Perbandingan sistem pendidikan

02 June 2021 10:55:44 Dibaca : 38

Nama : Nurhayati Eka Saputri

Nim : 151420168

Kelas : 2F PGSD

 

beberapa perbedaan sistem pendidikan antara Finlandia dan Indonesia:

1.Finlandia : anak-anak baru bersekolah saat usia 7 tahun

Anak-anak di Finlandia baru bersekolah saat usia 7 tahun, mereka tidak diperkenankan mengikuti playgroup ataupun sejenisnya. Pemerintah Finlandia justru memberi tugas kepada para orang tua untuk melaksanakan Pendidikan Anak Usia Dini. Alasannya karena dari bayi hinnga usia 6 tahun adalah masa yang kritis untuk tahap awal perkembangan anak. Pemerintah Finlandia memberi Maternity Package untuk setiap Ayah dan Ibu ketika ia memiliki bayi yang berisi panduan untuk mendidik anak mereka.

Indonesia : anak usia dua tahun pun sudah masuk playgroup, diasuh oleh babysitter, dan orang tua tidak mengawasi perkembangan anak dengan seksama.

2.Finlandia : tidak ada tes hingga usia 16 tahun

Ketika anak-anak Finlandia masuk sekolah, tidak ada kewajiban untuk mengikuti ujian tingkat nasional, kecuali saat ia hendak melanjutkan kuliah di perguruan tinggi. Finlandia tidak menganut GERM (Global Education Reform Movement) yang menekankan pendidikan ke arah kompetisi dan persaingan. Pembelajaran di kelas pun berlangsung rileks tanpa ketegangan.

Indonesia : untuk masuk SD negeri saja anak harus mengikuti tes dan bersaing dengan teman sebayanya.

3.Finlandia : tidak banyak tugas dan PR

Anak-anak Finlandia tidak perlu pulang ke rumah dengan membawa tugas yang tidak relevan dengan hobi dan kesenangannya. Mereka cukup mengembangkan bidang yang mereka sukai, menggali potensi dalam diri hingga bisa meraih prestasi. Mereka juga tidak perlu mengikuti bimbel ataupun mengerjakan puluhan soal di kelas. Satu kelas pun hanya berisi 15-17 siswa sehingga keadaan kelas lebih kondusif untuk belajar. Sehingga setiap siswa bisa berkonsultasi pada guru dengan leluasa.

Indonesia : satu kelas berisi 40 siswa dan semuanya pulang ke rumah membawa tumpukan tugas yang menyita waktu bermain mereka. Kegiatan di kelas pun hanya mendengarkan ceramah dan mengerjakan puluhan soal-soal.

4.Finlandia : guru adalah tamatan S2 dengan lulusan terbaik

Di Finlandia, guru bukan hanya pahlawan tanpa tanda jasa tapi juga profesi terhormat. Bahkan orang Finlandia merasa lebih terhormat menjadi guru dibandingkan bekerja sebagai dokter. Untuk menjadi guru diperlukan kompetensi setara Strata 2 dengan nilai terbaik. Mereka wajib menerapkan metode belajar aktif dan menyenangkan serta memberi motivasi kepada para siswanya. Guru memiliki keintiman dengan siswanya maka guru pun bebas merumuskan kurikulum yang sesuai dengan karakteristik siswanya.

Indonesia : masih banyak guru bergaji kecil, dianggap remeh, banyak guru yang tidak memahami disiplin ilmu psikologi perkembangan.

5.Finlandia : tidak mengkotak-kotakan siswa dengan nilai prestasi atau tingkat ekonomi

Tidak ada mengkubu-kubukan siswa dengan penyebutan kelas reguler dan akselerasi apalagi VIP. Kualitas masing-masing sekolah tidak berbeda jauh sehingga tidak terlihat kesenjangan antar siswa. Para orang tua tidak perlu khawatir dengan biaya sekolah. Finlandia menanggung biaya pendidikan di sekolah hingga perguruan tinggi Strata 1 termasuk sekolah swasta. Kesempatan belajar dibuka lebar dan ditanggung pemerintah. Tidak perlu ada kekhawatiran tidak menerima ijazah karena belum membayar ataupun tekanan tidak naik kelas.

Indonesia : siswa dibagi dalam beberapa “kelas”, kemajuan kualitas di tiap sekolah pun berbeda-beda. Banyak istilah “sekolah orang kaya” dan “sekolah anak pintar”

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong