ARSIP BULANAN : April 2014

TUGAS : ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

RESENSI BUKU ILMU KOMUNIKASI

Penulis : Adianto Elvinaro dan Anees Q. Bambang.2007.

Penerbit : Simbiosa Rekatama Media,Bandung

NAMA : Bianca Kirana Umar

NIM : 291413008

Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Gorontalo

 

PENDAHULUAN

Buku FILSAFAT ILMU KOMUNIKASI ini mencoba menyajikan Filsafat Illmu Komunikasi secara lebih memadai ketimbang buku-buku sejenis yang telah ada. dimulai dari pemahaman mengenai filsafat dan filsafat ilmu, sampai kepada penjelajahan sejumlah perspektif ilmu komunikasi: Positivisme, Post Positivisme, Interpretatif, Teori kritis, dan pengaruhnya dalam pembentukan ilmu komunikasi.

Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya, baik itu buku,novel,majalah,komik,film,kaset,CD,VCD,maupun DVD.

Tujuan dari resensi menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak. dan dalam penyajian buku ini bermanfaat untuk kita dalam mengetahui bagaimana filsafat ilmu komunikasi.

Filsafat Ilmu Komunikasi sangat penting bagi mahasiswa atau sarjana komunikasi yang hendak melakukan pengembangan teori komunikasi melalui penelitian.dalam Praktik penelitian.

 

 

PEMBAHASAN

 

A. Perspektif teori-teori komunikasi.

Perspektif adalah suatu sudut pandang dan cara pandang terhadap sesuatu. Cara memandang atau pendekatan yang gunakan dalam mengamati kenyataan akan menentukan pengetahuan yang diperoleh. Selain itu perspektif yang digunakan dalam menghampiri suatu peristiwa komunikasi akan menghasilkan perbedaan yang besar dalam jawaban dan makna yang deduksi. Perspektif juga selalu mendahului observasi manusia. Manusia bisa mengamati suatu persitiwa dengan pikiran yang terbuka dan netral, namun begitu harus mengobservasi suatu hal dan dapat melakukannya dengan cara tertentu.

Nilai perspektif tidak terletak dalam nilai kebenarannya atau seberapa baik ia mencerminkan realitas yang ada. Semua perspektif yang dapat diperoleh adalah benar dan mencerminkan realitas. Istilah dari perspektif tidak dipilih asal saja. melainkan menggunakan istilah teori dan sudah tentu merupakan istilah yang tidak memadai dalam hal ini. teutama karena adanya perkembangan mutakhir di bidang komunikasi manusia begitu pesat

Penggunaan perspektif mewajibkan untuk toleran pada perbedaan cara pandang juga arif dalam menggunakan berbagai metode singkatnya, memilih suatu perspektif sama artinya dengan memilih mengerjakan hal-hal menurut suatu cara pandang tertentu, tidak menurut satu cara yang lain, yang tidak sera merta berlaku universal.

Perspektif-perspektif ilmu komunikasi ontologi dan epistemologi terdiri dari Realisme, Nominalis, Konstruksionis.

 

B. Perspektif positivisme.

Model komunikasi linear atau komunikasi satu arah merupakan salah satu model yang paling banyak dikenal dan mudah dipahami. model ini adalah model komunikasi yang menggunakan perspektif mekanistis, sehingga metodologi ilmu-ilmu alam digunakan dalan merumuskan data,meneliti,dan menyimpullkan kebenaran tindakan komunikasi. model ini dapat dilihat dari pengaruh metode ilmu alam pada ilmu komunikasi.

Sejarah positivisme, positivisme dibidani oleh dua pemikir Prancis, Henry Sain Simon (1760-1825) dan muridnya Auguste Comte (1798-1857). Henry merupakan penggagas utama, sedang comte adalah penerus dan pengembang gagasan ini. Auguste comte membangun suatu studi ilmiah terhadap masyarakat atau sosiologi yang berdasarkan prinsip studi ilmu-ilmu alam.

Gagasan positivisme, positif berarti “apa yang berdasarkan fakta objektif” . secara tegas, yang “positif” berarti yang nyata, yang pasti, yang tepat, yang berguna, serta mengklaim memiliki kesahihan mutlak. Kebalikan dari yang positif adalah yang khayal (chimrique) , yang meragukan (indecision), yang kabur (vague), yang sia-sia (oiseux), dan yang mengklaim memiliki kesahihan relatif. Perbedaan ini harus dibaca dalam kerangka biner, bahwa yang satu lebih benar dan yang lainnya adalah salah.

Prinsip positivisme bersifat empiris-objektif, deduktif-nomologis, instrumental-bebas nilai, ketiga asumsi ini oleh Antony Gidden (F . Budi Hardiman, 2003:57) dapat dijelaskan sebagai berikut :

- Prosedur-prosedur metodologis ilmu-imu alam dapat langsung diterapkan pada ilmu-ilmu sosial.

- Hasil-hasil riset dapat dirumuskan dalam bentuk “hukum-hukum” seperti dalam ilmu-ilmu alam.

- Ilmu-ilmu sosial itu harus bersifat teknis, yaitu menyediakan pengetahuan yang bersifat instrumental murni.

Setelah pengenalan prinsip positivisme, adapun beberapa ciri positivisme (Gahral Adian, 2002:68), yaitu bebas nilai, fenomenalisme, nominalisme reduksionisme, naturalisme, dan mekanisme.

Norma-norma metodologi positivisme adalah sebagai berikut :

- Semua pengetahuan harus terbukti lewat rasa-kepastian (sense of certainly) pengamatan sistematis yang terjamin secara intersubjektif.

- Kepastian metodis sama pentingnya dengan rasa kepastian. Kesahihan pengetahuan ilmiah dijamin oleh kestauan metode.

- Ketepatan pengetahuan dijamin hanya oleh bangunan teori-teori yang secara formal kokoh yang mengikuti deduksi hipotesis-hipotesis yang menyerupai hukum.

- Pengetahuan ilmiah harus dapat dipergunakan secara teknis.

- Pengetahuan pada prinsipnya tak pernah selesai dan relatif, sesuai dengan sifat relatif dan semangat positif. (F. Budi Hardiman, 2003:55).

Positivisme logis, ada beberapa prinsip dasar positivisme logis :

- Menolak perbedaan ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial.

- Menganggap pernyataan-pernyataan yang ridak dapat diverifikasikan secara empiris (seperti etika, agama, metafisika) sebagai nonsense.

- Berusaha menyatukan semua ilmu pengetahuan di dalam satu bahasa ilmiah yang universal.

- Memandang tugas filsafat sebagai analisis atas kata-kata atau pernyataan-pernyataan (F. Budi Hardiman, 2003:56).

 

C. Perspektif post positivisme: kritik terhadap positivisme.

Post-positivisme, pada tahun 1970/1980-ana muncullah gugatan-gugatan mengenai kebenaran positivisme, pemikirannya dinamai post-positivisme. post-positivisme merupakan pemikiran yang menggugat asumsi dan kebenaran positivisme.

Berikut ini dikemukakan beberapa asumsi dasar post-positivisme, pertama, fakta tidak bebas melainkan bermuatan teori. Kedua, falibiltas teori.

Post-positivisme dalam penelitian sosial dan komunikasi, bila positivisme dalam bentuk dan logika klasiknya ditolak oleh post-positivisme, fondasi filosofis apakah yang akan digunakan post-positivisme sebagai kerangka kerja penilitian sosialnya. beberapa penilitian sosial berargumen bahwa kekurangan-kekurangan dari pemikiran positivisme pada dasarnya membutuhkan dasar filsafat ilmu yang berbeda, salah satunya adalah menolak dan mengganti prinsip-prinsip positivisme (seperti ontologi realisme,epistemologis objektif,dan aksiologi bebas-nilai) dengan bentuk pemikiran yang menghargai prinsip nominalisme, subjektivisme, dan nilai-nilai yang hadir dengan sendirinya (omnipresent).

Ontologi post-positivisme, perspektif post-positivisme merupakan aliran yang ingin memperbaiki kelemahan-kelemahan positivisme yang hanya mengandalkan kemampuan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. secara ontologis post-positivisme bersifat crittical realism. Crittival realism memandang bahwa realitas memang ada dalam kenyataan sesuai dengan hukum alama, tetapi suatu hal yang mustahil bila manusia (peneliti) dapat melihar realitas tersebut secara benar (apa adanya, sebagaimana, keyakinan positivisme).

Epistemolgi dan aksiologi, post-positivisme bagaimanapun terlihat sama dengan positivisme, walaupun ada beberapa perbedaan yang khas. seperti pada basis ontologi, semenatara positivisme menekankan realisme mutlak, post-positivisme memelih realisme kritis.

Struktur dan fungsi teori dalam perspektif post-positivisme terdiri dari :

- Struktur teori perspektif post-positivisme.

- Fungsi teori perspektif post-positivisme.

- Kriteria evaluasi dan perbandingan teori.

- Proses perkembangan teori.

 

D. Perspektif interpretif

Sejarah perspektif interpretif , pemetaan akar sejarah dapat dirujuk pada sejumlah gagasan abad pencerahan. khususnya posisi filosofis Rene Descrates (1596-1650) . pada 1644 , descrates mempublikasikan buku The Principles of Philosophy. Ia berpendapat bahwa semua penjelasan dapat didasarkan pada observasi terhadap benda dan gerak (Descrates 1963).

Pandangan dasar perspektif interpretif terdiri dari : fenomenologi, hermeuneutika.interaksionisme simbolik.

Dan ada teori interpretif dalam komunikasi terdapat : ontologi teori interpretif, epistemologi teori interpretif, aksiologi teori interpretif.

Struktur dan fungsi teori interpretif terbagi menjadi : teori interpretif umum (general interpretiv theories) , grounded theory, kriteria untuk evaluasi.

Komunikasi dalam perspektif interpretif terdiri dari : etnografi komunikasi , dramatisme dan narasi.

 

E. Perspektif konstruktivisme.

Konstruktivisme berpendapat bahwa semesta secara epistemologi merupakan hasil konstruksi sosial. pengetahuan manusia adalah konstruksi yang dibangun dari proses kognitif dengan interaksinya dengan dunia objek material. pengalaman manusia terdiri dari interprestasi bermakna terhadap kenyataan dan bukan reproduksi kenyataan.

Sejarah perspektif konstruktivisme, bila dirunut ke belakang konstruktivisme yang meyakini bahwa makna atau realitas bergantung pada konstruksi pikiran dapat dirunut pada teori Popper (1973).

Konstruktivisme dalam ilmu komunikasi, teori konstruktivis atau konstrukvisme adalah pendekatan secara teoretis untuk komunikasi yang dikembangkan tahun 1970-an oleh jesse della dan rekan-rekan sejawatnya (Miller, 2002) . konstrukvisme ini lebih berkaitan dengan program penelitian dalam komunikasi antarpersona.

Komunikasi berbasis “Diri” , fokus perspektif post-positivisme adalah proses produksi suatu pesan. Fokus ini dapat ditemukan pada komunikasi antarpersona. untuk dapat meninjau komunikasi antarpersona dapat merujuk pada teori sosiolinguistik bernstein. teori bernstein menyatakan bahwa individu dalam melakukan sesuatu dikonstruksi oleh orientasi kehidupannya sendiri, dan oleh orientasi posisi subjek itu dalam hidupnya.

Konstruk hubungan dalam komunikasi, faktor lain yang mempengaruhi proses komunikasi berbasis diri adalah konsep tentang tujuan, setiap individu dalam interaksinya selalu berusaha untuk memanajen tujuan.

Model desain pesan, konsep tentang tujuan ini berimplikasi pada adanya desain pesan dalam peristiwa komunikasi berbasis diri. desain pesan didasarkan pada kecenderungan seseorang dalam memanajamen tujuannya untuk kepentingan sampainya tujuan melalui pesan yang dipilihnya.

 

F. Perspektif teori kritis.

Teori kritis lahir sebagai koreksi dari pandangan konstruktivisme yang kurang sensitif pada proses produksi dan reproduksi makna yang terjadi secara historis maupun intitusional. teori kritis dapat dianggap sama dengan paradigma konstruktivisme dengan alasan sebagai berikut: (1). Teori kritis meyakini bahwa ilmu pengetahuan itu dikonstruksi atas dasar kepentingan manusiawi. (2). Dalam praksis penelitian (dari pemilihan masalah untuk penelitian, instrumen, dan metode analisis yang digunakan, interterprestasi, kesimpulan dan rekomendasi). Dibuat sangat bergantung pada pada nilai-nilai peneliti. (3). Standar penilaian ilmiah bukan ditentukan oleh prinsip verifikasi atau falsifikasi melainkan didasarkan konteks sosial historis serta kerangka pemikiran yang digunakan ilmuwan.

Sejarah perspektif kritis, teori ini dikembangkan oleh Mazhab Frankfurt. konsep kritik yang dipergunakan Mazhab Frankfurt memiliki kaitan sejarah dengan konsep kritik yang berkembang pada masa-masa setelah Renaissance.

Pengaruh Marxisme, Karl Marx (1818-1883) merupakan filsuf yang memiliki pengaruh yang mendalam dalam perkembangan ilmu pengetahuan sosial. Marx memandang bahwa teori kritik Hegel masih kabur dan membingungkan, karena Hegel memahami sejarah secara abstrak. Marx menegaskan bahwa yang dimaksud sejarah adalah sejarah perkembangan alat-alat produksi dan sejarah hubungan-hubungan produksi.

Mazhab Frankfurt, teori kritis dipengaruhi oleh Marxisme, namun dalam beberapa hal dinggap berbeda dengan Marxisme. Teori ini disebut juga Mazhab Frankfurt. Penyebutan ini didasarkan pada lembaga pertama yang mengembangkan teori kritis, yaitu institute fur sozialfarchung di frankfurt, Main di Jerman.

Pendekatan teori kritis pada komunikasi, kajian komunikasi mulanya mencakup retorika saja, lalu muncullah publisistik (ilmu persuratkabaran), maka berita terutama bagaimana cara menyampaikan gagasan atau pesan melalui tulisan menjadi objek komunikasi.

Cultural studies (studi-studi budaya), istilah cultural studies berasal dari centre for contemporary cultural studies (CCCS) di Universitas Birmingham, yang didirikan pada tahun 1964.

Studi-studi feminis, pencarian muatan ideologi di balik apa yang dianggap biasa atau wajar adalah pola utama perspektif kritis. Kehidupan ini dipenuhi oleh apa yang dianggap wajar atau lazim, bahkan kebenaran pun bertumpu pada kelaziman.

Makalah Dasar-Dasar Fotografi

Disusun Oleh :

Bianca Kirana Umar

NIM : 291413008

Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial

Universitan Negeri Gorontalo

 

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam teknik pemotretan terdapat berbagai jenis-jenis foto yang di dalamnya adalah foto manusia, foto alam, foto jurnalistik. setiap jenis-jenis foto ini memiliki perbedaan cara pengambilan gambarnya, namun di sisi yang sama tetap dari pengambilannya akan mengahasilkan gambar(foto) yang bagus dan menarik untuk dijadikan karya buat para pecinta foto pada umumnya.

Teknik pengambilan gambar yang baik di dukung oleh orang yang ingin memotret dengan keinginan mereka yang berbeda sehingga akan mendapatkan hasil yang diinginkan, faktor pendukung lain yang membuat hasil dari gambar(foto) itu sendiri yaitu tempat dan suasana yang indah. Setiap orang memotret mempunyai tujuan untuk apa nanti hasil yang mereka dapatkan, adapun tujuannya untuk kepentingan individu ataupun untuk dibuat pameran gambar(foto).

 

BAB II

PEMBAHASAN

Jenis-jenis foto pada umumnya terbagi atas beberapa bagian yaitu: foto manusia, foto alam, foto jurnalistik. dan tujuan dari jenis-jenis foto ini yaitu untuk memperdalam pengetahuan dunia fotografi.

A. Foto manusia.

Foto manusia adalahobyek dari semua aktivitas manusia yang di dalamnya terdapat anak-anak sampai orang tua, muda maupun tua.dan foto ini lebih fokus pada manusia. foto ini dibagi menjadi berapa bagian yaitu :

Potrait.

Foto yang menampilkan ekspresi dan karakter dari manusia dalam kesehariannya. dan di dalam foto potrait ini ada syarat sebuah foto portrait yang baik.apabila dalam hasil foto itu dapat menangkap karakter,emosi,sifat,atau pekerjaan/pengalaman/perjalanan hidup dari seseorang yang di potret.

Teknik pengambilan foto potrait.

Teknik foto potrait bisa mengandalkan beberapa lensa non-zoom jarak pendek seperti 50 mm atau lensa zoom dengan jarak rentang zoom menengah seperti 18-55 mm. Besaran diafragma lensa juga mempengaruhi foto portrait. Jika lensa yang digunakan memiliki diafragma hingga f/2.0 atau lebih besar, gunakan lensa tersebut pada bukaan diafragma terbesar.

Contoh foto potrait.

Human interest.

Human interest lebih mengarah pada kehidupan manusia sehari-hari yang dapat terjadi dari interaksi. yang di dalamnya terdapat ekspresi emosional yang dapat memperlihatkan kehidupan manusia dan masalah kehidupannya.

Teknik pengambilan foto human interest.

Teknik human interest menggunakan lensa normal 50 mm atau sudut lebar 24-28 mm yang dapat menciptakan foto-foto yang lebih akrab membawa kita ke tengah mereka. Dengan lensa sudut lebar kita dapat merekam mereka dikelilingi dunianya dengan mana dapat memberikan identitas tentang dirinya.

Contoh foto human interest.

Fotografi panggung.

Fotografi panggung adalah yang menampilkan aktivitas/ gaya hidup manusia dari budaya dan dunia entertainment.

Teknik pengambilan fotografi panggung.

Teknik fotografi panggung lebih menggunakan ISO minimal 400, dan lensa yang cepat fokus. Sebaiknya bukaan terbesar (f, diafragma) minimal f2,8. Diafragma 2,8 bukan berarti harus memakai 2,8. Namun bukaan yang besar memudahkan kita membidik dalam suasana remang. Just for your info, saat kita melihat di jendela bidik (view finder), itu kita melihat dengan lensa yang terbuka pada bukaan terbesarnya.

Contoh fotografi panggung.

Sport.

Foto sport atau olahraga adalah jenis foto yang menangkap aksi menarik dan spektakuler dalam event dan pertandingan olahraga. jenis foto ini membutuhkan kecermatan dan kecepatan seorang fotografer dalam menangkap momen terbaik.

Teknik pengambilan foto sport.

Atur settingan aperture selebar mungkin untuk mendapatkan shutter speed yang cepat jika punya lensa berdiafragma f/2.8 atau f/4 maka kamu bisa dengan mudah mengatur kecepatan rana tinggi.dan gunakan continuos shoot agar bisa mengambil gambar secara banyak dan terus menerus dan juga menggunakan mode auto focus continuous AF-C atau Al Servo, membuat kamu bisa mendapatkan moment yang sangat bagus.

Contoh foto sport.

B. Foto Alam.

Dalam foto alam ini jenis foto alam obyek utamanya adalah benda dan makhluk hidup alami (natural) seperti hewan, tumbuhan, gunung, hutan dan lain-lain.

Flora.

Jenis foto dengan obyek utama tanaman dan tumbuhan dikenal dengan jenis foto flora. Berbagai jenis tumbuhan dengan segala keanekaragamannya menawarkan nilai keindahan dan daya tarik untuk direkam dengan kamera.

Teknik pengambilan foto flora.

Teknik foto flora yaitu jangan memotret bunga dari atas,basahi bunga atau potretlah setelah hujan,aturlah agar background nyambung dan seirama,potretlah secara close-up,untuk foto super close-up lakukan di dalam ruangan,

Contoh foto flora.

Fauna.

Jenis foto fauna Foto fauna adalah jenis foto dengan berbagai jenis binatang sebagai obyek utama.foto ini menampilkan daya tarik dunia binatang dalam aktifitas dan interaksinya.

Teknik pengambilan foto fauna.

Teknik dari foto fauna yaitu gunakan pencahayaan alami untuk keuntungan,isi frame dengan subyek,fokus pada mata,shoot dari berbagai sudut,tangkap kepribadian

Contoh foto fauna.

Foto lansekap.

Foto lansekap adalah foto bentangan alam yang terdiri dari unsur langit,daratan dan air, sedangkan manusia,hewan,dan tumbuhan hanya sebagai unsur pendukung dalam foto ini.

Teknik pengambilan foto lansekap.

Teknik foto lansekap Gunakan Slow Speed,gunakan air sebagai refleksi,jadwalkan foto pada saat sunset,gantilah sudut pandang anda,tambahkan foreground yang menarik,jadikan format panorama.

Contoh foto lansekap.

Foto arsitektur.

Foto arsitektur adalah foto yangmenampilkan keindahan suatu bangunan baik dari segi sejarah,budaya,desain dan konstruksinya.

Teknik pengambilan foto arsitektur.

Teknik foto arsitektur, pada kamera compact gunakan mode landscape, jgn mode auto/P, Pada kamera SLR gunakan bukaan kecil, seperti f/8-36, Pemilihan object yang mudahdikenali, jangan terlalu abstract, Perhatikan distorsi perspektif, pemotretan dari depan bangunan dengan mendongakkan kamera akan dihadapi garis-garis pararel gedung tidak lagi sejajar, ini adalah hal normal, Jika memungkinkan berusahalah menjauh dari bangunan untuk menguragi efek distorsi perspektif (dapat juga dengan ediiting)

Contoh foto arsitektur.

Foto still life.

Foto still life adalah menciptakan sebuah gambar dari benda atau obyek mati. Membuat gambar dari benda mati menjadi hal yang menarik dan tampak “hidup”, komunikatif, ekspresif dan mengandung pesan yang akan disampaikan merupakan bagian yang paling penting dalam penciptaan karya foto ini.

Teknik pengambilan foto still life.

Teknik foto still life dengan cara memilih objek,pencahayaan,tripod dan sudut pemotretan,gunakan backdrop yang benar,mengatur komposisi,

Contoh foto still life.

C. Foto jurnalistik.

Foto jurnalistik adalahfoto yang digunakan untuk kepentingan pers atau kepentingan informasi. Dalam penyampaian pesannya, harus terdapat caption (tulisan yang menerangkan isi foto) sebagai bagian dari penyajian jenis foto ini. Jenis foto ini sering kita jumpai dalam media massa (Koran, majalah, bulletin, dll).

Teknik pengambilan foto jurnalistik.

Membuat foto jurnalistik dituntut untuk tidak hanya sekedar memotret (taking picture) akan tetapi hendaknya kita harus dapat membuat gambar (making picture ). Adapun teknik dari foto jurnalistik yaitu : perencanaan,menguasai kamera dan cahaya,detil gambar,melakukan pemotretan,

Contoh foto jurnalistik.

 

BAB III

PENUTUP

Materi jenis-jenis foto ini bertujuan untuk memperkenalkan beberapa jenis foto sebagai pembelajaran lebih jauh lagi dalam memperdalam pengetahuan dunia fotografi. Jenis-jenis foto disini hanya sebagai pengelompokan secara garis besar, yang membantu mempermudah kita dalam memahami sebuah karya fotografi, dan ini bukan sebagai penggolongan yang paten untuk menghasilkan karya foto.

 

DAFTAR PUSTAKA

http://fotografiyuda.wordpress.com/seputar-fotografi/pengenalan-jenis-jenis-foto-dan-teknis-dasar-pemotretan/

http://www.aziscs1.com/2012/06/tips-memotret-bunga-dan-tanaman.html

http://kerockan.blogspot.com/2011/02/cara-jitu-mengembil-foto-hewan-yang.html

http://aan-oonphotography.blogspot.com/2012/03/teknik-foto-arsitektur.html

http://fairuzelsaid.wordpress.com/2012/04/23/human-interest/

http://sinaukomunikasi.wordpress.com/2011/08/16/teknik-foto-jurnalistik/

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong