A. Tujuan

1. Untuk morfologi bakteri2. Untuk mempelajari morfologi jamur (Kapang dan Khamir)

B. Alat dan Bahan

 C. Hasil dan Pembahasan

Bakteri merupakan mikroorganisme yang sangat beragam dengan peran yang signifikan dalam ekosistem. Memahami karakteristik dan perilaku mereka sangat penting dalam bidang kesehatan, industri, dan lingkungan. Praktikum ini menunjukkan bagaimana teknik identifikasi dan kultur digunakan untuk mempelajari bakteri, dan juga menggarisbawahi pentingnya menjaga kontrol dalam eksperimen untuk mendapatkan hasil yang akurat.

Pada praktikum ini, kita mengamati beberapa bentuk bakteri. Sebelum mengamati bakteri kita melakukan proses penumbuhan bakteri di media agar melibatkan beberapa langkah penting, media agar disiapkan dengan mencampurkan agar nutrisi, dan bubuk powder serta air. Campuran ini kemudian dipanaskan hingga agar larut, sebelum dituangkan ke dalam wadah (cawan petri) dan didinginkan hingga mengeras. Setelah media agar didinginkan dan disterilkan, bakteri yang ingin ditumbuhkan diinokulasi ke dalam media tersebut. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan loop inokulasi untuk mengambil koloni bakteri dan menyebarkannya di permukaan agar, cawan petri yang telah diinokulasi kemudian diletakkan dalam inkubator pada suhu yang sesuai untuk pertumbuhan bakteri. Waktu inkubasi bervariasi, biasanya antara 24 hingga 48 jam, tergantung pada jenis bakteri.

Bakteri dapat diklasifikasikan berdasarkan morfologinya menjadi, Coccus berbentuk bulat, contohnya Staphylococcus aureus, bacillus berbentuk batang, seperti escherichia coli, Spirillum berbentuk spiral, contohnya treponema pallidum. Media yang digunakan selama praktikum meliputi media Padat (misalnya agar nutrisi) untuk isolasi bakteri.

 

Jamur adalah organisme yang beragam dengan peran penting dalam ekosistem, termasuk dalam dekomposisi, produksi makanan, dan sebagai sumber obat. Pemahaman tentang karakteristik dan perilaku jamur sangat penting untuk berbagai aplikasi di bidang kesehatan, industri, dan lingkungan.

Ambil potongan kecil roti yang sudah berjamur. Pastikan menggunakan bagian yang memiliki pertumbuhan jamur yang jelas. Dengan menggunakan pinset atau spatula yang bersih untuk menghindari kontaminasi.Tempatkan potongan roti yang berjamur di atas slide mikroskop. Penambahan Pewarna (Opsional) Untuk meningkatkan kontras, Anda bisa menambahkan sedikit pewarna (seperti lactophenol cotton blue atau methylene blue) pada sampel. Ini membantu memperjelas struktur sel jamur.

dengan hati-hati letakan cover glass di atas sampel untuk menghindari gelembung udara. Pengaturan Mikroskop dapat mengatur mikroskop pada tingkat pembesaran rendah (seperti 10x) untuk menemukan sampel, lalu pindah ke pembesaran lebih tinggi (seperti 40x atau 100x) untuk melihat detailnya.

Morfologi jamur dapat diklasifikasikan berdasarkan struktur morfologinya, seperti fungi Multiseluler contohnya jamur tiram (Pleurotus ostreatus) dan jamur putih (Agaricus bisporus), yang memiliki hifa (serat) yang membentuk tubuh buah, fungi Uniseluler contohnya ragi (Saccharomyces cerevisiae), yang biasanya berbentuk bulat atau oval.

Selama praktikum, jamur dapat dikultur menggunakan media cair digunakan untuk memperbanyak koloni jamur. Pemilihan media ini penting untuk mendukung pertumbuhan jamur yang berbeda. Metode Pewarnaan dengan menggunakan teknik seperti pewarnaan lactophenol cotton blue untuk mengamati morfologi hifa, spora, dan struktur lainnya di bawah mikroskop.

 

A. Tujuan

  1.  Mengidentifikasi istilah gen lokus genotip fenotip genom dominan dan resesif
  2.  Menyusun persilangan dengan suatu sifat beda (monohibrid)
  3.  Menyusun persilangan dengan dua sifat beda (dihibrid)

B. Alat dan Bahan

  1.  Wadah 2 buah
  2.  Kancing genetika

C. Cara Kerja

  1. Sediakan model gen masing-masing 20, buah Lalu Tandai wadah yang satu dengan huruf A dan lainnya dengan huruf B.
  2. Masukkan wadah A dan B masing-masing 10 buah model gen kemudian dikocok selama beberapa menit agar kedua model gen tercampur.
  3. Dengan mata tertutup Ambillah secara serentak model gen dari wadah berulang kali sampai habis.
  4. Amatilah mode gen yang terambil kemudian catatlah kode susunan gen itu ke dalam tabel hasil pengamatan.
  5. Lakukan hal yang sama untuk dua sifat beda yaitu setiap orang praktikum menerima 2 buah contoh masing-masing berisi 16 kancing genetik yang terdiri dari :
  •  4 merah-hijau (RB) Bunga Merah, Buah Bulat
  •  4 merah-hitam (Rb) Bunga merah, Buah oval
  •  4 putih-hijau (rB) Bunga putih, Buah bulat
  •  4 putih-hitam (rb) Bunga putih, Buah oval
  1.  Kantung itu diumpamakan alat kelamin individu (RrBb) dihibrid sedangkan kombinasi kancing seperti tersebut di atas merupakan gamet gamet yang dibentuk oleh dihibrid itu.
  2.  Ambillah dengan menggunakan tangan kiri digantung kiri dan dengan tangan kanan digantung kanan pada wadah yang bersamaan sebuah kombinasi kancing pertukaran dari kedua kombinasi kancing di kedua belah tangan anda merupakan zogot.
  3. Catatlah hasil yang anda peroleh di kertas buram setelah dicatat hasilnya kembalikan kombinasi Kancing itu ke dalam kantung asalnya kemudian kocoklah agar kombinasi dari kantong itu tercampur kembali.
  4. Ulangi pengambilan kombinasi kancing seperti diterangkan di muka sampai berjumlah 80 kali akan tetapi harus selalu diingat bahwa sebelum mengambil komunikasi kancing dari kantung kembalikan terlebih dahulu kombinasikan yang telah anda ambil itu ke dalam kantung asalnya dan kocok lah catatlah hasil yang anda peroleh setiap kali

D. Dokumentasi dan Pembahasan

      

 

   

Persilangan monohibrid adalah persilangan dengan satu sifat beda. Maksudnya adalah pada persilangan ini, kita hanya memperhatikan satu sifat saja, Sebagai salah satu kesimpulan dari percobaan monohobrid, mendel menyatakan bahwa setiap sifat organisme ditentukan oleh faktor yang disebut gen. faktor tersebut kemudian diwariskan dari satu generasi kegenerasi berikutnya. Dalam setiap gen terdapat dua faktor (sepasang) untuk masing-masing sifat, yang kemudian didapati atau dikenal dengan istilah 2 alel. Satu faktor berasal dari tetua jantan dan satu lagi berasal dari tetua betina. Dalam penggabungan tersebut setiap faktor tetap untuk dan selalu mempertahankan identitasnya, pada saat pembentukan gamet setiap faktor dapat dipisah kembali secara bebas. Peristiwa ini kemudian dikenal sebagai hokum mendel I yaitu hokum segregasi. Tujuan praktikum ini yaitu untuk membuktikan perbandingan mendel F2 persilangan monohibrid dengan perbandingan mendekati 3:1 antara jumlah monohobrid dengan cirri dominan : resesif. Pada persilangan monohibrid kancing genetika berwarna merah merupakan warna merah, kancing genetika warna putih tetap warna putih.

Persilangan dihibrid adalah persilangan dua sifat beda. Pada persilangan dihibrid kami mencoba untuk menyilangkan dua sifat beda yaitu warna dan bentuk. Dimana warna adalah warna Merah dan Kuning, sedangkan bentuk adalah bulat dan lonjong. Pada persilangan dihibrid kancing genetika berwarna merah merupakan warna merah, kancing genetika warna kuning tetap warna kuning, kancing genetika warna hijau adalah bulat sedangkan kancing genetika warna hitam merupakan bentuk lonjong dengan maksud untuk membuktikan percobaan hukum Mendel II dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1. Pada percobaan ini dihasilkan fenotip setelah persilangan adalah merah-bulat, merah-oval, kuning-bulat, dan kuning-oval. Dengan perbandingan genotipnya adalah 13 : 17 : 11 : 8 atau 3 : 3 : 2 : 1. Hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan hukum Mendel II. Kemungkinan akan mendapatkan hasil yang sesuai jika melakukan percobaan beberapa kali.

A. Tujuan

1. Mengenal fase-fase mitosis dengan mengamati letak kromosom

2. Mengenal tahapan dalam pembuatan preparat metode squash yang digunakan dalam pengamatan mikroskop

 

B. Alat dan Bahan

1. Ujung akar bawang merah (Allium Cepa L.)

2. Botol flakon

3. Alkohol 70%

4. Acetocarmin

5. H2O

6. Cutter berkarat

7. Tisu

8. Gelas benda dan gelas penutup

10. Bunsen

11. spritus

 

C. Cara kerja

1. Umbi bawang diletakkan pada cawan petri yang berisi air hingga akarnya tumbuh.

2. Potong ujung akar yang telah tumbuh dengan Silet ambil bagian yang berwarna putih

3. Letakkan ke dalam gelas arloji dan menambahkan alkohol 70% dan dibiarkan terendam selama 2 menit

4. Setelah 2 menit alkohol 70% dihisap dengan kertas hisap

5. Rindam akar ke dalam larutan H2O selama 5 menit

6. Ambil potongan akar bawang merah dari gelas arloji memotong bagian ujung akar dan meletakannya pada kaca benda

7. Langkah selanjutnya yaitu tetesi dengan larutan acetocarmin lalu dicaca dengan Silet berkarat kemudian ditutup dengan kaca penutup

8. Preparat diletakkan di atas lampu spiritus selanjutnya menggilasnya dengan jempol atau pensil yang tumpul

9. Amati tahap pembelahan mitosis di bawah mikroskop

 

D. Dokumentasi dan Pembahasan

    

 

Fase profase adalah langkah kritis dalam mitosis di mana kromosom mulai memadat dan menjadi lebih mudah diamati di bawah mikroskop. Kromosom yang terlihat dalam bentuk kromatid saudara mencerminkan keberhasilan replikasi DNA yang terjadi selama interfase.     

Pada fase profase, kromosom mulai terlihat jelas sebagai struktur yang padat dan pendek. Kromosom yang telah menggandakan diri terlihat dalam bentuk pasangan kromatid yang dihubungkan oleh sentromer Membran inti mulai menghilang, dan benang spindle (spindle fibers) mulai terbentuk dari sentriol yang bergerak menuju kutub sel. Beberapa sel mungkin menunjukkan kromosom yang tampak tidak teratur atau terjerat, yang menunjukkan bahwa proses kondensasi kromosom sedang berlangsung.

Pada fase telofase, kromosom telah bergerak ke kutub sel yang berlawanan. Setiap kelompok kromosom yang berada di kutub mulai mengalami dekondensasi kembali menjadi kromatin. Membran inti baru terbentuk di sekitar masing-masing kelompok kromosom, sehingga membentuk dua inti sel yang terpisah. Sitokinesis juga dimulai pada fase ini, dengan pembentukan cekungan pembelahan (cleavage furrow) pada sel hewan atau dinding sel baru pada sel tumbuhan.

terbentuknya membran inti baru adalah indikator bahwa pembelahan sel hampir selesai. Hal ini menunjukkan bahwa informasi genetik telah dipisahkan dengan baik ke dalam dua kelompok kromosom

A. Tujuan 

  • Mengamati proses terjadinya difusi dan osmosis

B.  Alat dan Bahan

- Difusi

1. Isilah gelas beaker dengan aqudest 50ml

2. Tetes pewarna sebanyak 10 tetes ke dalam gelas beaker yang berisi aquadest. amati penyebaran warna biru dari eosin tanpa pengadukan

3. Catatlah berapa lama waktu dari warna biru eosin 

4. lakukan percobaan diatas dengan menggunakan CuSO4 sebanyak 1 sendok spatula

5. ulangi per cobaan deangan eosi  dan CuSO4 dengan ukuran yang sama seperti semula, tetapi setelah itu larutan segera diaduk. lakukan percoban ini satu persatu

 

- Osmosis

1. ambilah tuber dari solanum tuberosum, tusuk dengan stinles still kemudian potong sepanjang 2cm

2. dengan cepat bilaslah menggunakan aquadest dan segera keringkan dengan kertas penghisap dan timbanglah (sebagai berat awal)

3. selanjutnya masukan irisan  kentang ke dalam larutan NaCl dengan konsentrasi (30%, 40%, 50%) selama 60 menit

4. setelah irisan durendam dalam larutan NaCl keluarkanlah irisan kentang dari gelas lalu keringkan dengan kertas penghisap sebentar dan ukurlah panjang irisan            kentang serta bobot basah irisan kentang tersebut.

 

C. Hasil 

- Difusi

 

- osmosis

 

 

D. Pembahasan

Dalam proses difusi, molekul-molekul zat akan bergerak secara acak mengikuti gradien konsentrasi. Difusi terjadi karena molekul memiliki energi kinetik, yang membuat mereka bergerak terus menerus. Dalam eksperimen ini, pewarna (atau zat apapun yang digunakan) akan bergerak dari daerah konsentrasi pewarna yang tinggi (dekat tempat pewarna dimasukkan) ke daerah dengan konsentrasi pewarna yang lebih rendah (di seluruh larutan). Kecepatan difusi dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti suhu, ukuran molekul, dan medium di mana zat tersebut tersebar. Ketika suhu meningkat, energi kinetik molekul meningkat, menyebabkan mereka bergerak lebih cepat dan proses difusi menjadi lebih cepat.

 

Osmosis adalah proses difusi yang melibatkan air sebagai pelarut yang melewati membran semipermeabel. Membran ini hanya memungkinkan molekul-molekul kecil seperti air untuk melewati, sementara molekul yang lebih besar seperti garam tidak dapat menembusnya. Dalam percobaan menggunakan kentang dan larutan garam, air dari dalam sel kentang berpindah ke luar melalui membran sel menuju larutan garam yang memiliki konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi. Akibatnya, sel-sel dalam kentang kehilangan air dan menyusut, menyebabkan tekstur kentang menjadi lebih keras dan kering

 

Baik difusi maupun osmosis adalah proses transportasi pasif, yang berarti mereka tidak memerlukan energi eksternal dan terjadi secara alami mengikuti gradien konsentrasi. Difusi berlaku untuk perpindahan molekul secara umum, sedangkan osmosis secara spesifik melibatkan perpindahan air melalui membran semipermeabel.

 

 

Analisis Perbedaan Struktur Sel Hewan dan Tumbuhan

22 September 2024 21:55:19 Dibaca : 20

A. Tujuan

  1. Menjelaskan struktur sel hewan dan sel tumbuhan 
  2. Menyebutkan bagian-bagian sel hewan dan tumbuhan
  3. menjelaskan perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan

B. Alat dan Bahan

  1. Mikroskop      
  2. Pipet tetes
  3. Gelas objek
  4. Gelas penutup
  5. Tusuk gigi
  6. Selaput dalam umbi Allium Cepa
  7. Aquades
  8. Mukosa pipi

C. Prosedur Kerja

  1. Pembuatan Preparat Tumbuhan
  • Dengan menggunakan pinset, ambilah selaput bagian dalam umbi lapis yang berwarna putih dari bawang merah.
  • Letakkan selaput tipis tadi pada gelas objek
  • Teteskan aquadset, kemudian tutuplah dengan gelas penutup
  • Amatilah di bawah mikroskop dan gambarlah 2 atau 3 sel serta berikan keterangan dari bagian-bagian sel yang nampak.

 

     b. Pembuatan Preparat hewan

  • Gunanakan tusuk gigi untuk mengorek secara perlahan-lahan bagian dala  pipi
  • Setelah didapat bagian mukosa pipi letakkan diatas kaca preparat
  • Teteskan aquadest, kemudian tutup gelas penutup
  • Amati dibawah mikroskop

 

D. Hasil dan Pembahasan

 1. Allium cepa

  

 Diambil dari selaput bawang putih merah untuk melihatnya dengan jelas kita memerlukan mikroskop cahaya.

2. Mukosa pipi

 

Diambil dar mukosa pipi manusia untuk melihat struktur sel hewan dibawah mikroskop.

 

 

 

 

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong