Public Speaking (Makalah)

13 January 2015 14:40:00 Dibaca : 62035

MAKALAH

PUBLIC SPEAKING

Oleh

YASIN NASILA

NIM : 291 414 010

ILMU KOMUNIKASI “A”

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ilmu komunikasi adalah ilmu yang mempelajari tentang tata cara beromunikasi serta menggunakan berbagai alat komunikasi sebagai saran komunikasi terhadap masyarakat . Ilmu komunikasi tidak peruntukkan bagi orang pendiam atau jarang bicara? Itu salah. Karena seperti kita tahu komunikasi bisa lewat lisan dan tulisan jadi pernyataan itu cuman mitos siapun kamu asal puna minat, niat dan passion di jurusan ini pasti asyik. Kita memiliki beberapa labotarium milik kita sebgai sarana pembelajaran seperti Laboratorium Televisi Siaran, Laboratorium Radio, Laboratorium Fotografi, Laboratorium Grafika, Laboratorium Computer Mediated Communication, Laboratorium Pengelolaan Informasi, Laboratorium Media and News Room, Laboratorium Event and Conference.
Di jurusan ilmu komunikasi ini peminatan dilakukan, agar kita lebih di fokuskan pada salah satu bidang, contohnya jurnalisitik, pada peminatan ini lebih menitikberatan pada bidang jurnalisme, baik jurnalistik pada bidang media cetak seperti majalah koran maupun media elektronik seperti radio dan televisi. Pada peminatan ini lebih dalam mempelajari tentang penggunaan teknologi penggunaan teknologi komunikasi dan informasi. Tumbuhnya pertelevisian nasional, surat kabar dan radio, memerlukan tenaga jurnalis yang handal, baik sebagai reporter, announcer, dokumenter, maupun produser pemberitaan.

Setiap orang pasti merasa tidak percaya diri ketika berbicara di depan umum. Akibatnya, muncul suatu persepsi bahwa untuk menjadi seorang public speaking haruslah memiliki kemampuan yang mendasar yakni keterampilan atau softskill. Ketidakpercayaan diri itu dipengaruhi oleh kurangnya penguasaan materi yang akan disampaikan, status, penampilan, atau kecerdasan yang dimiliki oleh calon pendengar. Secara langsung hal ini akan menyebabkan rasa depresi atau gugup. Maka dari itu, dibutuhkan sebuah keterampilan atau softskill dari dalam diri individu serta potensi yang mereka punya hanya butuh untuk ditampilkan.


1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, pembahasan makalah ini akan difokuskan pada :

1. Apa istilah public speaking ?

2. Bagaimana membangkitan rasa percaya diri untuk menjadi public speaking ?

3. Bagaimana strategi dan persiapan yang baik ketika berbicara di depan banyak pendengar ?

4. Bagaimana berkomunikasi yang efektif terkait pemahaman tentang teknik-teknik yang benar untuk menjadi public speaking ?

 

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui istilah dari public speaking.

2. Untuk membantu mengurangi rasa percaya diri di depan umum.

3. Untuk mengetahui persiapan yang dibutuhkan agar tampil dengan yakin di depan umum.

4. Untuk menambah pengetahuan tentang tehnik-tehnik menjadi public speaking yang disertai dengan komunikasi yang efektif.

 

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Istilah Public Speaking

Dari latar belakang diatas saya akan menjelaskan yang berhubungan dengan public speaking. Istilah public speaking terdiri dari dua kata : public dan speaking. Public artinya orang banyak, masyarakat umum, dan rakyat, sedangkan speaking artinya berbicara.

Kamus Merriam-Webster mengartikan public speaking sebagai "the act or skill of speaking to a usually large group of people". Public speaking adalah aksi atau keterampilan berbicara kepada sekelompok besar orang.

Istilah public speaking dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mungkin karena masih sulit dicarikan terjemahannya. Istilah yang semakna dengan public speaking dalam KBBI adalah "pidato", yaitu "pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak".
Public speaking adalah keterampilan yang dapat dilatih, dipraktekkan, dan dimanfaatkan untuk memberi manfaat sesuai dengan kebutuhan audience, antara lain untuk menyampaikan informasi, memotivasi, membujuk dan mempengaruhi orang lain, mencapai saling pengertian dan kesepakatan, meraih promosi jabatan, mengarahkan kerja para staf, meningkatkan penjualan produk/keuntungan bisnis dan membagikan pengetahuan yang dimiliki seseorang.

Tujuan public speaking tidak terlepas dari tujuan komunikasi, yaitu menyampaikan pesan atau ide kepada publik dengan metode yang sesuai sehingga publik bisa memahami pesan atau ide, dan kemudian memperoleh manfaat dari pesan tersebut. Sehubungan dengan ini seorang public speaker pun dituntut untuk mampu memilih metode yang tepat untuk menyampaikan pesannya.
Penerapan public speaking disadari dari atau tidak, kita seringkali melakukan public speaking dalam menjalani kehidupan sehari-hari, bahkan oleh mahasiswa sekalipun. Mengutarakan pendapat di dalam rapat, bercerita kepada teman-teman di sekitar, dan presentasi di depan kelas merupakan segelintir contoh dari penerapan public speaking.

Noise dalam public speaking, dalam proses komunikasi seringkali arti dari pesan yang dikirim oleh pengirim pesan tidak sama dengan arti dari pesan yang sudah diterima oleh penerima pesan. Hal ini dikarenakan adanya ‘noise’ (gangguan fisik, masalah semantik, perbedaan budaya, dll.) yang dapat mengubah makna dari pesan tersebut. Orang dengan kemampuan public speaking yang baik adalah orang yang mampu menyampaikan pesan kepada orang banyak, namun pesan dapat sampai ke penerima pesan sesuai dengan apa yang ingin disampaikan. Public speaking bukanlah kemampuan yang bisa kita pelajari tanpa adanya latihan yang cukup. Untuk bisa mengembangkan kemampuan public speaking kita dengan baik, diperlukan ‘jam terbang’ yang tinggi dalam berbicara di depan umum.

2.2. Metode Public Speaking

Metode public speaking yang dimaksud dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :

  1. Impromptu speech, artinya seseorang untuk menyampaikan gagasannya tidak melakukan banyak persiapan. Dengan kata lain seorang public speaking bekerja secara mendadak.
  2. Manuscript speech, artinya seseorang dapat melihat naskah saat menyampaikan gagasannya. Dalam hal ini saya sertakan contoh naskah yang dapat dibaca oleh seorang perwakilan mahasisawa dalam penerimaan dan perpisahan mahasiswa KKP. (Lampiran 1 dan Lampiran 2)
  3. Extemporaneous speech, artinya seseorang tanpa menggunakan naskah dapat menyampaikan gagasannya dengan lebih informatif dan komunikatif. Dalam hal ini pembicara bebas berimprovisasi.
  4. Memoriter/Memorizing, artinya public speaking dengan menyampaikan hafalan naskah pidato.

2.3. Faktor percaya diri Public Speaking

Orang yang rendah diri atau depresif ialah mereka yang tidak pernah mencoba menunjukkan potensi yang ia miliki. Akibatnya, rasa percaya diri tetap terkalahkan oleh rasa takut dan rasa gugup yang selalu membayangi pikirannya sebelum bertindak. Perlu disadari bahwa ketakutan itu perlahan-lahan akan hilang apabila kita sering mencoba melakukan hal yang kita takutkan, lalu membuat kesalahan, dan kemudian dengan cermat mengambil pelajaran dari setiap pengalaman yang didapatkan. Seperti yang dinyatakan oleh Dale Carnegle, 2006, bahwa cara tercepat dan terbaik untuk mengalahkan rasa takut adalah dengan melakukan apa yang kita takutkan.

Sebagian besar orang justru lebih takut ketika akan menghadapi orang banyak. Untuk mengatasinya, kita harus menemukan karakter sejati diri kita. Karakter sejati ialah kepribadian diri yang telah diarahkan kepada kepribadian yang diinginkan. Jika telah terbentuk karakter sejati, maka seseorang akan terlepas dari ketakutan dan rasa gugup. Seorang tokoh, Dale Carnegle, berpendapat bahwa cara tercepat dan terbaik untuk mengalahkan rasa takut adalah dengan melakukan apa yang kita takutkan.
Selain itu, rasa takut dan gugup dapat diminimalkan dengan melakukan beberapa pendekatan, yaitu :

  1. pendekatan rasional, artinya berpikir untuk tidak menjadi seorang penakut dan menguatkan motivasi komunikasinya saat berbicara.
  2. pendekatan fisik, yakni dengan melakukan relaksasi dan mendatangkan rasa sakit sementara yang dimaksudkan untuk mengalihkan rasa sakit itu sendiri
  3. pendekatan mental, yang dapat dilakukan dengan memvisualisasikan audiens dan berbicara pada diri sendiri untuk meyakinkan diri sebelum tampil
  4. tindakan praktis, yakni dengan membuat persiapan yang optimal dan bertindak seolah-olah berani saat berbicara.

2.4. Strategi dan persiapan yang baik sebelum berbicara di depan publik

Tugas seorang public speaker adalah menyampaikan ide kepada audiens dan ide tersebut berpotensi untuk mempengaruhi tindakan audiens. Untuk itu, sangat diperlukan persiapan yang optimal sebelum melakukan presentasi di depan audiens. Saya merangkum strategi dan persiapan tersebut dalam lima hal, yaitu :


1. Pengenalan Audiens, pengenalan audiens dapat membekali kita dalam memilih bahan, menyusun, dan menyajikannya dengan strategi yang tepat. Hal ini dikarenakan pengetahuan kita tentang publik akan menjadi konkret. Untuk mengenali calon audiens, terdapat hal-ha umum dan khusus yang perlu diperhatikan, antara lain:
a. Hal umum, jumlah audiens, rentang usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, agama, sosial-politik-ekonomi, dan adat budaya.
b. Hal khusus, antara lain :
• Perhatikan motivasi kedatangan audiens
• Perhatikan tingkat pengetahuan auidens
• Perhatikan kemungkinan reaksi atau sikap audiens


2. Pengorganisasian materi, semakin banyak informasi yang dapatkan maka akan semakin baik persiapan materinya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
• Mengetahui informasi yang dibutuhkan
• Mengetahui sumber informasi
• Memilih beberapa informasi dari beberapa kumpulan yang telah didapatkan
• Menyusun struktur materi


3. Pengenalan tempat, seorang pembicara yang baik akan mengenali terlebih dahulu medan dimana ia akan berbicara. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :
• Hadir sekurang-kurangnya satu jam sebelum acara dimulai untuk melihat kondisi fisik secara keseluruhan
• Pastikan posisi saat akan berbicara
• Perhatikan outdoor atau indoor
• Perhatikan syarat kebutuhan anda untuk berbicara, seperti kelengkapan audio visual


4. Penampilan fisik, audiens cenderung akan memberikan penilaian ketika mendapat kesan pertama yang diberikan oleh pembicara. Maka dari itu, banyak hal yang harus diperhatikan secara mendetil, antara lain :
• Kerapian, kebersihan, dan kesesuaian pakaian
• Kenampakan fisik saat tampil, seperti
• Berdiri santai tetapi tegap
• Kaki harus rapi dan terlihat sopan
• Keadaan tangan santai dan dapat melakukan gerakan yang seproporsional mungkin
• Wajah terlihat meyakinkan tetapi tidak tegang

2.5. Teknik-teknik Public Speaking
Untuk menjadi pembicara yang menarik dan dapat memberikan pengaruh bagi pendengar, diperlukan teknik-teknik public speaking, antara lain :


a) Teknik Ice Breaking
- Pembukaan yang menarik
Pembukaan adalah impresi pertama, artinya hal itu dapat mempengaruhi pandangan audiens terhadap public speaker selama presentasi. Sesingkat apapun waktu untuk melakukan presentasi, pembukaan tetaplah harus penuh kehangatan. Pembukaan dapat dilakukan dengan sebuah ilustrasi atau cerita yang sedang marak, tetapi relevan dengan topik pembiaraan. Saat menyampaikannya, tunjukkan wajah yang bersahabat, ramah, dan dekat.
- Gunakan Joke
Humor kemungkinan mengandung resiko. Hal ini dikarenakan oleh sifatnya yang universal, sedangkan selera tiap individu sanagt personal dan individual. Tetapi, meskipun mengandung resiko humor yang baik dapat menjadi awal yang efektif untuk mencari perhatian para pendengar. Bahan-bahan joke sangat luas, karena dapat diambil dari berbagai cerita, kasus sehari-hari, gambar iklan, pengalaman orang lain, hasil riset, dan sebagainya.


b) Teknik Vokal
Penyampaian vokal yang baik didapatkan apabila seorang public speaking menguasai tiga hal berikut :
- Pernapasan
Posisi yang baik untuk mengontrol pernapasan adalah berdiri tegak agar memberikan ruang yang lebih baik kepada paru-paru. Untuk berbicara di depan publik, diperlukan ruang suara yang solid agar dapat menyampaikan kalimat yang panjang pada volume suara yang benar.
- Volume
Keberhasilan dalam berbicara tidak selalu ditentukan oleh kerasnya suara. Volume suara ketika berbicara di depan publik hanya sedikit lebih keras dari volume berbicara sehari-hari. Berbicara dengan volume keras hanya diperlukan pada bagian-bagian tertentu saja. Selebihnya, berbicara keras terlalu sering dapat menyebabkan tenggorokan rusak dan audiens pun bosan.
- Ekspresi vocal
Ekspresi adalah faktor penting dalam pengolahan suara. Suara yang baik akan lebih berarti jika disertai dengan ekspresi yang tepat. Ekspresi terdiri dari tiga komponen, yaitu: a) pitch, faktor tinggi rendahnya suara, b) pace, faktor kecepatan berbicara, c) phrasing,faktor kecakapan memenggal kalimat, dan disertai dengan jeda.

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kepentingan akan kemampuan berbicara di depan publik sudah sangat mutlak. Kemampuan ini mendasari kesuksesan setiap orang diberbagai bidang. Seorang public speaker dengan perannya sebagai pemberi pengaruh dan manfaat bagi para pendengar dituntut untuk tampil meyakinkan. Semua perkataan, penampilan, dan perilakunya dapat saja menjadi inspirasi bagi para pendengarnya. Untuk itu, unsur motivasi komunikasi harus melekat dalam diri seorang public speker guna menghindari kekhawatiran-kekhawatiran yang membuat ia ragu dengan kemampuannya.

Ketenangan seorang public speaker ditentukan oleh kesempurnaan persiapannya. Kemudian setiap proses pelaksanaanya dilakukan dengan sistematis. Maka, seorang public speaker akan mendapatkan kesuksesan apabila ia telah berhasil menjalankan strateginya dan menerapkan teknik-teknik berkomunikasi yang efektif. Strategi dan teknik tersebut dilaksanakan sebelum berbicara, saat berbicara, setelah berbicara, dan selama proses pengulangan kegiatan dikesempatan berikutnya.

3.2. Saran

  1. Untuk kalangan akademis, Diharapkan mahsiswa lebih peka dengan urgensi kemampuan berbicara di depan publik. Mahasiswa sebaiknya mendalami dengan sendirinya kemampuan komunikasi publik, khususnya public speaking.
  2. Untuk kalangan penunjang penelitian, Diharapkan sebaiknya para peneliti lebih mendalami kasus bahwa mahasiswa juga ternyata masih sering takut saat melakukan presentasi. Sedangkan mahasiswa seharusnya dapat berbicara dengan bekal yang telah dimilikinya. Dari kasus tersebut dapat diteliti lagi mengenai tindakan yang sebaiknya dilakukan Perguruan Tinggi untuk meminimalkan mahasiswanya yang masih sangat rentan dengan kemampuan berbicara di depan publik.
  3. Untuk masyarakat umum, Masyarakat juga sebaiknya memahami pentingnya kemampuan berbicara. Hal ini dapat mengawali keinginan mereka untuk memperoleh banyak informasi mengenai perkembangan lingkungan sekitarnya


DAFTAR PUSTAKA

Andrew, M. (2007). Mengembangkan Kepribadian dengan Berpikir Positif. Jakarta: Prestasi Pustakarya.

Elly dan Pranama, J. (2006). General Public Speaking. Jakarta: Public Speaking School.

Sameto, H. (2006). Kiat Sukses Mengolah Komunikasi. Jakarta: Puspa Sawara.

Sandra, A. (2010, Juni 20). Makalah Public Speaking. Retrieved Desember 16, 2014, from agusa08.student.ipb.ac.id: http://agusa08.student.ipb.ac.id/2010/06/20/makalah-public-speaking/

Citra, D. (2009, November 17). Uniknya Ilmu Komunikasi. Retrieved Desember 2014, 2014, from m.kompasiana.com: http://m.kompasiana.com/post/read/541493/2/uniknya-ilmu-komunikasi-ketika-kuliah-adalah-tentang-berbicara.html/

Mujanto, A. M. (2014). Mengatasi Rasa Takut dan Tidak Percaya Diri Dalam Public Speaking. (online) (http://www.bppk.depkeu.go.id/publikasi/artikel/168-artikel-pengembangan-sdm/19844-mengatasi-rasa-takut-dan-tidak-percaya-diri-dalam-public-speaking, diakses tanggal 15 Desember 2014)

Widiawan, K. (2010). Public speaking training. Tehnik public speaking. (online) (http://ummahattokyo.tripod.com/kepribadian/teknik_public_speaking.html, diakses tanggal 16 Desember 2014)

Albana. (2010). Cara melatih artikulasi. (Online) (https://curatcoretalbana.wordpress.com/tag/public-speaking, diakses tanggal 14 Desember 2014)

Arista, Ari Candra. (2011). Jurusan ilmu komunikasi. (Online) (http://www.jurusankuliah.net/2013/11/jurusan-ilmu-komunikasi.html, diakses tanggal 12 Desember 2014)