This My History ..

15 December 2014 10:22:09 Dibaca : 1900

Nama saya Yasin Nasila, biasanya dipanggil dengan sebutan Yasin. Saya lahir di Gorontalo, 29 November 1996, saya anak ketiga dari tiga bersaudara. Alhamdulillah saat ini umur saya 18 tahun. Saya terlahir dari keluarga yang sederhana. Ayah saya bekerja sebagai Buruh, sedangkan ibu saya bekerja sebagai ibu rumah tangga di salah satu rumah tetangga yang tidak jauh dari rumah kami. Ayah dan Ibu saya selalu bangun pukul 05.00 pagi untuk berangkat bekerja demi menafkahi saya. Karena kedua kakak perempuan saya sudah berumah tangga (menikah).

Pada saat umur 5 tahun saya memulai karir pendidikan di jenjang Taman Kanak-kanak (TK) Damhil UNG, saya menjalani hari-hari saya di TK hanya seminggu, mengapa? Karena pada saat itu saya belum memakai seragam sekolah yang sesuai. Oleh karena itu, ada teman ibu saya memberikan seragam sekolah, tapi anehnya saya disuruh pakai seragam sekolah itu (ganti pakaian) tepat di depan gerbang sekolah, dan saya pun menjadi pusat perhatian oleh anak-anak lainnya. Keesokan harinya, ibu saya sudah menyiapkan semua peralatan yang akan dibawa ke sekolah, tapi saya memutuskan untuk tidak pergi, karena saya merasa malu pada saat itu .
Kemudian saya memutuskan untuk sekolah ke tingkat Sekolah Dasar (SD) yang pada saat itu masih bernama SDN 19 Kota Utara, tapi sekarang sudah diganti menjadi SDN 84 Kota Tengah. Saat SD banyak pengalaman yang saya dialami lebih tepatnya kesialan, mulai dari jatuh ke dalam selokan waktu ikut kegiatan extra, dimarahin sama guru dan teman-teman, dan masih banyak lagi. Namun, semua kejadian itu dibarengi oleh prestasi yang sangat memuaskan. Alhamdulillah dari kelas 1 sampai 6 saya selalu masuk pada peringkat 10 besar.

Pada Juli 2008, saya masuk ke jenjang yang lebih tinggi. Saya mempunyai dua pilihan, yakni SMP Negeri 6 Gorontalo dan SMP Negeri 8 Gorontalo, dan SMP Negeri 6 Gorontalo menjadi pilihan saya. Dikarenakan sekolah ini adalah salah satu sekolah unggul, maka untuk masuknya harus melewati berbagai test. Akhirnya dengan ilmu yang saya punya, saya diterima di sekolah unggul tersebut. Di jenjang pendidikan ini, Alhamdulillah prestasi saya sebaik dengan prestasi waktu di jenjang SD. Di jenjang ini banyak juga pengalaman yang tak terlupakan. Waktu kelas delapan saya masuk di kelas khusus atau kelas favorit, di kelas itu banyak siswa yang mempunyai prestasi akademik maupun non-akademik yang sangat baik waktu mereka duduk di bangku kelas tujuh, oleh karenanya saya harus bersaing secara sehat dengan mereka.
Ada satu pengalaman yang membuat saya menjadi malu di kelas itu, yaitu saya dan sahabat saya Fauzi waktu pelajaran PKN, kami berdua hanya serius menulis lirik lagu yang lagi popular saat itu. karena terlalu serius menulis lirik lagu, sampai-sampai kami tidak melihat kalau guru pengajar itu tepat berada di depan meja belajar kami. Disaat yang sama kertas yang bertuliskan lirik lagu diambil oleh guru dan dibacakan di depan kelas tetapi dalam versi puisi. Keesokan harinya, saya diledek teman sekelas, mereka berkata “cieee yang lagi pacaran dengan guru PKN”, pada saat itu saya merasa malu sekali. Namun, dibalik semua kejadian itu pasti ada kebahagiaan yang terselubung.

Selepas SMP, saya masuk ke sebuah SMK Favorit, yaitu SMK Negeri 1 Gorontalo atau biasa dikenal dengan nama SMEA. Pada awal tahun ajaran baru ini, saya masih bersikap lugu. Namun setelah saya mengenal teman-teman saya se-angkatan, saya mulai menjadi lebih aktif. Pada awal SMK, ada yang namanya MOS (Masa Orientasi Siswa) atau dengan bahasa kerennya ospek. Seusai MOS, hari-hari di SMK ini saya lalui dengan berbagai suka duka. Di SMK ini saya mengambil jurusan Administrasi Perkantoran atau biasa disingkat AP.

Ada sebuah masalah yang membuat kami sekelas terlibat di dalamnya, yaitu kami membuat nama sapaan untuk guru bahasa inggris kami. Pada saat dia mengetahui bahwa kelas kami yang membuat nama tersebut, kami sekelas di undang ke ruangan BK (Bimbingan Konseling). Di dalam ruangan itu, ada yang menangis dan ada juga yang santai. Mereka menangis karena diberi ancaman akan dikeluarin dari sekolah, jika ada yang tidak mengaku biang keladi dari masalah itu. setelah beberapa jam kemudian kami semua di bebaskan karena ada salah satu teman kami yang sudah mengakui perbuatannya. Tapi semuanya belum berakhir, ada juga tradisi yang biasa kami lakukan mulai dari bolos, kejar-kejaran dengan guru, bohongin guru, tidak mengikuti Upacara alasan sakit, nongkrong di kantin pada saat jam pelajaran berlangsung, jail pada teman, dan masih banyak lagi.

Dua tahun sudah berlalu, akhirnya saya duduk di bangku kelas XII (Tiga SMK) atau biasa disebut dengan kelas ujian. Semester ganjil dan genap pun telah usai, akhirnya kami semua sibuk mempersiapkan mental dan fisik kami untuk mengikuti Ujian Nasional (UN). Pada saat UN banyak kejadian yang terjadi, mulai dari nyontek, keluar dari ruangan alasan ke toilet padahal mau lihat jawaban di ruangan lain. UN pun telah selesai dan kami siap menunggu hasilnya. Alhasil kami sekelas lulus dengan nilai yang memuaskan tahun 2014. Untuk merayakan kelulusan, kami semuanya sedang asyik corat-coret baju kebesaran kami (putih abu-abu). Dan disaat yang sama kami pun membuat rencana untuk rekreasi ke pantai. Disana kami bermain air, melihat sunset, makan bersama, selfie bareng, dan masih banyak lagi. Itulah suka duka yang saya alami semenjak SMK.

Perjuangan saya tidak terhenti sampai disitu. Saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan saya di salah satu Perguruan Tinggi Negeri yang unggul yaitu Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Disinilah saya belajar untuk mandiri. Saya mengurus masuk di PTN ini bersama dengan sahabat terdekat saya. Tetapi pada saat pengumuman lulus atau tidaknya jalur yang kami ambil, sebagian dari sahabat terdekatku tidak bisa bersama-sama lagi. Disitulah kami berjuang dengan sendirinya untuk mendapatkan masa depan itu.

Di Universitas juga ada yang namanya MOMB (Masa Orientasi Mahasiswa Baru) atau biasa disebut Ospek. Disinlah banyak suka duka yang dialami, mulai dari kami harus menaati semua peraturan, rambut harus digunting 0,5 cm (untuk pria), datang ke kampus pukul 05.00 WIK (Waktu Indonesia Kampus), membawa tas plastilk (kresek), pakai compeng, dan masih banyak lagi. Dan yang paling berkesan selama MOMB itu adalah kami (laki-laki) biasa di sapa dengan julukan “BOTAK”. Apalagi saat kami disuruh merunduk dari pukul 05.00 sampai pukul 17.00. Dari semua pelaksanaan MOMB itu, saya paling suka itu menerima materi, kenapa? Karena disitulah kami bisa menambah ilmu dan wawasan kami secara luas.

Di Universitas Negeri Gorontalo, saya mengambil jurusan S1 Ilmu Komunikasi, mengapa? Karena jurusan ilmu komunikasi lagi popular saat ini, karena banyak lapangan kerja yang membutuhkan lulusan dari jurusan ini. Di jurusan ini mempunyai beberapa bidang peminatan, contohnya Jurnalisitik, PR (Public Relations), dan Public Speaking. Dari ketiga peminatan tersebut, saya paling tertarik pada bidang Public Speaking. Disisi lain, jurusan ini paling netral, kenapa? Karena secara umum lulusan jurusan ini bisa bekerja sebagai penulis, reporter, pembawa acara tv, fotografer, desain komunikasi visual, editor gambar dan video, produser, sutradara, penyiar radio, public relation perusahaan bahkan kita apat bekerja di bank juga.
Semoga dari semua suka duka yang saya pernah alami mulai dari TK sampai sekarang saya duduk di bangku perkuliahan semester 1, ada sebuah Keajaiban yang akan datang untuk memperbaiki semuanya demi tercapainya sebuah masa depan yang selama ini kita inginkan … Aminnn 