ARSIP BULANAN : February 2013

Biografi Singkat Ws. Rendra " Burung Merak"

17 February 2013 13:43:19 Dibaca : 140

Rendra (Willibrordus Surendra Bawana Rendra), lahir di Solo, Jawa Tengah, 7 November 1935 – meninggal di Depok, Jawa Barat, 6 Agustus 2009 pada umur 73 tahun) adalah penyair ternama yang kerap dijuluki sebagai "Burung Merak". Ia mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta pada tahun 1967. Ketika kelompok teaternya kocar-kacir karena tekanan politik, kemudian ia mendirikan Bengkel Teater Rendra di Depok, pada bulan Oktober 1985. Semenjak masa kuliah ia sudah aktif menulis cerpen dan esai di berbagai majalah.
Nama Pena:WS Rendra
Nama Asal: Willibrordus Surendra Broto Rendra
Nama Setelah Memeluk Islam:Wahyu Sulaiman Rendra
Memeluk Islam: 12 Agustus 1970
Seniman ini mengucapkan dua kalimat syahadah pada hari perkawinannya dengan Sitoresmi pada 12 Ogos 1970, dengan disaksikan dua lagi tokoh sastra Taufiq Ismail dan Ajip Rosidi.
Gelar: Si Burung Merak
Julukan si Burung Merak bermula ketika Rendra dan sahabatnya dari Australia berlibur di Kebun Binatang Gembiraloka, Yogyakarta. Di kandang merak, Rendra melihat seekor merak jantan berbuntut indah dikerubungi merak-merak betina. “Seperti itulah saya,” tutur Rendra spontan. Kala itu Rendra memiliki dua isteri, iaitu Ken Zuraida dan Sitoresmi.
Tempat Tanggal Lahir: Solo, Jawa Tengah, 7 November 1935.
Tanggal Meninggal Dunia: Kamis, 6 Agustus 2009 pukul 22.10 WIB di RS Mitra Keluarga, Depok.
Dimakamkan selepas solat Jumat 7 Agustus 2009 di TPU Bengkel Teater Rendra, Cipayung, Citayam, Depok.
Agama: Islam
Istri:
- Sunarti Suwandi (Menikah 31 Maret 1959 dikaruniai lima anak: Teddy Satya Nugraha, Andreas Wahyu Wahyana, Daniel Seta, Samuel Musa, dan Klara Sinta. Cerai 1981)
- Bendoro Raden Ayu Sitoresmi Prabuningrat (Nikah 12 Agustus 1970, dikaruniai empat anak: Yonas Salya, Sarah Drupadi, Naomi Srikandi, dan Rachel Saraswati. Cerai 1979)
- Ken Zuraida (dikaruniai dua anak: Isaias Sadewa dan Maryam Supraba).
Pendidikan:
• TK Marsudirini, Yayasan Kanisius.
• SD s/d SMU Katolik, St. Yosef, Solo - Tamat pada tahun 1955.
• Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Sastra dan Kebudayaan, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta - Tidak tamat.
• mendapat beasiswa American Academy of Dramatical Art (1964 - 1967).
Rendra sebagai sastrawan
Bakat sastra Rendra sudah mulai terlihat ketika ia duduk di bangku SMP. Saat itu ia sudah mulai menunjukkan kemampuannya dengan menulis puisi, cerita pendek dan drama untuk berbagai kegiatan sekolahnya. Bukan hanya menulis, ternyata ia juga piawai di atas panggung. Ia mementaskan beberapa dramanya, dan terutama tampil sebagai pembaca puisi yang sangat berbakat.
Ia petama kali mempublikasikan puisinya di media massa pada tahun 1952 melalui majalah Siasat. Setelah itu, puisi-puisinya pun lancar mengalir menghiasi berbagai majalah pada saat itu, seperti Kisah, Seni, Basis, Konfrontasi, dan Siasat Baru. Hal itu terus berlanjut seperti terlihat dalam majalah-majalah pada dekade selanjutnya, terutama majalah tahun 60-an dan tahun 70-an.
"Kaki Palsu" adalah drama pertamanya, dipentaskan ketika ia di SMP, dan “Orang-Orang di Tikungan Jalan” adalah drama pertamanya yang mendapat penghargaan dan hadiah pertama dari Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Yogyakarta. Pada saat itu ia sudah duduk di SMA. Penghargaan itu membuatnya sangat bergairah untuk berkarya. Prof. A. Teeuw, di dalam bukunya Sastra Indonesia Modern II (1989), berpendapat bahwa dalam sejarah kesusastraan Indonesia modern Rendra tidak termasuk ke dalam salah satu angkatan atau kelompok seperti Angkatan 45, Angkatan 60-an, atau Angkatan 70-an. Dari karya-karyanya terlihat bahwa ia mempunyai kepribadian dan kebebasan sendiri.
Karya-karya Rendra tidak hanya terkenal di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Banyak karyanya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, di antaranya bahasa Inggris, Belanda, Jerman, Jepang dan India.
Ia juga aktif mengikuti festival-festival di luar negeri, di antaranya The Rotterdam International Poetry Festival (1971 dan 1979), The Valmiki International Poetry Festival, New Delhi (1985), Berliner Horizonte Festival, Berlin (1985), The First New York Festival Of the Arts (1988), Spoleto Festival, Melbourne, Vagarth World Poetry Festival, Bhopal (1989), World Poetry Festival, Kuala Lumpur (1992), dan Tokyo Festival (1995).
Penghargaan
• Hadiah Pertama Sayembara Penulisan Drama dari Bagian Kesenian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Yogyakarta (1954)
• Hadiah Sastra Nasional BMKN (1956)
• Anugerah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia (1970)
• Hadiah Akademi Jakarta (1975)
• Hadiah Yayasan Buku Utama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1976)
• Penghargaan Adam Malik (1989)
• The S.E.A. Write Award (1996)
• Penghargaan Achmad Bakri (2006).
Beberapa karya
Drama:
• Orang-orang di Tikungan Jalan (1954)
• Bib Bob Rambate Rate Rata (Teater Mini Kata) - 1967
• SEKDA (1977)
• Selamatan Anak Cucu Sulaiman (dimainkan 6 kali)
• Mastodon dan Burung Kondor (1972)
• Hamlet (terjemahan dari karya William Shakespeare, dengan judul yang sama)- dimainkan dua kali
• Macbeth (terjemahan dari karya William Shakespeare, dengan judul yang sama)
• Oedipus Sang Raja (terjemahan dari karya Sophokles, aslinya berjudul "Oedipus Rex")
• Lysistrata (terjemahan)
• Odipus di Kolonus (Odipus Mangkat) (terjemahan dari karya Sophokles,
• Antigone (terjemahan dari karya Sophokles,
• Kasidah Barzanji (dimainkan 2 kali)
• Lingkaran Kapur Putih
• Panembahan Reso (1986)
• Kisah Perjuangan Suku Naga (dimainkan 2 kali)
• Shalawat Barzanji
• Sobrat
Kumpulan Sajak/Puisi:
• Ballada Orang-Orang Tercinta (Kumpulan sajak)
• Blues untuk Bonnie
• Empat Kumpulan Sajak
• Sajak-sajak Sepatu Tua
• Mencari Bapak
• Perjalanan Bu Aminah
• Nyanyian Orang Urakan
• Pamphleten van een Dichter
• Potret Pembangunan Dalam Puisi
• Disebabkan Oleh Angin
• Orang Orang Rangkasbitung
• Rendra: Ballads and Blues Poem
• State of Emergency

Kepergian Rendra
Penyair ternama WS Rendra atau lebih terkenal dengan panggilan ‘Burung Merak’ meninggal dunia pada usia 74 tahun di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Depok, Jawa Barat, pukul 10 malam Kamis 6 Agustus 2009.
Penyair dan pelakon drama yang nama lengkapnya Wahyu Sulaiman Rendra meninggalkan 11 orang anak hasil dari tiga pernikahannya.
Rendra terkenal dengan sajak-sajaknya yang penuh dengan sindiran dan kritikan cukup mahir memainkan emosi penonton ketika melakukan pertunjukan.
Beliau yang lebih akrab dipanggil Willy mencurahkan sebahagian besar hidupnya terhadap dunia sastra dan teater. Menggubah serta mendeklamasi puisi, menulis skrip serta bermain drama merupakan kemahirannya yang tidak ada bandingan.
Hasil seni dan sastra yang digarap cukup dikenali oleh peminat seni dalam maupun dari luar negeri.
Wahyu Sulaiman Rendra bukanlah penyair biasa. Sajak dan puisinya padat dengan nada protes. Jadi tidak heranlah Pemerintah Indonesia pernah melarang karya beliau untuk dipertunjukkan pada tahun 1978.
Tidak hanya sajak dan puisi yang sering menyebabkan rasa terusik hati pemerintah, bahkan dramanya yang terkenal berjudul SEKDA dan Mastodon dan Burung Kondor juga menjadi sasaran.
Di samping karya berbau protes, sastrawan kelahiran Solo, 7 November 1935 ini juga sering menulis karya sastera yang menyuarakan kehidupan kelas bawah seperti puisinya yang berjudul Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta dan puisi Pesan Pencopet Kepada Pacarnya.
Beliau mengasah bakat di dalam bidang tersebut sejak menuntut di Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada. Pada saat itu cerpennya disiarkan di majalah seperti Mimbar Indonesia, Basis, Budaya Jaya dan Siasat.
Dia juga menimba ilmu di American Academy of Dramatical Art, New York, Amerika Syarikat. Sekembalinya dari Amerika pada tahun 1967, jejaka yang tinggi semampai dan berambut panjang itu mendirikan bengkel teater di Yogyakarta.
Tidak lama kemudian bengkel teater tersebut dipindahkan ke Citayam, Cipayung, Depok, Jawa Barat. Oleh kerna karya-karyanya yang begitu gemilang, Rendra beberapa kali pernah tampil dalam acara bertaraf internasional. Sajaknya yang berjudul Mencari Bapak, pernah dibacakannya dalam acara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-118 Mahatma Gandhi pada 2 Oktober 1987, di depan para undangan The Gandhi Memorial International School Jakarta.
Beliau juga pernah ikut serta dalam acara penutupan Festival Ampel Internasional 2004 yang berlangsung di halaman Masjid Al Akbar, Surabaya, Jawa Timur, 22 Julai 2004.
Meskipun sudah terkenal, ternyata masih banyak keinginan WS Rendra yang belum dipenuhi dan semua direkamkan dalam sebuah puisi yang dibuatnya beberapa hari sebelum Si Burung Merak tersebut menghembuskan nafasnya yang terakhir.
“Dia meninggalkan satu puisi, puisi itu menyebutkan bahawa masih banyak keinginannya tetapi dia tidak mampu. Jadi semangat masih ada tapi dia tidak mampu mengatasi situasi dirinya yang semakin lemah,” kata salah seorang sahabat Rendra, sastrawan Jose Rizal Manua.
Puisi itu dibuat Rendra ketika masih dirawat di rumah sakit dan puisi tersebut disampaikan oleh salah seorang anak perempuan Rendra.
Dari segi pernikahan – isteri pertama Rendra, Sunarti lebih dahulu meninggalkannya. Dari perkahwinan dengan Sunarti, Rendra dikurniai lima orang anak yaitu Tedy, Andre, Clarasinta, Daniel Seta dan Samuel.
Sementara istri keduanya bernama Sitoresmi. Rendra memiliki empat orang anak hasil perkawinan itu dan mereka ialah Yonas, Sara, Naomi dan Rachel. Namun Sitoresmi dan Rendra akhirnya bercerai. Ken Zuraida adalah wanita terakhir yang dinikahi Rendra dan memperoleh dua orang anak yaitu Isayasa Sadewa dan Mariam.
Kini dunia seni kehilangan sosok Rendra, tetapi Si Burung Merak itu akan terus menjadi inspirasi kepada generasi muda pencinta seni.
Puisi Terakhir WS Rendra
Aku lemas
Tapi berdaya
Aku tidak sambat rasa sakit
atau gatal
Aku pengin makan tajin
Aku tidak pernah sesak nafas
Tapi tubuhku tidak memuaskan
untuk punya posisi yang ideal dan wajar
Aku pengin membersihkan tubuhku
dari racun kimiawi
Aku ingin kembali pada jalan alam
Aku ingin meningkatkan pengabdian
kepada Allah
Tuhan, aku cinta padamu
~ Rendra menulis puisi ini saat ia terbaring di rumah sakit Mitra Keluarga, Depok, 31 July 2009.

Puisi "TEATER KEHIDUPAN"

06 February 2013 08:54:38 Dibaca : 817

Awal dari sebuah cerita
Yang tertuang dalam putihnya kertas usia
Setiap episode mengajarkan kita untuk lebih dewasa
Aktor hanya boneka di dalamnya
Dari drama kehidupan Sang Pencipta

Casting adalah bagian terindah dalam pertunjukkanNYA
Sadarkah kita akan peran yang harus kita terima?
Entah apa yang maksud skenario ini semua
Berpikir positive adalah cara untuk menjawabnya
Engkau lebih tahu dari kami yang dibawah

RencanaMU lebih indah dari apa yang kukira
Engkau yang Mulia
Ku sampaikan pesan dalam peran yang kuterima
Terimah Kasih atas segalanya
Ampuni hambamu yang selalu salah

Cara Membuat Novel yang Bagus dan Menarik untuk Pemula

06 February 2013 08:50:50 Dibaca : 1385

Berikut ini saya akan jelaskan empat tips umum tentang cara membuat novel yang bagus dan menarik untuk dibaca. Memang banyak sekali cara menciptakan novel yang bagus dan enak dibaca, namun dibawah ini saya hanya menerangkan tentang beberapa tips untuk penulis novel pemula yang sedang belajar menulis novel. Untuk lebih jelasnya silakan simak empat tips membuat novel berikut ini:

SATU

Tulis apa yang Anda ketahui. Tulis pengalaman pribadi Anda. Itu adalah cara menulis novel yang baik. Tetapi jika Anda ingin menulis tentang sesuatu di luar pengalaman Anda, maka Anda harus mengerjakan lebih banyak PR.

Sebenarnya tidak masalah ketika Anda ingin menulis cerita yang diluar pengalaman Anda, namun Anda harus mengetahui dan cukup memahami tentang permasalahan tersebut. Misalnya Anda ingin membuat novel dengan latar belakang luar negeri, negara Turki misalnya, setidaknya Anda harus membaca hal-hal yang berkaitan tentang Turki. Apa makanan khasnya, bagaimana sejarah bangsanya, apa bahasanya, bagaimana gaya hidupnya, bagaimana tata krama yang lazim digunakan. Intinya Anda harus meriset kecil-kecilan tentang Turki.

Atau alangkah bagusnya Anda sengaja bertandang kesana untuk lebih meresapi lingkungan dan manusianya.

DUA

Jangan tulis semua yang Anda tahu. Tulislah setiap karakter sampai terlihat senyata mungkin. Sebab pembaca Anda tidak ingin membaca profil biografi lengkap dari setiap karakter. Tulislah secukupnya, sesuai dengan keperluan cerita saja.

TIGA

Jangan hanya menyebutkan tapi buatlah adegan. Misalnya Anda ingin menulis tentang rumah tangga yang bermasalah. Sang Ibu mengetahui sang bapak telah berselingkuh dengan wanita lain. Terjadilah pertengkaran hebat antara suami istri. Buatlah adegannya.

Pembaca Anda ingin melihat dan mendengar pertengkaran itu. Jangan hanya menyebutkan. Tampilkan kepada pembaca apa yang sang istri katakan. Dan apa jawaban suaminya. Tampilkan bahasa tubuh mereka. Tampilkan reaksi anak mereka yang menyaksikan pertengkaran itu. Tampilkan noda hitam di dinding setelah sang istri melempar gelas berisi kopi. Dan adegan lainnya.

Bila Anda membuat adegannya sehidup mungkin, maka Anda akan membuat pembaca Anda seolah sedang menonton sinetron atau film. Dan itu baik karena pembaca akan menyenangi novel Anda.

EMPAT

Tulislah ringkasan novel Anda dalam satu paragraf. Jika Anda merasakan kejanggalan dalam menulis ringkasan itu berarti ide-ide Anda belum cukup terfokus. Dan Anda harus menambahkan kekurangan itu.

Yups, demikian tips/ panduan umum tentang cara membuat novel yang bagus dan menarik, khususnya untuk pemula yang sedang belajar bagaimana cara membuat novel. Mudah-mudahan bermanfaat.

Pengertian Novel

06 February 2013 08:49:56 Dibaca : 1536

Seperti yang sudah diketahui, blog ini adalah blog yang menyajikan sejumlah karya sastra yang belum pernah di publish atau pun yang sudah pernah di publish, karya sastra yang ditampilkan, meliputi Cerpen, Puisi, Cerita Rakyat, dan salah satunya adalah Novel, nah Novel sendiri di devinisikan sebagai :

Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti "sebuah kisah atau sepotong berita".

Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal sandiwara atau sajak. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut.

Novel dalam bahasa Indonesia dibedakan dari roman. Sebuah roman alur ceritanya lebih kompleks dan jumlah pemeran atau tokoh cerita juga lebih banyak.

Hubungan Antara Teori Sastra, Sejarah Sastra, dan Kritik Sasatra

06 February 2013 08:40:49 Dibaca : 12075

Teori sastra . teori sastra adalah satu cabang ilmu sastra yang mempelajari tentang hakikat,unsur-unsur, dan penilaian terhadap karya sastra.Sejarah Sastra. Sejarah sastra yaitu satu cabang ilmu sastra yang mempelajari tenang perkembangan sastra sejak awal sampai sekarang.Kritik Sastra. Kritik sastra adalah satu cabang ilmu sastra yang menilai tentang baik buruknya, indah tidaknya suatu karya sastra.

Hubungan Antara Teori Sastra, Sejarah Sastra, dan Kritik Sasatra
Dalam konsep sastra ketiga aspek tersebut sangat erat kaitannya, khususnya dalam pembelajaran sastra. Dalam mempelajari sastra kita dituntut mempelajari teori sastra terlebih dahulu, yang mencakup hakikat sastra, unsur sastra, dan penilaian terhadap karya sastra agar kita dapat mempelajari sastra sesuai dengan fakta yang ada dan dapat dituntut secara rasional.

Selanjutnya sejarah sastra yang merupakan kebenaran dari suatu karya sastra, karena jika suatu sastra memiliki sejarah yang jelas dan bukti yang kuat, maka karya sastra tersebut dapat diakui kebenarannya.

Hubungan kritik sastra dengan pembelajaran karya sastra yaitu, dimana kita menilai tentang bobot yang dimiliki suatu karya sastra, baik itu penilaian mengenai keindahan, kelebihan, kekurangan dll.

Kategori

Blogroll

  • Masih Kosong