ARSIP BULANAN : November 2015

GUNUNG API AKTIF DI PULAU NTT

04 November 2015 13:06:39 Dibaca : 4977

Tugas : Geologi Indonesia


GUNUNG API AKTIF DI PULAU NTT

 

Oleh :


Kelompok IV


1. Jasmin Hamzah


2. M. Zulkarnain Ismail


3. Fatmawati Mauntie


4. Ramlawati Hasan

 

Dosen Pengampu :


Intan Noviantari Manyoe, S.Si., M.T

 

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN ILMU TEKNOLOGI KEBUMIAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


GORONTALO


2015

 

A. Gunung Api Yang Aktif di NTT


Gunung skala besar, di antaranya Gunung Sirung di Kabupaten Alor, Gunung Lewotobi laki-laki dan perempuan di Flores Timur, Gunung Ile Ape dan Gunung Lewotolok di Lembata, Gunung Ranaka dan Gunung Anak Ranaka di Manggarai, Gunung Ine Rie dan Gunung Ebulobo di Ngada, serta Gunung Rokatenda di Sikka. Sedangkan yang berskala kecil, antara lain Gunung Kabah di Kabupaten Lembata. Gunung-gunung aktif tersebut, Tiny menambahkan, masih dalam pantauan BPBD NTT, untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu aktivitasnya menunjukkan peningkatan. Sejak 2011 hingga 2012, sudah beberapa gunung yang menunjukkan peningkatan aktivitas, seperti Gunung Ranaka, Lewotobi, Lewotolok, Sirung, dan terakhir Gunung Rokatenda, yang telah mengeluarkan api di puncak gunung dan memuntahkan awan panas ke permukiman warga.

1. Gunung Sirung

Gunung Sirung adalah gunung berapi aktif yang terletak di Pulau Pantar yang terletak di Kepulauan Alor yang berada di timur Provinsi Nusa Tenggara Timur. Tipe Gunungapi Strato dengan kaldera berdanau, Ketinggian 862 m di atas permukaan laut. Lereng Gunung Sirung dapat dicapai dengan mudah dari desa di Kakamauta. Dalam kawah Gunung Sirung terdapat sulfur di Danau kawah dan mengeluarkan sulfur dari lubang-lubang gunung. Letusan terakhir terjadi tahun 1970 dan secara teratur mengeluarkan gas dan asap yang berlangsung sejak tahun 2004.

2. Gunung Batutara

Gunung Batutara adalah gunung dengan jenis stratovolcano yang terletak di pulau Lembata di laut Flores. Berbagai jenis vegetasi menghiasi gunung Batutara. Letusan pertama yang diketahui terjadi pada tahun 1852 dengan menyemburkan lava. Letusan terakhir dari gunung Batutara terjadi pada tahun 2007. Gunung Batutara juga merupakan sebuah gunung berapi aktif yang berlokasi di Pulau Komba, sebuah pulau kecil tak berpenduduk. Pulau yang berjarak 48 kilometer dari Pulau Lembata itu lebih dikenal dengan nama Pulau Batutara. Secara administratif, Pulau Komba masuk dalam wilayah Kabupaten Lembata dan berada di posisi 7°47’30” LS dan 123°34’45” BT. Ketinggian 748 m.

3. Gunung Ile Lewotolo

Gunung Lewotolo adalah gunung stratovolcano yang terletak di bagian utara Pulau Lembata. Gunung ini dengan ketinggian 1.450 mdpl.

4.Gunung Ile werung

Gunung Ile Werung di Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), statusnya dinaikan dari normal ke waspada, yang membutuhkan perhatian masyarakat setempat, menyusul adanya peningkatan aktivitas gunung berapi itu. Gunung api ini bertipe Strato, Posisi : 8032’24”LS ,123035’248”BT, Tinggi : 1018 M dml

5. Gunung Lewotobi Laki-laki dan Lewotobi Perempuan

Tinggi Gunung Lewotobi Laki-Laki 1.584 meter diatas permukaan laut (mdpl) berdampingan dengan Gunung Lewotobi Perempuan dengan ketinggian 1.703 mdpl di bagian selatan yang berstatus waspada sejak 30 September 2013 lalu. Secara umum, gunungapi Lewotobi merupakan salah satu gunung api strato tipe andesitik yang terletak di bagian timur Pulau Flores.


Di Kecamatan Ile Bura, Flores Timur, NTT terdapat sepasang gunung berapi suami-isteri. Penduduk setempat menamakannya Lewotobi Laki-laki dan Lewotobi Perempuan. Yang Laki-laki puncaknya diselimuti awan putih dan berdiri tegak menonjol seperti alat vitalnya kaum lelaki. Mungkin lantaran ciri tersebut, maka gunung ini diberi nama Lewotobi Laki-laki. Di sampingnya, lebih kurang 2 km, berdiri dengan anggunnya sang isteri, Lewotobi Perempuan. Sang isteri memiliki puncak yang lebih landai, dan lebih cool alias tidak sering mengamuk dan memuntahkan lahar panasnya.


Konon, muncratan Lahar dari kepundan Lewotobi Laki-laki sangat banyak dan dalam radius yang sangat jauh. Sementara muncratan lahar dari kepundan Lewotobi Perempuan lebih sedikit dan itu pun hanya membasahi punggungnya dan paling banter membasahi punggung Lewotobi Laki-laki. Barangkali karena perbedaan tekanan atau perbedaan bentuk kepundan atau faktor lainnya. Menurut penduduk sekitar, Lewotobi laki-laki masih suka 'mengamuk' alias masih aktif. Sedangkan Lewotobi Perempuan sudah "jinak" alias tidak aktif lagi. Meskipun demikian, sang ‘isteri’ Lewotobi Perempuan kadang terbangun juga ketika sang ‘suami’ Lewotobi Laki-laki mengerang lalu memuntahkan laharnya, membasahi permukaan bumi dengan lahar dan lavanya serta menggoyang dunia dengan gempanya.


Dalam volcano.si.edu, meskipun sang isteri memilik ketinggian 1.703 meter dengan diameter kawah kepundan mencapai 700 meter, gunung ini tercatat hanya meletus sebanyak 2 kali. Sementara sang suami, Lewotobi Laki-laki tercatat aktif dan mengamuk paling tidak sampai tujuh kali seperti yang tercatat dalam website volcanolive.com. Tahun 1932, terjadi letusan gas dan 1933 terjadi lagi letusan abu. Enam tahun kemudian, yakni tahun 1939, Lewotobi Laki-laki kembali memuntahkan laharnya. Setelah itu, sang suami pun tertidur untuk kemudian tegang lagi dan memuncratkan lava pijarnya lagi di tahun 1991 dan 1999. Abu beterbangan hingga radius 8km, bahkan sampai mengotori jemuran ibu-ibu di desa yang berdekatan dengan dua gunung kembar beda kelamin ini. seolah tidak puas dengan muncratannya, sang suami pun kembali menyemburkan abu vulkaniknya di tahun 2002 hingga 2003 sampai pihak jawatan vulkanologi menyatakan bahwa aktivitas seismik Lewotobi berakhir bulan September 2003. Saat ini, sepasang kekasih ini mungkin ingin menikmati kemesraan mereka berdua saja atau sedang tidur nyenyak dalam buaian lagu ‘Balenagi’. Semoga mereka tidak terusik lagi, sehingga tidur dalam keabadian.


6. Gunung Ile Boleng

Gunung Boleng atau yang biasa disebut dengan nama Ile Boleng merupakan satu-satunya Gunung di pulau Adonara, dengan ketinggian 1.659 m (5.443 kaki)..Ile Boleng menjadi gunung terfavorit bagi para pendaki dan pencinta alam di Flores Timur, khususnya Adonara. Tipe Gunung api berbentuk strato

7. Gunung Hobal

Gunung Hobal merupakan gunungapi bawah laut, secara geografis terletak pada posisi 08022’26” LS dan 123035’26” BT dan secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Atedai Kabupaten Flores bagian timur Nusa Tenggara Timur (Pulau Lembata). Sampai saat ini ketinggian Gunung Hobal belum diketahui dan sejarah letusannya juga belum pernah tercatat.


8. Gunung Egon

Gunung Egon adalah sebuah gunung berapi yang terletak di Kabupaten Sikka, Pulau Flores, provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Gunung ini memiliki tinggi 1.703 meter dari permukaan laut atau setara dengan 5587 kaki. Egon kembali aktif pada 2006 setelah vakum selama 75 tahun. Egon tercatat meletus dahsyat pada 1925. Gunung Egon bertipe Strato secara geografis terletak pada posisi 8040’ LS dan 122027’ BT dan secara administratif berada di wilayah Kabupaten Flores Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur.


9. Gunung Rokatenda

Gunung Rokatenda, atau juga disebut Gunung Paluweh, adalah sebuah gunung berapi yang terletak di Pulau Palu'e, sebelah utara Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Gunung yang bertipe strato ini merupakan lokasi tertinggi di Pulau Palu'e dengan ketinggian 875 meter. Gunung ini secara geografis terletak di koordinat 121° 42' bujur timur and 8° 19' lintang selatan.
Letusan terhebat terjadi pada 4 Agustus - 25 September 1928, yang sebagian besar terjadi karena tsunami menyusul gempa vulkanik. Penduduk Palu'e saat itu sebanyak 266 jiwa. Letusan kembali terjadi pada tanggal 23 Maret 1985 dengan embusan abu mencapai 2 km dan lontaran material lebih kurang 300 meter di atas puncak. Lokasi letusan berada di lereng tubuh kubah lava tahun 1981, sebelah barat laut dengan ukuran lubang letusan 30 x 40 meter. Tidak ada korban jiwa dalam letusan tersebut. Pada tanggal 16 Januari 2005, Rokatenda kembali menunjukkan aktivitasnya sehingga status siaga ditetapkan. Pada 10 Agustus 2013, Gunung Rokatenda kembali meletus. 8 orang meninggal sementara 3000 orang dievakuasi.


10. Gunung Ine Lika

Gunung Inielika atau Inelika merupakan gunung bertipe Strato dengan tiga kawah yaitu: Wolo Inelika, Wono Lego, Wolo Rumu secara geografis terletak pada posisi 8o 44’ 00,84” LS dan 120o 58’ 01,14” BT dan termasuk di wilayah Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Puncak Gunung Inielika terletak pada ketinggian 1.559 m dpl dengan kota terdekat adalah Bajawa dan pos pengamatannya ada di Ngelapadi, Desa Wololika, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada – NTT pada posisi geografis : 08o 44’ 15,19” LS – 121o 00’ 40,69” BT .

11. Gunung Ine Ria

Gunung Inerie atau disebut juga Ineri atau Rokkapiek merupakan gunung api tipe Strato dengan bentuk kerucut sempurna secara geografis terletak pada posisi 08o 53’ LS dan 120o 57’ BT dan secara administratif berada di Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Puncak Gunung Inerie terletak pada ketinggian 2.245 mdpl dengan kota terdekat adalah Bajawa dan pos pengamatannya terletak di Jl. Raya Bajawa – Ende, Desa Bomari, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur pada posisi geografis : 08o 48’ 26,40” LS dan 120o 58’ 37,50” BT


12. Gunung Anak Ranaka


LOKASI GEOGRAFI 8°36'22" LS dan 120°32'13" BT, Ketinggian ± 2247,5 m dpl, Tipe Gunung Api Strato.
Gunung Anak Ranaka meletus pertama kali pada 22 Desember 1987. Letusan pertama menimbulkan asap dengan ketinggian mencapai 3.000-4.000 meter dari titik letusan. Hujan abu tebal turun di sekitar kawah letusan dan sebagian kecil menyebar ke arah timur hingga ke Rana Mese sejauh 3 kilometer. Pada letusan kedua, 11 Januari 1988, tinggi asap sekitar 8.000 meter disertai luncuran awan panas dan guguran lava pijar menuju hulu Wae Reno dan Wae Teko.


13.Gunung Ebulobo

Gunung Ebulobo, juga dikenal sebagai Emburombu atau Puncak Nage Keo, adalah gunung stratovolcano yang terletak bagian selatan dari Kabupaten Nagekeo di Pulau Flores Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Gunung Ebulobo menjulang di atas Kecamatan Boa Wae, yang terletak di bawah lereng barat laut gunung tersebut. Bentuk gunung simetris dengan ketinggian 2124 m, dengan bagian atas kubah lava berbentuk datar. Sejarah letusannya, yang tercatat sejak 1830, antara lain berupa lelehan lava di lereng utara serta letusan-letusan eksplosif pada puncak kawahnya.

B. Peta Seismitas NTT


Gempabumi dalam di NTT terjadi pada sistem subduksi dalam. Pada peta seismisitas tampak sebaran hiposenter gempabumi dalam ini terkonsentrasi di Laut Flores. Adapun gempabumi


Flores Timur M=7,1 yang terjadi kemarin merupakan manifestasi pelepasan energy di zona subduksi dalam. Aktivitas gempabumi dalam selama ini tidak membahayakan kehidupan manusia, karena sifatnya yang tidak destruktif. Namun demikian, pada peristiwa gempabumi dalam dengan magnitudo cukup besar dapat menimbulkan getaran gempabumi dengan spektrum yang sangat luas. Seperti halnya pada peristiwa gempabumi Flores Timur ini, getarannya dapat dirasakan hingga Pulau Bali dan Pulau Alor di ujung timur NTT.


Proses terjadinya gempabumi dalam hingga saat ini masih mengundang banyak tanda tanya bagi para ahli seismologi. Namun demikian, ada teori yang menjelaskan bahwa proses terjadinya gempabumi dalam juga dipengaruhi oleh perubahan sifat kimia batuan, pada suhu dan tekanan tertentu. Namun demikian ada juga dugaan bahwa slab pada kedalaman sekitar 410 kilometer akan terjadi fenomena gaya slab pull (gaya tarik lempeng ke bawah) dan di sekitar kedalaman di atas 600 kilometer terjadi gaya apung yang menahan slab ke atas.


Sehingga jika ditinjau berdasakan kedalamannya, gempabumi NTT 27 Februari 2015 kemarin tampaknya terletak di zona transisi mantel pada kedalaman 410 hingga 600 kilometer. Zona ini populer disebut sebagai Mantle Transition Zone (MTZ). Aktivitas seismik di zona ini masih dipengaruhi oleh gaya slab pull, artinya di sini masih ada dominasi faktor tarikan gaya gravitasi. Sehingga cukup masuk akal jika mekanisme sumber gempabuminya yang terjadi ada dominasi penyesaran turun.


Peristiwa gempabumi Flores Timur memiliki karakteristik guncangan yang unik. Gempabumi yang episenternya dekat dengan kota Larantuka ini, justru membuat warga Larantuka tidak merasakan adanya guncangan gempabumi. Guncangan yang kuat justru dirasakan di Kupang yang letaknya jauh di selatan Larantuka.


Guncangan kuat di Kupang dapat dijelaskan melalui proses propagasi gelombang seismik. Salah satu karakteristik gempabumi dalam adalah gelombang permukaannya (surface wave) yang kurang signifikan. Gelombang permukaan dari gempabumi ini cepat tereduksi. Sementara, gempabumi dalam lebih menghasilkan gelombang badan (body wave). Pada kasus gempabumi dalam, gelombang seismik cenderung terpropagasi melalui slab lempeng tektonik yang menyusup ke bawah busur kepulauan NTT, dan tidak terpropagasi langsung tegak lurus ke permukaan.


Energi yang terpancar dalam arah tegak lurus ke atas akan lebih banyak teredam oleh material cair di astenosfera sehingga efek gempabumi akan menjadi kecil di Larantuka. Dalam hal ini dampak gempabumi tidak memiliki kaitan dengan dekatnya jarak tempat dengan hiposenter, tetapi justru dekatnya jarak dengan slab lempeng tektonik di NTT bagian selatan, seperti di Kupang yang dekat dengan zona subduksi.


Aktivitas gempabumi dalam yang kuat dapat memicu terjadinya gempabumi lain di lajur subduksi yang lebih dangkal. Jika kita tinjau kaitan antara teori ini dengan peristiwa gempabumi NTT 27 Februari 2015, maka dalam waktu kurang dari 24 jam, telah terjadi lagi gempabumi Bima dengan magnitudo M=5,0 pada kedalaman 114 kilometer. Apakah kedua peristiwa gempabumi yang lokasinya relatif berdekatan ini memiliki memiliki kaitan yang kuat? Tampaknya masih memerlukan penelitian lebih lanjut.


Aktifnya gempabumi dalam di Laut Flores menjadi petunjuk bagi kita bahwa ternyata proses subduksi dalam di NTT masih berlangsung. Fenomena ini tampak dengan jelas teramati pada penampang hiposenter gempabumi di NTT, dimana aktivitas seismik yang berkaitan subdukdi lempeng, tampak semakin ke arah utara hiposenternya semakin dalam.

 

REFERENSI


1. Anonim. (19 Maret 2015). Jelang Paskah Status Gunung Lewotobi di Flotim Menjadi Waspada. Diakses pada tanggal 3 November 2015. Dari http://www.beritasatu.com/nasional/258631-jelang-paskah-status-gunung-lewotobi-di-flotim-menjadi-waspada.html

 

2. Anonim. (4 januari 2012). Gunung Lewotolok di NTT Siap Meletus. Diakses pada tanggal 3 Nopember 2015. Dari http://emilu.tempo.co/read/news/2012/01/04/058375300/Gunung-Lewotolok-di-NTT-Siap-Meletus

 

3. Anonim. ( 20 agustus 2010) Gunung Hobalg. Diakses pada tanggal 3 Nopember 2015. Dari http://www.bencana-kesehatan.net/index.php/13-berita/berita/46-warga-sekitar-gunung-hobalt-tetap-beraktivitas


4. Anonim. (5 September 2011) Status Gunung Anak Ranaka. Diakses pada tanggal 3 Nopember 2015.. Dari http://sp.beritasatu.com/home/status-gunung-anak-ranaka-dinaikkan/10815

5. Anonim. ( 28 Agustus 2013). Gunung Ine Rie Piramid alam dari Flores. Diakses pada tanggal 3 Nopember 2015. Dari http://travellermeds.blogspot.co.id/2013/08/gunung-inerie-piramid-alam-dari-flores.ht


6. Anonim. ( 25 april 2010). Gunung Ebulobo. Diakses pada tanggal 3 Nopember 2015. Dari http://www.florestourism.com/news/gunung-ebulobo-%E2%80%93-mountain-sudden-changes

 

7. Anonim. ( 10 agustus 2013) Gunung Rokatenda Meletus. Diakses pada tanggal 3 Nopember 2015. Dari http://regional.kompas.com/read/2013/08/10/1806359/Gunung.Rokatenda.Meletus.3.000.Warga.Dievakuasi


8. Anonim. ( 4 april 2011). Gunung Egon. Diakses pada tanggal 3 Nopember 2015. Dari http://id.geoview.info/gunung_egon_flores_indonesia,31909714p

 

9. Anonim. ( 24 juli 2015). Gunung Sirung. Diakses pada tanggal 3 Nopember 2015. Dari https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Sirung

GUNUNG API AKTIF DI PULAU NTB

04 November 2015 12:48:44 Dibaca : 3161

Tugas : Geologi Indonesia


GUNUNG API AKTIF DI PULAU NTB

 

Oleh :


Kelompok IV


1. Jasmin Hamzah


2. M. Zulkarnain Ismail


3. Fatmawati Mauntie


4. Ramlawati Hasan

 

Dosen Pengampu :


Intan Noviantari Manyoe, S.Si., M.T

 

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN ILMU TEKNOLOGI KEBUMIAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


GORONTALO


2015

 

 

GUNUNG API AKTIF DI PULAU NTB


 

1. Gunung Rinjani, Lombok, NTB

Rinjani merupakan endapan batuan sedimen, yang selanjutnya pada masa Plistosen (<1,8 Juta Tahun yang lalu) terjadi aktifitas vulkanik, sebagai akibat berlangsungnya gejala tektonik vulkanik, dapat menerobos keluar sampai permukaan berupa kegiatan letusan atau lelehan lava.


Sejarah letusan Gunung Rinjani dimulai sejak tahun 1847 sampai tahun 2004, telah sembilan kali meletus yang berkisar di bagian dalam kaldera, sedangkan kawah Gunung Rinjani sendiri belum pernah tercatat letusan.


Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 m dpl serta terletak pada lintang 8º25' LS dan 116º28' BT.Secara administratif gunung ini berada dalam wilayah tiga kabupaten: Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok Barat.


letusan gunung api Samalas di Pulau Lombok menjadi penyebab perubahan besar cuaca pada 1257. Perubahan pada tahun itu ditandai dengan perubahan kimia di permukaan es kedua kutub Arktik dan Antartika.

2. Gunung Sangeang di Bima Meletus

Gunung Sangiang yang berada di Pulau Sangiang sekitar 60 kilometer utara kota Bima. Memiliki ketinggian 1.842,05 meter. Luas pulaunya 215 kilometer persegi.


Letusan Gunung Sangeang api, Kabupaten Bima, NTB (30/5). (dok. badan Geologi Kementerian ESDM)
Bima - Gunung Sangeang di Sangaang Pulo, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, meletus pada pukul 15.55 Wita. Ketinggian asap mencapai 3.000 meter. Angin membawa asap ke arah barat hingga ke Kota Bima Tanda-tanda akan meletusnya Gunung Sangeang diketahui sejak pagi. Pagi tadi terjadi gempa. Lalu gunung itu mengeluarkan asap.


Sangeang merupakan gunung berapi aktif di kompleks pulau Sangeang di Indonesia. Ini terdiri dari dua kerucut vulkanik, Doro Api 1.949 meter (6.394 kaki) dan Doro Mantoi 1.795 m (5.889 ft). Sangeang Api merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di Kepulauan Sunda Kecil. Meletus pada tahun 1988. Letusan pertama pada tahun 1512 dan 1989 itu meletus 17 kali. Meletus lagi selama bulan Desember 2012 dan Mei 2014.

REFERENSI


1. Anonim. ( 19 november 2010).Peta NTB. Diakses Pada Tangga 3 November 2015 . Dari https://saripedia.wordpress.com/tag/peta-ntb/


2. Anonim. ( 24 juli 2014). Gunung Rinjani. Diakses pada tanggal 3 November 2015. Dari https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Rinjani


3. Surono. ( 30 mei 2014). Gunung Api Sangeang. Diakses pada tanggal 3 November 2015. Dari http://simomot.com/2014/05/31/gunung-sangeang-meletus-sebaran-dampak-sampai-ke-australia/

BENCANA GEOLOGI PULAU SUMATERA

03 November 2015 22:22:59 Dibaca : 3987

Tugas : Geologi Indonesia

BENCANA GEOLOGI PULAU SUMATERA


Oleh :


Kelompok IV


1. Jasmin Hamzah


2. M. Zulkarnain Ismail


3. Fatmawati Mauntie


4. Ramlawati Hasan

 

Dosen Pengampu :


Intan Noviantari Manyoe, S.Si., M.T

 

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN ILMU TEKNOLOGI KEBUMIAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


GORONTALO


2015

 

 BENCANA GEOLOGI PULAU SUMATERA


A. Tektonik Sumatera dan Implikasinya Terhadap Seismisitas dan Persebaran Gunung Api di Sumatera.

Sejarah tektonik Pulau Sumatera berhubungan erat dengan pertumbukan antara lempeng India-Australia dan Asia Tenggara, sekitar 45,6 Juta tahun lalu yang mengakibatkan perubahan sistematis dari perubahan arah dan kecepatan relatif antar lempengnya berikut kegiatan ekstrusi yang terjadi padanya. Proses tumbukan ini mengakibatkan terbentuknya banyak sistem sesar geser di bagian sebelah timur India, untuk mengakomodasikan perpindahan massa secara tektonik. Selanjutnya sebagai respon tektonik akibat dari bentuk melengkung ke dalam dari tepi lempeng Asia Tenggara terhadap Lempeng Indo-Australia, besarnya slip-vectorini secara geometri akan mengalami kenaikan ke arah barat laut sejalan dengan semakin kecilnya sudut konvergensi antara dua lempeng tersebut.


Keadaan Pulau Sumatera menunjukkan bahwa kemiringan penunjaman, punggungan busur muka dan cekungan busur muka telah terfragmentasi akibat proses yang terjadi. Kenyataan menunjukkan bahwa adanya transtensi (trans-tension) Paleosoikum tektonik Sumatera menjadikan tatanan tektonik Sumatera menunjukkan adanya tiga bagian pola. Bagian selatan terdiri dari lempeng mikro Sumatera, yang terbentuk sejak 2 juta tahun lalu dengan bentuk, geometri dan struktur sederhana, bagian tengah cenderung tidak beraturan dan bagian utara yang tidak selaras dengan pola penunjaman.


a. Bagian Selatan Pulau Sumatra memberikan kenampakan pola tektonik:

  1. Sesar Sumatra menunjukkan sebuah pola geser kanan en echelon dan terletak pada 100-135 kilometer di atas penunjaman.
  2. Lokasi gunung api umumnya sebelah timur-laut atau di dekat sesar
  3. Cekungan busur muka terbentuk sederhana, dengan ke dalaman 1-2 kilometer dan dihancurkan oleh sesar utama.
  4. Punggungan busur muka relatif dekat, terdiri dari antiform tunggal dan berbentuk sederhana.
  5. Sesar Mentawai dan homoklin, yang dipisahkan oleh punggungan busur muka dan cekungan busur muka relatif utuh.
  6. Sudut kemiringan tunjaman relatif seragam.

b. Bagian Utara Pulau Sumatra memberikan kenampakan pola tektonik:

  1. Sesar Sumatra berbentuk tidak beraturan, berada pada posisi 125-140 kilometer dari garis penunjaman.
  2. Busur vulkanik berada di sebelah utara sesar Sumatra.
  3. Kedalaman cekungan busur muka 1-2 kilometer.
  4. Punggungan busur muka secara struktural dan kedalamannya sangat beragam.
  5. Homoklin di belahan selatan sepanjang beberapa kilometer sama dengan struktur Mentawai yang berada di sebelah selatannya.
  6. Sudut kemiringan penunjaman sangat tajam.

c. Bagian Tengah Pulau Sumatra memberikan kenampakan tektonik:

  1. Sepanjang 350 kilometer potongan dari sesar Sumatra menunjukkan posisi memotong arah penunjaman.
  2. Busur vulkanik memotong dengan sesar Sumatra.
  3. Topografi cekungan busur muka dangkal, sekitar 0.2-0.6 kilometer, dan terbagi-bagi menjadi berapa blok oleh sesar turun miring.
  4. Busur luar terpecah-pecah.
  5. Homoklin yang terletak antara punggungan busur muka dan cekungan busur muka tercabik-cabik.
  6. Sudut kemiringan penunjaman beragam.

Kompleksitas tatanan geologi Sumatera, perubahan lingkungan tektonik dan perkembangannya dalam ruang dan waktu memungkinkan sebagai penyebab keanekaragaman arah pola vektor hubungannya dengan slip-ratedan segmentasi Sesar Sumatera. Hal tersebut antara lain karena (1) perbedaan lingkungan tektonik akan menjadikan batuan memberikan tanggapan yang beranekaragam pada reaktivasi struktur, serta (2) struktur geologi yang lebih tua yang telah terbentuk akan mempengaruhi kemampuan deformasi batuan yang lebih muda.


Berdasarkan pada peta tektonik Sumatra terdapat kurang lebih 32 gunung berapi yang tersebar di sepanjang sesar Sumatra dari ujung banda aceh sampai Bandar lampung. Sesar Sumatra ini terbentuk karena adanya zona subduksi atau penunjaman antara lempeng India-Australia dan Lempeng Eurasia yang menciptakan 32 gunung berapi tersebut. Selain menciptakan gunung berapi zona subduksi ini juga menciptakan sebuah palung yang di namakan palung sunda dengan kedalaman maksimum 7,725 meter.


Jika kita perhatikan pada peta gunung-gunung berapi ini hanya terbentuk di sekitar sesar Sumatra/semangko dan tidak ada di Negara lain yang terdekat seperti singapura dan Malaysia, hal ini di karenakan sifat magma yang selalu mencari celah untuk kepermukaan dan sesar Sumatra ini merupakan patahan yang memberi celah untuk magma naik kepermukaan dan terbentuklah aktivitas vulkanisme yang menciptakan gunung-gunung api tersebut.

C. Gunung Api Quarter di Sumatera

Fig. 9.1. Simplified geological map of Sumatra (modified from van Bemmelen 1949), showing the main volcanic and tectonic units, and the location of identified Quaternary centres. Numbers refer to the centres listed in Table 9.1, e.g. 01 is volcano number 0601-01 (Pulau Weh).

1. Titik nomor 01 adalah Pulau Weh (atau We). Pulau Weh adalah pulau vulkanik kecil yang terletak di barat laut Pulau Sumatra. Pulau ini pernah terhubung dengan Pulau Sumatra, namun kemudian terpisah oleh laut setelah meletusnya gunung berapi terakhir kali pada zaman Pleistosen. Pulau ini terletak di Laut Andaman. Kota terbesar di Pulau Weh, Sabang, adalah kota yang terletak paling barat di Indonesia. Terdapat aktivitas fumarol.


2. Titik nomor 02 adalah Gunung Seulawah Agam. Gunung Seulawah Agam adalah sebuah gunung yang terletak di Kecamatan Seulimeum, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.
Gunung Seulawah Agam terbentuk akibat pertemuan lempeng Indo-Australia yang bergerak relatif ke utara, menujam di bawah Lempeng Kerak Benua Eurasia. Akibat penujaman itu maka terjadi proses peleburan (melting) kerak Samudera Indo-Autralia menjadi magma, yang kemudian menerobos kepermukaan melewati zona lemah dan kemudian membentuk Gunung Seulawah Agam.

3. Titik nomor 03 adalah Gunung Puet Sague yang merupakan sebuah gunung berapi yang terletak di wilayah Meureudu, Sigli wilayah Pidie Provinsi Aceh. Gunung ini menjulang tinggi majemuk dengan empat buah puncak.


Gunung ini memiliki ketinggian 2780 mdpl dengan posisi geografis berada pada 4 0 - 55 1/2 0 Lintang Selatan dan 96 0 - 20 0 Bujur Timur.

4. Titik nomor 04 adalah Gunung Geureudong atau Bur ni Geureudong atau Bur ni Telong. Gunung Geureudong adalah gunung stratovolcano di Provinsi Aceh, Indonesia. Nama resmi untuk kompleks gunung berapi ini masih menjadi perdebatan, karena posisi Bur ni Geureudong dan Bur ni Telong yang berdekatan. Dua Kerucut vulkanik bernama Salah nama dan Pepanji yang merupakan bukit sedimen. Bur ni Geureudong telah mengalami longsor sejak masa Pleitosin, tapi memiliki Fumarol dan Mata air panas di bagian lereng. Bur ni Telong terletak di selatan dari Bur ni Geureundong. Bur ni Telong memiliki kawah aktif yang masih terdapat lava di bagian selatan lereng gunung.

5. Titik nomor 06 adalah Gunung Kembar yang merupakan sebuah gunung berapi Pleistosen yang terletak di bagian utara pulau Sumatra, Indonesia. Gunung ini terdapat fumarol, yang bernama Gayolesten. Gunung ini memiliki ketinggian 2,245 m (7,365 ft).

6. Titik nomor 07 adalah Gunung Sibayak yang merupakan sebuah gunung yang menghadap ke kota Berastagi di Sumatera Utara. Orang suku Karo menyebut gunung Sibayak dengan sebutuan "gunung Raja". Gunung Sibayak merupakan gunung berapi dan meletus terakhir tahun 1881. Gunung ini berada di sekitar 50 kilometer barat daya Kota Medan. Gunung ini memiliki ketinggian 2,212 m (7,257 ft).

7. Titik nomor 08 adalah Gunung Sinabung (bahasa Karo: Deleng Sinabung) adalah gunung api di Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya adalah dua gunung berapi aktif di Sumatera Utara dan menjadi puncak tertinggi ke 2 di provinsi itu. Ketinggian gunung ini adalah 2.451 meter.


Gunung ini tidak pernah tercatat meletus sejak tahun 1600, tetapi mendadak aktif kembali dengan meletus pada tahun 2010. Letusan terakhir gunung ini terjadi sejak September 2013 dan berlangsung hingga kini.

8. Titik nomor 09 adalah Danau Toba. Dabnau Toba merupakan sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir.


Diperkirakan Danau Toba terbentuk saat ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano (gunung berapi super) yang paling baru. Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan bahwa jumlah total material pada letusan sekitar 2.800 km3 -sekitar 2.000 km3 dari Ignimbrit yang mengalir di atas tanah, dan sekitar 800 km3 yang jatuh sebagai abu terutama ke barat. Aliran piroklastik dari letusan menghancurkan area seluas 20.000 km2, dengan deposito abu setebal 600 m dengan kawah utama.

9. Titik nomor 10 adalah Kota Tarutung adalah kota kecamatan yang merupakan ibu kota Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara.

10. Titik nomor 11 adalah Gunung Sibualbuali yaitu gunung stratovolcano di bagian utara Sumatera, Indonesia. Gunung ini memiliki dua fumarol di lambung gunung bagian selatan. Terdapat kubah lava dari pergeseran sesar Toru-Asik. Gunung ini memiliki ketinggian 1.819 m (5.968 kaki).

11. Titik nomor 111 yaitu Gunung Lubukraya. Gunung LubukRaya adalah sebuah gunung andesit stratovolcano di Pulau Sumatera, Indonesia. Terletak di kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Kawah memiliki luas yang memanjang kearah selatan dan kubah lava terdapat di bagian selatan kaki gunung. Gunung ini memiliki ketinggian 1.862 m (6.109 kaki).

12. Titik nomor 12 adalah Sorik Marapi adalah sebuah gunung yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Batang Gadis, secara administratif berada di Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Sorik Marapi merupakan gunung berapi aktif yang berketinggian 2.145 meter. Koordinat puncak gunung adalah 0°41' 11" LS and 99° 32' 13" BT.

Di puncaknya terdapat sebuah danau vulkanik. Gunung ini tercatat pernah meletus sebanyak tujuh kali. Masing-masing pada tahun 1830, 1879, 1892, 1893, 1917, 1970, 1986 dan terakhir pada tahun 1987. Pada letusan terakhir, Sorik Marapi memuntahkan debu dan lahar panas yang mengalir sampai ke Kabupaten Pasaman di Sumatera Barat.


Gunung Sorik Marapi adalah salah satu gunung yang masuk dalam kategori aktif normal, oleh karena itu gunung ini terus diamati aktifitasnya.

13. Titik nomor 13 adalah Gunung Talamau atau juga disebut Gunung Ophir yang merupakan gunung tertinggi di Sumatera Barat yang terletak di Kabupaten Pasaman Barat, berdampingan dengan Gunung Pasaman. Gunung ini memiliki ketinggian 2,920 meter dan termasuk dalam tipe gunung api tidak aktif.


Di bawah puncak gunung pada ketinggian sekitar 2.750 m, terdapat 13 telaga.

14. Titik nomor 14 adalah Gunung Marapi (juga dikenal sebagai Merapi atau Berapi). Gunung Marapi merupakan gunung berapi yang terletak di Sumatera Barat, Indonesia. Gunung ini tergolong gunung yang paling aktif di Sumatera. Terletak dalam kawasan administrasi Kabupaten Agam. Gunung ini dapat juga dilihat dari kota Bukittinggi, kota Padangpanjang dan kabupaten Tanah Datar dan memiliki ketinggian 2.891 m. Gunung Marapi sudah meletus lebih dari 50 kali sejak akhir abad 18.

15. Titik nomor 15 adalah Gunung Tandikat. Gunung ini adalah gunung api yang berdiri tegak di Dataran Tinggi Minangkabau, kira–kira 7,5 km dari kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Gunung ini membentang lebar ke arah selatan, dan di sebelah baratnya berbatasan dengan Danau Maninjau. Di sisi utaranya gunung ini berdampingan dengan Gunung Singgalang, sementara sebelah timurnya merupakan gugusan pegunungan vulkanik Tersier yang sudah tua. Gunung bertipe stratovolcano ini dikenal juga dengan nama Tandikek dalam bahasa Minangkabau.


Gunung Tandikat memiliki ketinggian 2,438 m (7,999 ft). Gunung Tandikat ini juga memiliki tiga kawah yang diberi nama Kawah A, B dan K.

16. Titik nomor 16 adalah Gunung Talang (nama lainnya Salasi atau Sulasi). Gunung Talang merupakan gunung berapi yang terletak terletak di kabupaten Solok, provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Gunung Talang berlokasi sekitar 9 km dari kota Arosuka ibukota kabupaten Solok, dan sekitar 40 km sebelah timur kota Padang. Gunung ini bertipe stratovolcano dengan ketinggian 2.597 m, merupakan salah satu dari gunung api aktif di Sumatera Barat, dan salah satu kawahnya menjadi sebuah danau yang disebut dengan Danau Talang. Gunung Talang sudah pernah meletus sejak tahun 1833 sampai dengan tahun 2007. Ada empat kecamatan yang warganya bermukim di sekitar kaki gunung ini, yakni kecamatan Lembah Gumanti, Danau Kembar, Gunung Talang, dan Lembang Jaya. Jumlah penduduk di empat kecamatan itu mencapai 160.000 jiwa, atau sepertiga dari jumlah penduduk kabupaten Solok. Pada 11 April 2005, Gunung Talang kembali meletus. Gempa yang diikuti bunyi gemuruh dan letusan yang mengeluarkan debu vulkanik sudah berlangsung sedikitnya 42 kali. Di Aia Batumbuak, lokasi terdekat dengan sumber letusan, hujan debu mencapai radius 5 km, sedangkan ketebalan debu di jalan mencapai 10 cm. Di sisi selatan Gunung Talang terbentuk kawah baru yang mengeluarkan asap belerang dan hujan berdebu vulkanik. Sebanyak 27.000 penduduk harus dievakuasi dari wilayah itu.

17. Titik nomor 17 adalah Gunung Kerinci. Gunung Kerinci terletak di Provinsi Jambi yang berbatasan dengan provinsi Sumatera Barat, di Pegunungan Bukit Barisan, dekat pantai barat, dan terletak sekitar 130 km sebelah selatan Padang.


Puncak Gunung Kerinci berada pada ketinggian 3.805 mdpl. Gunung Kerinci merupakan gunung berapi bertipe stratovolcano yang masih aktif dan terakhir kali meletus pada tahun 2009.

18. Titik nomor 171 adalah Gunung Hutapanjang yang bertipe stratovolcano. Gunung ini berada di Sumatera, Indonesia. Gunung ini memiliki Ketinggian 2.021 m (6.630 kaki), sedikit yang diketahui tentang gunung berapi ini.

19. Titik nomor 18 adalah Gunung Sumbing. Gunung Sumbing adalah gunung api yang terdapat di Pulau Jawa, Indonesia. Tegak setinggi 3.371 meter dari permukaan laut, gunung ini terletak di tiga kabupaten Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang, Temanggung, dan Wonosobo. Bersama-sama dengan Gunung Sindoro, Gunung Sumbing membentuk bentang alam gunung kembar, seperti Gunung Merapi dan Gunung Merbabu, apabila dilihat dari arah Temanggung. Tidak diketahui pasti kapan gunung ini meletus, tetapi di puncaknya terdapat kawah yang masih aktif.

20. Titik nomor 19 adalah Gunung Kunyit (Bukit Belerang). Gunung Kunyit merupakan gunung berapi stratovolcano fumarol yang terdapat di Desa Talang Kemuning, Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci, Jambi, Sumatera, Indonesia. Puncak gunung memiliki dua kawah; dengan kawah teratas merupakan Danau kawah. Gunung ini memiliki ketinggian 2.151 m (7.057 kaki).

21. Titik nomor 20 yaitu Belirang-Beriti, yang juga ditulis Belerang-Beriti. Belirang-Beriti adalah kompleks gunung berapi yang berada di Dataran Semalako, yaitu bagian dari Bukit Barisan di barat daya Sumatera, Indonesia. Gunung ini terletak di Provinsi Sumatera Selatan dengan ketinggian 1,958 meter (6.424 kaki)., kawah gunung ini memiliki lebar 1,2 km. Usia letusan terakhir tidak diketahui, meskipun terdapat fumarol pada dinding kawahnya.

23. Titik nomor 22 yaitu Gunung Kaba yang merupakan gunung berapi yang terletak di Kabupaten Rejang Lebong , Provinsi Bengkulu. Dari Kota Curup, gunung ini berada di sebelah tenggara dengan jarak sekitar 15 km. Gunung dengan ketinggian 1.938 m dpl ini menyuguhkan pemandangan yang eksotis. Puncak Gunung ini dihiasi dengan dua buah kawah yang masing-masing berwarna hijau dan putih kecoklatan.

24. Titik nomor 23 adalah Gunung Dempo (3159 mdpl) yang terletak di perbatasan provinsi Sumatera Selatan dan provinsi Bengkulu tepatnya di kota dingin penghasil kopi robusta yang terkenal enak, yaitu Kota Pagaralam. Gunung Dempo terletak di kota Pagaralam, dengan jarak tempuh darat sekitar 7 jam dari Palembang, ibukota provinsi Sumatera Selatan.

25. Titik nomor 231 adalah Gunung Patah yang merupakan gunung berapi yang terletak di sebelah timur laut Gunung Dempo di Sumatera, Indonesia. Gunung ini memiliki ketinggian 2.817 m (9.242 kaki). Pada 1 Mei 1989 terjadi aktivitas fumarol yang terjadi di dekat puncak gunung. Lokasi pasti dari kawah dan kapan terjadinya gunung belum diketahui secara pasti.

26. Titik nomor 231 adalah Bukit Lumut Balai. Bukit Lumut Balai merupakan sebuah gunung berapi yang terkikis dan terdiri dari tiga pusat letusan, dua di Bukit Lumut dan satu di sisi utara Bukit Balai, 5 km ke timur. Aliran lava besar terjadi di sisi utara dari Bukit Balai. Bukit Lumut Balai ini bertipe stratovolcano dengan ketinggian 2055 meter.

27. Titik nomor 25 adalah Gunung Besar dan merupakan sebuah gunung berapi stratovolcano di Sumatera tenggara, Indonesia dengan ketinggian 1,899 meter. Terdapat sedikit galian belerang yang terdapat di kawah gunung berapi. Terdapat medan lahar solfatara dipanggil Marga Bayur terletak sepanjang sisi utara hingga tenggara atau sistem rekahan Semangko.

28. Titik nomor 251 adalah Danau Ranau. Danau ini adalah danau terbesar ke dua di Sumatera. Danau ini terletak di perbatasan Kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung dan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan Provinsi Sumatera Selatan. Danau ini tercipta dari gempa besar dan letusan vulkanik dari gunung berapi yang membuat cekungan besar. Terletak pada posisi koordinat 4°51′45″LS,103°55′50″BT.


Jenis danau adalah danau tektonik / danau vulkanik dengan luas permukaan 1259 km2, kedalaman rata-rata 174 m, kedalaman 229 m, volume air 21.95 km2, dan ketinggian permukaan 540 m.


29. Titik nomor 26 adalah Gunung Sekincau. Gunung Sekincau merupakan sebuah gunung yang terletak di Kecamatan Sekincau, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung dan memiliki ketinggian 1.718 m (5.636 kaki). Gunung ini memiliki dua kaldera, belirang (lebar 2 km) dan balak (lebar 2,5 km). Terdapat aktivitas fumarol pada sisi-sisi kaldera.

30. Titik nomor 27 adalah Gunung Suoh atau Gunung Suwoh. Gunung ini berketinggian 1.000 m (3.281 kaki) dan memiliki kaldera dengan lebar 16x8km yang terdapat di bagian selatan Sumatera, Indonesia.


Penurunan terjadi akibat aktivitas tektonik. Tercatat memiliki maar dan kubah lava. Terjadi letusan besar yang terjadi disebabkan gempa bumi besar pada tahun 1933.

31. Titik nomor 28 adalah Gunung Hulubelu dan merupakan sebuah gunung berapi yang terdapat di provinsi Jambi. Gunung Hulubelu memiliki ketinggian 2535 mdpl. Ada aktivitas fumarol yang terjadi di gunung ini.

32. Titik nomor 29 adalah Gunung Rajabasa. Gunung ini merupakan sebuah gunung berapi dengan kerucut vulkanik dan memiliki ketinggian 1,281 metres (4,203 ft) yang terdapat di Selat Sunda di bagian tenggara dari Sumatera, terletak di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Memiliki puncak kawah dengan lebar 500x700 meter dengan bagian daratan berawa, gunung berapi diselimuti dengan berbagai vegetasi. Walaupun aktivitas fumarol terjadi di bagian kaki dan lereng gunung.


Terjadi kenaikan aktivitas yang dilaporkan terjadi pada April 1863 dan Mei 1892 serta tidak diketahui kapan terjadi erupsi.

33. Titik nomor 00 adalah Gunung Krakatau.. Gunung ini disusun dari bebatuan andesitik. Tinggi Krakatau Purba ini mencapai 2.000 meter di atas permukaan laut, dan lingkaran pantainya mencapai 11 kilometer.


Para ahli memperkirakan bahwa pada masa purba terdapat gunung yang sangat besar di Selat Sunda yang akhirnya meletus dahsyat yang menyisakan sebuah kaldera (kawah besar) yang disebut Gunung Krakatau Purba, yang merupakan induk dari Gunung Krakatau yang meletus pada 1883.

Kamus :


1. Fumarol


Fumarol (Latin fumus, asap) adalah lubang di dalam kerak bumi (maupun objek astronomi yang lain), yang sering terdapat di sekitar gunung berapi, yang mengeluarkan uap dan gas seperti karbon dioksida, sulfur dioksida, asam hidroklorik, dan hidrogen sulfida. Nama solfatara, yang berasal dari kata solfo dari bahasa Italia, sulfur (melalui dialek Sisilia) diberikan pada fumarol yang mengeluarkan gas sulfur.


Fumarol bisa terdapat di sepanjang retakan kecil maupun rekahan yang panjang, dalam medan atau klaster yang kacau balau, dan di permukaan aliran lava serta endapan aliran piroklastik yang tebal. Lapangan fumarol merupakan suatu wilayah mata air panas dan semburan gas dimana magma atau batuan beku yang panas di kedalaman yang dangkal atau air tanah. Dari perspektifnya air tanah, fumarol bisa dideskripsikan sebagai mata air panas yang membuat air mendidih sebelum air mencapai permukaan tanah.


2. Kubah Lava (Dome Volcano)


Kadang juga disebut kubah-sumbat (plug dome), terbuat dari lava kental mengandung asam yang keluar saat terjadi letusan. Lava ini mengisi lubang kawah di bagian puncak gunung. Lava yang mengeras pada kawah ini dapat menutup lubang pada dinding gunung, dan ini dapat mengakibatkan terjadinya ledakan. Gunung-api kubah umumnya memiliki sisi yang curam dan bentuk yang cembung. Ciri : Akumulasi vikositas tinggi Contoh Puncak Lassen di Sierra Nevada, dan Gunung Pelée di Martinique.

3. Kaldera


Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan. Ciri : Cekungan besar, Sangat eksplosit. Contoh : Gunung Bromo
4. Stratovolkano,


Ialah pegunungan (gunung berapi) yang tinggi dan mengerucut yang terdiri atas lava dan abu vulkanik yang mengeras. Bentuk gunung berapi itu secara khas curam di puncak dan landai di kaki karena aliran lava yang membentuk gunung berapi itu amat kental karena banyak mengandung silika, dan begitu dingin serta mengeras sebelum menyebar jauh. Lava seperti itu dikelompokkan asam karena tingginya konsentrasi silikat.


5. Holosen


Holosen adalah kala dalam skala waktu geologi yang berlangsung mulai sekitar 10.000 tahun radiokarbon, atau kurang lebih 11.430 ± 130 tahun kalender yang lalu (antara 9560 hingga 9300 SM). Holosen adalah kala keempat dan terakhir dari periode Neogen. Namanya berasal dari bahasa Yunani á½…λος ("holos") yang berarti keseluruhan dan καινή ("kai-ne") yang berarti baru atau terakhir. Kala ini kadang disebut juga sebagai "Kala Alluvium".


6. Pleistosen


Pleistosen adalah suatu kala dalam skala waktu geologi yang berlangsung antara 1.808.000 hingga 11.500 tahun yang lalu. Namanya berasal dari bahasa Yunani πλεá¿–στος (pleistos, "paling") dan καινÏŒς (kainos, "baru"). Pleistosen mengikuti Pliosen dan diikuti oleh Holosen dan merupakan kala ketiga pada periode Neogen. Akhir Pleistosen berhubungan dengan akhir Zaman Paleolitikum yang dikenal dalam arkeologi.


Pleistosen dibagi menjadi Pleistosen Awal, Pleistosen Tengah, dan Pleistosen Akhir, dan beberapa tahap fauna.


7. Supervulkan


Supervulkan adalah vulkan atau gunung berapi yang mampu menghasilkan letusan vulkanis dengan ejekta lebih besar dari 1.000 kilometer kubik, yang lebih besar dari peristiwa vulkanis manapun dalam sejarah. Supervulkan dapat terjadi ketika magma di Bumi naik ke kerak tetapi tidak mampu melewati kerak. Meningkatnya tekanan membuat kerak tidak dapat menahan tekanan. Supervolcano juga dapat membentuk batas lempeng konvergen (contohnya Toba).


8. Busur Sunda adalah sebuah celah vulkanik yang membuat adanya pulau Sumatera, Jawa, selat Sunda dan kepulauan Nusa Tenggara. Rantai gunung berapi membentuk punggung topografi di pulau-pulau tersebut. Celah tersebut menandai batas konvergen aktif antara lempengan Eurasia Timur dengan lempengan India dan lempengan Australia.


Busur Sunda adalah tempat dari gunung berapi yang paling berbahaya. Letusan gunung Tambora di pulau Sumbawa merupakan letusan paling besar. Di zona ini pula, gunung berapi meletus yang membentuk danau Toba yang merupakan letusan terbesar dalam dunia sejarah. Suara terbesar yang terdengar dalam sejarah, yaitu suara letusan Krakatau tahun 1883 terdengar 3.000 mil jauhnya.


REFERENSI


1. A. J. Barber, M. J. Crow and J. S. Milsom. 2005. Sumatra: Geology, Resources and Tectonic Evolution. Vol 134-140. The Geological Society. London. Di akses pada tanggal 1 Oktober 2015, dari www.univpgri-palembang.ac.id.

2. Gempa Padang.(2011, 15 Februari). Mengapa sumbar rawan gempa ?. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2015, dari gempapadang.wordpress.com.


3. Rahmat Triyono.2015.Perkuat Mitigasi, Sadar Evakuasi Mandiri Dalam Menghadapi Bencana Tsunami, hal 2. BMKG. (diakses pada tanggal 1 Oktober 2015).


4. Wikipedia. ( 24 Juni 2014). Daftar gunung di Sumatera. Diakses pada tanggal 29 September 2015, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_gunung_di_Sumatera.


5. Windha franatha. 2015. Tipe- tipe Gunung api. Diakses pada tanggal 29 September 2015, dari https://www.academia.edu/4616663/Tipe_Gunung_api_berdasarkan_Morfologi_nya.

 

 

 

 

Persebaran Gunung Api di Pulau Jawa

03 November 2015 21:22:45 Dibaca : 18741

Tugas : Geologi Indonesia

PERSEBARAN GUNUNG API  DI PULAU JAWA

 

Oleh :


Kelompok IV


1. Jasmin Hamzah


2. M. Zulkarnain Ismail


3. Fatmawati Mauntie


4. Ramlawati Hasan

 

Dosen Pengampu :


Intan Noviantari Manyoe, S.Si., M.T

 

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN ILMU TEKNOLOGI KEBUMIAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


GORONTALO


2015

 

 

Persebaran Gunung Api di Pulau Jawa

 

Sketsa peta fisiografi sebagian Pulau Jawa dan Madura (modifikasi dari van Bemmelen, 1949).

1. Gunung Krakatau


Krakatau (bahasa Inggris: Krakatoa) adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra yang termasuk dalam kawasan cagar alam. Nama ini pernah disematkan pada satu puncak gunung berapi di sana (Gunung Krakatau) yang sirna karena letusannya sendiri pada tanggal 26-27 Agustus 1883. Pulau Rakata, yang merupakan satu dari tiga pulau sisa Gunung Krakatau Purba kemudian tumbuh sesuai dengan dorongan vulkanik dari dalam perut bumi yang dikenal sebagai Gunung Krakatau (atau Gunung Rakata) yang terbuat dari batuan basaltik. Kemudian, dua gunung api muncul dari tengah kawah, bernama Gunung Danan dan Gunung Perbuwatan yang kemudian menyatu dengan Gunung Rakata yang muncul terlebih dahulu. Persatuan ketiga gunung api inilah yang disebut Gunung Krakatau.


Gunung Krakatau pernah meletus pada tahun 1680 menghasilkan lava andesitik asam. Lalu pada tahun 1880, Gunung Perbuwatan aktif mengeluarkan lava meskipun tidak meletus. Setelah masa itu, tidak ada lagi aktivitas vulkanis di Krakatau hingga 20 Mei 1883. Pada hari itu, setelah 200 tahun tertidur, terjadi ledakan kecil pada Gunung Krakatau. Itulah tanda-tanda awal bakal terjadinya letusan dahsyat di Selat Sunda. Ledakan kecil ini kemudian disusul dengan letusan-letusan kecil yang puncaknya terjadi pada 26-27 Agustus 1883.

2. Gunung Pulosari


Gunung Pulosari adalah gunung berapi di Kabupaten Pandeglang, Banten, Indonesia. Walaupun tidak ada data letusan yang pernah terjadi, tapi terdapat aktivitas fumarol yang terjadi di dinding kaldera dengan kedalaman 300 meter.

3. Gunung Karang


Gunung Karang adalah sebuah gunung berapi kerucut (istirahat) yang terletak di Kabupaten Pandeglang, Banten, Indonesia. Gunung ini masuk kedalam kelompok Stratovolcano yang memiliki potensi meletus. Gunung Karang memiliki ketinggian 1.778 meter di atas permukaan laut dengan puncaknya yang bernama Sumur Tujuh.


4. Gunung Kiaraberes-Gagak


Gunung Kiaraberes-Gagak adalah gunung berapi yang terletak di Jawa Barat, Indonesia, dan berada pada perbatasan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi. Gunung ini merupakan gunung api bertipe stratovolcano dengan fumarol di bagian lereng.

5. Gunung Perbakti


Gunung Perbakti adalah salah satu kompleks 3 gunung bertipe stratovolcano dam lama dikenal sebagai Gunung Perbakti-Gagak atau Kiaraberes-Gagak gunung berapi kompleks terletak segera SW Salak gunung berapi dan dekat kota Bogor. Gunung berapi 3 kelompok berasal, S N, Gunung Endut (1474 m), Gunung Gunung Perbakti (1699 m), dan Gunung Gagak (1511 m).


Kompleks ini hydrothermal sangat aktif, ada aktivitas fumarol, dan kolam lumpur mendidih, dan musim semi yang hangat yang ditemukan di sisi S dan SE gunung dengan ketinggian 950-1300 m.

6. Gunung Salak


Gunung Salak merupakan kompleks gunung berapi yang terletak di selatan Jakarta, di Pulau Jawa. Kawasan rangkaian gunung ini termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pengelolaan kawasan hutannya semula berada di bawah Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor, tetapi sejak 2003 menjadi wilayah perluasan Taman Nasional Gunung Halimun, dan dikelola sebagai Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. unung Salak berusia relatif tua sehingga memiliki beberapa puncak. Geoposisi puncak tertinggi gunung ini ialah 6°43' LS dan 106°44' BT dan dinamakan Puncak Salak I dengan ketinggian puncak 2.211 m dari permukaan laut (dpl).

7. Gunung Gede


Gunung Gede merupakan sebuah gunung yang berada di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung Gede berada dalam ruang lingkup Taman Nasional Gede Pangrango, yang merupakan salah satu dari lima taman nasional yang pertama kali diumumkan di Indonesia pada tahun 1980. Gunung ini berada di wilayah tiga kabupaten yaitu Kabupaten Bogor, Cianjur dan Sukabumi, dengan ketinggian 1.000 - 3.000 m. dpl, dan berada pada lintang 106°51' - 107°02' BT dan 64°1' - 65°1 LS. Suhu rata-rata di puncak gunung Gede 18 °C dan di malam hari suhu puncak berkisar 5 °C, dengan curah hujan rata-rata 3.600 mm/tahun.

8. Gunung Patuha


Gunung Patuha merupakan sebuah gunung yang terdapat di pulau Jawa, Indonesia, tepatnya di wilayah Bandung Selatan Provinsi Jawa Barat, Tingginya 2.386 meter. Gunung patuha memiliki kawah yang sangat eksotik, yaitu kawah putih. Kawah yang terbentuk dari letusan gunung patuha itu memiliki dinding kawah dan air yang berwarna putih.

9. Gunung Wayang-Windu


Gunung Wayang merupakan gunung berapi kembar yang terdiri dari Gunung Wayang dan Gunung Windu. Tterletak di sebelah timur kota Pangalengan di Kabupaten Bandung di Jawa Barat, Indonesia, sekitar 40 km sebelah selatan dari Kota Bandung. Daerah ini telah menjadi proyek panas bumi aktif. Gunung Wayang memiliki kawah bulan sabit dengan 750 m yang memegang empat kelompok fumarol. Gunung Windu memiliki kawah dengan lebar 350 m.

10. Gunung Malabar


Gunung Malabar merupakan sebuah gunung api yang terdapat di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung ini terletak di bagian selatan Kabupaten Bandung dengan titik tertinggi 2,343 meter di atas permukaan laut. Malabar merupakan salah satu puncak yang dimiliki Pegunungan Malabar. Beberapa puncak yang lain adalah Puncak Mega, Puncak Puntang, dan Puncak Haruman.

11. Gunung Tangkuban Perahu


Tangkuban Parahu atau Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung, dengan rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya, Gunung Tangkuban Perahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter. Bentuk gunung ini adalah Stratovulcano dengan pusat erupsi yang berpindah dari timur ke barat. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan kebanyakan adalah lava dan sulfur, mineral yang dikeluarkan adalah sulfur belerang, mineral yang dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap belerang. Daerah Gunung Tangkuban Perahu dikelola oleh Perum Perhutanan. Suhu rata-rata hariannya adalah 17 oC pada siang hari dan 2 oC pada malam hari.

12. Gunung Papandayan


Gunung Papandayan adalah gunung api strato yang terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat tepatnya di Kecamatan Cisurupan. Gunung dengan ketinggian 2665 meter di atas permukaan laut itu terletak sekitar 70 km sebelah tenggara Kota Bandung. Pada Gunung Papandayan, terdapat beberapa kawah yang terkenal. Di antaranya Kawah Mas, Kawah Baru, Kawah Nangklak, dan Kawah Manuk. Kawah-kawah tersebut mengeluarkan uap dari sisi dalamnya. Topografi di dalam kawasan curam, berbukit dan bergunung serta terdapat tebing yang terjal. Menurut kalisifikasi Schmidt dan Ferguson termasuk type iklim B, dengan curah hujan rata-rata 3.000 mm/thn, kelembaban udara 70 – 80 % dan temperatur 10 º C.

13. Gunung Kendang


Gunung Kendang adalah gunung berapi stratovolcano di Jawa Barat, Indonesia. Gunung Kendang terdapat empat lapangan Fumarol termasuk Kawah Manuk, dengan luas kawah 2,75 km. Gunung Kendang memiliki sublimasi Sulfur, letupan lumpur panas, dan Mata air panas.

14. Gunung Kamojang


Gunung Kamojang, dikenal luas dengan nama Kawah Kamojang adalah sumber panas bumi di Jawa Barat, Indonesia. Dalam sejarahnya, dikenal sebagai gunung berapi yang bernama Gunung Guntur, tapi kawah ini dikelompokkan dalam gunung berapi aktif karena aktivitas panas bumi.

15. Gunung Tampomas


Tampomas adalah sebuah gunung berapi yang terletak di Jawa Barat, tepatnya sebelah utara kota Sumedang (6,77°LS 107,95°BT). Stratovolcano dengan ketinggian 1684 meter ini juga memiliki sumber air panas yang keluar di daerah sekitar kaki gunung.

16. Gunung Galunggung


Gunung Galunggung merupakan gunung berapi dengan ketinggian 2.167 meter di atas permukaan laut, terletak sekitar 17 km dari pusat kota Tasikmalaya.

17. Gunung Telaga Bodas


Gunung Telaga Bodas atau Talaga Bodas (Bahasa Sunda, arti: "danau putih") adalah gunung stratovolcano di bagian selatan Garut, Jawa Barat, Indonesia. Gunung ini terbentuk dari lava andesit dan piroklastik. Terdapat juga fumarol, kolam lumpur, dan mata air panas di sekitar danau kawah. Perubahan warna danau kawah dilaporkan pernah terjadi pada tahun 1913 dan 1921.

18. Gunung Karaha


Kawah Karaha adalah Lapangan fumarol di ujung utara dan lebih tua dari N-S tren gunung berapi rantai regional terdiri dari Galunggung volcano dekat Garut. Lapangan fumarol kawah Karaha meliputi daerah seluas 250 x 80 m dan berisi deposit belerang. Letusan terakhir Kawah Karaha gunung berapi tidak diketahui. Letusan disebabkan pada Mei tahun 1861 dilaporkan dalam katalog aktif gunung berapi di dunia (Neumann van Padang, 1951) mendiskreditkan oleh penulis lain (misalnya Global Volcanism Program, Smithsonian Institution).

19. Gunung Cereme


Gunung Ceremai adalah gunung berapi kerucut yang secara administratif termasuk dalam wilayah tiga kabupaten, yakni Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Posisi geografis puncaknya terletak pada 6° 53' 30" LS dan 108° 24' 00" BT, dengan ketinggian 3.078 m di atas permukaan laut. Gunung ini merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat. unung ini memiliki kawah ganda. Kawah barat yang beradius 400 m terpotong oleh kawah timur yang beradius 600 m. Pada ketinggian sekitar 2.900 m dpl di lereng selatan terdapat bekas titik letusan yang dinamakan Gowa Walet.

20. Gunung Slamet


Gunung Slamet (3.428 meter dpl.) adalah sebuah gunung berapi kerucut yang terdapat di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung Slamet terletak di antara 5 kabupaten, yaitu Kabupaten Brebes, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah. Gunung Slamet merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah serta kedua tertinggi di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru. Kawah IV merupakan kawah terakhir yang masih aktif sampai sekarang, dan terakhir aktif hingga pada level siaga medio-2009.

21. Gunung Dieng


Dieng adalah kawasan vulkanik aktif dan dapat dikatakan merupakan gunung api raksasa dengan beberapa kepundan kawah. Ketinggian rata-rata adalah sekitar 2.000 m di atas permukaan laut. Suhu berkisar 12—20°C di siang hari dan 6-10°C di malam hari. Pada musim kemarau (Juli dan Agustus), suhu udara dapat mencapai 0°C di pagi hari dan memunculkan embun beku yang oleh penduduk setempat disebut bun upas ("embun racun") karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.

22. Gunung Sindaro


Gunung Sindara, biasa disebut Sindoro, atau juga Sundoro (altitudo 3.150 meter di atas permukaan laut) merupakan sebuah gunung volkano aktif yang terletak di Jawa Tengah, Indonesia, dengan Temanggung sebagai kota terdekat. Gunung Sindara terletak berdampingan dengan Gunung Sumbing.
Kawah yang disertai jurang dapat ditemukan di sisi barat laut ke selatan gunung, dan yang terbesar disebut Kembang. Sebuah kubah lava kecil menempati puncak gunung berapi. Sejarah letusan Gunung Sindara yang telah terjadi sebagian besar berjenis ringan sampai sedang (letusan freatik).

23. Gunung Sumbing


Gunung Sumbing adalah gunung api yang terdapat di Pulau Jawa, Indonesia. Tegak setinggi 3.371 meter dari permukaan laut, gunung ini terletak di tiga kabupaten Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang, Temanggung, dan Wonosobo. Bersama-sama dengan Gunung Sindoro, Gunung Sumbing membentuk bentang alam gunung kembar, seperti Gunung Merapi dan Gunung Merbabu, apabila dilihat dari arah Temanggung. Celah antara gunung ini dan Gunung Sindoro dilalui oleh jalan provinsi yang menghubungkan kota Temanggung dan kota Wonosobo. Jalan ini biasa dijuluki sebagai ""Kledung Pass". Tidak diketahui pasti kapan gunung ini meletus, tetapi di puncaknya terdapat kawah yang masih aktif.

24. Gunung Ungaran


Gunung Ungaran adalah gunung berapi yang terletak di Pulau Jawa, Indonesia tepatnya di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Dengan ketinggian 2.050 meter, gunung ini adalah gunung tinggi pertama yang dilihat pengendara dari Semarang ke arah selatan, di sisi kanan (barat).

25. Gunung Telomayo


Gunung Telomoyo adalah gunung yang terletak di wilayah Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Gunung ini memiliki ketinggian 1.894 m dpl dan merupakan gunung api yang berbentuk strato (kerucut) tetapi belum pernah tercatat meletus. Ia terlihat dari kota-kota sekitar, seperti Salatiga, Ambarawa, dan Secang, Magelang. Gunung ini diapit oleh Gunung Merbabu, Gunung Andong, Gunung Sumbing, dan Gunung Ungaran. Ia terbentuk dari sisi selatan Gunung Soropati yang telah tererosi dan runtuh sejak Pleistosen. Akibat runtuhan ini, terbentuk cekungan berbentuk U. Gunung Telomoyo muncul di sebelah selatan depresi ini setinggi 600 m dari dasar cekungan.


26. Gunung Merbabu


Gunung Merbabu adalah gunung api yang bertipe Strato (lihat Gunung Berapi) yang terletak secara geografis pada 7,5° LS dan 110,4° BT. Secara administratif gunung ini berada di wilayah Kabupaten Magelang di lereng sebelah barat dan Kabupaten Boyolali di lereng sebelah timur dan selatan,Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang di lereng sebelah utara, Provinsi Jawa Tengah. Gunung Merbabu dikenal melalui naskah-naskah masa pra-Islam sebagai Gunung Damalung atau Gunung Pam(a)rihan. Di lerengnya pernah terdapat pertapaan terkenal dan pernah disinggahi oleh Bujangga Manik pada abad ke-15. Menurut etimologi, "merbabu" berasal dari gabungan kata "meru" (gunung) dan "abu" (abu). Nama ini baru muncul pada catatan-catatan Belanda. Gunung ini pernah meletus pada tahun 1560 dan 1797. Dilaporkan juga pada tahun 1570 pernah meletus, akan tetapi belum dilakukan konfirmasi dan penelitian lebih lanjut. Puncak gunung Merbabu berada pada ketinggian 3.145 meter di atas permukaan air laut.

27. Gunung Merapi


Gunung Merapi (ketinggian puncak 2.968 m dpl, per 2006) adalah gunung berapi di bagian tengah Pulau Jawa dan merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia. Lereng sisi selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sisanya berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang di sisi barat, Kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara. Kawasan hutan di sekitar puncaknya menjadi kawasan Taman Nasional Gunung Merapi sejak tahun 2004. Gunung ini sangat berbahaya karena menurut catatan modern mengalami erupsi (puncak keaktifan) setiap dua sampai lima tahun sekali dan dikelilingi oleh permukiman yang sangat padat. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali.[butuh rujukan] Kota Magelang dan Kota Yogyakarta adalah kota besar terdekat, berjarak di bawah 30 km dari puncaknya. Di lerengnya masih terdapat permukiman sampai ketinggian 1700 m dan hanya berjarak empat kilometer dari puncak. Oleh karena tingkat kepentingannya ini, Merapi menjadi salah satu dari enam belas gunung api dunia yang termasuk dalam proyek Gunung Api Dekade Ini (Decade Volcanoes).

28. Gunung Muria


Gunung Muria adalah sebuah gunung di wilayah utara Jawa Tengah bagian timur, yang termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Kudus di sisi selatan, di sisi barat laut berbatasan dengan Kabupaten Jepara, dan di sisi timur berbatasan dengan Kabupaten Pati.

29. Gunung Lawu


Gunung Lawu (3.265 m) terletak di Pulau Jawa, Indonesia, tepatnya di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Gunung Lawu terletak di antara dua kabupaten yaitu Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah dan Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Status gunung ini adalah gunung api "istirahat" (diperkirakan terahkir meletus pada tanggal 28 November 1885 dan telah lama tidak aktif, terlihat dari rapatnya vegetasi serta puncaknya yang tererosi. Di lerengnya terdapat kepundan kecil yang masih mengeluarkan uap air (fumarol) dan belerang (solfatara).

30. Gunung Wilis


Gunung Wilis adalah sebuah gunung non-aktif yang terletak di Pulau Jawa, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Gunung Wilis memiliki ketinggian 2.169 meter diatas permukaan laut (mdpl).

31. Gunung Kelud


Gunung Kelud (sering disalahtuliskan menjadi Kelut dalam bahasa Jawa; dalam bahasa Belanda disebut Klut, Cloot, Kloet, atau Kloete) adalah sebuah gunung berapi di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, yang tergolong aktif. Gunung ini berada di perbatasan antara Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang , kira-kira 27 km sebelah timur pusat Kota Kediri. Sebagaimana Gunung Merapi, Gunung Kelud merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia. Sejak tahun 1000 M, Kelud telah meletus lebih dari 30 kali, dengan letusan terbesar berkekuatan 5 Volcanic Explosivity Index (VEI). Letusan terakhir Gunung Kelud terjadi pada tahun 2014.

32. Gunung Butak


Gunung Butak adalah gunung api yang terletak di Malang dan Blitar, Jawa Timur. Gunung ini memiliki ketinggian 2.868 mdpl. Gunung Kawi memiliki kembaran seperti halnya Gunung Arjuno dan Gunung Welirang.

33. Gunung Arjuno


Gunung Arjuno (terkadang dieja Gunung Arjuna) adalah sebuah gunung berapi kerucut (istirahat) di Jawa Timur, Indonesia dengan ketinggian 3.339 m dpl.

34. Gunung Penanggungan


Gunung Penanggungan (dahulu bernama Gunung Pawitra) (1.653 m dpl) adalah gunung berapi kerucut (istirahat) yang terletak di Jawa Timur, Indonesia. Posisinya berada di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Mojokerto (sisi barat) dan Kabupaten Pasuruan (sisi timur), berjarak kurang lebih 55 km dari Surabaya. Gunung Penanggungan merupakan gunung kecil yang berada pada satu kluster dengan Gunung Arjuno dan Gunung Welirang yang jauh lebih besar.

35. Gunung Semeru


Gunung Semeru atau Sumeru adalah sebuah gunung berapi kerucut di Jawa Timur, Indonesia. Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Gunung Semeru juga merupakan gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia setelah Gunung Kerinci di Sumatera dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat[1]. Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko. Gunung Semeru secara administratif termasuk dalam wilayah dua kabupaten, yakni Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Gunung ini termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Semeru mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung. Posisi geografis Semeru terletak antara 8°06' LS dan 112°55' BT. Pada tahun 1913 dan 1946 Kawah Jonggring Saloka memiliki kubah dengan ketinggian 3.744,8 m hingga akhir November 1973. Disebelah selatan, kubah ini mendobrak tepi kawah menyebabkan aliran lava mengarah ke sisi selatan meliputi daerah Pronojiwo dan Candipuro di Lumajang.

36. Gunung Lemongan


Gunung Lemongan adalah sebuah gunung berapi tipe maar, di Jawa Timur. Gunung ini merupakan bagian dari kelompok Pegunungan Iyang. Puncaknya adalah Tarub (1.651 m). Gunung Lemongan termasuk dalam wilayah dua kabupaten, yaitu Lumajang dan Probolinggo. Gunung Lemongan dikelilingi 27 maar yang garis tengahnya berkisar antara 150 dan 700 meter. Beberapa maar mempunyai danau. Gunung Lemongan juga memiliki 60 puncak. Yang saat ini aktif terletak 650 meter di sebelah barat daya puncak Tarub. Danau, di antaranya Ranu Pakis, Ranu Klakah dan Ranu Bedali, terletak di lereng barat dan timur. Maar yang kering terletak terutama di lereng utara. Tidak diketahui letusan maar yang tercatat dalam sejarah. Gunung Lemongan sempat sangat aktif dari tahun 1799, letusan pertamanya yang tercatat dalam sejarah, sampai akhir abad ke-20.

37. Gunung Lurus


Gunung Lurus adalah gunung berapi kompleks berlokasi di Jawa Timur, Indonesia. Gunung ini terletak di pantai utara Jawa Timur, termasuk dalam kawasan Pegunungan Iyang.

38. Gunung Argapura


Gunung Argapura (sering dieja Gunung Argopuro) adalah sebuah gunung berapi kompleks yang terdapat di Jawa Timur, Indonesia. Gunung Argapura mempunyai ketinggian setinggi 3.088 meter. Gunung Argapura merupakan bekas gunung berapi yang kini sudah tidak aktif lagi. Gunung ini termasuk bagian dari Pegunungan Iyang, sehingga kompleks ini sering disebut Iyang-Argapura. Kompleks Iyang-Argapura merupakan kompleks gunung berapi raksasa yang mendominasi bentang alam antara Gunung Raung dan Gunung Lemongan di Jawa Timur, Indonesia. Di kompleks ini terdapat untaian lembah sedalam 1.000 m. unung Argapura merupakan puncak tertinggi dari Pegunungan Iyang serta berada pada posisi di antara Gunung Semeru dan Gunung Raung. Ada beberapa puncak yang dimiliki oleh gunung ini. Puncak yang terkenal bernama Puncak Rengganis / Welirang (topografichen Dienst 1928). Sedangkan puncak tertingginya berada pada jarak ± 200 m di arah selatan puncak Rengganis.

39. Gunung Raung


Gunung Raung (puncak tertinggi: 3.344 m dpl) adalah gunung berapi kerucut yang terletak di ujung timur Pulau Jawa, Indonesia. Secara administratif, kawasan gunung ini termasuk dalam wilayah tiga kabupaten di wilayah Besuki, Jawa Timur, yaitu Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember. Secara geografis, lokasi gunung ini berada dalam kawasan kompleks Pegunungan Ijen dan menjadi puncak tertinggi dari gugusan pegunungan tersebut. Dihitung dari titik tertinggi, Gunung Raung merupakan gunung tertinggi kedua di Jawa Timur setelah Gunung Semeru, serta menjadi yang tertinggi keempat di Pulau Jawa. Kaldera Gunung Raung juga merupakan kaldera kering yang terbesar di Pulau Jawa dan terbesar kedua di Indonesia setelah Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat[1]. Terdapat empat titik puncak, yaitu Puncak Bendera, Puncak 17, Puncak Tusuk Gigi, dan, yang tertinggi, Puncak Sejati (3.344 m)

40. Gunung Ijen


Gunung Ijen adalah sebuah gunung berapi aktif yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Indonesia. Gunung ini mempunyai ketinggian 2.443 m dan telah beberapa kali meletus. Letusan terakhir terjadi pada tahun 1999. Salah satu fenomena alam yang paling terkenal dari Gunung Ijen adalah kawah yang terletak di puncaknya.

41. Gunung Baluran


Gunung Baluran adalah sebuah gunung di Jawa Timur, Indonesia. Gunung Baluran berketinggian 1.247 meter di atas permukaan laut. Gunung ini secara administratif termasuk dalam wilayah Kabupaten Situbondo. Gunung ini merupakan gunung paling timur di Pulau Jawa dan berada di dalam kawasan Taman Nasional Baluran.

Tipe-Tipe Gunung Api yang ada di Pulau Jawa

Seismisitas Pulau Jawa

Gambar Koordinat episentrum-episentrum gempa di sekujur pulau Jawa hingga 2007 TU.

Nampak dua lokasi di zona subduksi yang telah melepaskan gempa besar dan tsunaminya. Masing-masing di sebelah timur (sumber gempa besar Banyuwangi 1994) dan sebelah barat (sumber gempa Pangandaran 2006). Nampak pula dua lokasi jarang gempa (ditandai garis putus-putus), masing-masing di selatan Jawa Barat dan selatan Jawa Tengah (ditandai sebagai seismic gap). Dua lokasi tersebut diprediksi bakal menjadi sumber gempa besar dan tsunami mendatang. Sumber: Natawidjaja, 2007.

REFERENSI :

1. Megatrust. (2014, 26 Desember). Menuju Kebumen Siaga Tsunami. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2015, dari https://ekliptika.wordpress.com/tag/megathrust/.


2. Mualmaul. (2009, 7 Oktober). Sejarah Geologi Zona Pegunungan Selatan Jawa Timur. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2015, dari https://wingmanarrows.wordpress.com/2009/10/07/sejarah-geologi-zona-pegunungan-selatan-jawa-timur/

 

BENCANA GEOLOGI DI KALIMANTAN

03 November 2015 20:56:40 Dibaca : 2430

Tugas : Geologi Indonesia

BENCANA GEOLOGI DI KALIMANTAN

 

Oleh :


Kelompok IV


1. Jasmin Hamzah


2. M. Zulkarnain Ismail


3. Fatmawati Mauntie


4. Ramlawati Hasan

Dosen Pengampu :


Intan Noviantari Manyoe, S.Si., M.T

 

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN ILMU TEKNOLOGI KEBUMIAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


GORONTALO


2015

 

 

BENCANA GEOLOGI DI KALIMANTAN

a. Seismisitas Kalimantan


Jika dibandingkan dengan kawasan lain di Indonesia yang berhadapan langsung dengan zona tumbukan lempeng, seperti Pulau Jawa dan Sumatera, lanjut Irwan, Pulau Kalimantan memang relatif aman gempa. “Kalau perspektif ancaman bencana, risiko gempa di Kalimantan bisa dibilang rendah. Namun, tak berarti Pulau Kalimantan sepenuhnya aman gempa, terutama di utara, seperti Sabah. Adanya Gunung Kinabalu yang cukup tinggi menunjukkan jejak pergerakan tektonik di sana,” ujarnya.

Irwan mengatakan, gempa berkekuatan M6 bisa menimbulkan kerusakan dan memicu korban jika tak diantisipasi. “Kalau bangunan dibangun tepat di atas zona sesar, tentu kemungkinan hancurnya tinggi,” katanya.

Peta kegempaan (seismisitas) di Indonesia periode 1973-2010 (Sumber: BMKG)

Geolog dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Eko Yulianto, mengatakan, pada prinsipnya, seluruh wilayah Bumi bisa dilanda gempa. Soal frekuensi, biasanya tergantung dari aktif atau tidaknya zona sesar, yang biasanya ditandai jauh atau dekatnya dengan zona tumbukan lempeng bumi. “Seperti Sesar Lembang di Bandung dianggap sebagian ahli tidak aktif. Padahal, itu hanya masalah berapa lama mengumpulkan energi hingga bisa melewati daya elastis batuan yang menguncinya,” ujarnya.

Studi Kasus Kegempaan di Kalimantan

Pulau kalimantan merupakan salah satu pulau terbesar di indonesia. Dari bencana – bencana alam yang pernah terjadi di indonesia pulau kalimantan termasuk pulau yang rawan akan bencana alam ada pun bencana geologi yang pernah terjadi di kalimantan beberapa waktu yang lalu yaitu ;
a. Gempa bumi di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur pada tanggal 22 November 2009


Gempa pertama terjadi pada pukul 04:34:31 Wita dengan pusat gempa terletak pada 1°75' Lintang Selatan dan 116°08' Bujur Timur (100 kilometer arah Barat DayaBalikpapan) pada kedalaman 10 kilometer, dengan kekuatan 4,7 Skala Richter (SR).


Kemudian, gempa kedua terjadi pada pukul 18:59:42 Wita. Pusat gempa terletak pada 1°76' Lintang Selatan dan 116°08' Bujur Timur (98 Kilometer Barat Daya Balikpapan) dengan kedalaman 10 kilometer dan kekuatan 4,3 SR. Gempa dirasakan di wilayah kecamatan Long Ikis, Paser. Akibatnya, sejumlah rumah, sekolah, dan tempat ibadah dilaporkan rusak. Bisa dikatakan, gempa ini merupakan gempa bumi pertama yang mengguncang wilayah Kalimantan pada abad modern ke-21 karena sebelumnya Pulau Kalimantan dikenal sebagai satu-satunya kawasan di Indonesia yang bebas dari gempa. Kepala Stasiun Geofisika Balikpapan Ronny Wattimena membenarkan bahwa telah terjadi gempa di Kaltim. Dari catatan pihaknya, kemarin telah terjadi gempa sebanyak dua kali dan dirasakan di wilayah Longikis. Gempa pertama terjadi pada pukul 04:34:31 Wita dengan pusat gempa 1°75' Lintang Selatan Selatan dan 116°08' Bujur Timur (100 kilometer Barat Daya Balikpapan) pada kedalaman 10 kilometer dengan kekuatan 4,7 Skala Richter (SR). Kemudian, gempa kedua terjadi pada pukul 18:59:42 Wita. Pusat gempa pada 1°76' Lintang Selatan-116°08' Bujur Timur (98 Kilometer Barat Daya Balikpapan) dengan kedalaman 10 kilometer dan kekuatan 4,3 SR, juga dirasakan di Longikis. Menurutnya, gempa tersebut terjadi karena pengaruh pergerakan patahan bumi yang kecil-kecil, namun sudah lama tidak aktif. Dan, kemungkinan baru saat ini aktif. Patahan tersebut memiliki jalur dari Sulawesi Selatan ke arah Balikpapan. Diperkirakan patahan gempa terjadi di Longikis tersebut.


b. Gempa Tarakan, Kalimantan Utara 5,6 SR – 20 Januari 2015


Berdasarkan informasi yang diperoleh dari BMKG Jakarta sebagai berikut:


Gempa bumi terjadi pada hari Selasa tanggal 20 Januari 2015 pukul 00:19:48 WIB. Menurut BMKG pusat gempa bumi berada pada koordinat 4,57°LU dan 119,87°BT, dengan magnituda 5,6 SR pada kedalaman 10 km, berada pada jarak 289 km Timur Laut Tarakan. Sementara berdasarkan USGS, pusat gempa bumi berada pada koordinat 4,624°LU dan 119,76°BT, dengan magnituda 5,5 SR pada kedalaman 11 km. Kondisi geologi daerah terkena gempa bumi: Wilayah Kalimantan Utara yang terdekat dengan Sumber gempa bumi tersusun oleh batuan berumur Mesozoikum berupa perselingan batulempung, batulanau dan sepih sangat keras dengan sisipan tuf. Batuan ini termasuk formasi Bengara yang merupakan endapan turbidit distal di laut dalam. Goncangan gempa bumi akan terasa kuat pada daerah yang tersusun oleh endapan Kuarter berupa endapan aluvial, endapan pantai, endapan rombakan gunungapi serta endapan berumur Tersier yang telah mengalami pelapukan. Endapan tersebut bersifat urai, lepas, belum terkonsolidasi (unconsolidated) dan memperkuat efek goncangan gempa bumi. Penyebab gempa bumi kejadian gempa bumi ini disebabkan aktivitas sesar berarah baratdaya – timur laut anatara Pulau kalimantan dan Filipina.

a. Gunung Api Purba Di Singkawang


Kota Singkawang dibangun seluruhnya oleh suatu dasar/fondasi batuan granit dan granodiorit yang sangat luas. Kedua jenis batuan ini tersebar meluas, sehingga dapat diperkirakan bahwa seluruh kota Singkawang dan sekitarnya, bahkan sebagian besar wilayah Kalimantan Barat sungguh dahulu sebagai dapur magma pada kedalaman ribuan meter dibawah tanah. Dapur magma merupakan tempat sumber magma, tempat memasak cairan liat, pijar mengandung silika, aluminium dan magnesium dengan panas hingga 2600oC. Kapan, bagaimana keadaan gunung berapi saat itu dan bukti-bukti nyata, dapat dikenali di seluruh wilayah kota Singkawang serta dapatkah diupayakan adakah pemanfaatan untuk membangun kota ini?


Secara morfologis, kota Singkawang memiliki wilayah hamparan, dataran berbukit, bukit terisolir, pesisir pantai, dan laut lepas sebagai aset bagi pemerintahan kota, telah menjadi modal dasar pemandangan yang indah bagi pengembangan potensi wisata. Saat ini gunung-gunung berbentuk kerucut atau semi-kerucut merupakan sisa proses pelapukan dan erosi permukaan pada tubuh gunung yang secara alamiah membentuk kemiringan lereng. Dengan dasar batuan atau fondasi, morfologi dan tutupan vegetasi tersebut, maka tingkat kerentanan/longsoran berada pada tingkat sedang sampai rendah, karena memiliki elevasi sekitar 250 meter di atas muka laut. Daerah sepanjang pantai kota Singkawang sangat mudah terjadi abrasi pantai karena laut pasang/rob dengan ombak besar.


Potensi yang ada dalam sektor pariwisata di Singkawang dikarenakan kondisi morfologis yang menjadi berpotensi untuk dikembangkan baik secara kualitas dan kuantitas yang lebih baik. Saat ini terdapat beberapa potensi pariwisata yang sudah dikembangkan, diantaranya objek bukit taman wisata Rindu Alam, dengan Sinka Island Park dan Sinka Zoo, Taman Bukit Bougenville, Taman Thidayu yang menempati di daerah berbukit. Ke arah laut lepas bisa dinikmati wisata pantai bukit Pantai Pasir Panjang, Pantai Pasir Pendek. Selanjutnya daerah dataran di pusat kota menjadi Pasar Hongkong dan Vihara Tri Dharma Bumi Raya, serta banyak lagi vihara tempat peribadatan.


Pada kedua pantai ini pula terdapat gundukan batu-batu hingga di tengah laut sekalipun, bahkan terdapat gunung-gunung di lepas pantai. Bagaimana merunut sejarah bebatuan tersebut? Apakah gunung-gunung tersebut aktif dan dapat meletus sebagaimana gunung-gunung di pulau Sumatra, Jawa, Sulawesi dan Maluku? Gunung-gunung dan dasar batuan yang terdapat di kota Singkawang bahkan menyebar hampir seluruh Kalimantan Barat dan perairan lepas pantai tersebut berupa batuan granit dan granodiorit, asal magma berjenis asam, namun kini telah mati total. Proses pelapukan granit secara terus menerus menghasilkan pasir kuarsa yang berwarna putih, menyerupai kristal gula pasir. Hasil pelapukan yang lebih lanjut lagi dari pasir kuarsa membentuk endapan kaolin, bahan baku pembuat keramik yang sangat kuat dan keras.Sebagai dapur magma gunung api purba, kota Singkawang dan sekitarnya di beberapa tempat bisa dijumpai endapan emas placer, hasil pelapukan batuan granit. Hanya saja, nilai ekonomis endapan placer tersebut perlu diteliti lebih lanjut. Ini dimaksudkan agar penambang perlu diberikan pengarahan cara penambangan emas yang baik dan benar, tanpa menggunakan bahan kimia seperti larutan air raksa yang akan menamatkan semua kehidupan yang dilalui aliran sungai tersebut, bahkan hingga 30 sampai 50 tahun mendapat baru bisa dipulihkan keadaannya.


Salah satu potensi wisata yang dicontohkan sebagai gunung berapi purba adalah Taman Gunung Rindu Alam, yang sebagian telah dilengkapi dengan prasarana jalan hingga menuju ke puncak gunung. Di puncak udara semakin sejuk dan sudah tersedia tempat berteduh, kursi-kursi panjang untuk melepas lelah dan tangga menuju ke puncak gunung. Batuan granit dan granodiorit pembentuk gunung ini masih dapat dijumpai blok-blok besar dengan warna segar dan warna lapuk. Warna segar kedua batuan tersebut yakni putih berbintik hitam. Warna putih berupa kristal kuarsa yang sangat keras, bintik-bintik hitam merupakan mineral hornblende yang lebih lunak. Warna lapuk umumnya berupa tanah yang berwarna merah kotor. Tanah hasil lapukan lebih lanjut berwarna merah tua dan menjadi lumpur apabila bercampur air permukaan.


Sebagai pembangun gunung Rindu Alam, batuan granit dan granodiorit masif (padat, mampat) tersebut telah mati. Bentuk gunung berapi purba tersebut diperkirakan berumur paling tua sekitar 80 juta tahun lalu atau zaman kapur. Tentunya gunung ini dulunya juga mengalami letusan atau erupsi sebagaimana yang kita lihat saat ini di gunung Merapi di Jawa Tengah dan D I Yogyakarta. Terdapat bukti-bukti erupsi gunung api purba Rindu Alam yang dapat dilihat pada batuan yang berada di puncak gunung. Batuan tersebut berwarna abu-abu yang berlobang kecil dan merata kesemua permukaan, berdiameter antara 2 dan 5 milimeter. Batuan berlobang tersebut disebut sebagai hasil lava yang mengalir dari puncak kaldera/lobang kepundan. Lobang-lobang bekas keluarnya gas saat lava panas pijar bersuhu 1200 derajat celcius mengandung gas tersebut keluar dari permukaan atau lobang kepundan. Ketika lava mencapai permukaan gunung, suhu yang mendadak dingin di permukaan menyebabkan bagian luar lava segera membeku, namun di bagian dalamnya masih berupa cairan liat pijar serta banyak mengandung gas. Lobang-lobang tersebut tempat meletupnya gas-gas di permukaan lava, sehingga membatu dan membentuk batuan yang berlobang kecil. Lobang tersebut dikenal sebagai skoria (tempat keluarnya gas).


Gunung Sari di tengah kota membentuk morfologi kerucut, juga dibangun oleh batuan granit dan granodiorit tersebut menjadi aset wisata gunung kota Singkawang. Tak ayal, investor melihat potensi ini bisa dijadikan Rindu Alam, rindu alam lainnya. Dengan catatan, tidak banyak penebangan pohon berkayu di gunung-gunung tersebut. Ini merupakan upaya sehat selain untuk mempertahankan kesejukan udara, hijaunya kawasan wisata, terpeliharanya kelerengan dan terjaganya simpanan (cadangan) air tanah yang bersih dan sehat. Jadi lengkaplah bukti-bukti adanya gunung api purba yang terbentuk sekitar zaman kapur, membentuk dapur magma, dan hasil letusan gunung berapi. Adapun lobang kepundan atau kaldera berada di puncak gunung Rindu Alam. Ke arah lepas pantai, bisa dinikmati Pantai Pasir Panjang dan Pasir Pendek, merupakan deretan pantai yang bisa dilihat jelas dari gunung Rindu Alam. Kedua pantai ini sering berair keruh karena masuknya sedimen dari gunung-gunung sekitarnya yang dibawa oleh aliran air sungai permukaan.

 

REFERENSI

1. Anonim.(18 November 2014).Gempa Bumi Kalimantan Selatan 2012. Di Akses Pada Tanggal 20 Oktober 2015. Dari.http//id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_Kalimantan_selatan_2012

2. Anonim. (2015, 20 Januari). Tanggapan Gempa Tarakan, Kalimantan Utara - 5.6 Sr - 20 Januari 2015. Diakses pada tanggal 16 Oktober 2015, dari http://www.vsi.esdm.go.id/index.php/gempabumi-a-tsunami/kejadian-gempabumi-a-tsunami/686-tanggapan-gempa-tarakan-kalimantan-utara-56-sr-20-januari-2015.

3. Izy. (2010, 2 Desember). Erupsi Gunung Merapi Purba di Singkawang. Diakses pada tanggal 16 oktober 2015, dari http://visit-singkawang.blogspot.co.id/2010/12/erupsi-gunung-merapi-purba-di.html.

4. Siswanto Tanuatmojo. (2015, 7 juni). Kegempaan Kalimantan. Diakses pada tanggal 16 Oktober 2015, dari http://syx-gf.blogspot.co.id/2015/06/gempa-sabah-kalimantan-tak-sepenuhnya.html


5. Wikipedia. (2014, 18 November). Gempa Bumi Paser 2009. Diakses pada tanggal 16 Oktober 2015, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_Paser_2009

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong