ARSIP BULANAN : March 2017

Komunikasi Lintas Budaya

27 March 2017 04:28:20 Dibaca : 62

Nama : Sry Ade Muhtya Gobel | NIM : 291414039
Tugas Komunikasi Lintas Budaya “Nama Sebagai Simbol”


Nama Panggilan Bercita Rasa Budaya


Nama diri-sendiri adalah simbol pertama dan utama bagi seseorang. Nama dapat melambangkan status, cita-rasa budaya, untuk memperoleh citra tertentu (pengelolaan kesan) atau sebagai hoki (Deddy Mulyana, 2013, hal 305). Nah, di setiap Daerah di Indonesia terkadang nama menjadi simbol status, fisik atau bahkan menjadi julukan yang diciptakan oleh lingkungan kita sendiri. Dengan banyaknya ragam budaya di Indonesia, memberikan banyak beragam nama atau julukan pula. Dalam artikel kali ini penulis akan membahas nama yang beragam di Gorontalo.


Nama orang-orang di Gorontalo terkadang tidak sesuai dengan nama yang mereka miliki sejak lahir, contohnya jika kita sebagai orang Gorontalo mungkin sudah tidak asing lagi dengan nama Ma Tenga, Pa Tenga, Nene Tenga, akan tetapi untuk orang yang berasal dari luar daerah Gorontalo itu adalah nama/julukan yang aneh. Suatu hari teman saya yang berasal dari Jawa mempertanyakan mengenai nama tersebut, kenapa disebut Ma Tenga ? Kata orang tua pada zaman dulu, nama Tenga itu mengartikan urutan kelahiran mereka, jadi siapa saja yang urutan kelahirannya kedua, ketiga ataupun berada di antara saudara lainnya maka ia akan disebut Tenga atau Tengah. Namun, nama ini biasanya bukan berasal dari masyarakat, melainkan dari keluarga sendiri, yang di awali dari saudara-sauadara yang tidak termasuk dalam keluarga inti. Selain itu, ada juga sebuah keluarga yang beranggotakan 5 orang, setiap nama panggilannya dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya pun berbeda, anak pertama biasa disebut Papi, karena anak pertama dan anak yang paling tua serta menjadi orang yang paling disegani oleh saudara-saudaranya. Kedua Mami, terkadang orang-orang menyangka nama Papi/Mami itu adalah panggilan untuk Ayah/Ibu, pada kenyataannya maknanya jadi beda dalam keluarga mereka. Ketiga Pa’ade, jika di daerah Jawa ada julukan Pa’de, Bude’, maka di Gorontalo ada Pa’ade dan Ma’ade, nama atau julukan ini diberikan karena mereka saudara yang urutan paling muda. Keempat adalah Pa Sisa, menurut cerita orang tua dulu, mereka adalah yang terakhir, lucunya nama itu dimaknai sebagai anak yang ter “sisa” dari saudara-saudaranya. Dan anak yang terakhir nama panggilannya menjadi Ko’o, kedengarannya lucu tapi inilah faktanya ada-ada saja julukan yang diberikan oleh lingkungan kepada diri kita, asal muasal katanya ia terlihat seperti orang China.


Masih ada lagi julukan yang ada di Gorontalo, seperti Nene Pende, nama ini biasanya diberikan kepada orang sesuai fisiknya –maaf- yang posturnya agak kurang tinggi. Untuk yang fisiknya tinggi dipanggil dengan nama Ma Tinggi ataupun Nene Tinggi. Nama-nama atau julukan yang sudah disebutkan di atas merupakan perwakilan dari beberapa nama/julukan yang ada di Gorontalo, yang pada dasarnya bukanlah nama yang sudah ada sejak lahir. Rata-rata nama tersebut akan ada ketika sudah beranjak dewasa dan sudah memiliki keluarga, sehingga saudara lainnya yang masih muda sudah memiliki nama panggilan tersendiri. Intinya nama-nama di atas bukan hanya diberikan begitu saja, melainkana menjadi simbol-simbol tersendiri bagi lingkungan sekitar, dan memudahkan mereka untuk berinteraksi dengan orang-orang. Dan yang lebih penting menjadi simbol perbedaan, sehingga bisa diketahui walaupun hanya dari nama, serta menjadi lambang cita-rasa budaya dari Gorontalo itu sendiri.

 

Manajemen Media Penyiaran dan Media Cetak

22 March 2017 09:29:33 Dibaca : 648

MANAJEMEN MEDIA PENYIARAN DAN MEDIA CETAK

1. Manajemen Media Penyiaran

Ada yang tahu tidak, apa sih Media Penyiaran itu? mengapa menajemen menjadi penting dalam media penyiaran ?Seperti yang kita ketahui bersama bahwa media penyiaran termasuk didalamnya adalah media tv dan media radio umumnya dikenal oleh masyarakat di mulai pada tahun 1920-an dan masih digunakan oleh masyarakat hingga saat ini. Adanya media penyiaran menjadi salah satu media yang selalu menemani aktivitas masyarakat di rumah maupun diluar rumah. Kemudahan dalam mengakses program-program yang ditampilkan oleh media tv dan juga radio melalui spectrum frekuensi radio yang disiarkan secara serentak.Hal ini juga telah dijelaskan dalam UU. Penyiaran No.32 tahun 2002 bahwa “Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau saranatransmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran.”Berangkat dari apa yang tertuang dalam UU. Penyiaran No.32 tahun 2002, maka hal yang tidak mungkin jika masyarakat tidak mengetahui keberadaan dari media TV dan media radio tersebut. Dan pengunaan terhadap media penyiaran telah mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Hingga pengelola dari media tersebut dituntut agar lebih kreativ lagi dalam menayangkan sebuah program acara yang tentunya menghibur dan juga mendidik.Untuk itu, mengapa manajemen dibutuhkan dalam media penyiaran. Tidak lain adalah untuk mencapai tujuan dari perusahaan media penyiaran tersebut. kepuasan masyarakat sangat bergantung pada bagaimana pengelolaan dalam media masa itu sendiri dan keberhasilan sebuah media penyiaran terletak pada tiga pilar utama yang merupakan fungsi vital yang dimiliki oleh tiap media penyiaran yaitu teknik, program, dan pemasaran. Dalam mengelola suatu media penyiaran tidaklah mudah membutuhkanskill, kreativitas dan juga etos kerja yang tinggi untuk menciptakan suatu program yang nantinya akan diminati dan disukai oleh masyarakat. Terdapat beberapa tantangan yang menjadi tolak ukur dalam mengelola media penyiaran seperti ditegaskan oleh Peter Pringle (1993): Few management position offers challenges equal to those of managing a commercial radio or television station (tidak banyak posisi manajemen yang memberikan tantangan yang setara dengan mengelola suatu stasion radio atau televisi lokal).Tantangan yang harus dihadapi manajemen media penyiaran disebabkan oleh dua hal. Sebagai perusahaan, media penyiaran dalam kegiatan operasionalnya harus dapat memenuhi harapan pemilik dan pemegang saham untuk menjadi perusahaan yang sehat dan mampu menghasilkan keuntungan.Media penyiaran harus mampu memenuhi kepentingan masyarakat (komunitas) dimana media bersangkutan berada, sebagai ketentuan yang harus dipenuhi ketika media penyiaran bersangkutan menerima izin siaran (lisensi) yang diberikan negara.Tingkatan ManajemenUmumnya pada media penyiaran posisi manajer biasanya terdiri atas tiga tingkatan (level):

1. Manajer tingkat bawah (lower level manager)

Ex: Radio – local sales manager, general sales managerTelevisi – manager produksi

2. Manajer tingkat menengah (middle manajer) – disebut juga sebagai manajer department / kepala pengawas (superintendents)

Ex:Kepala departemen penjualan, program, berita, teknik dan bisnis.

3. Manajer puncak (top manager) – Direktur / Presiden Direktur

A. Karakteristik Manajemen Media penyiaran televisi

1. Daya Jangkau yang luas

Jangkauan siaran televisi semakin luas ketika UU Penyiaran memungkinkan adanya stasiun penyiaran local yang bisa didirikan di lokasi tertentu dalam wilayah Negara Republik Indonesia (Pasal 31 ayat 5 UU Penyiaran No. 32 Tahun 2002). Hal ini didukung pula dengan harga televisi yang semakin murah, sehingga siaran televisi semakin terjangkau oleh masyarakat.

2. Selektifitas dan fleksibililitas

Sebenarnya televisi dapat menjangkau segmen audien tertentu tersebut karena adanya variasi komposisi audien sebagai hasil dari isi program, waktu siaran dan cakupan geografis siaran televisi(Morrisan: 2007:187). Siaran televisi menurut Willis Aldridge memiliki flexibility that’s permits adaptation to special needs and interest (fleksibilitas yang memungkinkan penyesuaian terhadap kebutuhan dan kepentingan yang khusus). Dalam hal ini, pemasang iklan dapat membuat variasi isi pesan iklan yang disesuaikan dengan kebutuhan atau karakteristik wilayah setempat (Morrisan: 2007:188). Beberapa televisi nasional di Indonesia memungkinkan adanya ‘local break’ untuk diisi dengan iklan local sesuai dengan target audience dan segmen yang dituju.

3. Fokus perhatian

Karena sifatnya yang audio visual, maka audience membutuhkan waktu khusus serta harus focus dan memperhatikan tayangan yang pada saat menyaksikannya.

4. Kreatifitas dan efek

Pemasang iklan terkadang ingin menekankan pada aspek hiburan dalam iklan yang ditayangkannya dan tidak ingin menunjukkan aspek komersil secara mencolok. Dengan demikian, pesan iklan yang ditampilkan tidak terlalu menonjol tetapi tersamar oleh program yang tengah ditayangkan (Morrisan: 2007:189). Dengan efek dan kreatifitas ini membuat sesuatu yangsepele menjadi kelihatan luar biasa, sehingga menimbulkan kesenangan dan hiburan bagi penonton.

5. Prestise

Televisi masih dipandang sebagai media yang cukup mahal sehingga bisa tampil di televise menjadi suatu prestise tersendiri. Maka, ketika seseorang tampil di televisi akan lebih cepat dikenal,dan apabila sering tampil di televisi bisa menjadi public figure.

6. Mendemonstrasikan penggunaan produk

Tidak ada media lain yang dapat menjangkau konsumen secara serempak melalui indera pendengaran dan penglihatan. Para penonton dapat melihat danmendengar yang didemonstrasikan, mengidentifikasi para pemakai produk dan juga membayangkanbahwa diri mereka sedang menggunakan produk (Shimp, 2003:535)

7. Muncul tanpa diharapkan (intrusion value)

Seringkali penonton televisi merasa lebih nyaman untukduduk memperhatikan iklan televisi daripada mencoba menghindarinya secara fisik maupun mental(Shimp, 2003:535)

Manajemen Televisi

Manajemen stasiun televisi, umumnya melibatkan tujuh bidang atau divisi, yakni:

1. Divisi Program

Berperan dalam pengelolaan seluruh program, dari pengadaan materi hingga pengaturan jam tayang. Divisi ini membawahi departemen akuisisi, quality control, penjadwalan, researchand development, dan traffic.

2. Divisi Produksi

Berperan dalam pengelolaan produksi program-program hiburan secara in-house, dari musik, talkshow, reality show, hingga sinetron. Divisi ini membawahi departemen kreatif, produksi, dan pendukung teknik, dengan berbagai tenaga fungsional dari produser eksekutif, produser, sutradara, penulis naskah, dan sebagainya.

3. Divisi Pemberitaan

Berperan dalam pengelolaan produksi program-program berita, dari program berita regular, program berita mingguan, talkshow, hingga siaran-siaran olahraga. Divisi ini membawahi departemen peliputan, produksi, program mingguan, penelitian dan pengembangan, dan pendukung teknis, serta sejumlah tenaga-tenaga fungsional dari produser eksekutif, produser, asisten produser, presenter, reporter, kamerawan, penyunting gambar, penata grafis, penata musik, dan pengarah acara.

4. Divisi Teknik

Berperan dalam pengelolaan fasilitas teknik penyiaran, dari perencanaan hingga perawatan seluruh alat teknik. Divisi ini membawahi departemen yang bertanggungjawab atas master control, maintenance, IT, transmisi, dan pendukung teknik.

5. Divisi Pemasaran

Berperan dalam pengelolaan pemasaran slot-slot komersial, dari perencanaan hingga pemasangan iklan di layar kaca. Divisi ini membawahi departemen penjualan, penagihan, dan administrasi pemasaran.

6. Divisi Keuangan

Berperan dalam pengelolaan dan pemeriksaan keuangan perusahaan. Divisi ini membawahi departemen finance, accounting, dan auditing.

7. Divisi HRD dan Legal

Berperan dalam pengelolaan seluruh sumber daya dari seluruh divisi, penyediaan sarana dan tenaga operasional bagi divisi lain, serta penanganan aspek hukum atau legal.

B. Karakteristik Manajemen Media Penyiaran Radio

Radio mempunyai ciri dan sifat yang berbeda dari media televisi dan cetak, dalam hal ini:

1. Penyampaian pesan melalui radio siaran dilakukan dengan menggunakan bahasa lisan

2. Bersifat auditori, pesan yang disampaikan selalu bersifat menarik.

3. Proses komunikasi yang terjadi dalam radio komunikasi satu arah dan hanya dapat didengar sekali

4. Orang yang berkecimpung dalam dunia radio harus mengetahui :

a. Studi proses komunikasi massa dan sifat-sifat radio siaran.

b. Teknik-teknik komunikasi Jurnalistik

Secara umum, struktur organisasi radio jenis apa pun terdiri dari:

1. General Manager (GM).

2. Station Manager. Kepala Stasiun.

3. Manajer Program, lebih populer disebut PD (Program Director). PD ini membawakan Music Director (MD), Production Manager, Produser, Penyiar, dan pelaksana siaran lainnya.

4. Manajer Teknik. mengatur alat siaran (radio tools, mulai kabel hingga pemancar).

5. Manajer Pemasaran (fokus pada Iklan Layanan Masyarakat).

Menurut Peter Pringle dkk. Dalam Morissan (2008, strategi program dibagi menjadi beberapa bagian ditinjau dari strategi manajemennya:

1. Perencanaan Program

2. Produksi dan Pembelian Program

3. Eksekusi Program

4. Pengawasan dan Evaluasi Program

1. Manajemen Media Cetak

Media massa cetak (Printed Media) adalah media massa yang dicetak pada lembaran kertas. Format dan ukuran kertasnya, media massa cetak dapat dikatakan dengan koran dan surat kabar dengan ukuran kertas boardsheet tujuh kolom. Tabloid ½ boardsheet. Majalah ½ tabloid atau kertas ukuran folio atau kuarto. Buku ½ majalah. Newsletter dengan ukuran folio atau kwarto dengan jumlah halaman empat sampai delapan. Buletin ½ majalah dengan jumlah halaman empat sampai delapan. Isi media massa cetak biasanya berupa berita, opini, dan feature.A. Karakteristik Manajemen Media Cetak

Manajemen media cetak dapat dilihat dari beberapa hal salah satunya dari struktur organisasi pers media cetak. Ada dua bagian besar sebuah penerbitan pers atau media massa: Bagian Redaksi (Editor Department) dipimpin oleh pemimpin redaksi dan Bagian Pemasaran (Business Department) dipimpin olen Manajer Pemasaran. Di atas keduanya adalah Pemimpin Umum (General Manager).Bagian Redaksi melakukan kegiatan yang berhubungan dengan produk yakni berita. Mulai dari perencanaan peliputan, pencarian berita , pengolahan data, perancangan halaman dan layout. Sedangkan bagian pemasaranmelakukan kegiatan terkait pemasaran produk, produksi, promosi, sirkulasi, iklan, pengelolaan SDM, berbagai perjanjian kerjasama, dan sebagainya.

Sumber Referensi

-. Mulawarman, K. (2007, september 12). Manajemen Media Penyiaran. Retrieved maret 13, 2017, from blogspot.co.id: http://media-penyiaran.blogspot.co.id/2007/09/karakteristik-media-penyiaran.

-. Rizza, V. (2016, april 25). Manajemen media penyiaran radio dan televisi. Retrieved maret 13, 2017, from wordpress.com: https://vickyrizza.wordpress.com/2016/04/25/manajemen-media-penyiaran-radio-dan-televisi/

-. Wardana, A. (2001, januari 11). manajemen dalam pelaksanaan media penyiaran . Retrieved maret 13, 2017, from kompasiana.com: https://www.kompasiana.com/anitawardan/manajemen-dalam-pelaksanaan-media-penyiaran_5500683b8133112019fa7695

-. Morissan. (2008). manajemen media penyiaran : strategi mengelola radio dan televisi. jakarta: kencana.

-. Widodo, Y. (2012). Modul Manajemen Media Cetak . Manajemen Media Cetak , 16-18.

Kartika, R. P. (2015, april 14). Manajemen Media Massa. Retrieved maret 14, 2017, from wordpress.com: https://rputriikartika.wordpress.com/2015/04/14/karakter-media-massa-manajemen-penerbitan-media-cetak-manfaat-internet/

-. Communication, S. (2012, oktober 23). Konsep Manajemen Penyiaran. Retrieved maret 14, 2017, from wordpress.com: https://studycommunication.wordpress.com/2012/10/23/konsep-manajemen-penyiaran/

Konsep Dasar Manajemen Media Massa

22 March 2017 09:27:24 Dibaca : 1606

KONSEP DASAR MANAJEMEN PERUSAHAAN MEDIA MASSA

 URGENSI MANAJEMEN MEDIA MASSA

Manajemen merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam kesuksesan sebuah perusahaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI: 553, 1990) menyebutkan, manajemen adalah proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mecapai sasaran. Ini berarti, pengelolaan sumber daya baik itu Sumber Daya Manusia (SDM), Sumber daya Alam (SDA), Sumber daya Dana dan juga Sumber daya Informasi yang efisien dan efektif akan mengantarkan sebuah perusahaan pada pencapaian tujuan dan target yang telah direncanakan.

Setiap perusahaan menerapkan proses manajemen dalam kehidupan berorganisasi. Seperti halnya pada perusahaan media massa. Mengingat keberadaan media massa sebagai alat untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat yang jangkauannya cukup luas. Sehingga, memungkinkan bagi para perusahaan media massa untuk berlomba-lomba membuat sebuah berita ataupun hiburan yang nantinya akan mereka jual kepada khalayak sekaligus sebagai nilai tambah bagi perusahaan. Bagaimana mengelola informasi menjadi sebuah keberuntungan?Untuk itu, peran manajemen media massa sangat dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan daripada perusahaan media massa tersebut baik media cetak, elektronik maupun media online. Salah satu elemen terpeting dalam proses manajemen yang perlu diketahui oleh perusahaan media massa adalah survei/riset. Sebab, tanpa survei terlebih dahulu semua yang kita lakukan akan memperoleh hasil yang sia-sia. Survei adalah salah satu cara agar perusahaan media massa mampu memahami apa saja yang dibutuhkan oleh khalayak sebagai pemenuhan berita baik secara internal maupun eksternal, mengetahui selera pasar dan juga sasaran media lebih tepatnya, sekaligus mengetahui informasi-informasi tentang kompetitor yang akan mempengaruhi pendapatan perusahaan.Dalam dunia manajemen juga dikenal istilah P.O.A.C, Planning (perencanaan), Organizing (Perorganisasian), Actuating (tindakan), dan Controlling (pengawasan). Hal ini perlu diperhatikan apabila individu ingin mendirikan sebuah perusahaan industri seperti perusahaan media masa dan juga perusahaan yang bergerak dibidang usaha lainnya. Pada dasarnya POAC ini merupakan prinsip dasar manajemen untuk mengontrol dan mengatur. Dengan manajemen media massa kita dapat membuat suatu program sesuai dengan selera pasar dan banyak diminati oleh masyarakat sebagai penerima informasi yang disampaikan melalui media massa. Meningkatnya minat masyarakat terhadap suatu program akan memberikan kemajuan bagi perusahaan itu sendiri, karena keuntungan yang diperoleh bisa berlipat ganda dan juga memotivasi perusahaan untuk tetap maju dan berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Berikut penjelasan POAC:

1. Planning merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memutuskan rencana apa yang akan harus disusun untuk (hari ini, minggu depan, bulan depan, tahun depan, setelah lima tahun, dsb.) mencapai tujuan perusahaan tertentu. Untuk merencanakan sesuatu terutama dalam sebuah media tentunya dibutuhkan pemikiran yang logis, dapat dikerjakan oleh orang lain, dapat diterima dan sesuai dengan aturan yang telah ada. Membuat sebuah perencanaan harus teratur dan mendapatkan keputusan terlebih dahulu sebagai petunjuk untuk menuju proses-proses berikutnya, seperti: Pemilihan atau penetapan tujuan dari organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

2. Organizing merupakan kegiatan dalam membuat struktur organisasi dengan tugasnya masing-masing, sehingga antar individu ataupun kelompok yang ditugaskan pada bidangnya masing-masing dapat saling mempengaruhi dan bekerjasama. Tujuannya adalah membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan yang lebih kecil. Selain itu, mempermudah dalam melakukan pengawasan dan menentukan apa yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian seperti:- Penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi- Perencanaan dan pengembangan suatu organisasi- Penugasan tanggung jawab tertentu- Pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya.

3. Actuating merupakan tindakan yang dilakukan untuk mempengaruhi semua anggota dalam sebuah organisasi atau perusahaan tertentu agar berusaha dan bekerjasama demi mencapai tujuan perusahaan yang telah ditentukan sebelumnya.

4. Controlling merupakan kegiatan pengawasan pada sebuah perusahaan. Pengawasan ini dilakukan untuk memastikan bagaiman perkembangan dan apakah langkah-langkah yang dilakukan telah sesuai dengan perencanaan yang telah diputuskan. Dengan adanya pengawasan, pimpinan perusahaan media harus menjaga daya tarik perusahaannya. Ketika dalam proses pembuatan sebuah informasi ataupun program ditemukan beberapa masalah, sebagai pemimpin harus ikut memecahkan dan menemukan solusinya, sebelum berdampak buruk pada perusahaannya.Selain POAC, dalam manajemen media massa terdapat 6M dan berfungsi sebagai alat pencapai tujuan dengan memanfaatkan SDM, sarana dan prasarana. 6M itu terdiri dari Men (wartawan, pemred, editor, karyawan, petugas, dll), Money (donator, pribadi, modal, kredit, bank), Materials (kertas, tinta, ATK, peristiwa, bahan iklan), Machine (mesin cetak, computer, printer, kamera, gadget, tape recorder), Methode (peliputan peristiwa, rapat redaksi, rapat kerja perusahaan, teknik pemasaran produk), Market (khalayak).

 KONSEP DASAR MANAJEMEN MEDIA MASSA

Pada dasarnya, pentingnya sebuah manajemen pada organsasi media massa adalah bagaimana semua sumberdaya yang ada pada media dikelola secara kerjasama dengan orang-orang yang berbeda keterampilan dan keahliannya, akan tetapi tetap dalam satu tujuan untuk mendapatkan pencapaian yang dimaksud. Dalam ilmu manajemen, konsep dasarnya yaitu manajemen sebagai Ilmu. Tentunya manajemen telah menjadi sebuah bidang ilmu pengetahuan yang obyektif-rasional dan di pelajari oleh siapapun dengan menggunakan berbagai macam teori dari para ahli.

Tidak hanya sebagai ilmu, manajemen juga sebagai Seni. Mengapa manajemen disebut sebagai seni, terdapat pendapat dari Mary Parker Follet yang mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain, berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Oleh sebab itu manajemen dianggap sebagai seni, karena di setiap kepemimpinan, pimpinan harus memiliki charisma, stabilitas emosi, kewibawaan, kejujuran, kemampuan menjalin hubungan antaramanusia yang keseluruhannya ditentukan oleh bakatnya yang sifatnya alamiah. Dengan adanya bakat dari setiap masing-masing orang, maka penerapan sebuah manajemen akan lebih mudah berdasarkan bidang yang dikuasainya. Hal-hal seperti ini juga terkait dengan tampilan sebuah organisasi atau perusahaan media massa yang ingin memperlihatkan image dan kualitasnya, maka harus memiliki orang-orang yang mampu memberikan ide-ide terbaik mereka, sehingga apa yang disuguhkan pada khalayak sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Kita tetahui bahwa media massa merupakan penyampai pesan yang paling dekat dengan kehidupan masayarakat baik media televisi, radio, online maupun cetak.Selain sebagai Ilmu dan Seni, manajemen disebut sebagai Profesi. Pada sebuah perusahaan, manajemen sebagai profesi merupakan suatu bidang pekerjaan yang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki keahlian dan keterampilan sebagai kader, pemimpin atau manajer pada suatu organisasi atau perusahaan tertentu. Untuk perusahaan media massa, profesi dalam bidang manajemen sangat diperlukan, karena media memiliki banyak peran yang penting pada sebuah produksi. Contohnya tim kreatif sebuah acara, demi menarik perhatian dari para penonton tentunya mereka memiliki ide-ide yang harus diaplikasikan pada saat proses produksi, namun juga tim desain yang mengerjakan ide-ide dari tim kreatif harus mendapatkan pengawasan dari pimred sehingga sesuai dengan yang diharapkan. Sehingganya manajemen dalam sebuah produksi dalam bentuk apapun dalam sebuah media sangat dibutuhkan untuk mengolah dan mengatur segala kegiatan produksi, agar nantinya hasil dan tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Tidak mengalami kekacauan karena ketidaksesuaian dengan aturan yang telah ditetapkan perusahaan.Setelah manajemen sebagai Ilmu, Seni, Profesi, manajemen juga dianggap sebagai Proses. Manajemen diketahui terdiri dari beberapa proses agar semuanya teratur dan sesuai tujuan dari setiap organisasi ataupun perusahaan. Proses-proses terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian/pengawasan di setiap bidang yang berdasarkan keahlian yang dimiliki dan mampu mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.

Daftar Pustaka

-. Fachruddin, A. (2016). Manajemen Pertelevisian Modern. Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET.

-. Nugroho, A. (2012, Juni 06). Penelitin Manajemen Media Massa. Retrieved from www.kompasiana.com: http://www.kompasiana.com/agung.nugroho87/penelitian-manajemen-media-massa_5510ec2ba33311a32dba9a58

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong