ARSIP BULANAN : May 2017

Jurnalisme Online

16 May 2017 17:27:12 Dibaca : 86

Kuliner Khas Gorontalo Segera Lengkapi Keindahan Pantai Botutonuo

Gorontalo - Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Bone Bolango akan membangun pusat kuliner daerah di objek wisata Pantai Botutonuo, Gorontalo.

Hadijah Pomalingo, Kepala Seksi Destinasi dan Pengembangan Objek Wisata dari Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Bone Bolango mengatakan, pusat kuliner tersebut berbasis masyarakat.

"Kami akan membangun pusat kuliner untuk dipergunakan oleh masyarakat, dengan menjual kuliner khas daerah Gorontalo," kata dia, Sabtu, 13 Mei 2017.
Berbagai menu lokal Gorontalo yang akan dijual seperti milu siram, ikan bakar, pisang goreng sambal sagela serta jagung bakar.

Hadijah mengatakan, di Pantai Botutonuo, memang sudah ada gazebo-gazebo milik warga, dan pihaknya akan menata tempat itu pengelolaan tetap dilakukan oleh masyarakat.

"Selain itu, akan juga dibangun pedestrian bagi pejalan kaki, tempat bilas dan juga tempat sampah dan lampu-lampu," ia menjelaskan.

Untuk mengembangkan objek wisata pantai Botutonuo, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan menambah wahana air, seperti banana boat atau perahu pisang, maupun tempat penyewaan alat selam.

Pantai Botutonuo dan objek wisata alam Lombongo merupakan dua destinasi wisata unggulan yang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Bone Bolango pada 2017 ini. Keduanya diharapkan dapat menarik banyak wisatawan berkunjung ke Gorontalo.

 

Danau Limboto Makin Terdesak Jagung dan Eceng Gondok

Gorontalo - Danau Limboto yang berada di Kecamatan Limboto, Gorontalo, makin terdesak tanaman jagung dan eceng gondok. Kedalaman danau yang pernah terukur mencapai 30 meter kini bahkan tidak mencapai 3 meter.
Kondisi itu disebabkan tingginya sedimentasi akibat erosi yang terjadi di beberapa wilayah hulu. Material itu kemudian terbawa lewat sungai-sungai dan bermuara serta mengendap di Danau Limboto.
Hal itu menyebabkan eceng gondok semakin subur. Tanaman pengganggu itu kini bahkan hampir menutupi permukaan Danau Limboto.
Pantauan kondisi lahan sejumlah wilayah pegunungan gundul. Salah satu daerah aliran sungai (DAS) yang berada di Dusun Marisa, Desa Daenaa, Kecamatan Limboto Barat, rusak.
Pohon-pohon tanaman keras yang seharusnya melindungi kawasan itu sudah jarang ditemui. Posisinya digantikan jagung-jagung petani setempat.

Kepala Balai Pengelolaan DAS, Hutan Lindung (BPDAS), Provinsi Gorontalo, M Tahir, mengatakan, dari total luas DAS di Kabupaten Gorontalo, yakni 90,029 hektare (ha), sekitar 43 persen atau 40 ha sudah masuk dalam kategori lahan kritis.

"Jika ini dibiarkan, suatu saat Danau Limboto akan tinggal menjadi kenangan karena akan semakin banyak sedimentasi yang menumpuk di sana," kata Tahir saat dikonfirmasi, pekan lalu.

Hingga kini, pihaknya mengaku hanya mengimbau para petani yang menanam di kemiringan di atas 30 derajat, mengubah sistem penanaman dengan menerapkan metode berbasis konservasi tanah dan air.

"Yakni, dengan membuat teras pada setiap lahan yang akan ditanami jagung maupun sayuran dan menyisakan sebagian wilayah untuk ditanami pohon," ujar Tahir.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong