Administratif Permohonan Izin Penyelenggaraan Penyiaran Jasa Penyiaran Radio dan Jasa Penyiaran Televisi;
19. Panduan Penilaian Kelayakan Permohonan Izin Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Jasa Penyiaran Radio dan Jasa Penyiaran Televisi

Daftar Pustaka

Tono Sudiwi. “Generasi Baru Wartawan & Dunia Pers Indonesia“, Vision,
Jakarta 2003.
http://jurnalpertekkom.blogspot.co.id/2013/02/kaidah-manajemen-untuk-mengelola-
media.html (diakses; Sabtu, 08-04-2017 : 23.16)
http://mebiso.com/13-prinsip-dasar-mendirikan-organisasi-perusahaan/
(diakses; Kamis, 30-03-2017 : 21:23)
https://vivixtopz.wordpress.com/modul-kuliah/penyiaran-radio-dan-televisi/panduan-
prosedur-administratif-permohonan-izin-penyelenggaraan-penyiaran-lembaga-
penyiaran-komunitas-jasa-penyiaran-radio-dan-jasa-penyiaran-televisi/
(diakses; kamis 30-03-2017 : 21:30)

 

MANAJEMEN MEDIA PROFESIONAL

22 March 2017 13:14:45 Dibaca : 91

A. Definisi Kepemimpinan

Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia. Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan.
Kepemimpinan juga merupakan kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok . Disamping itu Kepemimpinan juga dapat dipahami sebagai bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus .
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.

B. Macam – macam Gaya Kepemimpinan
1. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.

3. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.

C. Empat Gaya Kepemimpinan Dari Empat Macam Kepribadian
1. Gaya Kepemimpinan Karismatis
Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik orang. Mereka terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan semangat. Biasanya pemimpin dengan gaya kepribadian ini visionaris. Mereka sangat menyenangi perubahan dan tantangan. Mungkin, kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa di analogikan dengan peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya. Mereka mampu menarik orang untuk datang kepada mereka. Setelah beberapa lama, orang - orang yang datang ini akan kecewa karena ketidak-konsisten-an. Apa yang diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika diminta pertanggungjawabannya, si pemimpin akan memberikan alasan, permintaan maaf, dan janji.

2. Gaya Kepemimpinan Diplomatis
Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini ada di penempatan perspektifnya. Banyak orang seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi keuntungan lawannya. Hanya pemimpin dengan kepribadian putih ini yang bisa melihat kedua sisi, dengan jelas! Apa yang menguntungkan dirinya, dan juga menguntungkan lawannya. Kesabaran dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin dengan gaya diplomatis ini. Umumnya, mereka sangat sabar dan sanggup menerima tekanan. Namun kesabarannya ini bisa sangat keterlaluan. Mereka bisa menerima perlakuan yang tidak menyengangkan tersebut, tetapi pengikut-pengikutnya tidak. Dan seringkali hal inilah yang membuat para pengikutnya meninggalkan si pemimpin.

3. Gaya Kepemimpinan Otoriter
Kelebihan model kepemimpinan otoriter ini ada di pencapaian prestasinya. Tidak ada satupun tembok yang mampu menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika dia memutuskan suatu tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada alasan, yang ada adalah hasil. Langkah – langkahnya penuh perhitungan dan sistematis. Dingin dan sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin dengan kepribadian merah ini. Mereka sangat mementingkan tujuan sehingga tidak pernah peduli dengan cara. Makan atau dimakan adalah prinsip hidupnya.

4. Gaya Kepemimpinan Moralis
Kelebihan dari gaya kepemimpinan seperti ini adalah umumnya Mereka hangat dan sopan kepada semua orang. Mereka memiliki empati yang tinggi terhadap permasalahan para bawahannya, juga sabar, murah hati Segala bentuk kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang - orang yang datang karena kehangatannya terlepas dari segala kekurangannya. Kelemahan dari pemimpinan seperti ini adalah emosinya. Rata orang seperti ini sangat tidak stabil, kadang bisa tampak sedih dan mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan dan bersahabat.

D. Manajer Profesional
Secara populer istilah professional digunakan untuk menerangkan seorang yang melakukan suatu pekerjaan guna memperoleh bayaran sebagai sumber penghasilan. Istilah ini digunakan untuk membedakannya dari seorang amatir. Sebutan atau predikat profesional juga menunjukkan bahwa orang yang menamakan dirinya seorang professional haruslah memiliki keahlian, dan keterampilan, dan pengetahuan yang lebih tinggi bobotnya daripada seorang yang amatir.
Definisi sederhana tentang seorang professional yang disampaikan diatas sebenarnya bisa juga diberlakukan kepada profesi manajer. Pertama, seorang manajer professional adalah orang yang hidup dari profesinya sebagai manajer, bukan bekerja sebagai amatir atau bekerja sambilan. Dengan demikian pula, seorang manajer professional umumnya bukan pemilik dari sebuah perusahaan tetapi benar-benar seorang bayaran. Kedua, seorang manajer professional tentunya diharapkan betul-betul melaksanakan tugasnya seperti seorang professional dalam bidang lainnya dan mempunyai keahlian serta keahlian dan pengetahuan yang cukup tinggi untuk mendukung keberhasilannya. Dengan demikian untuk menjadi seorang profesional seseorang harus mempersiapkan diri dengan terlebih dahulu melalui pendidikan yang tepat dan pengalaman serta gemblengan mental yang memadai.

E. Prinsip – prinsip Manajer Profesional
1. Mempunyai rasa percaya diri (self confidence) yang Besar
Percaya pada diri sendiri berarti menyadari bahwa seseorang (diri sendiri) mempunyai
kemampuan tertentu dan optimis dapat melakukan kegiatan atau usaha tertentu.

2. Berpandangan jauh ke Depan
Seorang manajer professional harus mempunyai visi yaitu impian yang masuk akal tentang
apa yang harus terjadi dengan organisasinya dan dengan dirinya sendiri. Seorang manajer
professional hendaknya memikirkan keadaan sekarang dalam mengambil keputusan tetapi
harus dapat memandang jauh ke depan tentang keadaan di masa mendatang.

3. Berwawasan Luas
Seorang manajer professional tidak harus selalu seseorang yang ahli secara teknis di
bidang terrentu, tetapi cukup seseorang yang banyak tahu secara umum mengenai hal-hal
yang terkait dengan bidang yang dikelolanya. Faktor-faktor lingkungan seperti ekonomi,
sosial dan budaya serta perkembangan ilmu dan teknologi perlu dipahaminya agar dapat
menjadi bahan-bahan pertimbangan untuk menghindari kesan subyektif. Dengan demikian
maka seorang manajer yang bekerja dalam bidang produksi seharusnya juga punya
pengetahuan cukup tentang siapa yang menjadi konsumen barang yang dibuatnya, ke mana
barang itu dijual, berapa biaya-biaya produksinya, soal ketenagakerjaan, dan sebagainya.
4. Berorientasi pada Pencapaian Tujuan dan Hasil
Manajer yang telah menetapkan tujuannya, baik tujuan jangka panjang maupun jangka
pendek, hendaknya melanjutkannya dengan menyusun program-program yang sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai tersebut. Dengan kata lain program dan rencana kerjanya
harus berorientasi pada tujuan yang akan dicapai. Berdasarkan orientasi itu pula, seorang
manajer professional juga harus memiliki banyak inisiatif, inovasi dan mau bekerja keras.

5. Mau Mengambil Risiko
Tujuan tidaklah selalu dapat diraih, atau dengan kata lain ada kemungkinan berakhir
dengan kegagalan. Dalam hal ini manajer professional harus berani memulai sesuatu suatu
usaha dengan kemungkinan terjadinya risiko kegagalan, dan tidak benar apabila ia tidak
memulai karena takut gagal, sebab orang yang takut mengambil risiko tidak akan pernah
berbuat sesuatu.

Daftar Pustaka

Ruky, A. (2002). Sukses Sebagai Manajer Profesional Tanpa Gelar MM atau MBA. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Ciri-Ciri Manager Profesional. (2014). Retrieved Februari 2017, from roziknors.com: http://rozikinblog.blogspot.co.id/2012/10/ciri-ciri-manager-profesional.html
Organisasi Industri. (2010, Agusutus). Retrieved maret selasa, 2017, from Belajar Psikologi: http://belajarpsikologi.com/pengertian-kepemimpinan-menurut-para-ahli/#ixzz1ijX4CPTU
Toko28.com. (2008). Retrieved Maret Selasa, 2017, from Wapannuri.com: http://wapannuri.com/a.kepemimpinan/kepemimpinan_efektif.html
WWW.ORGANISASI.ORG. (2001). Retrieved Maret Selasa, 2017, from godam64: https://felixdeny.wordpress.com/2012/01/07/definisi-kepemimpinan-dan-macam-macam-gaya-kepemimpinan/

 

"Partner" (Keterbatasan Bahasa)

22 March 2017 01:16:18 Dibaca : 85

“Partner”

(Keterbatasan Bahasa)

      Seorang pria bernama Adrian yang melanjutkan SMA-nya di Kota tengah kembali ke kampung halamannya, di Tolinggula. Ia datang menjumpai kawan lamanya yang bernama Uning, yang kini sudah tak lagi melanjutkan Sekolahnya. Adrian memberikan sesuatu kepada Uning yang merupakan titipan dari teman mereka, yang juga bersekolah di Kota.

Andrian : Wei, napa ada titipan. (Eh, ini ada titipan)

Uning : Wolo ti? (Apa ini?)

Adrian : Undangan aba.

Uning membaca label yang berada pada Undangan tersebut.
Yth.
Uning Umar bersama Partner

Uning : Is ala musti bawa ‘Partner’ sup. (Aduh harus membawa ‘Partner’)

Andrian : Ndeseh. nde wolo ulemu uti ‘Partner’? (Halah, coba menurutmu apa itu ‘Partner’?)

Uning : (Dengan mengangkat jari telunjuk dan memasang wajah penuh percaya diri)           

Kadow to? kadow to? kadow to? (Kado/hadiah kan?)
 

Adrian pun tertawa terbahak-bahak.

         Demikiannlah contoh sederhana Keterbatasan Bahasa yang terjadi diantara dua remaja yang berasal dari latar belakang yang berbeda. Dedy Mulyana dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi menyatakan bahwa Keterbatasan Bahasa salah satunya dikarenakan kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual, karena kata-kata merepresentasikan persepsi dan interpretasi orang-orang yang menganut latar belakang sosial budaya yang berbeda-beda.
        

        Oleh karena itu, terdapat berbagai kemungkinan bagi sebagian orang untuk memaknai kata-kata tersebut. Seperti halnya Uning dan Adrian, yang berbeda dalam latar belakang sosial, yakni Pendidikan.

1000 Guru Gorontalo di Pekan Raya Gorontalo

13 December 2016 09:21:08 Dibaca : 138

1000 guru Gorontalo adalah sebuah organisasi maupun komunitas non-profit yang bergerak di bidang pendidikan daerah terdalam dan tertinggal. Saat penulis berkunjung ke stand mereka di Pekan Raya Gorontalo, nampak terlihat beberapa pengujung sedang mengobrol serius dengan kakak – kakak penjanga stand tersebut. Pengunjung stand 1000 Guru Gorontalo memang tidak sebanyak dan seramai stand-stand lain yang pengunjungnya datang silih berganti. Namun, hampir setiap pengunjung yang datang kesini selalu terlihat membawa rasa ingin tahu. Awalnya mereka hanya sekedar lewat dan melihat sesaat, namun apa yang mereka lihat nampaknya membuat mereka tertarik untuk melihatnya menjadi lebih dekat. Stand 1000 Guru Gorontalo menayangkan video jurnalis yang ditayangkan oleh NET. TV yang berisi sebuah tayangan anak-anak berseragam sekolah berwarna coklat. Satu diantara mereka saat menghadap kamera lebih dekat, ia terlihat meneteskan air dari kedua matanya yang bulat. Kalau tak salah lihtat, anak itu mengatakan bahwa ia ingin melanutkan sekolah seperti anak-anak yang lain ke tingkat SMP, namun di daerahnya belum ada SMP.
Video itulah yang nampaknya dijadikan 1000 Guru Gorontalo sebagai daya tarik mereka untuk menarik simpati pengunjung Pekan Raya Gorontalo 2016. Ini adalah kali pertama 1000 Guru Gorontalo mengikuti pameran. Sehingga, pameran ini merupakan salah satu cara agar 1000 Guru Gorontalo lebih dikenal oleh berbagai stake holder yang menjadi sasaran mereka, khususnya mereka yang memiliki rasa simpati kepada pendidikan tertinggal dan terdalam. Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan, salah satu kakak yang sedang menjaga stand mengatakan bahwa di Pekan Raya Gorontalo 2016 ini, mereka mendapatkan stand gratis tanpa perlu membayar saperti stand-stand yang lain. Hal ini tentu saja karena, mengingat 1000 Guru Gorontalo bukanlah organisasi maupun komunitas yang profit. Komunitas 1000 Guru awalnya di bentuk oleh seorang Jemi Ngadiono pada 22 Agustus 2012 dan semakin banyak berdiri di berbagai regional, tak terkecuali Gorontalo yang baru terbentuk sejak awal tahun 2016. Awalnya, aksi 1000 Guru ini menurut Jemi Ngadiono sendiri murapakan aksi balas dendam kepada dunia pendidikan yang begitu sulit dirasakannya dahulu.
1000 Guru Gorontalo menerapkan sistem relawan kepada siapa saja yang ingin bergabung bersama mereka untuk bergerak di bidang jasa untuk urusan berbagi dan menebar motivasi kepada anak-anak di daerah pedalaman yang belum terjamah oleh akses pendidikan yang masih jauh dari kata nyaman. Mereka memang tidak mengajarkan pendidikan formal, tetapi mereka lebih memberikan pembelajaran dari segi motivasi kepada anak-anak yang mereka kunjungi untuk terus melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi dan menjaga semangat mereka untuk menjadi seperti yang mereka cita-citakan. Hal ini dilakukan dengan cara membuat pohon impian/cita-cita setiap kali tim 1000 Guru Gorontalo melaksanakan program ‘traveling and teaching’.
Traveling and Teaching (TnT) sendiri adalah program unggulan yang gagas oleh komunitas 1000 Guru Gorontalo. Dimana, kepada para relawan yang telah mendaftar untuk mengikuti program tersebut akan mendapatkan kesempatan untuk jalan-jalan seusai menjadi guru atau mengajar. Sehingganya, lokasi pedalaman tempat untuk program TnT selalu dipilih dengan lokasi yang berdekatan dengan tempat wisata.
1000 Guru Gorontalo memang bukan komunitas pencari profit. Namun, dalam stand mereka, terdapat t-shirt bergambar dan bertuliskan 1000 Guru Gorontalo yang dijual dengan harga seratus ribu ribuah. Namun ternyata, hasil penjualan tersebut ialah untuk didonasikan kepada anak-anak di pedalaman. Donasi dalam bentuk uang tersebut nantinya akan dibelanjakan dan diberikan kepada anak-anak pedalaman dalam bentuk tas, seragam sekolah dan sepatu serta makanan sehat dan bergizi untuk mereka.

Selain produk berupa t-shirt 1000 Guru Gorontalo yang dijual, ada juga foto-foto dokumentasi kegiatan TnT 1000 Guru Gorontalo yang dicetak dengan menggunakan frame Instagram dan dipajang memenuhi bagian kanan dan kiri dekorasi stand. Tidak hanya itu saja, stand 1000 Guru Gorontalo juga dilengkapi dengan papan tulis lengkap dengan kapur tulisnya, juga meja dan kursi belajar serta pohon impian. Sehingga, stand itu layaknya menyerupai sebuah ruang kelas yang lantainya memprihatikan karena terbuat dari papan. Hal itulah yang rupakan juga menjadi daya tarik tersendiri bagi stand ini, dimana hal ini sejalan dengan Pengertian Pameran menurut Smith yang merupakan kegiatan pemasaran yang unik, dimana produk yang juga meliputi barang dan jasa dipertontonkan, didemonstrasikan, diuji dengan kontak tatap muka serta dilakukan dengan banyak sehingga sehingga membuat keputusan yang relevan dalam periode waktu yang pendek.


Hal tersebut dapat penulis liat dari pengunjung yang akhirnya memutuskan untuk membeli t-shirt yang dijual sebagai donasi. Dan juga banyaknya pengunjung yang berfoto di stand tersebut dan mengunggahnya ke instragram dengan menggunakan hastag #1000gurugorontalochallege yang juga digagas oleh komunitas 1000 Guru Gorontalo. Serta pengunjung pun tak lupa meninggalkan notes mereka pada pohon impian yang tersedia di stand tersebut.
Tidak sedikit juga pengunjung yang diakhir obrolannya yang cukup intenst dengan kakak-kakak penjaga stand mengatakan bahwa mereka ingin menjadi relawan dalam komunitas 1000 Guru Gorontalo apabila mereka akan mengadakan program TnT lagi kedepan. Sehingga, dapat penulis simpulkan bahwa hal ini membuktikan keberhasilan stand 1000 Guru Gorontalo dalam mengikuti pameran di Pekan Raya Gorontalo.