ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

15 April 2015 10:20:55 Dibaca : 2901

NAMA : HARIA WARTABONE
NIM : 291414042
KELAS : B ILMU KOMUNIKASI
M.K : ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

1. PENGANTAR FISAFAT
Pemahaman saya tentang Pengantar Filsafat setelah di lihat dari beberapa teori yang saya rangkum dan di ambil dari beberapa sumber di bawah ini adalah.
Sesuai dengan pengertian filsafat yang berasal dari kata Yunani Philosophia (Philia, Philos: yang berarti teman, cinta, mencintai dan Sophos, sophia: kebijaksanaan, kebenaran atau pengetahuan. Jadi philosophia artinya cinta akan kebijaksanaan. Maka, seorang filsuf adalah orang yg selalu mencintai kebijaksanaan. Maka saya memahami bahwa filsafat adalah seseorang orang yang cinta akan kebenaran, dan kebijaksanaan. Dalam artian bahwa orang yang mencintai kebenaran dan kebijaksanaan ini adalah orang yang mampu melaksanakan apa yang berhubungan dengan kebenaran dan kebijaksanaan. Dan mereka yang mampu mencari tentang kebenaran. Walaupun di sini telah di jelasakan bahwa yang memiliki kebijaksanaan hanyalah Allah. Kita sebagai manusia hanya bisa mencintai kebijaksanaan yang di miliki Allah. Namun orang mencintai kebijaksaan adalah orang mampu menjadikan dirinya lebih baik dari orang lain. Walaupun tidak seperti bijaksana yang di miliki Allah SWT. Setidaknya kita sebagai manusia telah mengikuti sifat-sifat yang di miliki Allah. Plato mengatakan bahwa yang berfilsafat itu bukannya orang yang sudah menjadi sophos (bijaksana) dan bukan pula orang yang tidak tahu apa-apa, melainkan orang yang berdiri di tengahtengah antara yang sudah tahu banyak dengan yang tidak tahu apa-apa. Seorang filsuf tidak saja menjadi orang terpelajar (terdidik) melainkan juga adalah orang bijaksana. Artinya seorang yang mencintai kebijaksanaan adalah orang yang sedang belajar mencari tau tentang apa sebenarnya bijaksana yang di miliki Allah. Dan orang yang mencintai kebijaksaan adalah orang-orang yang berpendidikan atau terdidik. Dan ternyata filsafat tidak hanya berbicara tentang kebijaksanaan. Melainkan filsafat juga berbicara tentang pengetahuan luas, kerajinan dan masih banyak lagi. Artinya, seseorang belum bisa di katakana bijaksana jika dia tidak memiliki pengetahuan yang luas. Dia yang mampu berbicara secara jujur, dan mampu berbicara secara terbuka adalah bagian dari orang yang bijaksana.
BERIKUT ADALAH PENJELASAN DARI FILSAFAT DAN KOMUNIKASI YANG DI AMBIL DARI BEBERAPA SUMBER.
Pengantar filsafat Presented by Don Bosco Doho, S.Phil, MM
APA ITU FILSAFAT? Secara Etimologis Berasal dari kata Yunani Philosophia (Philia, Philos: yang berarti teman, cinta, mencintai dan Sophos, sophia: kebijaksanaan, kebenaran atau pengetahuan. Jadi philosophia artinya cinta akan kebijaksanaan. Maka, seorang filsuf adalah orang yg selalu mencintai kebijaksanaan. Filsuf juga berarti pencari kebenaran, kebijaksanaan.
Filsafat…. Dengan demikian seorang filsuf sudah berdiri lebih dekat dengan kebijaksanaan ketimbang seorang yang bukan filsfuf. Perjuangan menuju kebijaksanaan merupakan awal dari filsafat.
Apa itu Filsafat (cont….) Kata philosophia digunakan pertama kali oleh Pythagoras ketika ditanya apakah dia adalah seorang yang bijaksana. Pythagoras dengan rendah hati menjawab bahwa dia adalah pencinta kebijaksanaan (lover of wisdom). Karena kebijaksanaan tidak mungkin terdapat pada manusia melainkan hanya dalam Allah.
Filsafat… Manusia harus menyadari dirinya sebagai seorang filsuf. Sokrates menegaskan bahwa seorang filsuf adalah seorang yang sungguh menyadari dirinya sebagai yang tidak tahu apa-apa, dan justru di sinilah terletak kebijaksanaan.
Apa itu Filsafat (cont….) Pada sisi lain, Plato mengatakan bahwa yang berfilsafat itu bukannya orang yang sudah menjadi sophos (bijaksana) dan bukan pula orang yang tidak tahu apa-apa, melainkan orang yang berdiri di tengahtengah antara yang sudah tahu banyak dengan yang tidak tahu apa-apa. Seorang filsuf tidak saja menjadi orang terpelajar (terdidik) melainkan juga adalah orang bijaksana.
Apa itu Filsafat (cont….) Dalam perkembangannya, kata filsafat mengandung arti yg lebih luas daripada kebijaksanaan yakni: (1) Kerajinan (2) Kebenaran pertama (3) Pengetahuan yang luas (4) Kebajikan intelektual (5) Pertimbangan yang sehat (6) Kecerdikan dalam memutuskan hal-hal yang praktis
Dengan kata lain, seseorang disebut bijaksana bila dia memiliki pengetahuan dan pengalaman, mampu menyatukan segala sesuatu dengan dunia dan manusia, terbuka, jujur, pandai berdialog dengan dunia dan manusia, mendengarkan orang lain, pandai menguasai diri dalam pelbagai kecenderungan, memiliki kebebasan batiniah, berpikir cermat, kritis, dan kreatif, pandai menyatukan pengetahuan teoretis dengan kehidupan praktis
B. Filsafat Sebagai Suatu Sikap Filsafat adalah suatu sikap terhadap kehidupan dari alam semesta. Ketika seseorang mendapatkan problem maka kepadanya ditanyakan bagaimana anda menanggapi keadaan seperti itu?. Jawaban atas pertanyaan itu butuh jawaban secara filosofis. Tanggapan atas pertanyaan itu menumbuhkan sikap ketenangan, keseimbangan pribadi, mengendalikan diri dan tidak emosional. Sikap dewasa dalam konteks filsafat adalah menyelidiki secara kritis, terbuka, toleran dan selalu bersedia meninjau suatu problem dari semua sudut pandangan. (Bagaimana anda kaitkan dengan aktivitas komunikasi?)
C. Filsafat sbg Suatu Metode Artinya sebagai cara berpikir secara reflektif (mendalam),penyelidikan yg menggunakan alasan, berpikir secara hati-hati dan teliti. Filsafat berusaha memikirkan seluruh pengalaman manusia secara mendalam dan jelas. Metode berpikir semacam ini bersifat inclusive (mencakup secara luas) dan synoptic (secara garis besar) dan berbeda dengan metode pemikiran yg dianut oleh ilmu-ilmu khusus.
D. Filsafat sbg Kelompok Persoalan Banyak persoalan abadi (perenial problems) yg dihadapi manusia dan para filsuf berusaha memikirkan dan menjawabnya. Misalnya mengenai ide-ide bawaan telah dijawab oleh John Locke pada abad ke 17. Pertanyaan filosofis dan non filosofis berbeda. Filosofis: apa itu kebenaran? Apa perbedaan antara benar dan salah? Mengapa manusia ada di dunia? Apa makna kehidupan manusia di dunia? Apakah segala yg ada di dunia terjadi secara kebetulan ataukah merupakan sebuah peristiwa yang sudah pasti? Apakah manusia mempunyai kehendak bebas untuk menentukan nasibnya sendiri ataukah sudah ditentukan oleh Tuhan?
Non filosofis: Berapa IP anda semester lalu? Siapa nama Anda? Berapa besar gaji Anda sebulan? Anda tinggal di mana? Siang ini kamu mau makan apa?  Pertanyaan non filosofis bila dilanjutkan maka akan berujung menjadi persoalan filosofis. Sebab memaksa manusia untuk berpikir lebih lanjut dan lebih mendalam.
E.Filsafat sbg Sekelompok Teori dan Sistem Pemikiran Sejarah Filsafat ditandai dengan pemunculan teoriteori adat sistem-sistem pemikiranyang terlekat pada nama-nama filsuf besar i.e. Socrates, Plato, Aristoteles, Thomas Aquinas, Hegel, Karl Marx, dll. Teori atau sistem pemikiran itu dimunculkan oleh masing-masing filsuf untuk menjawab masalah yang seperti telah dikemukakan pada topik D. F. Filsafat sbg Analisis Logis ttg Bahasa dan Penjelasan Makna Istilah. Banyak filsuf memakai metode analisis untuk menjelaskan arti suatu istilah dan pemakaian bahasa. Beberapa filsuf mengatakan bahwa analisis tentang arti bahasa merupakan tugas pokok filsafat dan tugas analisis konsep sebagai satu-satunya fungsi filsafat.
G.Filsafat merupakan Usaha untuk Memperoleh Pandangan yg Menyeluruh Filsafat mencoba menggabungkan kesimpulan2 dari berbagai ilmu dan pengalaman manusia menjadi suatu pandangan dunia yg konsisten. Tujuan filsafat adalah mengambil alih hasil2 pengalaman manusia dalam bidang keagamaan, etika, dan ilmu pengetahuan kemudian hasil2 tersebut direnungkan secara menyeluruh. Dengan cara ini diharapkan dapat diperoleh beberapa kesimpulan umum tentang sifat-sifat dasar alam semesta, kedudukan manusia di tengah alam semesta serta pandangan2 ke depan.
Hubungan Ilmu dengan Filsafat Filsafat disebut sbg “ibu” dari ilmu pengetahuan (mater scientiarium) karena ilmu yg pertama kali muncul adalah filsafat dan ilmu2 khusus menjadi bagian dari filsafat. Tugas filfasat adalah mengantisipasi spesialisasi dan merumuskan suatu pandangan hidup yg didasarkan atas pengalaman manusia yang luas. Oleh karena itu filsafat merupakan salah satu bagian dari proses pendidikan secara alami dari makhluk yg berpikir, termasuk dalam proses komunikasi antara manusia.
Terdapat hubungan timbal balik antara ilmu dan filsafat. Banyak masalah filsafat yg memerlukan landasan pada pengetahuan ilmiah apabila pembahasannya tidak ingin dikatakan dangkal dan keliru. Interaksi antara filsafat dan ilmu2 khusus juga menyangkut suatu tujuan yg lebih jauh dari filsafat. Filsafat berusaha untuk mengatur hasil2 dari berbagai ilmu khusus ke dalam suatu pandangan hidup dan pandangan dunia yg tersatupadukan, komprehensif dan konsisten. Jadi, tidak ada satu ilmu pun yg berdiri sendiri di luar jangkauan filsafat, apalagi ilmu komunikasi.
Persoalan Filsafat  Bersifat sangat umum: tidak bersangkutan dengan obyek2 khusus. Atau berkaitan dgn ide-ide besar.  Tidak menyangkut fakta: bersifat spekulatif.Persoalan yg dihadapi melampaui batas2 pengetahuan ilmiah.  Bersangkutan dgn nilai-nilai (values) artinya persoalan2 filosofis bertalian dgn penilaian baik nilai moral, estetika, agama dan sosial.
Persoalan Filsafat  Bersifat kritis: merupakan analisis secara kritis terhadap konsep2 dan arti2 yg biasanya diterima dengan begitu saja oleh suatu ilmu tanpa pemeriksaan secara kritis.  Bersifat sinoptik: mencakup struktur kenyataan secara keseluruhan.  Bersifat implikatif: kalau suatu persoalan filosofis sudah terjawab maka dari jawaban tersebut akan memunculkan persoalan baru yang saling berhubungan.
Ciri Berpikir Filosofis  Berpikir secara radikal (Yun: radix=akar: artinya berpikir sampai ke akar2nya, sampai ke hakikat, essensi/ substansi yg dihadapi.  Berpikir secara universal: berpikir ttg hal2 serta proses2 yg bersifat umum karena filsafat berkaitan dgn pengalaman umum dr umat manusia (common experience of mankind).Karena itu ciri pemikiran kita harus universal bukan parsial atau bagian-bagian.
Ciri Berpikir filosofis  Berpikir secara koheren dan runtut atau konsisten: berarti sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir. Runtut atau konsisten berarti tidak mengandung pertentangan atua kontradiksi. Berpikir secara sistematis: artinya semua pandangan yang dianalisis harus selalu berhubungan secara teratur dengan maksud tertentu.
Ciri Berpikir Filosofis  (cont…) Berpikir komprehensif yang berarti: menyeluruh untuk menjelaskan alam semesta secara keseluruhan.  Berpikir secara bebas: bebas dr prasangka sosial, historis, kultural atau religus. Contoh: Socrates lebih memilih minum racun hingga maut ketimbang mengorbankan kebebasannya untuk berpikir menurut keyakinannya.  Berpikir secara bertanggung jawab: seseorang yang berfilsatat adalah orang yang berpikir sambil bertanggung jawab atas hasil pemikirannya. Pertanggungjawaban pertama adalah kepada hati nurani.
Cabang-cabang Filsafat Ada tiga jenis persoalan utama filsafat yakni: persoalan keberadaan (being), pengetahuan (knowledge) dan nilai-nilai (values). Bicara tentang nilai berarti menyangkut nilai kebaikan tingkah laku dan nilai-nilai keindahan. Nilai-nilai kebaikan tingkah laku berkaitan dengan cabang filsafat etika. Berikut adalah cabang filsafat: 1. Metafisika: mengenai sesuatu yg ada di balik atau di belakang benda2 fisik.Melalui studi metafisika kita diajak untuk membuak diri kepada realitas yang jauh lebih luas darpi pada dunia sempit yang melingkupi kita .
Cabang filsafat  Epistemologi atau filsafat pengetahuan: merupakan cabang metafisika yang membuat studi tentang pengetahuan dan pelbagai permasalahan dalam pengetahuan itu sendiri. Teori pengetahuan ini berdiskusi banyak tentang permasalahan dalam pengetahuan seperti apa itu pengetahuan, bagaimana terjadinya proses pengetahuan, kebenaran dan kepalsuan, evidensi dan kepastian, dan lain-lain.
Cabang Filsafat 3. Logika: berkaitan dgn kegiatan berpikir untuk berpikir lurus dan teratur tanpa kesalahan. Logika sering disebut sebagai ilmu menalar atau seni berpikir tepat dan benar. Melalui logika kita belajar bagaimana kita harus mengungkapkan pikiran kita secara jelas, tepat, singkat, runtut dan teratur. 4. Estetika: berkaitan dgn keindahan dan kejelekan. Baik estetika maupun etika berkaitan dengan nilai-nilai. 5. Etika: atau filsafat moral. Etika ini akan dibahas secara khusus pada pembahasan berikut.

2. Filsafat dan Ilmu Komunikasi
pemahaman saya tentang filsafat dan komunikasi setelah di lihat dari beberapa teori yang saya rangkum dan di ambil dari beberapa sumber di bawah ini adalah.
Tentu kita tau bersama bahwa setiap ilmu memilik filsafatnya, filsafat adalah pencapaian tujuan yakni kebenaran setiap ilmu pasti bertujuan untuk mecari kebanaran, tidak hanya ilmu, kita manusiapun hidup sangat membutuhkan kebenaran hanya saja cara masing-masing orang dan masing-masing ilmulah yang berbeda untuk mencapai tujuan yakni kebenaran. berbicara filsafat yakni berbicara tentang kebenaran, dari sekian banyak parah ahli yang mengemukakan tentang filsafat, yaitu menurut pendapat mereka tidak lepas dari mencari kebenaran yang benar-benar sejati. Kita manusia pastinya sangat membutuhkan kebenaran. Dan ketika kita telah mendapatkan kebenaran kita mulai menafsirkan apa yang di katakana benar tersebut. Saat ini juga filsafat telah di kaitkan dengan berbagai macam ilmu tentunya tidak mudah mengenai filsafat yang di kaitkan dengan berbagai macam ilmu. Salah satunya ilmu komunikasi yang telah berkembang di filsafat. Kita manusia tentunya tidak lepas dari yang namanya berkomunikasi. Kita perlu mendapat informasi dari orang lain, dari perlu juga memberi informasih kepada orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah luput dari komunikasi, baik secara verbal, maunpun nonverbal, baik secara lisan, tulisan, secara langsung dan tidak langsung. Komunikasi rasanya suadah menjadi teman sehari-hari kita. Tanpa komunikasi bagaikan orang yang tidak mempunyai teman. Terkait dengan filsafat berkomunikasi kita dapat mencari kebenaran yang sedalam-dalamnya. Kita dapat membuat orang berkata jujur dan tidak mampu menyembunyikan sesuatu hal dari kita. Komunikasih sudah ada sejak kita lahir. Karena sifatnya manusia yang tidak bisa hidup tanpa bantuan dari orang lain. Bagaimana caranya kita ingin berhubungan dengan orang lain? Caranya yang paling tepat adalah berkomunikasi. Baik itu lewat media sosial ataupun berhadapan secara langsung. Apalagi jaman sekarang sudah semakin canggih, banayak orang yang hanya berkomunikasi lewat media sosial. Berbagai macama media sosial yang di buat cara untuk berkomunikasi, baik itu, fecebook, twiter, instagram, bbm, dan masih banyak lagi media sosial yang di gunakan manusia untuk berkomunikasi. Jadi tidak akan susah lagi jika kita ingin berkomunikasi dengan orang yang jauh. Misalnya yang paling banyak di gunakan orang berkomunikasi berjauhan adalah telephon. Baik berbicara lewat tulisan yaitu sms, ataupun lewat suara yaitu telephone.

BERIKUT ADALAH PENJELASAN DARI FILSAFAT DAN KOMUNIKASI YANG DI AMBIL DARI BEBERAPA SUMBER.
Setiap ilmu mempunyai filsafatnya. Kita mengenal adanya filsafat hukum, filsafat sejarah, filsafat teknik, dan demikian pula suatu filsafat komunikasi/publisitik. Filsafat suatu ilmu merupakan landasan pemikiran dari ilmu yang bersangkutan, titik tolak ilmu itu bermaksud mencapai tujuan yaitu kebenaran. Sebenarnya setiap ilmu ditujukan pada mencapai kebenaran serta pengabdiannya kepada umat manusia, hanya cara ataupun jalan bagaimana masing-masing ilmu mencapai tujuan ini adalah berbeda-beda. Berikut sedikit penjelasan mengenai filsafat dan komunikasi menurut beberapa ahli.
 Filsafat
Secara etimologis filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia. Kata ini terdiri dari kata philo dan sophia. Philo artinya cinta dalam arti yang luas, yaitu ingin, dan karena itu timbul usaha untuk mencapai yang dicintai atau diinginkan itu. Sophia artinya kebijaksanaan, kepandaian, atau pengertian yang mendalam. Secara sederhana, menurut arti harfiahnya, filsafat boleh diartikan: cinta kepada kebijaksanaan.
Berikut definisi filsafat menurut beberapa ahli :
Plato (427SM - 347SM) seorang filsuf Yunani yang termasyhur murid Socrates dan guru Aristoteles, mengatakan: Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli).
Aristoteles (384 SM - 322SM) mengatakan : Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat menyelidiki sebab dan asas segala benda).
Marcus Tullius Cicero (106 SM - 43SM) politikus dan ahli pidato Romawi, merumuskan: Filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha-usaha untuk mencapainya.
Al-Farabi (meninggal 950M), filsuf Muslim terbesar sebelum Ibnu Sina, mengatakan : Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
Immanuel Kant (1724 -1804), yang sering disebut raksasa pikir Barat, mengatakan : Filsafat itu ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat persoalan, yaitu:

Apakah yang dapat kita ketahui? (dijawab oleh metafisika)
Apakah yang dapat kita kerjakan? (dijawab oleh etika)
Sampai di manakah pengharapan kita? (dijawab oleh agama)
Apa itu manusia ( dijawab oleh Antropologi )
 Komunikasi
Onong Uchjana Effendy mengatakan: Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media)
Raymond Ross mengatakan: Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respons/ makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
Gerald R. Miller mengatakan: Komunikasi terjadi saat satu sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan niat sadar untuk memengaruhi perilaku mereka.
Everett M. Rogers mengatakan: Komunikasi adalah proses suatu ide dialihkan dari satu sumber kepada satu atau banyak penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
Lasswell (1960) mengatakan : Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa? (who? says what? in which channel? to whom? with what effect?).
Analisis 5 unsur menurut Lasswell (1960):
Who? (siapa/sumber). Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi,bisa seorang individu,kelompok,organisasi,maupun suatu negara sebagai komunikator.
Says What? (pesan). Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima(komunikan),dari sumber(komunikator)atau isi informasi.Merupakan seperangkat symbol verbal/non verbal yang mewakili perasaan,nilai,gagasan/maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu makna,symbol untuk menyampaikan makna,dan bentuk/organisasi pesan.
In Which Channel? (saluran/media). Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator(sumber) kepada komunikan(penerima) baik secara langsung(tatap muka),maupun tidak langsung(melalui media cetak/elektronik dll).
To Whom? (untuk siapa/penerima). Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan dari sumber. Disebut tujuan (destination)/ pendengar (listener) / khalayak (audience) / komunikan / penafsir/ penyandi balik (decoder).
With What Effect?(dampak/efek). Dampak/efek yang terjadi pada komunikan (penerima) setelah menerima pesan dari sumber, seperti perubahan sikap, bertambahnya pengetahuan, dll.

Contoh: Komunikasi antara dosen dengan mahasiswanya. Dosen sebagai komunikator harus memiliki pesan yang jelas yang akan disampaikan kepada mahasiswanya atau komunikan. Setelah itu dosen juga harus menentukan saluran untuk berkomunikasi baik secara langsung(tatap muka) atau tidak langsung(media). Setelah itu dosen harus menyesuaikan topic/diri/tema yang sesuai dengan si komunikan, juga harus menentukan tujuan komunikasi/maksud dari pesan agar terjadi dampak/effect pada diri komunikan sesuai dengan yang diinginkan.
Kesimpulan: Komunikasi adalah pesan yang disampaikan kepada komunikan(penerima) dari komunikator (sumber) melalui saluran-saluran tertentu baik secara langsung/tidak langsung dengan maksud memberikan dampak/effect kepada komunikan sesuai dengan yang diingikan komunikator. Yang memenuhi 5 unsur who, says what, in which channel, to whom, with what effect.

 c. Filsafat Komunikasi
1. Richard Lanigan
Didalam karyanya yang berjudul “Communication Models in Philosophy, Review and Commentary” membahas secara khusus “analisis filsafati mengenai komunikasi”. Richard Lanigan mengatakan ; bahwa filsafat sebagai disiplin biasanya dikategorikan menjadi sub-bidang utama menurut jenis justifikasinya yang dapat diakomodasikan oleh jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut ini

- Apa yang aku ketahui ? (What do I know ?)
- Bagaimana aku mengetahuinya ? (How do I know it ?)
- Apakah aku yakin ? (Am I sure ?)
- Apakah aku benar ? (Am I right ?)
Pertanyaan-pertanyaan di atas berkaitan dengan penyelidikan sistematis studi terhadap : Metafisika, Epistemologi, Aksiologi dan Logika.
2. Prof. Onong Ucahana Efendy, MA,
Menurut Prof. Onong Ucahana Efendy, Filsafat komunikasi adalah suatu disiplin ilmu yang menelaah pemahaman (verstehen) secara fundamental, metodologis, sistematis, analisis, kritis, dan holistis tentang teori dan proses komunikasi yang meliputi segala dimensi menurut bidangnya, sifatnya, tatanannya,tujuannya, fungsinya, teknik dan perannya.
3. Fisher
Filosofis ilmu komunikasi menurut Fisher (1986:17) adalah ilmu yang mencakup segala aspek dan bersifat eklektif yang digambarkan oleh Wilbur Schramm (1963:2) sabagai jalan simpang yang ramai, semua disiplin ilmu melintasinya.
4. Rosengreen
Menurut Rosengreen (1983), setidaknya ada tiga paradigma besar yang melatar belakangi perkembangan teori dan penelitian studi komunikasi, antara lain :
1. Paradigma klasik—yang menyangkut positivisme dan post-positifisme
Paradigma klasik percaya bahwa realitas yang ada di lingkungan sekitar sudah diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa. Perspektif positivisme dapat diartikan sebagai penyamarataan suatu ilmu dengan ilmu-ilmu lainnya. Sedangkan post-positifisme merupakan pemikiran yang menggugat asumsi dan kebenaran-kebenaran positivisme.
2. Paradigma kritis
Paradigma kritis dalam menangkap suatu hal tidak hanya mau menjelaskan,melainkan juga akan mempertimbangkan, merefleksikan, menata realitas sosial dan berfikir kritis berdasarkan teori-teori yang telah ada.
3. Paradigma konstruktifis.
Paradigma konsruktifis adalah penjelasan paling sesuai untuk menghuraikan fenomena yang diperhatikan.

5. Laurie Ouellette Chair & Amit Pinchevski
Menurut Laurie Ouellette Chair dan Amit Pinchevski, Filsafat Komunikasi secara luas peduli dengan masalah teoritis,analitis,dan politik yang melintasi batas-batas yang terjadi begitu saja untuk di analisa dalam studi komunikasi.
Kesimpulan
Dari berbagai definisi mengenai filsafat, komunikasi dan filsafat komunikasi dapat di tarik kesimpulan bahwa filsafat komunikasi adalah para ahli sepakat bahwa landasan ilmu komunikasi yang pertama adalah filsafat. Filsafat melandasi ilmu komunikasi dari domain ethos, pathos, dan logos dari teori Aristoteles dan Plato. Ethos merupakan komponen filsafat yang mengajarkan ilmuwan tentang pentingnya rambu-rambu normative dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang kemudian menjadi kunci utama bagi hubungan antara ilmu dan masyarakat. Pathos merupakan komponen filsafat yang menyangkut aspek emosi atau rasa yang ada dalam diri manusia sebagai makhluk yang senantiasa mencintai keindahan, penghargaan, yang dengan ini manusia berpeluang untuk melakukan improvisasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Logos merupakan komponen filsafat yang membimbing para ilmuwan untuk mengambil suatu keputusan berdasarkan pada pemikiran yang bersifat nalar dan rasional, yang dicirikan oleh argument-argumen yang logis. Komponen yang lain dari filsafat adalah komponen piker, yang terdiri dari etika, logika, dan estetika, Komponen ini bersinegri dengan aspek kajian ontologi (keapaan), epistemologi (kebagaimanaan), dan aksiologi (kegunaan atau kemanfaatan).
Manusia sebagai mahluk sosial akan selalu berhubungan dengan manusia lain melalui komunikasi. Retrokira sebagai ilmu mengenai pernyataan antar manusia diperkenalkan pertama kali oleh Aristoteles. Gagasan awal mengenai pernyataan antarmanusia dinyatakan dalam model sederhana, yaitu komunikator, pesan, dan komunikan. Perkembangan selanjutnya menjadi ilmu komunikasi dengan model yang lebih rumit, ada komunikator, pesan, komunikan, media, dan efek.
Istilah komunikasi berasal dari kata communis yang berarti sama. Sama dalam arti maknanya. Berkomunikasi berarti mempunyai tujuan untuk punya arti yang sama. Kajian komunikasi dari sudut pandang filsafat ilmu komunikasi dimaksudkan agar pemahaman terhadap proses komunikasi bersifat radikal atau mendalam, sistematis dan menyeluruh. Kajian ini dimaksudkan untuk mendapatkan esensi atau hakikat komunikasi. Pernyataan ini adalah pesan. Sebelum pesan sampai pada khalayak atau penerima pesan, haruslah dilakukan pertimbangan.
Mempelajari komunikasi sebagai ilmu akan menjadi dasar bagi seseorang untuk memahami komunikasi dari tinjauan filsafati. Mengerti filsafat ilmu komunikasi akan mempermudah seseorang dalam menyusun pikirannya sebagai isi pesan komunikasi. Isi pesan yang tersusun secara logis, etis dan estetis merupakan usaha agar proses komunikasi efektif.

3. Kebenaran
Teori Kebenaran dalam Filsafat Ilmu
Pemahaman saya tentang kebenaran adalah sebagai berikut.
Kebenaran merupakan suatu hal yang di butuhkan manusia dalam sehari hari. Kebenaran adalah hal yang mutlak. Tidak banyak orang yang mampu melakukan kebenaran. Bagi sebagian orang berbuat benar merupaka salah satu hal yang sulit di lakukan. Contohnya parah pejabat yang menghalalkan segala cara demi mencapi kepentingan pribadinya. Mereka terus menutupi kepribadian mereka sendiri demi mendapat pujian dari banyak orang. Padahal sesungguhnya di balik sikap baik mereka terselip suatu kebohongan. Untuk mengungkapkan kebenaran ketika kita telah berbohong sangatlah sulit. Sebab, ada banyak dampak negative yang akan di dapat setelah kita mengungkapkan apa yang sebeanarnya terjadi. Dampaknya juga sangat fatal. Misalnya ketika kita telah berbohong pada orang yang telah memberikan kepercayaanya kepada kita , dan sekian lama kita menutup kebohongan itu , lalu kita ingin berkata jujur, pasti kepercayaannya sebelumnya tidak akan sama dengan rasa percayanya setelah kita mengungkapkan kebohongan kita. Berkata jujur atau benar sama seperti kertas setelah menjadi kusut tidak bisa lagi kembali seperti semula. Kertas tidak seperti kain ketika kain terlihat kusut kita bisa menyetrikanya, tapi kertas tidak bisa di buat apa apa lagi ketika menjadi kusut. Pilihannya hanyalah kita akan membuangnya atau di simpan dalam keadaan tidak semula. Begitupun dengan kebenaran ketika kita telah berkata yang tidak benar pada orang yang telah mempercayai kita, maka kita akan sama nasibnya seperti kertas yang pilihannya hanya ada dua di buang atau tidak di percaya sepenuhnya. Menurut saya kebenaran adalah suatu kata atau hal yang benar-benar terjadi atau sungguh sungguh , dan terbukti dan sesuia dengan fakta fakta yang nyata. Kebenaran juga apa yang kita lihat sesuai dengan mata kepala sendiri apa yang kita lihat pada saat itu juga. Bukan mendengar dari apa yang di katakana orang lain, yang kita tidak tau menau tentang masalah tersebut. Jadi kebenaran adalah sesuia dengan pengalaman kita sendiri. Yang di dapat dari lingkungan sekitar atau dari orang terdekat. Contohnya, para wartawan yang sedang mencari berita. Ketika mereka meliput berita tawuran di suatu desa atau di manapun, itu adalah fakta yang benar benar terjadi pada saat itu. Dan tidak di buat-buat soal kebenarannya. Lalu itu di publikasikan lewat media televisi atau radio, dan masyarakat dapat mengetahui kebenaran yang sebenarnya tanpa ada rekayasa.

BERIKUT ADALAH PENJELASAN DARI KEBENARAN YANG DI AMBIL DARI BEBERAPA SUMBER.

Soal:
1. Teori Kebenaran
2. Beda antara Benar dan Betul
3. Beberapa macam kebenaran
4. Contoh kebenaran ilmiah
5. Apa ciri-ciri ilmu yang dianggap benar oleh orang-orang?
Jawab :
1. Kebenaran adalah satu nilai utama di dalam kehidupan human. Sebagai nilai-nilai yang menjadi fungsi rohani manusia. Artinya sifat manusiawi atau martabat kemanusiaan (human dignity) selalu berusaha “memeluk” suatu kebenaran.
Pengertian Kebenaran dan Tingkatannya
Berdasarkan scope potensi subjek, maka susunan tingkatan kebenaran itu menjadi :
1. Tingkatan kebenaran indera adalah tingakatan yang paling sederhanan dan pertama yang dialami manusia
2. Tingkatan ilmiah, pengalaman-pengalaman yang didasarkan disamping melalui indara, diolah pula dengan rasio
3. Tingkat filosofis,rasio dan pikir murni, renungan yang mendalam mengolah kebenaran itu semakin tinggi nilainya
4. Tingkatan religius, kebenaran mutlak yang bersumber dari Tuhan yang Maha Esa dan dihayati oleh kepribadian dengan integritas dengan iman dan kepercayaan
Manusia selalu mencari kebenaran, jika manusia mengerti dan memahami kebenaran, sifat asasinya terdorong pula untuk melaksankan kebenaran itu. Sebaliknya pengetahuan dan pemahaman tentang kebenran, tanpa melaksankan konflik kebenaran, manusia akan mengalami pertentangan batin, konflik spilogis. Karena di dalam kehidupan manusia sesuatu yang dilakukan harus diiringi akan kebenaran dalam jalan hidup yang dijalaninya dan manusia juga tidak akan bosan untuk mencari kenyataan dalam hidupnya yang dimana selalu ditunjukkan oleh kebanaran.
Teori-Teori Kebenaran Menurut Filsafat
1. Teori Corespondence : menerangkan bahwa kebenaran atau sesuatu kedaan benar itu terbukti benar bila ada kesesuaian antara arti yang dimaksud suatu pernyataan atau pendapat dengan objek yang dituju/ dimaksud oleh pernyataan atau pendapat tersebut.
2. Teori Consistency : Teori ini merupakan suatu usah apengujian (test) atas arti kebenaran. Hasil test dan eksperimen dianggap relible jika kesan-kesanyang berturut-turut dari satu penyelidik bersifat konsisten dengan hasil test eksperimen yang dilakukan penyelidik lain dalam waktu dan tempat yang lain.
3. Teori Pragmatisme : Paragmatisme menguji kebenaran dalam praktek yang dikenal apra pendidik sebagai metode project atau medoe problem olving dai dalam pengajaran. Mereka akan benar-benar hanya jika mereka berguna mampu memecahkan problem yang ada. Artinya sesuatu itu benar, jika mengmbalikan pribadi manusia di dalamkeseimbangan dalam keadaan tanpa persoalan dan kesulitan. Sebab tujuan utama pragmatisme ialah supaya manusia selalu ada di dalam keseimbangan, untuk ini manusia harus mampu melakukan penyesuaian dengan tuntutan-tuntutan lingkungan.
Kebenaran Religius : Kebenaran tak cukup hanya diukur dnenga rasion dan kemauan individu. Kebenaran bersifat objective, universal,berlaku bagi seluruh umat manusia, karena kebenaran ini secara antalogis dan oxiologis bersumber dari Tuhan yang disampaikan melalui wahyu.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Benar berarti 1 sesuai sebagaimana adanya (seharusnya); betul; tidak salah: apa yg dikatakannya itu --; jawabannya -- semua; 2 tidak berat sebelah; adil: keputusan hakim hendaknya --; 3 lurus (hati): orang ini amat --; 4 dapat dipercaya (cocok dng keadaan yg sesungguhnya); tidak bohong: krn diancam akan dibunuh, ia memberikan kesaksian yg tidak --; 5 sah: keputusannya --; 6 sangat;sekali;sungguh:mahal--bukuini; be•nar-be•nar a sungguh-sungguh: nasihat gurunya - dipegangnya;

b. Sedangkan Betul, menurut KBBI adalah 1 benar; sesungguhnya; tidak bohong: -- , dia adalah kemenakan saya; 2 benar; tidak salah; tidak keliru: pendapatan hitungan ini --; 3 sejati; bukan tiruan; bukan campuran; tulen: perhiasan yg dipakainya spt emas --; 4 tepat; persis: tembakannya -- mengenai jantungnya; 5 langsung (tidak serong): rumahku dng rumahmu berhadapan --; 6 lurus (tegak) benar: jalan yg --; berdiri --;
Pertama, kata benar digunakan sebagai pernyataan dari sebuah pengakuan terhadap kebenaran (adanya sesuatu). Terlebih dahulu kita perlu menggunakan contoh terhadap ungkapan benar sebagai sebuah pengakuan yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak atau semua orang sepakat dengan realitas-realitas atau kenyataan bahwa ; tahi kucing busuk, di sungai ada batu, air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, ayam jago berkokok dan api mengeluarkan panas.
Pengakuan terhadap hal-hal yang seperti itu atau pernyataan untuk hal tersebut adalah benar. Contoh lain adalah jeruk purut rasanya asam. Gula rasanya manis, kedua kenyataan itu diakui dan dinyatakan sebagai benar. Pada tanggal 24 Desember 2004 terjadi gempa dan sunami di Nanggroe Aceh Darussalam. Yang memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia adalah Ir. Soekarno. Kedua pernyataan tersebut diakui dan dikatakan benar . Karena sungguh ada terjadi dan pernah terjadi sebagai sebuah realitas. Keberadaanya itu tidak dapat dinafikan atu dipungkiri. Realitasnya itu harus diakui, maka untuk pengakuan terhadapnya adalah dengan menggunakan kata benar
Banyak lagi dan tidak terhingga contoh yang bisa dimunculkan, tetapi contoh tersebut sudah memadai. Selajutnya penulis akan mengambil pengertian benar berdasarkan contoh yang telah diungkapkan tadi. Adapun pengertian benar yang dapat diambil adalah, bahwa kata benar sebagai sebuah konsep ditujukan utuk menyatakan ada-nya sesuatu yang tidak dapat dibantah atau dipunkiri ke – ada – nya itu.
Makanya hal-hal yang berkaitan dengan ada-nya sesuatu disebut dengan kebenaran. Kebenaran sebagai hal-hal yang berkaitan dengan apa yang ada, adanya sesuatu diwujudkan atau didukung oleh zat dari yang ada , sifat-sifat dari yang ada dan bentuk atau model dari yang ada. Jadi kebenaran itu adalah adanya sesuatau dengan segala atributnya. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan apa yang ada adalah apa yang ada dilangit dan apa yang ada dibumi serta apa yang ada di antara langit dan bumi. Dengan kata lain apa yang ada sebagai isi alam raya ini dengan segala atributnya. Ada-nya sesuatu itu baik di langit ataupun di bumi dapat berupa benda fisik, berupa proses, kondisi atau situasi. Kontradiksinya adalah bathil artinya ungkapan untuk menyatakan apa yang tidak ada atau ditiadakan. Artinya kita harus menggunakan kata bathil untuk memberikan pernyataan dari sesbuah pengakuan terhadap sesuatu yang memang tidak ada atau ditiadakan. Tetapi kebanyakan kita ungkapan benar sering dikontradiksikan dengan kata salah atau keliru. Dalam hal ini perlu mendapat perhatian serius oleh kita semua.
Kedua konsep betul, dapat pula dijelaskan. Terlebih dahulu dikemukakan contoh-contoh untuk itu. Misalnya 2 + 3 = 5, bunga di taman (dalam keadaan layu) kalau disiram dengan air akan menjadi segar. Kedua kenyataan tersebut diakui, pengakuan untuk itu digunakan kata betul. Contoh lain adalah air bila dipanaskan akan mendidih dan sebuah gelas bila dilemparkan ke batu atau kediding beton akan pecah. Untuk memberikan pengakuan terhadap contoh tersebut kita gunakan kata betul.
Berdasarkan contoh-contoh diatas dapat diambil pengertian betul, yakni penunjukan tehadap hubungan sebab dan akibat atau hukum kausalitas. Dapat dilihat pada realitas yang ada bila apa saja yang berbilang dua kalau ditambah tiga akan berakibat terjadinya bilangan lima, maka kita mengakuinya dengan menyatakan dengan menggunakan kata betul . Kontradiksinya adalah salah artinya tidak ada menunjukan hubungan sebab dan akibat. Untuk hal ini dapat dikemukakan contoh lain misalnya air kalau dipanaskan akan menjadi uap . Pada penggunaannya kata betul ini sering salah suai. Terkadang ada orang menggunakan kata benar terhadap pernyataan 5 + 2 = 7. Padahal pengakuan yang yang kita berikan sebaiknya adalah menggunakan kata betul. Perlu juga kehati-hatian dalam penggunaannya.
3. Macam-macam kebenaran :
Kebenaran dari suatu masalah dapat dibagi 3, yaitu :
Kebenaran Subjektif
Kebenaran yang lebih didasarkan kepada ego pribadi dan pandangan subjektif. Segala sesuatu masalah, bila kita menganggapnya benar dan merupakan fakta, maka itulah fakta dan kebenaran subjektif.

Contoh : Sampai sekarang masih ada sekelompok kecil orang yang tergabung dalam Flat Earth Society yang menganggap bumi ini adalah datar dan tidaklah bulat. Mereka menolak mentah2 semua pembuktian yang mendukung kenyataan bahwa bumi itu bulat. Foto2 bumi dari luar angkasa maupun peta bumi disebut sebagai penipuan besar2an yang dilakukan oleh NASA, MIR dan kartograf2 yang bersekongkol untuk membohongi penduduk dunia. Mereka hidup bahagia dengan keadaan dan kebenaran subjektif seperti itu.

Kebenaran Objektif
Kebenaran yang sebenar2nya, fakta yang merupakan kenyataan karena merupakan keadaan objektif yang sesungguhnya dari suatu masalah, sehingga inilah yang disebut kebenaran yang sejati. Yang harus diingat dari kebenaran sejati ini adalah kebenaran sejati tidaklah kekal.
Contoh : Bumi bulat (sebenarnya tidak bulat sempurna) merupakan kenyataan yang ada sekarang ini, terlepas dari apakah bumi itu berbentuk apa dulu ataupun di masa yang akan datang. Bukti bahwa bumi itu bulat telah dibuktikan dengan pelayaran dari barat ke timur, penerbangan mengelilingi bumi, perjalanan ke luar angkasa dan inilah kebenaran yang objektif, yang sejati. Namun apakah kebenaran ini kekal? Jawabannya tidak, karena kita tidak tahu kapan bumi akan berubah bentuk, misalnya ditabrak meteor atau ada perubahan besar yang menyebabkan bumi tidak akan menjadi bulat lagi seperti sekarang ini.
Kebenaran Konstruktif
Kebenaran yang terbangun dan terbentuk dari pandangan dan opini massa dan banyak orang. Kebenaran seperti ini boleh merupakan kebenaran subjektif yang terkadang menyalahi kebenaran sesungguhnya, namun boleh juga merupakan kebenaran objektif yang sesungguhnya. Kebenaran seperti inilah yang biasanya banyak mendominasi arti dan makna kebenaran dalam dunia ini.
Contoh : Anggapan bahwa bumi itu datar pernah menjadi suatu kebenaran konstruktif di zamannya dulu sebelum ada pembuktian2 yang dapat diterima untuk mempertanyakan dan menggugat kebenaran konstruktif tersebut.
Jadi, hemat saya, kebenaran sekalipun itu kebenaran objektif tak usah dan harus dipaksakan kepada orang lain, karena masing2 individu mempunyai patokan kebenarannya sendiri, sekalipun itu salah adanya karena mereka hidup bahagia dalam kesalahannya itu. Tidak ada hak kita untuk merenggut kebahagiaan daripadanya.

Namun, adalah tanggung jawab moral masing2 individu, terutama yang mempunyai pengaruh luas dalam pemberian informasi semisal ilmuwan, jurnalis, media massa, pengajar, pemuka2 masyarakat untuk menyajikan informasi yang seobjektif mungkin guna memberikan pembelajaran dan produksi informasi yang sehat di dalam masyarakat. Termasuklah di dalamnya untuk mengajukan argumentasi yang benar buat mencegah pembelajaran yang cuma berdasarkan pembenaran subjektif yang salah kepada generasi muda yang akan menjadi tumpuan bangsa dan negara di masa depan.

4. Apa ciri-ciri ilmu yang dianggap benar oleh orang-orang?
Menurut Randall dan Buchker (1942) mengemukakan beberapa ciri umum ilmu diantaranya :
1. Hasil ilmu bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama.
2. Hasil ilmu kebenarannya tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliruan karena
yang menyelidiki adalah manusia.
3. Ilmu bersifat obyektif, artinya prosedur kerja atau cara penggunaan
metode ilmu tidak tergantung kepada yang menggunakan, tidak tergantung pada pemahaman secara pribadi.
Menurut Ernest van den Haag (Harsojo, 1977), mengemukakan ciri-ciri ilmu, yaitu :
1. Bersifat rasional, karena hasil dari proses berpikir dengan menggunakan akal (rasio).
2. Bersifat empiris, karena ilmu diperoleh dari dan sekitar pengalaman oleh panca indera.
3. Bersifat umum, hasil ilmu dapat dipergunakan oleh manusia tanpa terkecuali.
4. Bersifat akumulatif, hasil ilmu dapat dipergunakan untuk dijadikan objek penelitian selanjutnya.

4. Hakikat Filsafat
Pengertian dan Hakikat Filsafat
A. Pengertian Fisafat
Filsafat merupakan ilmu yang dasarnya adalah pemikiran manusia yang menyeluruh. Bisa dikatakan filsafat adalah sumber dari segala cabang ilmu. Pengertian filsafat dapat didekati paling sedikit dari segi: filsafat dalam arti harfiah, filsafat secara operasional, filsafat dari sudut isinya (materinya), dan filsafat sebagai produk atau hasil pemilsafatan.

1. Filsafat dalam arti “Harfiah”
Asal kata Filsafat dari bahasa Latin “Filosofia” terdiri dari kata Filos dan Sofia.
Filos = Cinta atau hasrat yang besar
Sofia = Pengetahuan yang mendalam sampai berkaitan dengan kearifan
Berdasarkan pembahasan secara harafiah ini filsafat berarti cinta kepada pengetahuan atau hasrat yang besar untuk menjadi arif.
1. Filsafat secara operasional (prosesnya)
Filsafat secara prosesnya atau operasionalnya adalah “cara berfilsafat”, maka filsafat adalah renungan yang mendalam (radikal) dan menyeluruh (integral), secara sistematis, sadar dan metodis dan sudah tentu tidak meninggalkan sifat-sifat ilmiah pada umumnya.

2. Filsafat dibahas dari sudut isinya (materinya)
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari metodologi serta hakekat kebenaran dan nilai dari ihwal terutama tentang manusia dan segala cita-citanya, dengan lingkungannya, agamanya, kehidupannya, ideologinya, hakekat dirinya dan lain-lain.
Filsafat mengenai nilai ada 3 bagian, yaitu : a) Aksiologi: yaitu filsafat tentang “nilai pada umumnya” misalnya : nilai tujuan filosofis suatu negara dan cara kerja yang memperhatikan nilai-nilai tertentu; b) Etika: yaitu filsafat tingkah laku disebut The Philosophy of Conduct ; c) Aestetika: yaitu filsafat keindahan disebut The Philosophy of Art.
3. Filsafat sebagai produk atau hasil pemilsafatan
Ini merupakan “hasil” orang berfilsafat atau produk para filsuf dan para ahli pikir. (www. sodiycxacun.web.id)
4. Filsafat menurut para filsuf
Para filsuf merumuskan pengertian filsafat sesuai dengan kecenderungan pemikiran kefilsafatan yang dimilikinya. Berikut pengertian filsafat menurut para ahli: Plato (428-348 SM): Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada.
Aristoteles ((384–322 SM): Filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
Imanuel Kant (1724–1804): Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang di dalamnya.
Al-Farabi: Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
Prof. Mr.Muhammad Yamin: Filsafat ialah pemusatan pikiran, sehingga manusia menemui kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu dialamiya kesungguhan.
Dari semua pengertian filsafat secara terminologis di atas, dapat ditegaskan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan memikirkan segala sesuatunya secara mendalam dan sungguh-sungguh, serta radikal sehingga mencapai hakikat segala situasi tersebut.

2. Asal Usul Filsafat
Filsafat merupakan sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan alam dan biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat juga dianggap sebagai kreasi berpikir dengan menggunakan metode-metode ilmiah untuk memahami dunia. Filsafat bertujuan untuk memahami dunia dan memperpadukan hasil dan ilmu pengetahuan ke ilmu pengetahuan special agar menjadi suatu pandangan hidup yang seragam. Itu merupakan tujuan Filsafat dari jaman Thales (Bapak Filsafat) hingga jaman sekarang.
Di masa sekarang ini, manusia bercorak individualistis, humanistis, romantis, sehingga manusia cepat beralih pada kepentingan-kepentingan dekat dan “dunia” memiliki arti yang lain bagi manusia. Kondisi manusia yang hidup di perkotaan, dengan kendaraan, perumahan, dan segalanya yang ada di kota, membuat manusia semakin jauh dengan dunia astronomis.
Dahulu, bangsa Yunani purba banyak dicemaskan oleh masalah diam dan perubahan, yang mana perubahan yang mereka maksudkan adalah perubahan fisik/alam, seperti atom-atom yang bergerak, air yang mengalir, dan lain-lain. Tapi, ketika masalah itu belum selesai, perhatian manusia tertarik ke perubahan-perubahan dalam bentuk lain, seperti adat istiadat, hubungan-hubungan, dan lain-lain. Hal itu menunjukkan keragaman, sementara keragaman menghasilkan banyak penafsiran. Maka, hal itulah yang membuat Filsafat tetap ada hingga sekarang, hanya saja, sekarang ia menjadi penafsiran dari hidup, maka kondisinya menjadi sama seperti dahulu, dimana Filsafat adalah suatu usaha untuk memahami dunia dimana kita hidup.
Karena kehidupan yang kita jalani penuh kekerasan, maka dorongan untuk berfilsafat terus muncul dan bersemayam dalam kehidupan modern. Tapi waktu sekarang ini amat terbatas, sehingga untuk berfilsafat kita hanya mempunyai kesempatan untuk memikirkan sebagian masalah-masalah dengan mengajukan pertanyaan yang tidak menyeluruh, sehingga tidak bisa menyelesaikan permasalahan yang menjadi hajat hidup banyak orang.
Biasanya, hanya ada sedikit orang yang mengajukan pertanyaan :
Adakah alam semesta ini suatu alam semesta dari pikiran atau hanya dari benda mati?
Dapatkah ia masih menganut suatu pandangan keagamaan mengenai manusia?
Adakah Tuhan itu?
Dari apa benda tersebut?
Apakah akal kita yang kini terpukau-pukau dan keheranan merupakan salah satu dari benda?
Saya hidup. Apa itu hidup?
Ada apa sesudah mati?
Apa itu benar dan apa itu salah?
Apakah pertanyaan ini bisa terjawab?
Apa yang mejadi batas sebuah pengetahuan?
Kita lihat bulan yang indah, mentari yang terbenam amat memukau, dan segala keindahan lain. Lalu, apakah tanpa mata keindahan ada? Apakah tanpa organ lain keindahan itu ada? Lalu, apa itu keindahan?
Apa pula pertanyaan itu?
Pertanyaan-pertanyaan itu adalah pertanyaan yang menjijikan, ngeri, mengapa begitu bodoh terlintas di dalam kepala kita. Tetapi, justru itulah masalah-masalah Filsafat. Karena itulah Filsafat ada. Filsafat ada karena manusia bertanya tentang hidup, Filsafat ada karena adanya masalah-masalah tersebut.
3. Ciri-ciri Pemikiran Filsafat
Menurut Clarence L. Lewis seorang ahli logika mengatakan bahwa filsafat itu sesungguhnya suatu proses refleksi dari bekerjanya akal. Sedangkan sisi yang terkandung dalam proses refleksi adalah berbagai kegiatan/problema kehidupan manusia. Tidak semua kegiatan atau berbagai problema kehidupan tersebut dikatakan sampai pada derajat pemikiran filsafat, tetapi dalam kegiatan atau problema yang terdapat beberapa ciri yang dapat mencapai derajat pemikiran filsafat adalah sebagai berikut:
Sangat umun atau universal
Pemikiran filsafat mempunyai kecenderungan sangat umum, dan tingkat keumumannya sangat tinggi. Karena pemikiran filsafat tidak bersangkutan dengan objek-objek khusus, akan tetapi bersangkutan dengan konsep-konsep yang sifatnya umum, misalnya tentang manusia, tentang keadilan, tentang kebebasan, dan lainnya.

Tidak faktual
Kata lain dari tidak faktual adalah spekulatif, yang artinya filsafat membuat dugaan-dugaan yang masuk akal mengenai sesuatu dengan tidak berdasarkan pada bukti. Hal ini sebagai sesuatu hal yang melampaui tapal batas dari fakta-fakta pengetahuan ilmiah. Jawaban yang didapat dari dugaan-dugaan tersebut sifatnya juga spekulatif. Hal ini bukan berarti bahwa pemikiran filsafat tidak ilmiah, akan tetapi pemikiran filsafat tidak termasuk dalam lingkup kewenangan ilmu khusus.
Bersangkutan dengan nilai
C.J. Ducasse mengatakan bahwa filsafat merupakan usaha untuk mencari pengetahuan, berupa fakta-fakta, yang disebut penilaian. Yang dibicarakan dalam penilaian ialah tentang yang baik dan buruk, yang susila dan asusila dan akhirnya filsafat sebagai suatu usaha untuk mempertahankan nilai. Maka selanjutnya, dibentuklah sistem nilai, sehingga lahirlah apa yang disebutnya sebagai nilai sosial, nilai keagamaan, nilai budaya, dan lainnya.

Berkaitan dengan arti
Sesuatu yang bernilai tentu di dalamnya penuh dengan arti. Agar para filosof dalam mengunkapkan ide-idenya sarat denga arti, para filosof harus dapat menciptakan kalimat-kalimat yang logis dan bahasa-bahasa yang tepat, semua itu berguna untuk menghindari adanya kesalahan/sesat pikir (fallacy)

Implikatif
Pemikiran filsafat yang baik dan terpilih selalu mengandung implikasi (akibat logis). Dari implikatif tersebut diharapkan akan mampu melahirkan pemikiran baru sehingga akan terjadi proses pemikiran yang dinamis dari tesis ke anti tesis kemudian sintesis, dan seterusnya...sehingga tidak ada habisnya. Pola pemikiran yang implikatif (dialektis) akan dapat menuburkan intelektual. (www. ajiraksa.blogspot.com)
4. SIFAT DASAR FILSAFAT
1. Berpikir Radikal
Berfilsafat berarti berpikir secara radikal. Filsuf adalah pemikir yang radikal. Karena berpikir secara radikal, ia tidak pernah berhenti hanya pada suatu fenomena suatu entitas tertentu. Ia tidak akan pernah berhenti hanya pada suatu wujud realitas tertentu. Keradikalan berpikirnya itu senantiasa mengobarkan hasratnya untuk menemukan akar seluruh kenyataan.
Bagi seorang filsuf, hanya apabila akar atau radix realitas telah ditemukan, segala sesuatu yang bertumbuh di atas akar itu akan dapat dipahami. Hanya bila akar suatu permasalahan telah ditemukan, permasalahan itu dapat dimengerti sebagaimana mestinya.
2. Mencari Asas
Filsafat bukan hanya mengacu kepada bagian tertentu dari realitas, melainkan kepada keseluruhannya. Dalam memandang keseluruhan realitas, filsafat senantiasa berupaya mencari asas yang paling hakiki dari keseluruhan realitas. Seorang filsuf akan selalu berupaya untuk menemukan asas yang paling hakiki dari realitas.
3. Memburu Kebenaran
Filsuf adalah pemburu kebenaran. Kebenaran yang diburunya adalah kebenaran hakiki tentang seluruh realitas dan setiap hal yang dapat dipersoalkan. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa berfilsafat berarti memburu kebenaran tentang segala sesuatu.
Tentu saja kebenaran yang hendak digapai bukanlah kebenaran yang meragukan. Untuk memperoleh kebenaran yang sungguh-sungguh dapat dipertanggungjawabkan, setiap kebenaran yang telah diraih harus senantiasa terbuka untuk dipersoalkan kembali dan diuji demi meraih kebenaran yang lebih pasti. Demikian seterusnya.
Jelas terlihat bahwa kebenaran filsafat tidak pernah bersifat mutlak dan final, melainkan terus bergerak dari suatu kebenaran menuju kebenaran baru yang lebih pasti. Kebenaran yang baru ditemukan itu juga terbuka untuk dipersoalkan kembali demi menemukan kebenaran yang lebih meyakinkan.dengan demikian, terlihat bahwa salah satu sifat dasar filsafat ialah memburu kebenaran. Upaya memburu kebenaran itu adalah demi kebenaran itu sendiri, dan kebenaran yang diburu adalah kebenaran yang meyakinkan serta lebih pasti.

4. Mencari Kejelasan
Salah satu penyebab lahirnya filsafat ialah keraguan. Untuk menghilang¬kan keraaguan diperlukan kejelasan. Ada filsuf yang mengatakan bahwa berfilsafat berarti berupaya mendapatkan kejelasan dan penjelasan mengenai seluruh realitas. Ada pula yang mengatakan bahwa filsuf senantiasa mengejar keje!asan pengertian (clarity of understanding). Geisler dan Feinberg mengatakan bahwa ciri khas penelitian filsafat ialah adanya usaha keras demi meraih kejelasan intelektual (intellectual clarity).' Dengan demikian, dapat mengatakan bahwa berpikir secara filsafati berarti berusaha memperoleh kekejelasan.
Mengejar kejelasan berarti harus berjuang dengan gigih untuk mengelimi¬nasi segala sesuatu yang tidak jelas, yang kabur, dan yang gelap, bahkan juga yang serba rahasia dan berupa teka-teki. Tanpa kejelasan, filsafat pun akan menjadi sesuatu yang mistik, serba rahasia, kabur, gelap, dan tak mung¬kin dapat menggapai kebenaran.
Jelas terlihat bahwa berfilsafat sesungguhnya merupakan suatu perjuangan untuk mendapatkan kejelasan pengertian dan kejelasan seluruh realitas. Perjuangan mencari kejelasan itu adalah salah satu sifat dasar filsafat.
5. Berpikir Rasional
Berpikir secara radikal, mencari asas, memburu kebenaran, dan mencari kejelasan tidak mungkin dapat berhasil dengan baik tanpa berpikir secara rasional. Berpikir secara rasional berarti berpikir logis, sistematis, dan kritis. Berpikir logis adalah bukan hanya sekedar menggapai pengertian-pengertian yang dapat diterima oleh akal sehat, melainkan agar sanggup menarik kesimpulan dan mengambil keputusan yang tepat dan benar dari premis-premis yang digunakan. (www.sodiycxacun.web.id)

5. Tema Topik
PENGERTIAN TEMA Tema berasal dari Yunani tithenaiyang berarti menempatkan ataumeletakkan. Tema (KBBI) adalah pokok pikiran. Tema adalah gagasan dasar yangmendasari sebuah karangan. Tema adalah gagasan dasar tempatberadanya topik.
PENGERTIAN TEMA SECARA KHUSUSDALAM KARANG-MENGARANG Dilihat dari sudut pandang sebuahkarangan yang sudah selesai, temaadalah suatu amanat utama yangdisampaikan penulisan melalui karangan. Dari proses penulisan, tema dapatdibatasi sebagai suatu perumusan daritopik yang akan dijadikan landasanpembicaraan dan tujuan yang akandicapai melalui topik.
SYARAT-SYARAT TEMA YANG BAIK1. Tema menarik perhatian penulis2. Tema dikenal atau diketaui dengan baik3. Maksudnya bahwa sekurang-kurangnyaprinsip-prinsip ilmiah diketahui olehpenulis.4. Bahan-bahannya dapat diperoleh5. Tema dibatasi ruang lingkupnya6. Tema harus bermanfaat.
Ciri-ciri Tema KaranganNonilmiah1. Dalam novel dan cerpen, tema biasanyadapat dilihat melalui persoalan yangdikemukakan.2. Tema juga dapat dilihat melalui cara-carawatak yang bertentangan satu sama lain,bagaimana cerita diselesaikan.3. Tema dapat dikesankan melalui peristiwa,kisah, suasana, dan unsur kemanusiaanyang terdapat dalam cerita, plot cerita,perwatakan dalam sebuah cerita.
PENGERTIAN TOPIK Kata topik berasal dari bahasa yunani “topoi” yangartinya tempat untuk tulis menulis. Topik adalah pokok pembicaraan atau pokokmasalah. Kridalaksana (1993:217) menyatakan bahwa topikadalah (1) bagian kalimat yang diutamakan daribeberapa hal yang dikontraskan; (2) bagian kalimatyang menjadi kerangka untuk pernyataan yangmengikutinya; kerangka itu bersangkutan denganruang, waktu, atau benda. Topik merupakan ide sentral yang berfungsimengikat keseluruhan uraian, deskripsi, penjelasan,dan seluruh pembuktian. Seluruh isi karangan harusmencerminkan topik tersebut.
PERTIMBANGAN MEMILIH TOPIKKARYA ILMIAHMenurut Arifin:1. Topik harus berada di sekitar penulis,
Topik hendaknya menarik perhatianpenulis
Topik terpusat pada satu segi lingkup yangsempit
Topik memilki data yang bersifat objektif,5. Topik harus diketahui prinsip-prinsipilmiahnya walaupun serba sedikit, dan
Topik harus memiliki sumber acuan.
PERTIMBANGAN MEMILIH TOPIKKARYA NONILMIAH aktual : hangat dibicarakan kreatif : menampilkan ide kreatif menarik :enak dibaca, perlu, dan membangkitkan minatpembaca untuk mengetahui lebih banyak dan lebihjauh efektif : lebih banyak yang diingat danbermanfaat efisien : lebih sedikit memerlukan waktu danusaha
. FUNGSI TOPIKAda beberapa fungsi dari topik, antara lain: Mengikat keseluruhan isi Menjiwai seluruh pembahasan : pendahuluan (latarbelakang masalah, tujuan, ruang lingkup), bahasanutama (uraian, ilustrasi, deskripsi, pembuktian,narasi, penjelasan); dan simpulan. Mengendalikan variabel : topik yang terdiri dari duavariabel, pembahasannya juga terkait denganhubungan tersebut. Memudahkan pengembangan ide bagi penulis, bagipembaca memudahkan pemahaman. Memberikan daya tarik bagi pembaca.
Manfaat Pembatasan Topik Memungkinkan penulis penuh dengankeyakinan dan kepercayaan bahwa topiktersebut benar-benar diketahuinya. Memungkinkan penulis mengadakanpenelitian lebih intensif mengenaimasalahnya. CARA MEMBATASI SEBUAH TOPIK1. Tetapkanlah topik dalam kedudukancentral. Contoh; Komunikasi.2. Ajukan pertanyaan apakah topik tersebutmasih dapat dirinci, bila dapat tetapkan lah.3. Tetapkanlah yang mana subtopik yang akandipilih4. Ajukan pertanyaan apakah subtopik yangdipilih masih dapat dirinci lebih lanjut.
PEMBATASAN TOPIK YANGTERLALU UMUM DAN LUAS1. Menurut tempatContoh : “Curah Hujan di Pulau Jawa” lebih spesifik daripada“Curah Hujan di Indonesia”2. Menurut waktu/periode/zamanContoh: “Perkembangan Islam” bisa dibatasi menjadi“Perkembangan Islam di Masa Nabi Muhammad SAW”3. Menurut hubungan kausal (hubungan sebab akibat) Menurutpembagian bidang kehidupan manusia (politik, sosial,ekonomi, agama, kebudayaan, ilmu pengetahuan, kesenian)4. Menurut aspek khusus-khusus5. Menurut obyek material dan obyek formal
PEMBATASAN TOPIK Bagan PohonMasalahRemajaMasalahRemajadalamKeluargaMasalahRemajadalamBelajarMasalahKejenuhan Belajardi dalam Keluarga Mengatasi Kejenuhan BelajarRemajaPenyebabkesulitanbelajarremajaMasalahKesulitan Belajardi dalam Keluarga Masalah Remaja dalam Pacaran Masalah Remaja dalam Kenakalan Kalau topik terlalu luasmaka pembahasan akan: Dangkal, Kurang mendalam Kemungkinanterjadi kekaburan, Penulis akan sulitmemulai danmengakhirikarangannya. Salah satu caramembatasi topik,misalnyamenggunakanbagan pohon
PENGERTIAN JUDUL Judul adalah (1) nama yang dipakai untuk bukuatau bab dalam buku yang menyiratkan secarapendek isi atau maksud buku atau bab itu, (2)kepala karangan Judul adalah nama yang dipakai untuk buku,bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain. Dalam artikel judul sering disebut juga kepalatulisan. Ada yang mendefinisikan judul adalah lukisansingkat suatu artikel atau disebut juga miniaturisi bahasan.
PEMBAGIAN JUDULJudul terbagi menjadi dua, yaitu : Judul langsungJudul yang erat kaitanya dengan bagian utamaberita, sehingga hubungannya dengan bagianutama nampak jelas. Judul tidak langsungJudul yang tidak langsung hubungannya denganbagian utama berita tapi tetap menjiwai seluruh isikarangan atau berita.
SYARAT PEMBUATAN JUDUL Sesuai dengan topik Karangan ilmiah formal judul karangan sama dengan topiknya.Contoh :Topik : Analisis fungsi penjualan produk terhadap kinerja bisnisJudul : Analisis fungsi penjualan terhadap kinerja bisnis pada PT Semen Cibinong Sesuai dengan isi karangan Karangan ilmiah harus membatasi konsep, lokasi, dan tempat untuk memastikandata sekunder dan data primer yang digunakan. Berbentuk frasa (bukan kalimat)Contoh :Upaya mengembangkan inovasi kabel listrik dengan serat optik (benar)Inovasi baru mengubah kabel listrik dengan serat optik (salah) Harus singkat Harus asli Harus provokatif Logis Awal kata harus menggunakan huruf kapital kecuali proposisi dan konjungsi. Tanpa tanda baca di akhir judul karangan. A
IDE/GAGASAN Topik : pokok pikiran, ide, gagasan, persoalan Tema : topik yang sudah terbatasdan bertujuan(apanya tentang topik) Judul : pencerminan isi gagasan Rumusan masalah“bagaimana” judul Tujuan“untuk mengetahui” rumusan masalahA
CONTOH Topik : Banjir di Bandung Selatan Tema : Apakah sebab-sebab terjadinyabanjir dan bagaimanakah caramengatasi akibat banjir tsb Judul : Penanggulangan Akibat Banjir diBandung Selatan
PERSAMAAN TEMA, TOPIK, DANJUDUL Tema, topik, dan judul adalah sama-sama sesuatu hal yang harus ditentukandalam tahap prapenulisan. Tema, topik, dan judul adalah sama-sama sesuatu hal yang mengikatkeseluruhan isi, makna, konsep danperasaan yang disampaikan oleh penuliskepada pendengar maupun pembaca.
PERBEDAAN TEMA, TOPIK, DANJUDUL•Tema tidak dapat dijabarkan menjadi rincian tema• Mengandung permasalahan yang lebih jelas &terarah• Telah menggambarkan sudut pandang, tujuan danmaksud penulisTema•Topik dapat dijabarkan menjadi rincian topik.• Umum• Belum menggambarkan sudut pandang penulisTopik•Judul tidak harus sama dengan topik•Spesifik•Mengandung permasalahan yang lebih jelas & terarahjudul

6. Manusia Sebagai Makhluk Sosial
pemahaman saya tentang filsafat dan komunikasi setelah di lihat dari beberapa teori yang saya rangkum dan di ambil dari beberapa sumber di bawah ini adalah.
Manusia sebagai makhluk sosial tentunya manusia saling membutuhkan satu sam lain. Manusia memiliki saling ketergantungan. Tidak ada manusia yang mampu melakukan sesuatu tanpa bantuan dari orang lain kecuali suatu pekerjaan yang bisa di kerjakan sendiri, misalnya membuat tugas dari dosen, apalagi tugas individu, pastinya itu akan di kerjakan sendiri. Walaupun itu adalah tugas individu tetap saja kita masih memerlukan bantuan dari teman, misalnya meminta bantuan mencari ide tentang apa yang akan di buat. Contoh yang paling dekat manusia saling membuhkan satu sama lain adalah, pada saat pembuatan suatu rumah atau gedung-gedung yang besar. Pada saat pembuatan tersebut akan ada banyak buruh bagasih yang saling tolong menolong dalam proses pembuatan rumah tersebut. Sejak kita lahirpun sudah mengalami yang namanya manusia sebagai makhluk sosial, misalnya pada saat ibu melahirkan aka nada beberapa dokter atau bidan yang akan mendampingi ibu saat melahirkan. Sang Dokter menolong ibu pada saat ibu akan melahirkan. Dengan bantuan dokter dan bantuan Allah SWt kita dapat terlahir dengan selamat. Intinya menurut saya kita membuthkan orang lain dan juga membutuhkan sang Ilahi, Yang kodratnya kita hidup di dunia hanya untuk sementara dan dunia hanya milik Allah SWT. Maka dari itu, Di dalam hubungan sosial manusia perlu berinteraksi atau berkomunikasi. Karena suatu hubungan tidak akan berjalan dengan lancer tanpa adanya interaksi atau komunikasi antara satu orang dengan yang lainnya.
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari pengaruh orang lain. Ketika anda pergi ke kampus atau ke tempat lain, tidak bisa dengan seenaknya berpakaian menurut kehendak anda sendiri. Anda ahrus tunduk dan patuh terhadap peraturan di dalam masyarakat
pengertian makhluk sosial adalah sebagai berikut, dalam kehidupan di dunia, setiap makhluk hidup memerlukan interaksi dan komunikasi satu sama lain, khususnya bagi umat manusia. Interaksi dan komunikasi ini sangat diperlukan karena manusia ditakdirkan menjadi makhluk sosial yang tak pernah lepas dari bantuan orang lain. Oleh karena manusia hidup sebagai mahkluk sosial itulah, disadari maupun tidak, manusia cenderung hidup berkelompok dengan tujuan yang sama, yakni untuk meningkatkan kesejahteraan dan kehidupan mereka masing-masing.

BERIKUT ADALAH PENJELASAN DARI FILSAFAT DAN KOMUNIKASI YANG DI AMBIL DARI BEBERAPA SUMBER.
Dalam tujuannya meningkatkan taraf kesejahteraan dan kehidupan manusia, mereka cenderung hidup berkelompok yakni misalnya untuk mewujudkan kebutuhan sosialnya, terciptanya keamanan, ketertiban, keadilan, kenyamanan, kerjasama dan lain sebagainya. Dalam kehidupan berkelompok pula, manusia relatif tidak berorganisasi namun semua itu terjadi secara spontan untuk hidup berkelompok.
Tidak mungkinlah manusia mampu hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Dalam contoh lain, saat kita telah tiada di dunia (meninggal), kitapun tentu saja membutuhkan bantuan orang lain untuk menguburkan jenazah kita.
Dari berbagai contoh diatas yang telah dipaparkan, sehingga kita disebutlah manusia sebagai makhluk sosial.
Manusia sebagai makhluk sosial memiliki naluri untuk saling tolong menolong, setia kawan, rasa toleransi, simpati dan juga empati terhadap sesamanya. Keadaan inilah yang dapat menjadikan suatu masyarakat yang baik, harmonis dan rukun, hingga saat berinteraksi itulah mengharuskan terciptanya norma dan etika yang harus dijaga selama proses berinteraksi dengan sesamanya. Bila dalam proses tersebut kita melanggar norma-norma dan etika kesopan santunan, maka akan timbulah penyimpangan-penyimpangan sosial.
Manusia sebagai makhluk sosial memiliki 2 harkat, yakni:
1.Keinginan untuk bersatu dengan manusia lainnya (masyarakat) Dalam keinginan untuk bersatu dengan manusia lainnya (bermasyarakat), manusia cenderung untuk memenuhi tujuan hidupnya dalam menyejahterakan kehidupannya, misalnya saja dalam hal untuk mewujudkan suatu keamanan dalam suatu tempat tinggal dan dalam berbagai hal lainnya yan