Manajemen Media Penyiaran dan Media Cetak

22 March 2017 09:29:33 Dibaca : 664

MANAJEMEN MEDIA PENYIARAN DAN MEDIA CETAK

1. Manajemen Media Penyiaran

Ada yang tahu tidak, apa sih Media Penyiaran itu? mengapa menajemen menjadi penting dalam media penyiaran ?Seperti yang kita ketahui bersama bahwa media penyiaran termasuk didalamnya adalah media tv dan media radio umumnya dikenal oleh masyarakat di mulai pada tahun 1920-an dan masih digunakan oleh masyarakat hingga saat ini. Adanya media penyiaran menjadi salah satu media yang selalu menemani aktivitas masyarakat di rumah maupun diluar rumah. Kemudahan dalam mengakses program-program yang ditampilkan oleh media tv dan juga radio melalui spectrum frekuensi radio yang disiarkan secara serentak.Hal ini juga telah dijelaskan dalam UU. Penyiaran No.32 tahun 2002 bahwa “Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau saranatransmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran.”Berangkat dari apa yang tertuang dalam UU. Penyiaran No.32 tahun 2002, maka hal yang tidak mungkin jika masyarakat tidak mengetahui keberadaan dari media TV dan media radio tersebut. Dan pengunaan terhadap media penyiaran telah mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Hingga pengelola dari media tersebut dituntut agar lebih kreativ lagi dalam menayangkan sebuah program acara yang tentunya menghibur dan juga mendidik.Untuk itu, mengapa manajemen dibutuhkan dalam media penyiaran. Tidak lain adalah untuk mencapai tujuan dari perusahaan media penyiaran tersebut. kepuasan masyarakat sangat bergantung pada bagaimana pengelolaan dalam media masa itu sendiri dan keberhasilan sebuah media penyiaran terletak pada tiga pilar utama yang merupakan fungsi vital yang dimiliki oleh tiap media penyiaran yaitu teknik, program, dan pemasaran. Dalam mengelola suatu media penyiaran tidaklah mudah membutuhkanskill, kreativitas dan juga etos kerja yang tinggi untuk menciptakan suatu program yang nantinya akan diminati dan disukai oleh masyarakat. Terdapat beberapa tantangan yang menjadi tolak ukur dalam mengelola media penyiaran seperti ditegaskan oleh Peter Pringle (1993): Few management position offers challenges equal to those of managing a commercial radio or television station (tidak banyak posisi manajemen yang memberikan tantangan yang setara dengan mengelola suatu stasion radio atau televisi lokal).Tantangan yang harus dihadapi manajemen media penyiaran disebabkan oleh dua hal. Sebagai perusahaan, media penyiaran dalam kegiatan operasionalnya harus dapat memenuhi harapan pemilik dan pemegang saham untuk menjadi perusahaan yang sehat dan mampu menghasilkan keuntungan.Media penyiaran harus mampu memenuhi kepentingan masyarakat (komunitas) dimana media bersangkutan berada, sebagai ketentuan yang harus dipenuhi ketika media penyiaran bersangkutan menerima izin siaran (lisensi) yang diberikan negara.Tingkatan ManajemenUmumnya pada media penyiaran posisi manajer biasanya terdiri atas tiga tingkatan (level):

1. Manajer tingkat bawah (lower level manager)

Ex: Radio – local sales manager, general sales managerTelevisi – manager produksi

2. Manajer tingkat menengah (middle manajer) – disebut juga sebagai manajer department / kepala pengawas (superintendents)

Ex:Kepala departemen penjualan, program, berita, teknik dan bisnis.

3. Manajer puncak (top manager) – Direktur / Presiden Direktur

A. Karakteristik Manajemen Media penyiaran televisi

1. Daya Jangkau yang luas

Jangkauan siaran televisi semakin luas ketika UU Penyiaran memungkinkan adanya stasiun penyiaran local yang bisa didirikan di lokasi tertentu dalam wilayah Negara Republik Indonesia (Pasal 31 ayat 5 UU Penyiaran No. 32 Tahun 2002). Hal ini didukung pula dengan harga televisi yang semakin murah, sehingga siaran televisi semakin terjangkau oleh masyarakat.

2. Selektifitas dan fleksibililitas

Sebenarnya televisi dapat menjangkau segmen audien tertentu tersebut karena adanya variasi komposisi audien sebagai hasil dari isi program, waktu siaran dan cakupan geografis siaran televisi(Morrisan: 2007:187). Siaran televisi menurut Willis Aldridge memiliki flexibility that’s permits adaptation to special needs and interest (fleksibilitas yang memungkinkan penyesuaian terhadap kebutuhan dan kepentingan yang khusus). Dalam hal ini, pemasang iklan dapat membuat variasi isi pesan iklan yang disesuaikan dengan kebutuhan atau karakteristik wilayah setempat (Morrisan: 2007:188). Beberapa televisi nasional di Indonesia memungkinkan adanya ‘local break’ untuk diisi dengan iklan local sesuai dengan target audience dan segmen yang dituju.

3. Fokus perhatian

Karena sifatnya yang audio visual, maka audience membutuhkan waktu khusus serta harus focus dan memperhatikan tayangan yang pada saat menyaksikannya.

4. Kreatifitas dan efek

Pemasang iklan terkadang ingin menekankan pada aspek hiburan dalam iklan yang ditayangkannya dan tidak ingin menunjukkan aspek komersil secara mencolok. Dengan demikian, pesan iklan yang ditampilkan tidak terlalu menonjol tetapi tersamar oleh program yang tengah ditayangkan (Morrisan: 2007:189). Dengan efek dan kreatifitas ini membuat sesuatu yangsepele menjadi kelihatan luar biasa, sehingga menimbulkan kesenangan dan hiburan bagi penonton.

5. Prestise

Televisi masih dipandang sebagai media yang cukup mahal sehingga bisa tampil di televise menjadi suatu prestise tersendiri. Maka, ketika seseorang tampil di televisi akan lebih cepat dikenal,dan apabila sering tampil di televisi bisa menjadi public figure.

6. Mendemonstrasikan penggunaan produk

Tidak ada media lain yang dapat menjangkau konsumen secara serempak melalui indera pendengaran dan penglihatan. Para penonton dapat melihat danmendengar yang didemonstrasikan, mengidentifikasi para pemakai produk dan juga membayangkanbahwa diri mereka sedang menggunakan produk (Shimp, 2003:535)

7. Muncul tanpa diharapkan (intrusion value)

Seringkali penonton televisi merasa lebih nyaman untukduduk memperhatikan iklan televisi daripada mencoba menghindarinya secara fisik maupun mental(Shimp, 2003:535)

Manajemen Televisi

Manajemen stasiun televisi, umumnya melibatkan tujuh bidang atau divisi, yakni:

1. Divisi Program

Berperan dalam pengelolaan seluruh program, dari pengadaan materi hingga pengaturan jam tayang. Divisi ini membawahi departemen akuisisi, quality control, penjadwalan, researchand development, dan traffic.

2. Divisi Produksi

Berperan dalam pengelolaan produksi program-program hiburan secara in-house, dari musik, talkshow, reality show, hingga sinetron. Divisi ini membawahi departemen kreatif, produksi, dan pendukung teknik, dengan berbagai tenaga fungsional dari produser eksekutif, produser, sutradara, penulis naskah, dan sebagainya.

3. Divisi Pemberitaan

Berperan dalam pengelolaan produksi program-program berita, dari program berita regular, program berita mingguan, talkshow, hingga siaran-siaran olahraga. Divisi ini membawahi departemen peliputan, produksi, program mingguan, penelitian dan pengembangan, dan pendukung teknis, serta sejumlah tenaga-tenaga fungsional dari produser eksekutif, produser, asisten produser, presenter, reporter, kamerawan, penyunting gambar, penata grafis, penata musik, dan pengarah acara.

4. Divisi Teknik

Berperan dalam pengelolaan fasilitas teknik penyiaran, dari perencanaan hingga perawatan seluruh alat teknik. Divisi ini membawahi departemen yang bertanggungjawab atas master control, maintenance, IT, transmisi, dan pendukung teknik.

5. Divisi Pemasaran

Berperan dalam pengelolaan pemasaran slot-slot komersial, dari perencanaan hingga pemasangan iklan di layar kaca. Divisi ini membawahi departemen penjualan, penagihan, dan administrasi pemasaran.

6. Divisi Keuangan

Berperan dalam pengelolaan dan pemeriksaan keuangan perusahaan. Divisi ini membawahi departemen finance, accounting, dan auditing.

7. Divisi HRD dan Legal

Berperan dalam pengelolaan seluruh sumber daya dari seluruh divisi, penyediaan sarana dan tenaga operasional bagi divisi lain, serta penanganan aspek hukum atau legal.

B. Karakteristik Manajemen Media Penyiaran Radio

Radio mempunyai ciri dan sifat yang berbeda dari media televisi dan cetak, dalam hal ini:

1. Penyampaian pesan melalui radio siaran dilakukan dengan menggunakan bahasa lisan

2. Bersifat auditori, pesan yang disampaikan selalu bersifat menarik.

3. Proses komunikasi yang terjadi dalam radio komunikasi satu arah dan hanya dapat didengar sekali

4. Orang yang berkecimpung dalam dunia radio harus mengetahui :

a. Studi proses komunikasi massa dan sifat-sifat radio siaran.

b. Teknik-teknik komunikasi Jurnalistik

Secara umum, struktur organisasi radio jenis apa pun terdiri dari:

1. General Manager (GM).

2. Station Manager. Kepala Stasiun.

3. Manajer Program, lebih populer disebut PD (Program Director). PD ini membawakan Music Director (MD), Production Manager, Produser, Penyiar, dan pelaksana siaran lainnya.

4. Manajer Teknik. mengatur alat siaran (radio tools, mulai kabel hingga pemancar).

5. Manajer Pemasaran (fokus pada Iklan Layanan Masyarakat).

Menurut Peter Pringle dkk. Dalam Morissan (2008, strategi program dibagi menjadi beberapa bagian ditinjau dari strategi manajemennya:

1. Perencanaan Program

2. Produksi dan Pembelian Program

3. Eksekusi Program

4. Pengawasan dan Evaluasi Program

1. Manajemen Media Cetak

Media massa cetak (Printed Media) adalah media massa yang dicetak pada lembaran kertas. Format dan ukuran kertasnya, media massa cetak dapat dikatakan dengan koran dan surat kabar dengan ukuran kertas boardsheet tujuh kolom. Tabloid ½ boardsheet. Majalah ½ tabloid atau kertas ukuran folio atau kuarto. Buku ½ majalah. Newsletter dengan ukuran folio atau kwarto dengan jumlah halaman empat sampai delapan. Buletin ½ majalah dengan jumlah halaman empat sampai delapan. Isi media massa cetak biasanya berupa berita, opini, dan feature.A. Karakteristik Manajemen Media Cetak

Manajemen media cetak dapat dilihat dari beberapa hal salah satunya dari struktur organisasi pers media cetak. Ada dua bagian besar sebuah penerbitan pers atau media massa: Bagian Redaksi (Editor Department) dipimpin oleh pemimpin redaksi dan Bagian Pemasaran (Business Department) dipimpin olen Manajer Pemasaran. Di atas keduanya adalah Pemimpin Umum (General Manager).Bagian Redaksi melakukan kegiatan yang berhubungan dengan produk yakni berita. Mulai dari perencanaan peliputan, pencarian berita , pengolahan data, perancangan halaman dan layout. Sedangkan bagian pemasaranmelakukan kegiatan terkait pemasaran produk, produksi, promosi, sirkulasi, iklan, pengelolaan SDM, berbagai perjanjian kerjasama, dan sebagainya.

Sumber Referensi

-. Mulawarman, K. (2007, september 12). Manajemen Media Penyiaran. Retrieved maret 13, 2017, from blogspot.co.id: http://media-penyiaran.blogspot.co.id/2007/09/karakteristik-media-penyiaran.

-. Rizza, V. (2016, april 25). Manajemen media penyiaran radio dan televisi. Retrieved maret 13, 2017, from wordpress.com: https://vickyrizza.wordpress.com/2016/04/25/manajemen-media-penyiaran-radio-dan-televisi/

-. Wardana, A. (2001, januari 11). manajemen dalam pelaksanaan media penyiaran . Retrieved maret 13, 2017, from kompasiana.com: https://www.kompasiana.com/anitawardan/manajemen-dalam-pelaksanaan-media-penyiaran_5500683b8133112019fa7695

-. Morissan. (2008). manajemen media penyiaran : strategi mengelola radio dan televisi. jakarta: kencana.

-. Widodo, Y. (2012). Modul Manajemen Media Cetak . Manajemen Media Cetak , 16-18.

Kartika, R. P. (2015, april 14). Manajemen Media Massa. Retrieved maret 14, 2017, from wordpress.com: https://rputriikartika.wordpress.com/2015/04/14/karakter-media-massa-manajemen-penerbitan-media-cetak-manfaat-internet/

-. Communication, S. (2012, oktober 23). Konsep Manajemen Penyiaran. Retrieved maret 14, 2017, from wordpress.com: https://studycommunication.wordpress.com/2012/10/23/konsep-manajemen-penyiaran/

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong