Petani zaman Dulu VS Zaman Sekarang

15 March 2013 08:29:13 Dibaca : 5276 Kategori : AGRICULTURE


Dulu petani menanam padi tidak menggunakan pupuk karena menurut mereka dapat merusak tanaman. Pikiran petani pada saat ini memang benar adanya karena unsur hara yang terkandung pada lahan petani memang masih melimpah. Akan tetapi, lama kelamaan produksi petani makin menurun, dan pemerintah memberikan bantuan pupuk untuk menambah unsur hara tanah. Waktu itu, dibutuhkan proses yang cukup lama untuk meyakinkan petani agar memakai pupuk sampai akhirnya petani berkenan. Dan, hasilnya produksi padi semakin meningkat sehingga petani baru mempercayai manfaat dari pupuk tersebut. Sekarang, berbalik keinginan pemerintah untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia karena dengan penggunaan pupuk dapat merusak tanah. Dan, lagi-lagi petani mati-matian untuk tidak ingin mengurangi penggunaan pupuk kimia bahkan mereka ingin penyaluran pupuk diperbaiki agar petani mendapatkan pupuk sesuai jenis dan kebutuhannya. Padahal sekarang populer "save our earth" dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia dan mengganti atau mencampur sebahagian dengan pupuk organik dalam rangka menggalakkan program pemerintah dalam rangka pertanian organik.

Pada zaman dulu petani menggunakan pupuk kandang. Hasilnya sudah bagus, Penyakit tanaman belum seberapa banyak dan aneh-aneh, Tanah masih gembur dan subur. Ketika Petani dikenalkan oleh pemerintah, pupuk kimia/urea pada era pemerintahan orba pada tahun 1980an.
Semua petani didaerah-daerah dianjurkan untuk memakai pupuk urea gratis. Tetapi banyak petani yang masih ragu dengan pupuk tersebut untuk dicoba bahkan ada yang dikasih ditukar dengan beras pada waktu itu. Ketika ada salah satu petani yang mau mencoba, ternyata hasilnya sangat luarbiasa meningkat pesat. Akhirnya semua petani kita menggunakan pupuk kimia tersebut sampai sekarang. Petani sekarang sudah banyak yang lupa dan meninggalkan pupuk kandang/kompos. Pertanian Indonesia pada waktu itu sampai bisa ekspor beras/swasembada pangan. Ternyata grafik pertanian kita seperti Huruf u terbalik, yaitu semakin tahun semakin menurun. Ada apa?... Setelah diteliti oleh pakar ilmu pertanian, ternyata lahan pertanian kita mengalami degradasi mutu lahan ini semua dampak dari penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dan terus menerus. 

Semakin tahun penggunaan pupuk kimia tidak semakin sedikit tetapi produksi pupuk kimia tetap akibatnya pupuk sering kehabisan/Langka. Solusi dari Pemerintah: Untuk mengatasi kelangkaan pupuk kimia/kerusakan tanah Pemerintah lewat MENTAN menganjurkan pemakaian pupuk secara berimbang kimia + Organik Untuk mengembalikan lahan agar kembali subur diperlukan pupuk kandang/kompos per Ha antara 20 sampai 40 ton atau minimal 5 Ton pupuk kandang setiap kali musim tanam. Tetapi kendala dilapangan ketersedian pupuk kandang sulit. Kalaupun ada butuh biaya lagi untuk sampai kelahan. Pupuk kandang dari kotoran sapi tidak bisa langsung dipakai butuh waktu min. 3-6 bulan. 

SOLUSI NASA: Melalui riset yang panjang dan butuh waktu yang lama PUPUK ORGANIK NASA menemukan solusi alternative pengganti pupuk kandang 1 liter POCNASA setara dengan 1 Ton unsur hara mikro pupuk kandang. Untuk lahan 1 Ha diperlukan 10 botol PocNasa ( 1 botol=500cc ) + Hormonik/zat pengatur tumbuh cukup disemprotkan ke tanaman antara jam 7-10 pagi. 
POPSUPERNASA: Pupuk Organik Padat SuperNasa 1 btl isi 250 gr setara dengan 2.5 Ton Pupuk kandang. Praktis, Ekonomis, harga terjangkau. Bisa mengurangi penggunaan pupuk kimia 25% sampai 50% berdasarkan rekomendasi setempat. PUPUK ORGANIK NASA, sebagai Pengganti pupuk kandang/kompos bukan pengganti pupuk kimia. Ijin Dep. Perdagangan RI: No. Reg. 503/00.1999/ILMK/V Ijin Dep. Pertanian RI: Nomor: L.004/organik/PPI/X/2005 Sucofindo: No. 3561027

Metamorfosis petani atau petani harus berubah menerima keadaan sekarang layaknya metamorfosis kupu-kupu dimana dibutuhkan beberapa proses mulai dari bertelur sampai jadi kupu-kupu yang cantik dan terbang bebas. Petani harus berani mengambil keputusan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi sekarang dan bisa menerima segala sesuatu yang memberikan manfaat lebih terhadap peningkatan produksi dan pendapatan petani. Cuman yang perlu jadi perhatian dan harus diketahui semua pihak adalah perubahan petani harus disertai denga pendampingan dan contoh/teknis yang jelas karena baik petani bahkan semua orang akan langsung setuju terhadap suatu perubahan jika mereka melihat sendiri perubahan itu memberikan manfaat dan keuntungan yang lebih daripada kita mempertahankan sesuatu yang belum atau tidak memberikan keuntungan. Intinya petani harus mendaptkan jaminan dari pemerintah dan siap membantu segala keperluan petani untuk bisa mengangkat derajat hidup petani saat ini.

 

sumber :

1. http://pupuknasa-organik.blogspot.com/2008/12/pada-zaman-dulu-petani-sebelum-tahun_19.html

2. http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2012/01/29/metamorfosis-petani/