Rumah Berdarah di Suwawa

16 May 2017 19:50:27 Dibaca : 253

Jum’at 11 november 2016
Judul : rumah berdarah di suwawa
Lead :
sebuah rumah di desa bubeya kecamatan suwawa/ dikabarkan diteror oleh makhluk halus/ selama sepekan terakhir/ rumah ini ramai dikunjungi oleh warga//
Vtr :
Warga desa bubeya kecamatan suwawa, bone bolango, gorontalo, sepekan terakhir geger. penyebabnya, rumah milik pasutri darmawan sulila (28) dan yolanda lapananda (25) dikabarkan ada teror hantu.


Antara percaya dan tidak, namun teror mahkluk halus itu benar benar menimpa pasutri yang memiliki tiga anak itu. informasi dirangkum gorontalo post (jawa pos group), kejadian aneh itu, mulai dirasakan oleh penghuni rumah sejak dua minggu lalu.
Dermawan dan yollanda bersama ketiga anaknya kerap kali diganggu oleh hal-hal aneh. seperti munculnya darah berbau busuk di cermin lemari, darah di sekeliling televisi dan darah di sejumlah pakaian.


Tak hanya itu, lebih anehnya, pisau dan paku tiba tiba melayang layang di dalam rumah dan bahkan menancap dengan sendirinya di dinding dan lemari di dalam rumah.
Pakaian yang sudah diatur rapi pun, tiba tiba berantakan saat ditinggal oleh penghuni rumah hanya beberapa saat saja. teror ini ternyata tak hanya terjadi di malam hari. siang hari pun ada ada saja hal aneh yang menganggu dermawan dan yollanda bersama ketiga anaknya tersebut.
Hanya selang beberapa jam saja, warga silih berganti mengunjungi rumah dermawan dan yollanda di desa bubeya untuk memastikan kejadian aneh ini.


Bahkan, puncak keramaian terjadi pada selasa malam (8/11). ratusan warga dari berbagai daerah di gorontalo yang mendapatkan informasi itu berbondong bondong untuk mengunjungi rumah bercat putih hijau itu.


Para warga itu sengaja berdatangan dan menanti dari sore hingga dini hari di depan rumah permanen berukuran sekitar 6x6 meter itu. bahkan ada baru beranjak pulang setelah matahari terbit. aktivitas itu sudah berlangsung sejak sepekan terakhir.
Bahkan uniknya, beberapa terakhir malah semakin bertambah ramai. selain kalangan warga, sejumlah pegawai negeri sipil (pns) yang saat pulang kantor ikut menyempatkan diri menyambangi rumah darmawan.

 

fenomena kelulusan

04 May 2017 22:16:06 Dibaca : 124

NAMA : RAHMIN DJAFAR
NIM : 291414012
Fenomena Sosial dalam Kelulusan

Aksi coret mencoret, gambar mengambar, semprot menyemprot serta konfoi adalah fenomena yang sering kali kita lihat disetiap pengumuman kelulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat, Seperti yang kita lihat kemarin, pada tanggal 2 mei adalah momentum bagi siswa SMA sederajat menunggu hasil serta akhir perjalanan mereka di bangku sekolah.
Pandangan umum aksi ini adalah bentuk ekpresi kebahagiaan para siswa yang telah melewati semua proses waktu masih di bangku sekolah, entah pada tahun berapa aksi ini dimulai, entah siapa yang pertama kali yang memperkenalkan aksi ini, se-tahu saya aksi ini sudah ada dari saya di bangku SD, dan bahkan saya masih dalam rencana percetakan orang tua saya aksi ini mungkin sudah ada.
Pro kontra sering terjadi pada kebiasaan yang sudah jadi tabiat ini, sebagian masyarakat menganggap ini adalah kebiasaan buruk yang harus hilangkan pada saat momentum kelulusan, tapi ada juga sebagian masyarakat mengangap ini adalah cara para siswa untuk mengekspresikan kebahagiaan mereka.
Masa remaja adalah masa tansisi seseorang menuju pada pembentukan jati diri. Masa remaja merupakan masa dimana seseorang sedang asik-asiknya melakukan segala hal, baik yang positif maupun negative, begitupun pada momentum kelulusan mereka punya cara sendiri dalam merayakan kelulusan, ada yang memilih coret mencoret, gambar menggambar, adapula yang memilih menyumbangkan pakaian mereka pada orang yang tidak mampu, kembali pada mereka bagaimana menyikapi kelulusan tersebut.

Berikut beberapa foto yang saya dapat setelah pengumuman kelulusan kemarin di sekolah SMK N 1 Dulupi, Kabupaten Boalemo:

 

Prinsip-prinsip Manajemen Perusahaan Media Massa

22 March 2017 12:04:52 Dibaca : 1136

PRINSIP-PRINSIP PERUSAHAAN MEDIA MASSA

PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN PERUSAHAAN MEDIA MASSA
Prinsip adalah pernyataan mendasar atau fundamental kebenaran umum yang dijadikan sebagai pedoman berfikir atau bertindak. Prinsip Manajemen digunakan oleh seorang manajer untuk mencegah adanya kesalahan yang mendasar dalam pekerjaannya dan juga meramalkan keberhasilan usaha. Prinsip manajemen media massa pada dasarnya tidak banyak berbeda dengan prinsip manajemen untuk bidang usaha pada umumnya. Menurut Henry Fayol seorang industrialis asal Perancis, prinsip-prinsip dalam manajemen sebaiknya bersifat lentur dalam arti bahwa perlu di pertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah. Perbedaan prinsip lebih ditekankan pada bentuk dan sifat produk yang dipasarkan, termasuk pengaruh dari fungsi produk. Prinsip manajemen media massa dapat dilihat dari bentuk kelembagaannya sebagai lembaga bisnis, hiburan, sosial budaya, politik, dan lainnya.
Henry Fayol mengemukakakan prinsip-prinsip manajemen yang tetap arus ada dan berlaku sepanjang massa, yaitu:
a) Division Of Work
b) Authority
c) Discipline
d) Unity Of Command
e) Unity Of Direction
f) Subardination of individual interest to general interacts
g) Remuneration
h) Centralization
i) Scale chain (line authority)
j) Order
k) Stability of tenure of personel
l) Prakarsa
m) Kestabilan Kaderisasi
n) Semangat kelompok
Prinsip pertama adalah prinsip pembagian pekerjaan yang ditujukan untuk memproduksi sesuatu dengan kualitas dan waktu yang lebih baik denganusaha yang sama. Seorang menejer harus mempunyai otoritas (Authority), yaitu hak untuk memerintah dan kekuasaan. Selain itu,kepada dia juga arus diimbangi dengan adanya “Responsibility”, yaitu tanggungjawab atas tugasnya. Selanjutnya ditanamkan disiplin bagi perusahaan yang merupakan dasar kekuatan perusahaan. Demikian pula,sikapnya yang hanya menerima “Order” (perintah) dari seorang atasan.ini suatu upaya untuk mencegah timbulnya keraguaan dipihak bawahan.inilah yang disebut Fayol “Unity Of Command (One employee has ordered from one superior only).
Prinsip Unity Of Direction maksudnya seorang kepala dengan suatu rencana atau sekumpulan aktivitas yang mempunyai tujuan yang sama (one head one plan or a group or activities having the same objectives). Didalam suatu perusahaan, tujuan perseorangan atau kelompok tidak bole bertentangan dengan tujuan perusahaan sebagai keseluruhan. Kepada para pegawai harus diberikan upah perorangan atau “Remuneration”. Selain itu, harus diperhatikan pula sentralisasi dan desentralisasi. Bila seorang manajer mempunyai keahlian yang serba macam dan aktivitas yang besar maka ia dapat condong untuk mengsetralisasi, demikian sebaliknya. Garis-garis komando ini bilaperlu atau dalam keadaan mendesak, misalnya untuk mempercepat pelaksanaan dapat diabaikan. Prinsip Order, yaitu menempatkan orang sesuai dengan kemampuannya. Demikian juga mengenai bahan-bahan yang disebut material order harus pada tempatnya. Selanjutnya setiap orang harus mendapatkan jaminan prinsip keadailan, stabilitas pegawai dan inisiatif serta semangat kelompok atau disebut “L’esprit de corps”.
Dalam sebuah perusahaan membutuhkan system manajemen yang berfungsi untuk mengkoordinasi dan mengontrol proses kerja demi tercapainya tujuan yang diharapkan. Termasuk dalam perusahaan media, manajemen sangat dibutuhkan sebagai alat pengontrol dalam usaha mengemukakan ide.
Proses pengumpulan informasi hingga proses penayangan atau penerbitan. Bisa dibayangkan jika dalam sebuah perusahaan media massa tidak memiliki manajemen, setiap bagian dalam redaksi akan berjalan sendiri tanpa adanya alat pengontrol guna mengarahkan system kerjanya. Sehingga dapat dipastikan akan jauh dari tujuan awal seperti yang diharapkan. Penyimpangan dari ketentuan yang ada berarti penanganan manajemen tidak professional lagi dan akibatnya juga akan mempengaruhi output. Bila ini terjadi, maka pihak khalayak yang tidak lain adalah konsumen siaran juga turut dirugikan. Oleh sebab itu manajemen digunakan dalam perusahaan media massa untuk mengurangi terjadinya penyimpangan dalam usaha mencapai tujuan.
Manajemen media massa secara umum terbagi atas dua bagian besar, yakni bagian redaksi dan perusahaan. Bagian redaksi membawahi semua kegiatan yang berhubungan dengan produk yakni berita, mulai perencanaan peliputan, pencarian berita, pengolahan data, perancangan halaman dan layout. Sementara perusahaan membawahi segala kegiatan terkait pemasaran produk, produksi, promosi, sirkulasi, iklan, pengelolaan SDM, berbagai perjanjian kerjasama, dan sebagainya. Semua kegiatan baik pada bagian redaksi maupun perusahaan dipimpin oleh seorang pimpinan umum
Fungsi Manajemen
Manajemen beroperasi melalui bermacam fungsi, biasanya digolongkan pada perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan atau motivasi dan pengaturan.
1. Perencanaan: memutuskan apa yang harus terjadi esok hari dan seterusnya dan membuat rencana untuk dilaksanakan.
2. Pengorganisasian: membuat penggunaan maksimal dari sumberdaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan rencana dengan baik.
3. Leading/Kepemimpinan dan Motivasi: memakai kemampuan di area ini untuk membuat yang lain mengambil peran dengan efektif dalam mencapai suatu rencana
4. Pengendalian dan Pengaturan: monitoting – memantau kemajuan rencana, yang mungkin membutuhkan perubahan tergantung apa yang terjadi
Tingkatan Manajemen Keredaksian
1. Pimpinan Redaksi
Merupakan manajemen tingkat atas. Bertugas merencanakan kegiatan dan strategi keredaksian secara umum dan mengarahkan jalannya proses redaksi.
2. Middle management atau manajemen tingkat menengah bertugas sebagai penghubung antara manajemen puncak dan manajemen lini pertama, misalnya Wakil Pimpinan Redaksi atau Redaktur Pelaksana.
3. Lower management atau manejemen lini pertama (first-line management) adalah manajemen yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional. Manajemen ini dikenal pula dengan istilah manajemen operasional. Umumnya para redaktur halaman atau redaktur desk. Ada khusus halaman ekonomi, politik, pendidikan, kriminal, hukum dst.
Manajemen Keredaksian
Manajemen keredaksian dapat diartikan proses antar orang yang merupakan satu kesatuan secara efektif dalam sebuah organisasi media massa untuk mencapai tujuan atau sasaran. Manajemen keredaksian adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, kompensasi, integrasi dan pemeliharaan orang-orang dengan tujuan membantu mencapai tujuan organisasi (pers), individual dan masyarakat. Paling penting adalah bagaimana individu-individu yang terlibat dalam organisasi harus mampu terlebih dahulu memanajemen pribadinya masing-masing. Bila tiap individu di dalam organisasi menyadari betul akan posisi masing-masing dengan job description (deskripsi tugas) yang jelas dan tegas, maka perencanaan akan mudah dibangun dan diterapkan.
Ada dua bagian besar sebuah penerbitan pers atau media massa: Bagian Redaksi (Editor Department) dan Bagian Pemasaran atau Bagian Usaha (Business Department). Bagian Redaksi dipimpin oleh Pemimpin Redaksi. Bagian Pemasaran dipimpin olen Manajer Pemasaran atau Pemimpin Usaha. Di atas keduanya adalah Pemimpin Umum (General Manager). Ada juga Pemimpin Umum yang merangkap Pemimpin Redaksi.
Bagian Redaksi tugasnya meliput, menyusun, menulis, atau menyajikan informasi berupa berita, opini, atau feature. Orang-orangnya disebut wartawan. Redaksi merupakan merupakan sisi ideal sebuah media atau penerbitan pers yang menjalankan visi, misi, atau idealisme media.Bagian Redaksi dikepalai oleh seorang Pemimpin Redaksi. Di bawah Pemred biasanya ada Wakil Pemred yang bertugas sebagai pelaksana tugas dan penanggungjawab sehari-hari di bagian redaksi.
Pemred/Wapemred membawahi seorang atau lebih Redaktur Pelaksana yang mengkoordinasi para Redaktur (Editor), Koordinator Reporter atau Koordinator Liputan (jika diperlukan), para Reporter dan Fotografer, Koresponden, dan Kontributor. Termasuk Kontributor adalah para penulis lepas (artikel) dan kolumnis. Di Bagian Redaksi ada pula yang disebut Dewan Redaksi atau Penasihat Redaksi. Biasanya terdiri dari Pemred, Wapemred, Redpel, Pemimpin Usaha, dan orang-orang yang dipilih menjadi penasihat bidang keredaksian. Ada pula yang disebut Staf Ahli atau Redaktur Ahli, yakni orang-orang yang memiliki keahlian di bidang keilmuwan tertentu yang sewaktu-waktu masukan atau pendapatnya sangat dibutuhkan redaksi untuk kepentingan pemberitaan atau analisis berita. Bagian lain yang terkait dengan bidang keredaksian adalah Redaktur Pracetak yang membidangi tugas Desain Grafis (Setting, Lay Out, dan Artistik) serta Perpustakaan dan Dokumentasi. Dalam hal tertentu, bagian Penelitian dan Pengembangan (Litbang) dapat masuk ke bagian Redaksi.
Tugas
 Pemimpin Umum (General Manager)
Ia bertanggung jawab atas keseluruhan jalannya penerbitan pers, baik ke dalam maupun ke luar. Ia dapat melimpahkan pertanggungjawabannya terhadap hukum kepada Pemimpin Redaksi sepanjang menyangkut isi penerbitan (redaksional) dan kepada Pemimpin Usaha sepanjang menyangkut pengusahaan penerbitan.

 Pemimpin Redaksi
Pemimpin Redaksi (Editor in Chief) bertanggung jawab terhadap mekanisme dan aktivitas kerja keredaksian sehari-hari. Ia harus mengawasi isi seluruh rubrik media massa yang dipimpinnya. Kewenangan itu dimiliki katena ia harus bertanggung jawab jika pemberitaan medianya digugat pihak lain.
 Dewan Redaksi
Dewan Redaksi biasanya beranggotakan Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan Wakilnya, Redaktur Pelaksana, dan orang-orang yang dipandang kompeten menjadi penasihat bagian redaksi. Dewan Redaksi bertugas memberi masukan kepada jajaran redaksi dalam melaksanakan pekerjaan redaksional. Dewan Redaksi pula yang mengatasi permasalahan penting redaksional, misalnya menyangkut berita yang sangat sensitif atau sesuai-tidaknya berita yang dibuat tersebut dengan visi dan misi penerbitan yang sudah disepakati.

 Redaktur Pelaksana
Di bawah Pemred biasanya ada Redaktur Pelaksana (Managing Editor). Tanggung jawabnya hampir sama dengan Pemred/Wapemred, namun lebih bersifat teknis. Dialah yang memimpin langsung aktivitas peliputan dan pembuatan berita oleh para reporter dan editor.

 Redaktur
Redaktur (editor) sebuah penerbitan pers biasanya lebih dari satu. Tugas utamanya adalah melakukan editing atau penyuntingan, yakni aktivitas penyeleksian dan perbaikan naskah yang akan dimuat atau disiarkan. Seorang redaktur biasanya menangani satu rubrik, misalnya rubrik ekonomi, luar negeri, olahraga, dsb.

 Reporter
Reporter bertugas melakukan pelipitan berita (News gathering) dilapangan dan melaporkan kepada publik, baik dalam bentuk tulisan untuk media cetak atau dalam situs berita di internet ataupun secara lisan bila laporannya disampaikan melalui media elektronik radio atau televise.

 Fotografer
Fotografer (wartawan foto atau juru potret) tugasnya mengambil gambar peristiwa atau objek tertentu yang bernilai berita atau untuk melengkapi tulisan berita yang dibuat wartawan tulis. Ia merupakan mitra kerja yang setaraf dengan wartawan tulisan (reporter). Jika tugas wartawan tulis menghasilkan karya jurnalistik berupa tulisan berita, opini, atau feature, maka fotografer menghasilkan Foto Jurnalistik (Journalistic Photography, Photographic Communications). Fotografer menyampaikan informasi atau pesan melalui gambar yang ia potret. Fungsi foto jurnalistik antara lain menginformasikan (to inform), meyakinkan (to persuade), dan menghibur (to entertain).

 Koresponden
Selain reporter, media massa biasanya memiliki pula Koresponden (correspondent) atau wartawan daerah, yaitu wartawan yang ditempatkan di negara lain atau di kota lain (daerah), di luar wilayah di mana media massanya berpusat.
 Kontributor
Kontributur atau penyumbang naskah/tulisan secara struktural tidak tercantum dalam struktur organisasi redaksi. Ia terlibat di bagian redaksi secara fungsional. Termasuk kontributor adalah para penulis artikel, kolomnis, dan karikaturis.Wartawan Lepas (Freelance Journalist) juga termasuk kontributor. Wartawan Lepas adalah wartawan yang tidak terikat pada media massa tertentu, sehingga bebas mengirimkan berita untuk dimuat di media mana saja, dan menerima honorarium atas tulisannya yang dimuat. Termasuk kontributor adalah Wartawan Pembantu (Stringer). Ia bekerja untuk sebuah perusahaan pers, namun tidak menjadi karyawan tetap perusahaan tersebut. Ia menerima honorarium atas tulisan yang dikirim atau dimuat.
 Bidang Pendukung Redaksi
Bagian yang tak kalah pentingnya untuk membantu kelancaran kerja redaksi adalah bagian Perpustakaan dan Dokumentasi serta bagian Penelitian dan Pengembangan (Litbang). Litbang memantau perkembangan sebuah penerbitan, survei pembaca, dan memberikan masukan-masukan bagi pengembangan redaksional dan bagian lainnya, termasuk pembinaan dan pengembangan kualitas sumber daya manusia.

 Bagian Usaha (Business Department)
Bertugas menyebarluaskan media massa, yakni melakukan pemasaran (marketing) atau penjualan (saling) media massa. Bagian ini merupakan sisi komersial meliputi sirkulasi/distribusi, iklan, dan promosi. Biasanya, bagian pemasaran dipimpin oleh seorang. Pemimpin Perusahaan atau seorang Manajer Pemasaran (Marketing Manager) yang membawahkan Manajer Sirkulasi, Manajer Iklan, dan Manajer Promosi.
Prinsip Dasar Sistem Pekerjaan Kewartawan
1. News Gathering. Hal ini adalah proses awal dari sistem pemberitaan, yakni tahapan satu organisasi media massa yang diwakili wartawannya mulai mengumpulkan berita.
2. News Editing. Hal ini adalah proses lanjutan dari sistem pemberitaan, yakni tahapan satu organisasi media massa yang diwakili oleh para redaktur melakukan penyuntingan berita.
3. News Distributing. Hal ini adalah proses akhir dari sistem pemberitan, yakni tahapan satu organisasi media massa menyebarkan berita kepada publiknya.
4. News Evaluating. Hal ini banyak berkaitan dengan sistem media massa yang senantiasa berupaya mengembangkan mutu -bukan hanya jumlah-beritanya, sehingga menerapkan pola analisa isi (contents analysist) yang biasanya dilakukan oleh satu unit/divisi khusus dalam manajemen keredaksian. Dari tahapan evaluasi tersebut, maka media massa berupaya pula mengadakan perbaikan mutu isi karya jurnalistiknya melalui “editorial clinic” dan pendidikan berkelanjutan (continuing education).
Manjemen sebuah keredaksian pada dasarnya dibuat berdasarkan kebutuhan institusi pers yang bersangkutan. Untuk sebuah penerbitan koordinator liputan penting, namun bagi yang lain tidak. Begitu juga sebaliknya. Tujuan utamanya bagaimana agar institusi keredaksian bisa berjalan dengan baik dan sesuai dengan perencanaan.
Referensi
http://jurnalpertekkom.blogspot.co.id/2013/02/kaidah-manajemen-untuk-mengelola-media.html Diakses pada 11 Februari 2017 Pukul 15.34 WITA
http://tonz94.wordpress.com/2009/05/02 Diakses pada 11 Februari 15.40 WITA
Harujito, Yayat M. 2001. Dasar-Dasar Manajemen. Kota: PT Grasindo
Junaedi, Fajar. 2014. Manajemen Media Massa. Yogyakarta: Buku Litera

 

Nama sebagai Simbol

19 March 2017 04:45:41 Dibaca : 48

Nama sebagai Simbol.

       Fungsi utama bahasa adalah penamaan. Nama adalah salah satu simbol yang melekat pada diri kita, nama juga merupakan unsur penting sebagai pembeda saat kita berada ditengah-tengah masyarakat. Orang tua pada umumnya menginginkan adanya penamaan yang baik pada anaknya agar terkesan baik juga bagi orang yang mengenal kita. Nama juga bisa menjadi tanda dari mana asal kita, dengan adanya nama kita memilki identitas yang jelas walaupun memang realitanya ada juga yang memilki nama yang sama tapi kepribadian yang berbeda.

       Sebagai contoh kasus dalam perpektif Agama, nama yang beragama Islam akan beda dengan beragama Hindu, akan beda dengan beragama Kristen, pada umumnya yang beragama Islam memilih nama berdasarkan nama nama baik dalam Islam seperti pada perempuan diawal atau di tengah nama ada kata Nur (Cahaya), Fadilla (Manfaat) untuk laki-laki biasanya Rahmat, Rahman (Pengasih), untuk yang beragama Kristen pemberian nama pada umumnya untuk perempuan adalah Angel, Natalia, Cristy dan untuk laki-laki Mike, Steven, Gerald, Imanuel, untuk Agama Hindu pada umumnya adalah Wayan, Made, Putu, Nyoman, Ketut.

       Contoh nama lain dalam perspektif kedaerahan, nama yang dari daerah Jawa akan beda dengan nama dari daerah Papua, nama orang Jawa biasanya dengan nama Sugiyono, Dwi, Tri, Puji, Kusuma, Budi, Joko dan lain sebagainya. Sedangkan nama dari daerah Papua seperti Mathius, Wempi, Dorinus, Eltinus, Titus, Wilem dan lain sebagainya.

        Catatan:
Tulisan ini bukan bermaksud rasis sedikitpun melainkan tujuan tulisan ini untuk mengetahui bahwa nama adalah simbol dalam kehidupan, saat kita berada ditengah-tengah masyarakat.

 

Komunikasi pemasaran

13 December 2016 11:08:41 Dibaca : 50

NAMA : RAHMIN DJAFAR
NIM : 291414012
MK : KOMUNIKASI PEMASARAN

Laporan Pekan Raya Gorontalo (PRG) 10 Desember 2016.

Saat PRG gorontalo yang di laksanakan di taruna saya memilih stand yang berbasis duna bisnis, stand yang saya pilih adalah lokal resto dan Indeks kepuasan masyarakat (IKM). Dalam stand tersebut saya mengunjungi stand bougenville salah satu lokal resto yang ada di Gorontalo.
Bougenvile merupakan sejenis caffe tempat yang melayani serta menerima pesanan aneka macam makanan ringan dan kue, bougenville sendiri memilki beberapa varian menu yakni aneka snack, kue pia, stick, abon ikan tuna, cake, aneka kue kering , dan lain sejenisnya. Bugenville memeliki juga beberapa jenis minuman dan makanan santai yakni cappuccino, chocolate panas, kopi hitam pinogu dan sejenisnya serta burger.
Itulah perkenalan singkat tentang bougenville salah satu lokal resto yang ada di Gorontalo, tapi kali ini saya akan membahas tentang apa sih alasan yang memotivasi bougenville turut serta berpartisipasi dalam pekan raya goronatlo kali ini? Dan menurut saya pertanyaan ini sudah mewakili keseluruhan fungsi khusus dari pameran menurut shimp (2004).
Alasan bougenville mengikuti pekan raya ini ingin melihat seberapa besar masyarakat Gorontalo mengenal bougenville beserta menu yang ada di tempat kami, dengan kegiatan ini kami dapat memperlihatkan menu varian baru salah satunya adalah durian kupas atau di singkat dupas dan menu yang memang sudah ada yakni abon tapi diganti bahan ikannya dengan ikan tuna.
Selain itu di bougenville juga menerima pesanan kue seperti aneka kue kering, cake, aneka macam stick, kue pia dan yang sejenisnya, kemudian, dengan kegiatan ini kami ingin melihat prospek bougenville sekaligus dengan karyawannya di pandangan masyarakat atau pelanggan yang berkunjung, agar kami bisa tahu apa yang perlu kami kembangkan ataupun kami hilangkan di internal bougenville sendiri.
Dan yang paling penting adalah dengan pekan raya ini kami dapat mengetahui kekuatan dan kelamahan bougenville baik dari eksternal ataupun dalam internal kami sendiri, dengan ini kami mendapat peluang mempekenalkan menu menu varian baru kepada masyarakat Gorontalo sekaligus kami jadi tahu produk produk pesaing kami.
Tak lupa pula semua pasti sudah tahu di setiap stand yang ikut serta dengan kegiatan ini, menginginkan citra yang baik atau mendapatkan tempat di hati masyarakat Gorontalo.

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong