Tugas Resensi : MK Etika & Filsafat Komunikasi
RESENSI
BUKU FILSAFAT ILMU KOMUNIKASI
(Tugas : Mata Kuliah Etika & Filsafat Komunikasi)
Nama : Siti Muslimatul Fikar
Nim : 291 413 020
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMUNIKASI
GORONTALO
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Etika Komunikasi
Etika adalah salah satu unsur penting yang terdapat dalam teori nilai. Kata teori nilai yang terdiri dari dua suku kata, yakni teori dan nilai itu, tampaknya merupakan terjemahan dari bahasa Yunani, logos (akal dan teori) dan aksios (nilai atau suatu yang berharga).
Para ahli filsafat sering menyebut teori nilai sama dengan aksiologi. Seperti diketahui bahwa aksiologi merupakan bagian dari tiga cabang besar filsafat ilmu, yakni : ontology, epistemology dan aksiologi. Aksiologi sering disebut sebagaiilmu yang melakukan penyelidikan mengenai kodrat, kriteria dan status metafisik dari nilai.
B. Pengertian Filsafat
Filsfat adalah kata majemuk yang berasal dari bahasa Yunani, yakni Philosophia dan philoshophos. Philo , berarti cinta (loving) , sedangkan Sophia atau sophos, berarti pengetahuan atau kebijaksanaan (wisdom). Jadi , filsafat secara sederhana berarti cinta pada pengetahuan atau kebijaksanaan. Pengertian yang dimaksudkan di sini adalah dalam arti yang seluas-luasnya, yaitu ingin dan dengan rasa keinginan itulah ia berusaha mencapai atau mendalami hal yang diinginkan. Demikian juga yang di maksudkan dengan pengetahuan , yaitu tahu dengan mendalam sampai keakar-akarnya atau sampai kedasar segala dasar.
Menurut George Wilhelm Fiedrich Hegel (1770-1831), seorang filsuf Jerman termasuk dalam aliran filsafat idealism. Ia mendefinisikan filsafat sebagai “the investigation of things by thought and contemplation” . Menurut N. Drijarkara S.J. (1913-1967) “ Filsafat adalah pikiran manusia, yang radikal, artinya, dengan mengesampingkan pendirian-pendirian dan pendapat-pendapat “ yang diterima saja” mencoba memerhatikan pandangan yang merupakan akar dari lain-lain pandangan dan sikap praktis. Dari menurut para ahli diatas, dapat disingkat bahwa filsafat adalah hasil akal seorang manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Dengan kata lain, filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perspektif Teori-Teori Komunikasi
Perspektif ialah cara pandang kita terhadap sesuatu yang digunakan dalam mengamati suatu kenyataan. Istilah perspektif di dalam teori komunikasi tidak dipilih asal saja. Menggunaka istilah teori, sudah tentu merupakan istilah yang tidak memadai dalam hal ini. Penggunaan perspektif ini mewajibkan kita untuk toleran pada perbedaan cara pandang , juga arif dalam menggunakan pelbagai metode. Terdapat tiga bagian perspektif-perspektif ilmu komunikasi dalam bentuk perspektif ontology dan epistemologi, yaitu :
1) Realisme beranggapan bahwa benda-benda atau objek yang diamati sebagai apa adanya, tanpa campur tangan ide dari pengamat. Konsekuensinya, nilai kepercayaan, emosi, dan apapun yang dimiliki oleh diri subjek pengamat dilarang untuk terlibat ketika mengamati sesuatu.
2) Nominalis menganggap bahwa dunia social adalah eksternal pada persepsi individu, tersusun tidak lebih dari sekadar nama, konsep, dan label yang digunakan untuk membuat struktur realitas.
3) Konstruksionis , konstruktivisme mengataka bahwa kita tidak pernah mengerti realitas yang sesungguhnya secara ontologism.
Perspektif yang berkembang pada ilmu komunikasi sebenarnya sangat beragam, namun pada bukku yang telah saya baca hanya dibatasi pada perspektif yang bersangkut paut dengan penelitian . perspekti ini meliputi positivism, post-positivisme, interpretif, konstruktivisme, dan teori kritis.
B. Perspektif Positivisme
Positivisme adalah aliran filsafat ilmu yang didasarkan atas keyakinan atau asumsi-asumsi dasar :
- Ontology : Realisme. Semesta luaran digerakkan oleh hukum-hukum alam secara mekanis.
- Epistemology : Dualisme. Teori menggambarkan semesta apa adanya tanpa keterlibatan nilai-nilai subjektif peneliti.
- Metodologi : Eksperimental. Hipotesis dirumuskan lebih awal dalam bentuk proposisi yang lalu dihadapakan pada verifikasi atau falsifikasi di bawah situasi yang benar-benar terkontrol.
Positif berarti apa yang berdasarkan fakta objektif. Secara tegas “positif” berarti yang nyata, yang pasti, yang tepat, yang berguna, serta yang mengklaim memiliki kesalihan mutlak. Ada beberapa prinsip positivism logis :
Menolak perbedaan ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu social;Berusaha menyatukan semua ilmu pengetahuan di dalam satu bahasa ilmiah yang universal;Memandang tugas filsafat sabagai analisis atas kata-kata atau pernyataan-pernyataan.
C. Perspektif Post Positivisme
Post positivisme merupakan pemikiran yang menggugat asumsi dan kebenran-kebenaran positivisme.
- Ontology Post Positivisme
Perspektif post-positivisme merupakan aliran yang ingin memperbaikikelemahan-kelemahan positivism yang hanya mengandalkan kemampuan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti.
- Epistemology dan Aksiologi
Dalam landasan epistemology dan aksiologi. Asumsi-asumsi kalangan post positivis tentang landasan ilmu-ilmu social dan aturan nilai dalam produksi pengetahuan sosial pada dasarnya didasarkan pada prinsip-prinsip objektivisme.
Perspektif post-positivisme membawa pengaruh yang besar pada ilmu sosial termasuk Ilmu Komunikasi.
D. Perspektif Interpretif
Pada bagian ini akan dikemukakan pandangan dasar pembentuk perspektif interpretif, yaitu hermeneutika, fenomenologi, dan interaksionalisme simbolik. Tiga pandangan ini memberikan peran subjek dalam menentukan fakta social sekaligus memperlakukan manusia tidak sebagai benda-benda lebih dari apa yang telah dicapai oleh post-positivisme awal.
Teori Interpretif Dalam Komunikasi
Teori interpretif dalam komunikasi ini misalnya teori etnometodolohidari linguistic social, hermeneutika, fenomenologi dan interaksionalisme simbolik juga mempunyai banyak sudut pandang yangmemengaruhi para teoritisi interpretif sekarang.
Pada pembahasan ini , ada pembedaan antara general interpretive theories dan grounded theory. Keduanya masih merupakan pembahasan dari teori interpretif, namun sangat berbeda dalam bentuk dan fungsinya. General interpretive theories mencoba untuk menciptakan pemahaman mengenai proses dimana komunikasi berfungsi dalam interaksi inter-subjektif . sedangakan grounded theories lebih membantu kita dalam memahami situasi dan konteks-kontekss khusus.
Komunikasi Dalam Perspektif Interpretif
Perspektif secara keseluruhan menyumbangkan pentingnya kepelbagaian teori yang digunakan secara bersama dan sistemik dalam memahami fenomena komunikasi. Masing-masing pembangun perspektif ini juga memberi pengaruh pada perkembangan ilmu komunikasi.
Etnogafi Komunikasi
Komunikasi etnografi merupakan pengembangan penelitian etnografi. Metode pemahaman hermeneutika mengarahkan peneliti untuk menghargai keberbedaan cara komunikasi antar budaya. Walaupun demikian tidak berarti seorang peneliti membiarkan proses penelitinya tanpa sedikitpun rujukan.
Dramatisme dan Narasi
Toeri dramatisme dan narasi ini merupakan teori komunikasi yang dipengaruhi oleh interaksionalisme simbolik. Teori inimemusatkan diri pada peristiwa penggunaan symbol komunikasi.
E. Perspektif Konstruktivisme
Dalam pandangan Konstruktivisme , bahasa tidak lagi hanya dilihat sebagai alat untuk memahami realitas objektif belaka dan dipisahkan dari subjek sebagai penyampai pesan. Konsep penting perspektif ini adalah bahwa pengetahuan bukanlah tertentu dan deterministic, tetapi suatu proses menjadi tahu. Secara ringkas gagasan konstruktivisme mengenai pengetahuan dapat dirangkum sebagai berikut :
- Pengetahuan bukanlah merupakan gambaran dunia kenyataan belaka, tetapi selalu merupakan konstruksi kenyataan melalui kegiatan subjek.
- Subjek membentuk skema kognitif, kategori, konseep, dan struktur yang perlu untuk pengetahuan.
- Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsepsi seseorang. Struktur konsepsi membentuk pengetahuan bila konsepsi itu berlaku dalam berhadapan dengan pengalaman-pengalaman seseorang.
Konstruktivisme Dalam Ilmu Komunikasi
Teori Konstruktivisme ini adalah pendekatan teoritis untuk komunikasi yang dikembangkan tahun 1970-an oleh Jesse Della dan rekan-rekan sejawatnya (Miller 2002). Teori konstruktivisme menyatakan bahwa menginterpretasikan dan beraksi menurut kategori konseptual dari pikiran. Konstruksionalisme dengan demikian dapat dikategorikan pada komunikasi yang berpusat pada orang . pada sisi lain, komunikasi yang berpusat pada orangdan diferensiasi kognitif menunjukkan adanya desain pesan.
Ilmu Komunikasi dalam perspektif konstruktivisme tidak hanya mulai mempertimbangkan konstruksi namun juga menyediakan cara-cara penelitian yang lebih khas .
F. Perspektif Teori Kritis
Pada teori kritis ini menekankan pada konstelasi kekuatan yg terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna. Bahasa dalam pandangan kritis dipahami sebagai representasi yang berperan dalam membentuk subjek tertentu, tema-tema wacana tertentu, maupun strategi-strategi di dalamnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Buku yang ditulis oleh Adrianto dan Anees Q.Bambang ini, pada hakekatnya ingin mengungkapkan tentang perspektif teori-teori komunikasi, perspektif positivism, perspektif post-positivisme, perspektif interpretif, perspektif konstruksionalis, danperspektif teori kritis . Harus diakui bahwa perhatian terhadap hal ini telah melahirkan banyak aliran dalam filsafat dengan segala persamaan dan perbedaannya, dan itu semua melahirkan filsafat ilmu yang dibahas secara terperinci dalam buku ini oleh sang penulis Adrianto dan Anees Q.Bambang.
DAFTAR PUSTAKA
Adrianto Elninano dan Anees Q.Bambang, Filsafat Ilmu Komunikasi, 2007, Bandung : Simbiosa Rekatama Media , Bandung.
http://egitrisda.wordpress.com/2011/07/21/etika-filsafat-komunikasi/
Dasar-Dasar Fotografi (Makalah)
JENIS-JENIS FOTOGRAFI
(Tugas : Mata Kuliah Dasar-Dasar Fotografi)
MAKALAH
NAMA : Siti Muslimatul Fikar
NIM : 291 413 020
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMUNIKASI
GORONTALO
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Sejarah Fotografi
Sejak diperkenalkannya fotografi pada tahun 1826, dimana pada saat itu fotografi dikenalsebagai kajian ilmu yang sangat baru dan awam bagi masyarakat dunia. Seiring berjalanny awaktu dan jaman kini fotografi perkembangannya demikian pesat. Perkembangan teknologi yang canggih pengambilan gambar saat ini bisa dilakukan setiap hari hampir 24 jam, dengan teknik pencahayaan pengambilan gambar akan terlihat mudah. Mata kuliah fotografi merupakan suatu bidang kajian ilmu yang dipelajari dalam perkuliahan di jurusan Ilmu Komunikasi konsentrai Hubungan Masyarakat. Kajian fotografi ini sebagai bagian dari kegiatan humas untuk memberikan pengetahuan secara praktis dan teoritis bagaimana menggunakan seuatu kamera, serta mendapatkan gambar atau potret yang memberikan makna pemberian pesan yang lebih efektif dalam setiap informasi yang akan disampaikan oleh seorang Humas. Pengertian Fotografi
Pengertian Fotografi Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu"Fos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).Contoh salah satu hasil karya fotografi :(Foto hitam putih hasil karya fotografer Indonesia, Hengky Koentjoro)
B. Maksud dan Tujuana. Untuk membahas tentang pengertian dari jenis-jenis fotografib. Untuk membahas tentang macam-macam foto yang dapat dikategorikan sebagai jenis fotografi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. JENIS-JENIS FOTOGRAFI
1) Foto Manusia
Dalam foto ini sebagai obyek utamanya adalah manusia, tua, muda, ataupun anak-anak (berbagai usia). Manusia menjadi unsur utama yang menawarkan nilai dan daya tarik untuk divisualisasikan. Foto ini dibagi lagi menjadi beberapa kategori yaitu:
Gambar a. Dokumentasi 1
1. Portrait
Portrait adalah foto yang menampilkan ekspresi dan karakter manusia dalam kesehariannya. Karakter manusia yang berbeda-beda akan menawarkan image tersendiri dalam membuat foto portrait. Bagaimana menangkap ekspresi seseorang (senyum, tatapan mata, kerut wajah) yang mampu memberikan kesan emosional atau karakter seseorang menjadi tantangan dalam membuat foto portrait.
2. Human Interest
Human Interest adalah jenis foto yang menampilkan aktifitas seseorang dalam kesehariannya yang mempunyai daya tarik untuk disampaikan dalam bentuk karya foto. Sering kali seorang fotografer mengeksploitasi berbagai sisi kehidupan manusia melalui jenis karya foto ini
3. Fotografi Panggung
(Stage Photography) atau yang lebih dikenal dengan foto panggung, ialah jenis foto yang memberitaukan aktifitas / gaya hidup manusia. Yang dimana mempunyai daya tarik tersendiri yang berkaitan dengan budaya dan dunia entertainment untuk divisualisasikan dan menjadi bahan yang menrik untuk dieksploitasi.
Gambar b. Dokumentasi 2
4. Sport
Memotret obyek yang bergerak adalah fungsi utama dari mode Sports (pada beberapa kamera disebut dengan 'mode action'). Mode Pemotretan ini ideal pada setiap obyek yang bergerak seperti orang yang berolahraga, binatang, mobil dan lain-lain. Mode Sports memungkinkan untuk 'membekukan' action dengan meningkatkan shutter speed. Ketika memotret subyek yang bergerak cepat, Sobat juga bisa meningkatkan peluang merekam gerakan dengan menggunakan teknik Panning untuk mendapatkan efek blur.
2) Foto Alam
Fotografi alam adalah hobi yang menyenangkan dan sangat bermanfaat. Tampaknya wajar bahwa ketika Anda melihat sesuatu yang menarik atau menarik di dunia alam, Anda ingin menangkap itu atau rekam dalam beberapa cara.
1. Flora
Flora ini memicu di berbagai jenis tumbuhan. foto jenis flora ialah foto yang mengharuskan obyek utamanya adalah berbagai jenis tumbuhan dengan segala keanekaragamannya yang menawarkan nilai keindahan tersendiri.
2. Fauna
Foto fauna ialah sebuah jenis foto yang mengharuskan obyek utamanya adalah berbagai jenis binatang dan keanekaragamannya. Jenis foto ini juga harus menampilkan daya tarik tersendiri di dunia binatang dalam aktifitas dan interaksinya.
3. Land scape
Foto Lanskap adalah jenis foto yang begitu popular seperti halnya foto manusia. Foto lanskap adalah foto bentangan alam yang terdiri dari unsur langit, daratan dan air, sedangkan manusia, hewan dan tumbuhan hanya menjadi unsur pendukung dalam foto ini. Ekspresi alam menjadi moment utama dalam menilai keberhasilan membuat foto lanskap.
Berbeda halnya juga dengan foto fauna dan flora, tetapi sangat popular sperti halnya foto manusia, foto landscape ialah foto yang dimana obyek utamanya adalah bentangan alam yang dimana unsur utamanya terdiri dari daratan, langit, dan air. Nah sedangkan manusia, tumbuhan dan hewan hanya menjadi unsure pendukung dalam foto jenis ini. Adapun contohnya sebagai berikut :
4. Foto Arsitektur
Fotografi Arsitektur adalah sebuah karya fotografi yang mevisualisasikan keberadaan sebuah bangunan yang mempunyai nilai estetika tinggi. Bangunan disini bisa mewakili sebuah gedung, jembatan layang, jembatan penyebrangan ataupun monumen yang mempunyai nilai konstruksi menarik. Nilai kekuatan pada Fotografi Arsitektur tergantung dari bentuk fisik dari sebuah gedung yang dipotret serta sudut pandang yang digunakan atau lebih dikenal dengan nama angle. Karena yang menjadi obyek utama adalah bangunan, maka bangunan tersebut harus mempunyai keistimewaan bentuk fisiknya atau katakanlah tidak menyerupai banguan pada umumnya, sehingga hasil fotonya nanti bisa menarik perhatian orang yang melihatnya. Dalam proses pembuatannya itu, pemotretan bisa dilakukan di luar untuk menampilkan bentuk sisi luar dari sebuah bangunan atau bisa juga melakukan pemotretan di dalamnya untuk menampilkan sisi interiornya jika bentuka bangunan itu berupa gedung. Selain bentuk fisiknya, kekuatan pengambilan gambar dari berbagai macam angle tidak kalah pentingnya untuk dipertimbangkan,
karena hal ini sangat menentukan keberhasilan dalam menciptakan karya jenis ini sehingga masyarakat yang melihatnya bisa tertegun dibuatnya. Banyak karya fotografi pada kategori ini yang ada di tengah masyarakat baik melalui pameran-pameran foto di berbgai tempat maupun di majalah-majalah khusus serta di dalam situs internet. Contoh fotografi pada jenis ini dapat dilihat seperti berikut ini. Kemanapun anda pergi akan menjumpai bangunan-bangunan dalam berbagai ukuran, bentuk, warna dan desain. Dalam jenis foto ini menampilkan keindahan suatu bangunan baik dari segi sejarah, budaya, desain, dan konstruksinya. Memotret suatu bangunan dari berbagai sisi dan menemukan nilai keindahannya menjadi sangat penting dalam membuat foto ini.
5. Foto Stiil Life
Foto still-life adalah menciptakan sebuah gambar dari benda atau obyek mati. Membuat gambar benda mati menjadi hal yang menarik dan tampak “hidup”, komunikatif, ekspresif dan mengandung pesan yang akan disampaikan merupakan bagian yang penting dalam penciptaan karya foto ini. Jenis foto yang satu ini mungkin tidak menawarkan kehebohan sebagaimana jenis foto lainnya, namun jenis foto ini merupakan jenis foto yang menantang dalam menguji kreatifitas, imajinasi dan kemampuan teknis.
6. Foto Jurnalistik
Foto Jurnalistik adalah produk wartawan foto (Photo Journalist). Seperti halnya wartawan tulis, Photo Journalist juga seorang reporter yang harus membuat keputusan secara instan dan membawa peralatan (kamera). Foto Jurnalistik lazim pula menjadi berita tersendiri yang disebut “berita foto” atau “foto berita” dengan sebuah caption (keterangan foto) ringkas. Berita foto lazim muncul di halaman depan surat kabar berdampingan (atau “bersaing”) dengan headline.
Jurnalistik foto (Photo Journalism) yaitu proses atau aktivitas jurnalistik berupa fotografi, pemotretan, atau pengambilan gambar. Jurnalistik foto menghasilkan gambar yang bernilai berita –”foto jurnalistik”, “foto berita” (foto bernilai berita), atau “berita foto” (berita berbentuk foto). Situs photography.com mendefinisikan jurnalistik foto sebagai “wilayah fotografi yang didedikasikan untuk mengambil gambar yang akurat dari sebuah peristiwa aktual” (an area of photography dedicated to taking accurate shots of current event.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fotografi seperti yang kita kenal sekarang adalah hasil dari penemuan. Yang pertama dalam bidang ilmu alam menghasilkan kamera, yang kedua dalam bidang kimia menghasilkan film. Asal mulanya kedua penemuan itu tidak ada hubungannya satu sama lain dan sebelum masing – masing sampai kepada kesempurnaannya seperti yang telah kita kenal sekarang serta melahirkan penemuan baru yaitu fotografi, telah panjang yang ditempuh baik oleh kamera maupun oleh film.Untuk mendalami bidang fotografi, siapa pun harus punya pengetahuan dasar yang baik tentang cahaya (light). Hal ini penting karena cahaya memegang kunci utama dalam penentuan eksposur yang diatur oleh shutter dan aperture pada kamera. Setelah memahami tentang cahaya, tahap selanjutnya adalah mengerti tentang pencahayaan (lighting) sehingga mampu menghasilkan foto yang lebih baik dalam berbagai kondisi pemotretan.
DAFTAR PUSTAKA
http://semutdesa.blogspot.com/2013/03/makalah-tentang-fotograf.html
gambar a. Dokumentasi 1
gambar b. Dokumentasi 2
http://otodidakfotografi.blogspot.com/2012/09/jenis-jenis-fotografi-bagian-1.html
http://fotografiyuda.wordpress.com/seputar-fotografi/pengenalan-jenis-jenis-foto-dan-teknis-dasar-pemotretan/
http://ezacliquers.wordpress.com/foto-jurnalistik-dan-pemahaman-foto-yang-bernilai-berita/
http://photoloverrr.blogspot.com/2011/05/artikel-fotografi-alam-untuk-pemula.html