KISAH 2 MALAIKAT PENGEMBARA
Alkisah, ada dua malaikat pengembara yang tengah turun ke bumi. Mereka memutuskan untuk bermalam di rumah sebuah keluarga kaya raya. Keluarga itu menyambut mereka dengan dingin dan tidak memberikan kamar tidur tamu sebagai tempat istirahat kedua malaikat itu. Malaikat itu malah diberikan sebuah tempat di ruang bawah tanah yang dingin dan berdebu.
Setelah menyiapkan alas tidur di atas lantai yang keras, malaikat yang lebih tua melihat sebuah lubang di dinding dan memperbaikinya. Ketika malaikat yang lebih muda bertanya alasannya, malaikat yang lebih tua hanya menjawab, "Sesuatu itu tidak selalu kelihatan sebagaimana adanya".
Malam berikutnya, kedua malaikat itu mengunjungi rumah sebuah keluarga miskin. Di sini, mereka disambut dengan hangat. Petani dan istrinya yang sangat baik dan ramah bahkan memberikan makanan mereka yang hanya sedikit dan juga membiarkan kedua malaikat bermalam di ranjang mereka.
Begitu matahari terbit keesokan harinya, malaikat itu menemukan si petani dan istrinya sedang menangis. Sapi mereka satu-satunya, yang menghasilkan susu sebagai nafkah hidup mereka, terbaring mati di ladang. Malaikat yang lebih muda menjadi kesal dan bertanya kepada malaikat yang lebih tua, "Kok, tega sih membiarkan semuanya ini terjadi?! Keluarga yang pertama punya segalanya, tapi kamu menolong mereka. Keluarga ini berkekurangan dan malah mau berbagi segalanya, tapi kamu membiarkan sapi mereka mati."
Seperti biasanya, malaikat yang lebih tua memberi jawab, "Sesuatu itu tidak selalu kelihatan sebagaimana adanya". Namun kali ini, dia meneruskannya dengan berkata, "Ketika kita bermalam di ruang bawah tanah di rumah megah itu, aku melihat ada bongkahan emas yang tersimpan di ruang di balik lubang dinding itu. Karena pemilik rumah itu sangat serakah dan tidak mau berbagi kekayaannya, aku menutup lubang dinding itu supaya dia tidak akan menemukannya. Lalu, semalam ketika kita tidur di ranjang petani ini, malaikat kematian menyambangi istri si petani. Aku justru berusaha menawar dengan memberikan sapi kepada sang malaikat kematian itu. Sesuatu itu tidak selalu kelihatan sebagaimana adanya."
RENUNGAN:
Terkadang itulah tepatnya yang terjadi ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai keinginan kita. Sebagai orang yang beriman, kita hanya perlu percaya bahwa setiap hal, entah itu keberuntungan atau kemalangan, terjadi demi kebaikan kita. Kita mungkin tidak mengetahuinya hingga akhirnya semuanya itu terungkap
KISAH DAUN YANG BESAR
Pada sebatang pohon kecil, hiduplah beberapa daun yang tumbuh bersama. Di antara daun-daun tersebut terdapat sebuah daun yang sangat besar dan kuat. Daun itu diagung-agungkan karena kekuatannya.Dialah yang dianggap pelindung bagi daun-daun lainnya dari badai, hujan, panas matahari yang terik, dan bahaya lainnya.
Suatu ketika datanglah musim kemarau yang panjang. Daun-daun di pohon kecil itu mulai layu karena tidak mendapat air dan makanan. Daun besar yang tadinya kuat dan besar mulai terlihat keriput. Ia berusaha melindungi daun-daun lainnya dari matahari yang bersinar sangat terik sehingga daun2 sahabatnya itu tidak kehilangan air lebih banyak lagi. Hari berganti hari, daun besar itu sudah sampai pada puncak usahanya. Ia mulai sobek-sobek sehingga sinar matahari mulai menembusnya. Ia mulai kehilangan kekuatannya dan daun-daun lainnya pun sudah mulai mengabaikannya karena ia tidak kuat lagi seperti dulu.
Beberapa hari kemudian daun besar itu merasa tidak kuat lagi akhirnya ia berkata kepada teman-temannya : Teman-teman aku tidak lagi mempunyai kekuatan untuk melindungi kalian, aku akan gugur. Selamat tinggal. Setelah berkata demikian akhirnya daun besar itu pun gugurlah. Musim kemarau terus berlanjut, daun-daun di pohon kecil itu saling bertahan untuk hidup. Mereka sama sekali sudah melupakan daun besar yang telah berjasa melindungi mereka sehingga mereka dapat bertahan sampai sekarang.
Musim kemarau tidak juga berakhir. Daun-daun di pohon kecil itu sudah mulai kehilangan harapan.
Mereka merasa sangat kelaparan, kehausan dan akan mati. Di saat mereka putus asa, tiba tiba dirasakan adanya air dan makanan dari tanah. Mereka terheran-heran akan adanya keajaiban itu. Setelah lama mencari-cari, mereka menyadarinya. Mereka melihat bahwa daun besar itu sudah membusuk dan menghasilkan air dan sari makanan bagi mereka. Akhirnya dengan air dan sari makanan dari daun besar tadi, daun daun di pohon kecil itu berhasil bertahan sampai musim hujan datang.
Daun-daun di pohon kecil itu sangat menyesal karena telah melupakan daun besar itu. Padahal sampai akhir hayatnya daun besar itu tetap menjadi pahlawan bagi daun-daun lainnya.
Renungan:
Janganlah menilai seseorang dengan penampilan dan kekuatannya.
KISAH SEEKOR BELALANG
Seekor belalang telah lama terkurung dalam sebuah kotak.
Suatu hari ia berhasil keluar dari kotak yang mengurungnya
tersebut. Dengan gembira ia melompat-lompat menikmati
kebebasannya.
Di perjalanan dia bertemu dengan seekor belalang lain.
Namun dia keheranan mengapa belalang itu bisa melompat
lebih tinggi dan lebih jauh darinya.
Dengan penasaran ia menghampiri belalang itu, dan bertanya,
“Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh,
padahal kita tidak jauh berbeda dari usia ataupun bentuk
tubuh ?”.
Belalang itu pun menjawabnya dengan pertanyaan,
“Dimanakah kau selama ini tinggal? Karena semua belalang
yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang
aku lakukan”.
Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak
itulah yang membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi
belalang lain yang hidup di alam bebas.
Renungan :
Kadang-kadang kita sebagai manusia, tanpa sadar, pernah
juga mengalami hal yang sama dengan belalang.
Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan
yang beruntun, perkataan teman atau pendapat tetangga,
seolah membuat kita terkurung dalam kotak semu yang
membatasi semua kelebihan kita. Lebih sering kita mempercayai
mentah-mentah apapun yang mereka voniskan kepada kita
tanpa pernah berpikir benarkah Anda separah itu?
Bahkan lebih buruk lagi, kita lebih memilih mempercayai
mereka daripada mempercayai diri sendiri.
Tidakkah Anda pernah mempertanyakan kepada nurani bahwa
Anda bisa “melompat lebih tinggi dan lebih jauh” kalau Anda
mau menyingkirkan “kotak” itu?
Tidakkah Anda ingin membebaskan diri agar Anda bisa mencapai
sesuatu yang selama ini Anda anggap diluar batas kemampuan
Anda?
Beruntung sebagai manusia kita dibekali Tuhan kemampuan
untuk berjuang, tidak hanya menyerah begitu saja pada apa
yang kita alami. Karena itu teman, teruslah berusaha mencapai
apapun yang Anda ingin capai. Sakit memang, lelah memang,
tapi bila Anda sudah sampai di puncak, semua pengorbanan
itu pasti akan terbayar.
Kehidupan Anda akan lebih baik kalau hidup dengan cara hidup
pilihan Anda. Bukan cara hidup seperti yang mereka pilihkan
untuk Anda.
Puisi "Terkutuklah Aku"
Terkutuklah Aku
Terkutuklah aku mencintaimu
Karna aku bukanlah yang terpilih
Sedang aku menghinakan diri padamu
Malaikat pun tak mampu menulis Dalam garis takdir yang ada
Karna ia akan dicambuk bila mendustai tuannya
Engkau seperti bintang di langit
Aku selalu melemparimu untuk jatuh
Tapi batu itu kembali memukulku
Aku menangis kau hanya membisu
Kau tertawa aku terpaksa mendengar
Benar-benar terkutuk aku!
kalau tak mau bercinta denganku
Tak perlu kau meludah sampai aku tenggelam
Bunuh saja aku!
Bagiku cinta adalah engkau
Dan bagimu cinta adalah kepuasan
Sedang aku selalu lemah di depanmu
Andai saja ada dunia
Dimanapun...
Dan dirimu tiada...
Apa Yang Akan Terjadi Pada Mayat Ketika di Dalam Kubur
Taukah kamu apa yang akan terjadi pada mayat manusia ketika susdah berada di dalam kubur ?
Mayat manusia yang sudah di kuburkan akan melewatai beberapa fase perubahan setiap waktunya nah kamu mau tahu fase perubahan seperti apa yang akan terjadi pada mayat ketika berada di dalam kubur? Nah berikut ini adalah fase perubahan yang terjadi sejak mayat masuk kubur hinga 25 tahun kemudian seperti dikutip dari situs repiblika.co.id.
Malam Pertama
Di kuburan pembusukan dimulai pada daerah perut dan kemaluan. Subhanallah, perut dan kemaluan adalah dua hal terpenting yang anak cucu Adam ini saling bergulat dan menjaganya di dunia. Dua hajat, yang karenanya Allah azza wa jalla membuat manusia merugi di dunia akan membusuk pada malam pertamanya di kuburan. Setelah itu, mulailah jasad berubah warna menjadi hijau kehitaman. Setelah berbagai make up, dan alat-alat kecantikan membuatnya memiliki ragam pesona, nanti tubuh manusia hanya akan memiliki satu warna saja.
Malam Kedua
Di kuburan, mulailah anggota-anggota tubuh membusuk seperti limpa, hati, paru-paru dan lambung.
Hari Ketiga
Di kuburan, mulailah anggota-anggota tubuh itu mengeluatkan bau busuk tidak sedap.
Seminggu Setelahnya
Wajah mulai tampak membengkak, dua mata, kedua lisan dan pipi.
Setelah 10 hari
Tetap terjadi pembusukan pada kali ini pada anggota-anggota tubuh tersebut, perut, lambung, limpa..
Setelah 2 Minggu
Rambut mulai rontok
Setelah 15 Hari
Lalat hijau mulai bisa mencium bau busuk dari jarak 5 km, dan ulat-ulat pun mulai menutupi seluruh tubuhnya
Setelah 6 Bulan
Yang tersisa hanya rangka tulang saja.
Setelah 25 Tahun
Rangka tubuh ini akan berubah menjadi semacam biji, dan di dalam biji tersebut, kita akan menemukan satu tulang yang sangat kecil disebut ‘ajbudz dzanab (tulang ekor). Dari tulang inilah kita akan dibangkitkan oleh Allah azza wa jalla pada hari kiamat.
Nah iulah yang akan terjadi pada mayat manusia ketika telah masuk kubur.
Kategori
Blogroll
- Masih Kosong