6 Filsuf Muslim dan Karyanya

30 March 2014 22:39:55 Dibaca : 4201

Nama: Defri Sofyan

NIM: 291413006

Jurusan: Ilmu Komunikasi

Abstrak

Filsafat identik dengan Yunani dan Romawi Kuno. Kita tanpa sadar atau tidak bersama orang barat berada pada nuansa penuh hormat pada filosof Yunani, Plato, Aristoteles, Socrates, Thales, dan kawan-kawan. Sehingga setiap kali para kritikus muda muslim memulai kajian, akan pura-pura kaget melihat tidak ada satupun karya dari Filsuf kita (muslim) sendiri yang tertera di catatan kaki karya ilmiah kita. Yang ada hanya Aristoteles CS. Adalah ironis kalau pembodohan sejarah seperti ini masih mengakar dikalangan terpelajar (baca: civitas akademik). Padahal dalam satu pengantar dari UNESCO di buku “Teknologi dalam Sejarah Islam” (Ahmad Y. Al-Hassan dan Donald R. Hill, Penerbit MIZAN, 1993) mengakui dengan mantap bahwa dunia Islam pada abad pertengahan banyak melahirkan pemikir luar biasa yang secara konteks keilmuan sama pentingnya dengan filsuf Yunani Kuno. Maka kita seharusnya sedari dulu tetap menghadap kiblat kita, bukan kiblat orang barat yang parsial.

BAB I

PENDAHULUAN

Kata Pengantar

Sebagaimana yang ramai dibahas sekarang dalam forum keislaman, karya-karya ilmiah mahasiswa muslim, dan penelitian para ilmuwan organisasi islam untuk memunculkan kembali ke permukaan nama dan karya tokoh muslim yang semakin dilupakan oleh dunia. Terkhusus untuk kita mahasiswa yang studi di tengah-tengah westernisasi yang bakal menjadi bibit keraguan dalam konsep keislaman generasi selanjutnya. Maka makalah ini adalah untuk mempertegas kepada para pembaca untuk mengisi ingatan akan kayanya produk peradaban islam khususnya di bidang filsafat.

Juga penulis memohonkan maaf apabila ada kesalahan dalam redaksi kalimat dan sistematika penulisannya. Semoga bermanfaat.

Rumusan MasalahApa saja karya dari 6[1] Filsuf Muslim?Bagaimana latar belakang dari 6 Filsuf ini?Tujuan MasalahMengetahui karya dari ke-6 Filsuf MuslimMengetahui latar belakang dari ke-6 Filsuf Muslim

BAB II

PEMBAHASAN

Ibnu Sina

Avicenna, begitulah sebutan orang Barat untuk Ibnu Sina. Beliau adalah cendekiawan muslim yang hidup pada abad ke-6 H atau ke-12 M, karyanya oleh orang Barat dianggap semenarik karya aristoteles dengan adanya penerjemahan karya-karyanya ke bahasa Latin yang menjadi indikasi kredibilitas seorang Avicenna.

Karya-karya Ibnu Sina Kitab An-Najat, membuktikan bahwa Ibnu Sina juga dikenal sebagai salah seorang yang bersikeras bahwa teknologi adalah salah satu dari cabang ilmu pengetahuan.Buku mengenai politik seperti: Risalah As-Siyasah, Fi Isbati an-Nubuwah, Al-Arzaq.Buku mengenai Tafsir seperti: Surah al-Ikhlas, Surah al-Falaq, Surah an-Nas, Surah al-Mu’awizataini, Surah al-A’la.Buku ilmu kedokteran seperti: Al-Qanun fi al-Thibb, al-Urjuzah fi At-Tibi, al-Adwiyah al-Qolbiyah, Kitabuhu al-Qoulani, Majmu’ah Ibn Sina al-Kubra, Sadidiyya.Logika: Al-Isyarat wat Tanbihat, al-Isyaquji, Mujiz, Kabir wa Shaghir, Al-Mantiq.Ilmu Fisika: fi Aqsami al-Ulumi al-Aqliyah Qamus el Arabi.Membahas tentang Filsafat: As-Syifa’, Hikmah al-Masyiriqiyyin, Kitabu al-Insyaf, Danesh Nameh, Kitabu al-Huduz, Uyun-ul Hikmah.

Ibnu Miskawayh

Sejarahwan, dokter, dan tentunya filosof adalah gelar yang disandang olehnya. Ibnu Miskawayh lahir di kota Ray (Iran) pada 320 H (932 M) dengan nama lengkap Abu Ali Ahmad bin Muhammad bin Yaqub ibnu Miskawayh dan wafat di Asfahan 9 Safar 421 H (16 Februari 1030 M). Beliau adalah seorang pelajar yang meminati sejarah dan filsafat, sehingga mendapat kesempatan istimewa menjadi pustakawan Ibn al-‘Abid dimana beliau dapat bergumul dengan ilmu pengetahuan serta mendapat akses lebih karena banyak bergaul dengan kaum elit. Setelah berangsur beberapa tahun sesudahnya Ibnu Miskawaih meninggalkan Ray pergi ke Baghdad untuk mengabdi di istana Pangeran Buwaihi sebagai bendaharawan dan beberapa jabatan lain. Masa tua beliau manfaatkan untuk belajar dan berkarya di bidang penulisan.

Karya-karya Ibnu Miskawayhas-Syiar (hukum)Tajarib al-Umam (sejarah)al-Musthafa (syair)kitab al-Asyribah (air untuk minum)Thaharat al-Nafs (sebuah naskah)Jawidan Khirad (motivasi)Ajwibah wa As’ilah fi al-Nafs wal-Aql (dalam majmu’ah tersebut diatas dalam raghib majmu’ah di Istanbul)al-Fauz al-AkbarTahzib al-Akhlaq (akhlak)Risalah fi al-Ladzdzat wa-Alam fi Jauhar al- Nafs (sebuah naskah)Al-Fauz al-Asgharal-Jawab fi al-Masa’il al-Tsalats (sebuah naskah)Usn al-Farid (motivasi)Tartib al-Sa’adah (tentang akhlak dan politik)Risalah fi Jawab fi su’al Ali bin Muhammad Abu Hayyan al-Shufi fi Haqiqat al-Aql (perpustakaan)al-jami’

Ar-Razi

Shaikh Al-Islam Muhammad bin Umar bin bin Al-Hasan At-Tamimy Al-Bakry Al-Qurasyi At-Tibristani Ar-Razi Asy-Syafi’i Al-Asy’ari, adalah nama lengkap Ar-Razi. Beliau lahir pada tanggal 25 Ramadhan 543 H di Ray (Iran) dan meninggal pada tahun 606 H. Ar-Razi dikenal sebagai pakar Ilmu Kalam atau Teologi, mufassir atau ahli tafsir, mantik atau ahli logika dan filosof. Dalam bidang agama beliau mempunyai posisi kehormatan dalam bidang Ushul Fiqh.

Karya-karya Ar-RaziKitab Tafsir Al-KabirKitab Tafsir Al-FatihahKitab Tafsir As-ShaghirKitab Nihayah Al-‘UkulKitab Al-Mahshul fi Ilmi Usul FiqhKitab Al-Mabahasul MasyriqiyahKitab Lubab Al-IsyaratKitab Al-Matholib Al-‘Aliyah fi HikmahKitab Al-Mu’alim fi Ushul FiqhKitab Al-Mu’alim fi Ushul Ad-DinKitab Al-Tanbihul Isyarah fi UshulKitab Al-Arbain fi Ushul Ad-DinKitab Siraj Al-QulubKitab Zubdatul Afkar wa Umdatul NizharKitab Sharh Al-IsyaratKitab Manakib Al-Imam Asy-Syafi’iKitab Tafsir Asma’ Al-HusnaKitab Ta’sis Al-TaqdisKitab Al-Thariqah Fi Al-JidalKitab Risalah fi Al-SoalKitab Muntakhib TankalusyaKitab Mabahas Al-wujub wa AdamKitab Mabahas Al-JidlKitab An-NabdhiKitab Al-‘Ala iyyah fi KhilafKitab Lawami ul Bayyinat fi Syarh Asma’ Al-Allah was-SifatKitab Fadhail As-Shahabat Ar-Rasyidin 28. Kitab Qhada’i wal QadriKitab Risalah Fi HuduthKitab Kitab Al-Lathai tu Al-Ghayaiyyah

dd. Kitab Syahu ‘Uyunul Hikmah

Kitab Syifa u Al-‘Uyyi minal KhilafKitab Al-Qhalqi wal Bi’siKitab Al-AkhlakKitab Ar-Risalah As-ShohibiyyahIbnu Rusyd

Nama lengkap, Abu al-Walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Rusyd. Asalnya dari keturunan Andalusia, Ibnu Rusyd lahir di Cordova tahun 526-595 H atau 1126-1198 M. Ia lahir dan dibesarkan dalam keluarga ahli fiqh. Ayahnya seorang hakim, kakeknya juga seorang ahli Fiqh yang terkenal. Karena tinggal di tengah-tengah ahli fiqh, beliau sejak kecil sudah belajar fiqh di Sevilla. Beliau juga sempat belajar since dan ilmu kedokteran. Setelah belajar di Sevilla, beliau balik ke Cordova untuk melanjutkan studi, dan banyak membaca dan menulis buku-buku. Ibnu Rusyd dikenal sebagai filosof muslim besar pada periode terakhir dalam dunia filsafat Islam.

Karya-karya Ibnu RusydTahafut al-Tahafut. Buku ini membahas ruang lingkup ilmu kalam dan filsafat, sehingga sangat dikenal di kedua bidang tersebut. Lebih khusus lagi buku ini adalah argumen Ibnu Rusyd yang mendukung buku sebelumnya, yaitu Tahafut al-Falasifah.Al-Kasyf ‘an Manahij al-‘Adillah fi ‘Aqaid ahl al-Millah.Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtashid. Buku perbandingan mazhab.Fashl al-Maqal Fi Ma Baina al-Himah Wa asy-Syirah Min al-Ittishal. Buku yang menjelaskan adanya persamaan antara filsafat dan syari’at.Al-Mukhtashar al-Mustashfa fi Ushul al-Ghazali.Risalah al-Kharaj. Buku tentang perpajakanKitab al-Kulliyah fi al-Thibb. Ensiklopedia kedokteranDhaminah li Mas’alah al-‘Ilm al-Qadim. Buku apendiks mengenai ilmu qadimnya Tuhan yang terdapat dalam buku Fashl al-MaqalAl-Da’awi. Buku tentang hukum acara di pengadilanMakasih al-Mulk wa al-Murbin al-Muharramah. Buku yang berisi tentang perusahaan-perusahaan negara dan sistem-sistem ekonomi yang terlarangDurusun fi al-Fiqh. Buku yang membahas beberapa masalah fiqh.

Muhammad Iqbal

Salah satu orang asing di Inggris yang dapat hak istimewa dengan diberinya gelar ‘Sir’ oleh Raja George V. Beliau lahir di Punjab pada tanggal 24 DzulHijjah 1289 H/ 22 Februari 1873 M. Pada abad pertengahan itu beliu hidup sebagai seorang pujangga terkenal berkat kontribusi pemikirannya yang banyak berpengaruh pada ummat muslim kala itu. Ayahnya adalah seorang sufi dan Ibunya sangat meninggikan nilai religius pada zaman yang saat itu krisis akan literasi ilmu agama Islam. Hingga beliau besar dengan status sufi, politisi, dan sastrawan.

Karya-karya Muhammad IqbalIlm al-IqtishadAsrar-i KhudiPayam-i MasyriqRumuz-i-BekhudiZabur-i-AjamBang-i-DaraBal-i-JibrilZarb-i Kalim dan bagian dariArmughan-e-HijazThe Development of Metaphysic in PersiaJavid NamaThe Reconstruction or Religious Thought in IslamMusafirZarb-I KalimBal-I JibrilLetters and Writings of Iqbal

Muhammad Arkoun

Bias dibilang Muhammad Arkoun adalah tokoh legendaris yang terdekat dengan kita karena beliau lahir pada abad ke-19 atau tepatnya 12 Januari 1928 M di Timur Tengah yakni, Aljazair. wilayah Berber di Taurit-Mimoun, Kabila, AlJazair. Arkoun menyelesaikan pendidikan dasar di desa asalnya, pendidikan menengah dan pendidikan tingginya di tempuh di kota pelabuhan Oran, sebuah kota utama di Aljazair bagian barat. Dia kemudian melanjutkan ke Universitas Sorbonne pada tahun 1969 M. Beliau adalah seorang pelajar aktif bahasa dan kesusasteraan Arab. Pada November 1992 di Yogyakarta. Ia sempat memberikan ceramah di UIN Yogyakarta dan Jakarta di depan forum LKiS dan beberapa lembaga lain.[2]

Karya-karya Muhammad ArkounRethinking Islam TodayMapping Islamic StudiesGenealogy, and ChangeThe Untought in Contemporary Islamic Thoughtal-Turath: Muhtawahu wa Huwiyyatuhu –sijjabiyatuhu wa salbiyatuhuMin al-Ijtihad ilal al-Naqd al-‘Aql al-Islamial-Fikr al-Ushuli wa Istihalat al-Ta’shil: Nahwa Tarikhin Akhbar li al-Fikr al-Islamial-Quran min al-Tafsir bil MauruthLectures de CoranMin Faysal al-Tafriqah ila Fasl al-Maqail: Aina huwa al-Fikr al-Islami al-Mu’ashirThe Concept of Authorithy in Islamic Thought,dan Religion and Society

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Ternyata banyak dari ke-6 Filsuf Muslim di atas adalah orang-orang terpandang oleh keilmuan mereka masing-masing. Kehormatan yang tentunya buat dunia islam, memperbanyak literasi keilmuan di khazanah perbendaharaan ummat muslim se-dunia, dan yang paling penting sebagai wujud kebanggan, maka marilah kita selalu ingat dan terus melanjutkan karya mereka di bidang ilmu pengetahuan.

Daftar Pustaka

Ahmad Y. Al-Hassan dan Donald R. Hill, Teknologi dalam Sejarah Islam, Bandung: MIZAN, 1993

Prof. Dr. H. Sirajuddin Zar, M.A., filsafat islam, filosof dan filsafatnya, Jakarta: Rajawali Pers, 2004

Drs. Sudarsono.SH., Filsafat Islam, Jakarta: PT. Rieneka Cipta, 1996

Anas Salahudin, Filsafat Pendidikan (Bandung : CV Pustaka Setia, 2011)

Karim, M. Abdul., Sejarah Pemikiran dan Peradaban Isla,. Yogyakarta: Bagaskara, 2011

[1] Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Ibnu Miskawayh, Ar-Razi, Muh. Iqbal, dan Muh. Arkoun

[2] http://ahmadbinhanbal.wordpress.com/2010/07/27/pemikiran-mohammed-arkoun-2/#_ftn1

 

UNG, VOC. Pemilihan Presiden dan Sekretaris Jendral Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) (Kamis/16) yang dilanjutkan pada penghitungan suara di Gedung Serba Guna Universitas Negeri Gorontalo (Kamis/16 – Sabtu/18) menghasilkan pasangan ASLI (FIKK-FSB) sebagai Presiden dan Sekretaris Jendral periode 2014 dari 3 kandidat PADI (FIS-FEB), IRIS (FIP), ASAS (FAPERTA-MIPA), sedangkan FATEK memilih tidak mengutus kandidatnya.

Kampus adalah miniatur Negara. Pemilihan sperti ini selalu menjadi hal menarik di setiap kampus. Tidak jauh berbeda dengan Pemilihan Umum kepala negara yang banyak dinamika politiknya. Kericuhan menjadi potensi khas yang bakal muncul kapanpun. Bahkan sampai pihak TNI pun turut menjaga proses pemilihan. Komisi Pemilihan Langsung (KPL) selaku penanggung jawab utama pemilihan – layaknya KPU – yang mengatur jalan mainnya pemilihan yang diawasi oleh PANWAS (panitia pengawas) Pemilihan, selalu dihadapkan dengan masalah, terutama apabila terjadinya penggelembungan surat suara. “apabila surat suara tidak sesuai dengan jumlah pemilih, maka (hasil pemilihan) akan digugurkan” terang Ketua KPL, Rahmat, saat diwawancarai mengenai penggelembungan surat suara. Berdasarkan hasil rapat, walaupun lebih 1 surat suara saja, maka hasil pemilihan akan digugurkan berdasarkan prosedur.

Isupun tidak terhindarkan. Beredar isu bahwa di pos pemilihan Fakultas Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan terdapat kecurangan, dengan 1 orang pemilih menggunakan lebih dari hak pilihnya (lebih dari satu surat suara). Menanggapi hal ini Ketua KPL yang dari FIKK tersebut, menjelaskan, “ itu kan hanya isu, kalaupun terbukti, bisa dilaporkan pada PANWAS, nanti PANWAS yang akan menyurati KPL”. Rahmat tidak memberikan penjelasan mengenai potensi penggelembungan suara tersebut, “mungkin maksud anda, KPL sendiri yang menggelembungkan suara? Jadi begini, mengapa akan terjadi penggelembungan, ada beberapa poin, namun hal ini saya tidak bisa menjawab”. Menurutnya hal tersebut hanya untuk internal KPL. Akan tetapi apabila ada indikasi kecurangan, proses akhirnya adalah pengguguran hasil pemilihan berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan.

Dan yang sempat menggelisahkan civitas kampus adalah Kotak Suara usai pemilihan, ditidurkan 1 malam (Kamis/16). Warga kampus menghawatirkan ada dari pihak manapun yang akan mengganggu keamanan dari Kotak Suara tersebut, termasuk dari KPL sendiri. Untuk menjamin itu, KPL menerangkan, bahwa pada malam itu, Kotak Suara di letakkan di dalam Gedung Serba Guna, tidak ada satu pihakpun yang bisa masuk, dan dijaga oleh pihak TNI, Security, KPL dan PANWAS serta beberapa tim lainnya yang berada di luar ruangan. (df)

Dinamika Atheisme

10 October 2013 07:05:16 Dibaca : 1536

Oleh: Defri Sofyan (291413006)

dikutip dari latar belakang Makalah saya "Ketuhanan", saat Basic Training HmI

Potensi yang dimiliki manusia memang bersifat dinamis, berkembang dari masa ke masa. Beda dengan hewan yang mengandalkan pengalaman saja dan mempraktekkan kembali secara berulang-ulang dengan kata lain hewan mempunyai pengetahuan yang bersifat stagnan. Ini dikarenakan oleh neocortex yang dimiliki manusia berfungsi mengembangkan informasi-informasi menjadi suatu keahlian yang berkembang dan menjadi strategi jangka panjang dalam mempertahankan hidup.

Dari potensi manusia dalam hal mengembangkan cara berfikirnya menimbulkan hal-hal kontoversial sepanjang sejarah. Atheisme – paham yang menafikkan keberadaan Tuhan— hadir di tengah-tengah kita. Mereka mengakui bahwa keberadaan Tuhan patut dipertanyakan. Atheis secara terang-terangan menolak pendapat Theisme – paham yang percaya akan keberadaan Tuhan.

Manusia pada dasarnya mempunyai insting yang paling dasar dari yang terdasar, yaitu bertuhan. Insting ini sama sekali tidak bisa dipungkiri. Banyak orang yang mengakui atau menganggap mereka tidak bertuhan (atheis), dengan pengakuan seperti ini mereka pada dasarnya sudah mengakui bahwa mereka bertuhan. Pengakuan seperti ini tidak lebih dikarenakan manusia memiliki konsep budaya yang berbeda, contoh: Manusia menyebut Pencipta mereka dengan sebutan “Tuhan”. Tuan, Tuhan (bahasa Inggris: Lord atau lord; bahasa Arab: Rabb adalah sesuatu, seseorang atau zat yang memiliki kekuasaan, kemampuan untuk mengubah, mengatur dan menguasai atas (segala) sesuatu yang lain, yang dipakai dalam konteks keagamaan, budaya, sosial.

Kata "tuan" ditujukan kepada manusia, atau hal-hal lain yang memiliki sifat menguasai, memiliki, atau memelihara. Digunakan pula untuk menyebut seseorang yang memiliki derajat yang lebih tinggi, atau seseorang yang dihormati. Penggunaannya lumrah digunakan bersama-sama dengan disertakan dengan kata lain mengikuti kata "tuan" itu sendiri, dimisalkan pada kata "tuan rumah" atau "tuan tanah" dan lain sebagainya.

Kata ini biasanya digunakan dalam dalam konteks selain keagamaan yang bersifat ketuhanan.

Sedangkan kata "Tuhan" sendiri biasanya mengacu pada Allah, Zat yang Mahasempurna pemilik langit dan bumi yang disembah manusia. Kata ini digunakan untuk menunjuk selain daripada manusia.1

Menurut Ibnu Atsir, Tuhan dan tuan secara bahasa diartikan pemilik, penguasa, pengatur, pembina, pengurus dan pemberi nikmat. Pluralitas ketuhanan dalam sejarah tidak hanya sekadar perbedaan nama dan cara bertuhan, tetapi juga hakekat ketuhanan itu sendiri. Jika hanya sekadar bahasa, misalnya dalam bahasa Indonesia kata rabb dan ilah kita terjemahkan dengan Tuhan, atau dalam bahasa Inggris disebut God, tentu tidak jadi masalah. Tuhan tetap ADA dan EKSIS. Mereka yang mengaku atheis kebanyakan adalah para ilmuwan dan pemikir-pemikir hebat, saking hebatnya mereka menganggap diri mereka tuhan. Ini memang ironis, mereka yang seharusnya menjadi hamba sejati Tuhan malah berbalik 120 derajat.

Di dalam kaedah Filsafat ada 2 garis besar yang harus kita ketahui, yaitu mengkaji secara Eksistensi dan Esensi. Para atheis mereka hanya “menghebatkan” keeksistensian suatu objek kajian. Ketika mengkaji suatu objek, haruslah kita mengkajinya secara rasional, radikal, sistematis, dan universal. Oleh karenanya tidak mengherankan kalau mereka tersesat pada pemikiran yang terbatas dan tidak mendalam. Dengan pemikiran seperti ini semakin hari semakin banyak orang yang tersesat dan menyesatkan tetapi tidak menyadari bahwa mereka sesat dan menyesatkan. Belum lagi pemikiran seperti ini didukung penuh oleh media-media dunia, hadir di berbagai seminar, organisasi-organisasi, institut-institut dan perguruan tinggi, lembaga-lembaga berbasis agama, dan lain-lain.

[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Tuhan