Nama : Siti Hadija Ngadi

       Nim     : 151420047

       Kelas   : 2B

 

 

 A. Latar Belakang

      Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap manusia selalu melakukan kegiatan konsumsi dimana kegiatan konsumsi ini yakni menghilangkan sebuah nilai barang atau jasa untuk memenuhi kepentingan,keinginan, dan kebutuhan bagi setiap orang untuk mencapai kepuasannya. Faktor konsumsi terdiri dari faktor internal dan faktor ekternal, faktor internal yakni faktor yang berasal dari di pribadi konsumen meliputi pendapatan konsumen, keinginan konsumen, kebiasaan konsumen, dan selera konsumen. Sedangkan faktor ekternal yakni faktor yang berasal dari luar konsumen atau berasal dari lingkungan sekitar dimana konsumen itu tinggal. Konsumsi adalah penggunaan barang dan jasa yang ditunjukkan langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup (Sukwiaty 2006 : 28). Seorang konsumen harus bertindak bijaksana dalam mempergunakan atau membelanjakan uangnya dengan cara bertindak ekonomis yaitu mempertimbangkan hasil dan pengorbanan. Dalam hal ini yang menjadi sorotan utama pengunaan konsumsi disini yakni seorang mahasiswa. Dimana bagaimana ia melakukan kegiatan konsumsi dilihat dari segi standar ekonomi tinggi maupun ekonomi rendah dari orang tua.       Perilaku konsumsi mahasiswa biasanya condong pada perilaku konsumsi Rasional (konsumtif) dan irasional. Konsumsi rasional bisa dikatakan perilaku konsumsi yang tidak ada batasnya. Sedangkan perilaku konsumsi irasional lebih pada mementingkan keinginannya dari pada kebutuhannya yang nantinya dengan perilaku konsumsi mahasiswa ini bisa berdampak pada status sosial ekonomi orang tua. Mahasiswa hendaknya sadar bahwa tidak selamanya kebutuhan yang dicari akan terpenuhi karena masalah kelangkaan. Sesuai dengan yang disampaikan Raharja dan Manurung (2010: 1) bahwa keputusan dalam menentukan pilihan bukanlah pekerjaan yang mudah, sebab berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.         Dilanjutkan oleh Raharja dan Manurung karenanya manusia perlu belajar bagaimana menetukan pilihan, hal inilah yang akan dipelajari dalam ilmu ekonomi (economic). Dengan demikian ilmu ekonomi membantu manusia agar upaya kearah pemenuhan kebutuhan yang selalu langka tersebut bisa dilakukan dengan baik.       Menurut Sangaji dalam Dian Eka (2011: 30) mengatakan bahwa,”Status sosial ekonomi adalah gambaran tentang keadaan seseorang atau suatu masyarakat yang ditinjau dari segi sosial dan ekonomi, gambaran itu seperti tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan sebagainya.” Quin dalam Dian Eka (2011: 30) menambahkan bahwa,”Status sosial ekonomi adalah ukuran untuk menentukan posisi seseorang, yaitu berdasarkan pekerjaan, penghasilan dan keanggotaannya dalam perkumpulan sosial.” Ada tiga faktor yang mempengaruhi status sosial ekonomi yaitu: (1) Penghasilan atau kekayaan Menurut Danang sanyoto (2002:34) Penghasilan adalah pendapatan rata-rata yang diperoleh dari pekerjaan yang ditekuni dalam kehidupan sehari-hari. Artinya adalah Tingkat pendapatan orang tua biasanya didasarkan atas pekerjaan yang mereka lakukan pada suatu instansi baik instansi pemerintah maupun swasta, dari pekerjaan itu mereka akan mendapatkan suatu penghasilan sesuai dengan yang diberikan oleh pihak yang bersangkutan dimana mereka bekerja, (2). Pekerjaan Menurut Setiadi J. Nugroho (2003:34) Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang tua siswa untuk mencari nafkah. Bidang-bidang pekerjaan yang ada di masyarakat semakin bertambah banyak yang masing-masing menuntut keterampilan, kemampuan, keahlian, dan pendidikan, (3). Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.Apabila perekonomian cukup, lingkungan materil yang dihadapi anak di dalam keluarganya lebih luas seperti ia mendapat kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan bermacam-macam kecakapan hidup yang tidak dapat ia perkembangkan apabila tidak ada alat-alatnya, selain itu hubungan sosial antara seorang anak dengan orangtuanya juga mempengaruhi perkembangan kecakapan hidup seorang anak. Dapat dikatakan bahwa status sosial ekonomi bersifat relatif sehingga tidak dapat disamakan antara kelompok masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Mahasiswa yang memilikipengetahuan terhadap cara mengelola keuangan, kualitas barang, dan kebutuhan mendesak yang sewaktu-waktu bisa terjadi akan lebih selektif dalam melakukan kegiatan konsumsi Untuk memiliki literasi ekonomi yangmemadai, mahasiswa perlu memahami ilmu ekonomi. Sesuai dalam teori dikatakan bahwa ”status sosial ekonomi (kelas sosial) seseorang akan mempengaruhi pola konsumsinya” (Engel, Blackwell dan Minard: 1994). Hal ini berarti semakin tinggi status sosial ekonomi orang tua maka peluang untuk berkonsumsi semakin banyak.

 

B. Rumusan Masalah

B. Rumusan Masalah1. Apa itu konsumsi?

2. Bagaimana perilaku konsumsi mahasiswa dilihat dari aspek status sosial ekonomi?

3. Bagaimana caranya mengatasi tindakan konsumsi yang rasional?

4. Apakah status sosial ekonomi orang tua dapat mempengaruhi kegiatan konsumsi?

 

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu konsumsi.

2. Untuk mengetahui bagaimana perilaku konsumsi dilihat dari aspek status sosial ekonomi.

3. Untuk mengetahui bagaimana caranya mengatasi tindakan konsumsi yang rasional.

4. Untuk mengetahui apakah status sosial ekonomi orang tua dapat mempengaruhi kegiatan konsumsi.

                 

                               DAFTAR PUSTAKA

 

Dias. 2015. Pengaruh Literasi Ekonomi Dan Gaya Hidup Terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa.Journal Vol 5 Nomor 1. Diakses 24 April 2016Engel, J.F., R.D, Blackwell., and P.W, Miniard, (1994). Perilaku Konsumen. Jakarta: Binarupa Aksara.Herdiyani, R. 2014. Dampak Media Bagi Remaja Perempuan. Http://www.Jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act”artikel1%7c.26%cx.

 

PENDAHULUAN

   Setiap manusia pasti melakukan kegiatan konsumsi dan kegiatan konsumsi ini dilakukan setiap hari. Tujuan dari kegiatan konsumsi adalah untuk memperoleh kepuasan setinggi-tingginya atas penggunaan barang dan jasa serta mencapai tingkat kemakmuran. Perilaku konsumsi dipengaruhi faktor intern dan ekstern, faktor intern antara lain dipengaruhi oleh faktor kepribadian yang meliputi motif, IQ, emosi, cara berfikir dan persepsi Konsumsi adalah penggunaan barang dan jasa yang ditujukan langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup (Sukwiaty dkk, 2006: 28).

  Salah satu lapisan konsumen dalam melakukan kegiatan konsumsi adalah remaja. Remaja memiliki kemampuan berkonsumsi yang tinggi karena mereka cenderung menjadi trend center dalam kegiatan berkonsumsi. Salah satu kalangan remaja yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi IKIP PGRI Bojonegoro tahun 2014. Perilaku mahasiswa cenderung pada kegiatan berkonsumsi rasional dan kegiatan berkonsumsi irasional. Apabila mahasiswa berkonsumsi secara irasional maka akan cenderung berperilaku konsumtif. Mahasiswa diharapkan melakukan tindakan ekonomis dalam melakukan kegiatan konsumsi. Mahasiswa hendaknya sadar bahwa tidak selamanya kebutuhan yang dicari akan terpenuhi karena masalah kelangkaan.

 Sesuai dengan yang disampaikan Raharja dan Manurung (2010: 1) bahwa keputusan dalam menentukan pilihan bukanlah pekerjaan yang mudah, sebab berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Dilanjutkan oleh Raharja dan Manurung karenanya manusia perlu belajar bagaimana menetukan pilihan, hal inilah yang akan dipelajari dalam ilmu ekonomi (economic). Dengan demikian ilmu ekonomi membantu manusia agar upaya kearah pemenuhan kebutuhan yang selalu langka tersebut bisa dilakukan dengan baik.Perilaku konsumsi dapat diartikan sebagai tindakan menggunakan barang dan jasa. Dimana untuk memperolehnya harus disisihkan dari penghasilan yang diperoleh seseorang. Dengan kata lain seorang konsumen harus bertindak bijaksana dalam mempergunakan atau membelanjakan uangnya dengan cara bertindak ekonomis yaitu mempertimbangkan hasil dan pengorbanan. Rasional merupakan suatu tindakan manusia yang senantiasa direncanakan sebelumnya dan dilakukan secara sadar melalui pemikiran matang dalam hal tindakan ekonomi. Diharapkan bahwa seseorang dapat mendasari tindakan ekonominya dengan tujuan mencapai efektifitas dan efisiensi ekonomi. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa status sosial ekonomi juga mempengaruhi perilaku konsumsi seseorang. Dimana status sosial ekonomi akan menentukan tingkat pengalaman dalam kehidupan ekonomi sehari-hari. Selain itu terdapat perbedaan aktifitas antara keluarga yang berstatus sosial ekonomi tinggi dengan status sosial ekonomi rendah.

 

(5 hal yang menjadi isi dari Pendahuluan/Latar belakang tersebut)

1. Kegiatan Konsumsi

2. Perilaku konsumsi faktor internal dan eksternal

3. Perilaku mahasiswa yang cenderung pada kegiatan berkonsumsi rasional dan irasional

4. Status sosial ekonomi berpengaruh pada kegiatan konsumsi

5. Perbedaan antara keluarga yang berstatus sosial ekonomi tinggi dan keluarga yang berstatus sosial ekonomi rendah.

 

     Konsumsi adalah salah satu kegiatan ekonomi, dalam ilmu ekonomi, konsumsi adalah suatu kegiatan mengurangi nilai suatu barang atau jasa. Tujuan manusia melakukan komsumsi adalah untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga manusia dapat terus melangsungkan hidupnya.      

     Perilaku konsumsi mahasiswa biasanya ada yang bersifat Rasional dan ada yang bersifat Irasional. Mahasiswa yang konsumsinya bersifat Irasional lebih bersifat konsumtif. Menurut Ancok (2004) dalam Ningrum (2011 :3), "Perilaku konsumtif adalah kecenderungan masyarakat untuk melakukan konsumsi tiada batas. " Manusia lebih mementingkan faktor emosinya dari pada tindakan rasionalnya atau lebih mementingkan keinginannya dari pada kebutuhannya.      Menurut Sangaji dalam Dian Eka (2011 : 30) mengatakan bahwa, "Status sosial ekonomi adalah gambaran tentang keadaan seseorang atau suatu masyarakat yang ditinjau dari segi sosial dan ekonomi, gambaran ini seperti tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan sebagainya.

     Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa status sosial ekonomi adalah latar belakang ekonomi keluarga atau orang tua yang diukur dengan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, pemilihan kekayaan, atau fasilitas serta jenis kekayaan.

 

          Melalui kepada Biro Akademik Kemahasiswaan dan perencanaan (BAKP) Zumriyati Mohamad menyampaikan seleksi berbasis prestasi unggul yakni mahasiswa yang memiliki prestasi luar biasa baik akademik maupun non akademik yang dibuktikan dengan sertifikat atau surat keterangan lainnya.

"Prestasi yang dimaksut yakni berupa bidang keolahragaan, keseniaan, olimpiade bidang studi dan lomba bidang keagamaan,"

Selain itu, mahasiswa yang memiliki kemampuan menghafal Al-Qur'an paling sedikit 5 Juz dan penemu tepat guna yang dibuktikan dengan hak cipta atau HKI, bisa mengikuti seleksi mandiri tanpa melalui seleksi masuk perguruan tinggi.

"Ini merupakan tahap seleksi mandiri berbasis prestasi unggul, salah satu tahap pendaftaran jalur mandiri UNG yang tidak lain melalui tes,"

Hal seperti ini baru pertama kali dilakukan oleh kampus UNG dalam masa penerimaan mahasiswa baru 2019.

"Hal ini bertujuan agar dapat melakukan penjaringan mahasiswa UNG yang berkualitas dan memiliki prestasi, untuk kemudian dapat diasah dalam meningkatkan kualitas lulusan,"

 

Mahasiswa berprestasi UNG mendapatkan penghargaan

17 September 2020 08:27:09 Dibaca : 16

GORONTALO – Mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo kembali mengukir prestasi membanggakan, prestasi tersebut tidak hanya diperoleh pada ajang regional saja, namun juga pada event berskala nasional. Atas ukuran prestasi tersebut UNG memberikan reward berupa piagam penghargaan dan bonus kepada 16 mahasiswa yang telah mengharumkan nama UNG.

Penyerahan piagam penghargaan serta sejumlah bonus diserahkan langsung Wakil Rektor I Bidang Akademik Prof. Dr. Mahludi Baruadi, M.P, disela-sela kegiatan Apel Korpri di lingkungan civitas akademika UNG, Kamis (17/12)

Pemberian hadiah dan penghargaan kata Prof. Mahludin, merupakan bentuk apresiasi serta dukungan kepada mahasiswa yang telah mengharumkan nama Universitas Negeri Gorontalo baik itu pada kegiatan akademik maupun non akademik. Agar nantinya seluruh mahasiswa dapat semakin termotivasi dalam meningkatkan kualitas yang dimiliki, untuk dapat mencetak prestasi membanggakan lainnya baik itu ditingkat lokal, regional hingga tingkat nasional.

“Penghargaan ini merupakan cambuk pemicu dalam memberikan semangat dan motivasi untuk terus berkarya dan mencetak prestasi membanggakan,” ungkap Prof. Mahludin.

Menurut Prof. Mahludin, salah satu tolak ukur dari baiknya kualitas sebuah perguruan tinggi diukur dari banyaknya prestasi yang berhasil diraih mahasiswa. Dan untuk semakin meningkatkan prestasi tersebut, UNG senantiasi melakukan berbagai pembinaan serta pembimbingan baik itu melalui organisasi kemahasiswaan dan kegiatan ekstrakurikuler kemahasiswaan, maupun proses pembelajaran di kelas.

“Terima kasih telah berhasil mengharumkan nama UNG. Dan saya berharap prestasi mahasiswa mahasiwa dapat lebih meningkat dimasa mendatang,” harapnya.

Sejumlah penghargaan yang berhasil diraih mahasiswa UNG ditingkat nasional diantaranya, juara II takraw beregu dan Juara III Takraw Double Event pada ajang Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) ke XIV di Aceh. Serta juara I tingkat nasional untuk zona Sulawesi pada ajang Bintang Radio Indonesia dan ASEAN.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong