ARSIP BULANAN : June 2015

UAS KOMUNIKASI GENDER BERITA 5W1H GAMBAR 2

17 June 2015 13:27:51 Dibaca : 968

“MENJADI CLEANING SERVICE DEMI MENAFKAHI KELUAGA”

      18 mei 2015, seorang ibu sedang membersihkan kampus Universitas Negeri Gorontalo tepatnya di gedung kuliah bersama fakultas ilmu sosial. Ibu ini bekerja sebagai cleaning service di Universitas Negeri Gorontalo. Lagi lagi perempuan harus mencari nafkah untuk keluarganya. Ibu ini mulai bekerja pada pukul 5 pagi atau bahkan bisa saja sedikit kurang atau lebih pagi dari pada itu. Tapi kapanpun itu, yang pasti ibu biasanya sudah terlihat beraksi dengan segenap peralatan kerjanya di waktu subuh. Di waktu subuh ini, ibu sudah disuguhi dengan kewajiban yang menantang. Sebuah gedung dan halaman sudah menunggu untuk dibersihkan dan dirapikan. Ibu ini bekerja setiap hari mulai dari hari senin sampai dengan minggu. Berangkat saat waktu masih gelap dan pulang waktu sudah gelap pula. Kesehariannya terus membersihkan sekeliling halaman Universitas Negeri Gorontalo sampai gedung kuliah di seluruh fakultas.. belasan gedung dan luasnya halaman kampus Universitas Negeri Gorontalo itu yang selalu di hadapi ibu setiap hari. Mulai dari fakultas ilmu sosial yang berjumlah 3 lantai dan belasan ruangan yang harus di bersihkan . Belum lagi gedung-gedung yang berada di fakultas lain.

     Apa lagi banyaknya mahasiswa ini yang selalu menjadi penantang bagi ibu dalam membersihkan seluruh gedung dan ruangan kami. Dengan jumlah yang banyak puluhan bahkan ratusan, dengan tingkah laku dan polanya masing-masing, ada-ada saja yang terjadi saat ibu selesai membersihka seluruh ruangan. Mulai dari ada yang membuang puntung rokok sembarangan. Ada yang mungkin sengaja meninggalkan puntung rokoknya di tangga tapi lupa mengambilnya lagi setelah urusannya selesai. Ada yang buang bungkus permen. Sembarangan buang tissue di lantai. Menyebar abu rokoknya di atas meja dan kursi. Meninggalkan botol bekas air mineralnya. Sampai kotor yang terkena kotoran alas kaki para mahasiswa. Baik itu kotor karena bekas tanah, bekas lumpur, atau bekas rumput. Lengkap sudah apa yang di derita seorang ibu ini. Namun, dengan rasa tanggung jawabnya yang besar, walaupun badannya sudah terasa lelah, ibu tetap membersihkan kembali sisa puntung rokok dan kotoran alas kaki para mahasiswa. Meskipun banyak yang berpendapat bahwa profesi seorang Cleaning Service adalah profesi yang rendah, akan tetapi sebenarnya fungsi seorang Cleaning Service berperan sangat besar karena membantu kebersihan yang ada di Universitas Negeri Gorontalo. Selain itu, hal yang paling memudahkan adalah, profesi Cleaning Service tidak membutuhkan tingkat pendidikan tertentu, yang dibutuhkan hanya kemauan dari diri sendiri dan juga kerja keras. Tidak hanya itu, peluang untuk mendapatkan pekerjaan sebagai Cleaning Service juga sangat besar karena pertumbuhan ekonomi di negara Indonesia semakin meningkat yang berbanding lurus dengan semakin banyaknya perusahaan yang membuka kantor-kantor baru yang membutuhkan tenaga Cleaning Service.

UAS KOMUNIKASI GENDER BERITA 5W1H GAMBAR 1

17 June 2015 13:22:22 Dibaca : 1993

NAMA : HARIA WARTABONE

KELAS : B ILMU KOMUNIKASI

M.K : KOMUNIKASI GENDER (MEMBUAT BERITA 5W1H)

“SEORANG IBU RELA MENDORONG GEROBAK DEMI KEBUTUHAN HIDUP”

      Rabu 20 mei 2015, di tengah terik matahari seorang ibu mendorong gerobak sambil membawa anaknya, tepatnya di jalan panjaitan depan rumah makan Wong Solo. Karena tidak mampu mencari pekerjaan yang lain, dan sang suami sudah tidak ada lagi, maka seorang ibu bersama anaknya ini mendorong gerobak dan mengelilingi kota gorontalo. Berangkat pagi dan pulang malam demi mendapat uang untuk makan sehari. Di tengah-tengah banyaknya kenderaan, seorang ibu ini tetap berjalan mendorong gerobaknya sambil memungut botol-botol yang berada di jalan. Tidak mengenal panasnya mata hari yang membakar tubuhnya, ibu ini dengan penuh semangat bekerja mendorong gerobak dan mencari botol-botol plastik yang biasanya ditemukan di jalanan ataupun di tempat sampah. Satu botol plastik sangat berarti bagi ibu dan anaknya karena dengan mengumpulkan botol-botol plastik, mereka dapat menyambungkan hidup mereka. Setelah botol-botol plastik terkumpul, Kemudian botol-botol plastik ini di jual agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka untuk makan. Botol-botol plastik ini di jual perkilo.

          perkilonya hanya di hargai lima ribu rupiah saja. Kadang harganya bisa lebih, bahkan bisa saja kurang dari 5 ribu rupiah. Namun dengan uang lima ribu rupiah saja ibu sudah senang dan bersyukur dengan rejeki yang telah ibu dapat dalam sehari. Walaupun uang yang di dapat dalam sehari tidak cukup untuk membeli makanan dalam waktu 2 hari, tetapi tanpa rasa bosan, besok-besoknya lagi ibu tetap mendorong gerobak dengan penghasilan yang sama. Botol botol plastik yang menurut kita adalah hanya sebuah sampah yang perlu di buang bahkan di bakar, tanpa kita sadari ada orang yang membutuhkannya. bagi kita benda seperti itu tidak penting, tapi bagi mereka yang hidup di jalanan itu sangat berarti dan dapat menghasilkan uang yang bisa di gunakan sehari atau dua hari. Perempuan yang pada umumnya hanya sebagai ibu rumah tangga kini telah menjadi pencari nafkah, yang seharusnya pekerjaan tersebut di lakukan oleh seorang laki-laki. Namun apa daya, tinggallah seorang ibu ini yang mampu menafkahi keluarganya. Tanpa rasa mengeluh dan tanpa rasa malu ibu ini terus bekerja mendorong gerobak yang sudah menjadi pekerjaannya sehari-hari. Hebatnya, seorang ibu ini berkata, bahwa selagi dia masih mampu bekerja dia akan tetap bekerja dari pada harus meminta-minta di jalanan ataupun di tempat-tempat lain.