Anak Adalah Asas Sebuah Bangunan

10 September 2013 12:43:56 Dibaca : 553

Dalam salah satu pesannya, Imam Hasan Al-Banna mengatakan, "Seandainya dapat, saya ingin sekali menyampaikan dakwah ini kepada setiap anak yang dilahirkan."
Mendidik anak dengan manhaj islami merupakan fondasi berdirinya sebuah masyarakat yang islami, karena mendidik anak dengan manhaj yang islami berarti mempersiapkan generasi yang siap mengemban risalah dakwah dan menegakkan bendera Islam.
Anak merupakan batu pertama bagi pembentukan sebuah masyarakat islami, yang ia terlahir dalam keadaan fitrah. Seorang anak bagaikan lembaran kertas putih yang masih bersih. Oleh karena itu, kita harus bersegera menuliskan ketaqwaan dan akhlak islami pada kertas itu sebelum didahului dan ditulisi dengan tulisan yang menyesatkan oleh orang lam. Seorang anak akan tetap terpikat kepada orang yang memperlakukannya sesuai dengan tabiatnya sebagai anak. Ia akan merasa bahawa ia berada dalam naungan kasih sayang orang tuanya sendiri.
Diceritakan bahawa jika Rasulullah bertemu dengan anak kecil, beliau berhenti dan menunduk seraya menyapanya dengan lembut serta mengusap kepalanya dengan

penuh kasih sayang. Perhatian ini diberikan oleh Rasulullah kerana beliau mengetahui bahawa seorang anak sangat memerlukan perlakuan semacam ini, sebagaimana tetesan embun yang menyibak taman bunga, sehingga bunga-bunga itu merasakan kesegaran dan "kebahagiaan", serta merekah dengan secercah keindahan.
Bertolak dari sinilah, kaum misionaris sangat memperhatikan anak-anak. Kita masih ingat akan apa yang dilakukan oleh Soviet; mereka mengambil anak-anak mujahidin yang menjadi syuhada dan mendidik mereka dengan kekafiran.
Fenomena inilah yang kemudian melatarbelakangi berdirinya Islamic Centre di Brussel, Belgia. Ketika itu ada sekelompok mahasiswa muslim yang melihat pemandangan yang amat menghiris hati mereka, yakni pemandangan yang terjadi di sebuah stasiun kereta api di kota Brussel. Pada saat itu mereka melihat gerbong kereta api yang dipenuhi oleh anak-anak, sementara di pinggir rel kereta api berdiri beberapa pastur, biarawati, dan keluarga-keluarga berwarga negara Belgia melambaikan tangan melepas kepergian anak-anak tersebut. Setelah permasalahannya jelas, barulah pemuda-pemuda itu mengetahui bahawa anak-anak tersebut adalah dari keluarga Arab muslim yang tinggal di wilayah muslim di daerah Perancis bahagian utara, yang kebanyakan adalah para buruh.
Dengan alasan bahawa anak-anak tersebut terlantar, maka gereja menawarkan kesediaannya untuk menerima mereka di hari-hari libur dan memberi mereka apa yang diperlukan. Yang lebih menyedihkan, anak-anak tadi melambaikan tangan dengan air mata berderai. Ini bererti bahawa anak-anak tersebut sudah merasa berat untuk berpisah dari para gerejawan gerejawati itu. (Majalah Al-Ummah, no. 16 tahun keempat)
Pemandangan ini dapat kita saksikan di setiap jengkal bumi Islam, khususnya di Afrika. Belum lama ini kita menyaksikan ratusan anak Palestina yang orang tuanya menjadi syuhada pada pembantaian Shabra dan Shatila diangkut ke tempat-tempat penampungan dan gereja-gereja Eropah, dan tak seorang pemimpin negara Islam pun yang berusaha menyelamatkan mereka.

Sarana-sarana untuk membuka hati

10 September 2013 12:42:58 Dibaca : 1023

Sarana-sarana untuk membuka hati mad'u sangatlah banyak. Rasulullah saw bersabda,
"Orang yang paling dicintai oleh Allah adalah orang yang paling berguna bagi orang lain."
"Sebaik-baik amal perbuatan adalah membuat orang muslim lainnya merasa

gembira, atau meringankan kesu-litannya, atau membayarkan hutangnya, atau memberinya makan."
"Berjalan menemani saudara seiman dalam rangka menyelesaikan keperluannya lebih saya sukai daripada beri'tikafdi masjid selama sebulan."
"Barangsiapa mampu menahan amarahnya, Allah swt. akan menutup auratnya; barangsiapa mampu menahan amarah yang mestinya dapat ia lampiaskan, maka Allah akan mengisi hatinya dengan keridhaan di hari kiamat; dan barangsiapa berjalan bersama saudaranya seiman dalam sebuah keperluan sehingga keperluan itu terpenuhi, maka Allah akan mengokohkan kakinyapada hari di mana semua kaki tergelincir."
"Sesungguhnya perilaku yangjelek dapat merusak perbuatan seperti cuka yang merusak madu."

Balaslah Keburukan dengan Kebaikan

10 September 2013 12:42:07 Dibaca : 1038

"Sambunglah orang yang memutuskanmu, berilah makan orang yang bakhil terhadapmu, dan berilah maaf orang yang berbuat zhalim terhadapmu." (Al-Hadits)
Da'i yang dapat mengalahkan nafsunya dan yang ingin mempersatukan
Kiat Memikat Objek Dakwah
www.dakwah.info 69
barisan kaum muslimin demi kebangkitan Islam adalah da'i yang mau menerapkan tarbiyah dan Rasulullah saw. Hal ini karena tidaklah mudah bagi orang yang sudah berbangga dengan dosa yang ia lakukan untuk mengalah dan datang kepada orang yang telah menyakitinya lalu menjabat tangan serta memaafkannya.
Seorang muslim yang memiliki orientasi adalah yang memahami firman Allah, "...bersikap lemah lembut ter-hadap kaum muslimin." (Al-Maidah: 54) Ia akan ber- usaha semaksimal mungkin untuk menolong sesama-nya, meski ia harus mengorbankan harga dirinya di mata manusia, karena ia menyadari bahwa harga diri yang hakiki terletak pada keteguhan aqidah dan kebaikan akhlak. Seorang da'i yang berlaku rendah hati kepada sesa-ma muslim adalah da'i yang ingin mencari ridha Allah. Tatkala melakukan hal itu, ia akan merasakan ketinggi-an ruhiahnya dan ia akan merasa bahagia, karena ia telah dapat mengalahkan hawa nafsunya, dan pada akhirnya la dapat masuk ke dalam hati mad'unya. Rasulullah saw. bersabda,
"Jika karenamu Allah memberikan hidayah kepada seseorang, maka hal itu lebih baik bagimu daripada unta merah (harta yang paling mahal) sekalipun."

 

Sebarkan Salam Di antaramu.

10 September 2013 12:39:56 Dibaca : 74

Salam adalah salah satu dari asma Allah swt. Mengucapkan salam, baik kepada orang yang Anda kenal maupun yang tidak Anda kenal akan membangkitkan rasa aman, mempererat ikatan, dan menumbuhkan rasa cinta. Rasulullah sendiri telah berwasiat tentang itu. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata bahwa Rasul bersabda, "Kamu tidak akan masuk surga hingga kamu beriman, dan kamu tidak beriman hingga kamu saling mencintai (karena Allah). Apakah kamu maujika aku tunjukkanpada satu perkara jika kamu kerjakan perkara itu maka kamu akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kamu!" (HR. Muslim

Pandangan Kasih sayang

10 September 2013 12:39:02 Dibaca : 1142

Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa memandang saudaranya dengan kasih sayang niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya." Apakah pandangan yang dimaksud oleh hadits di atas adalah pandangan sekilas atau pandangan yang dipenuhi keteduhan dan kasih sayang?
Yang dimaksud oleh hadits itu adalah pandangan yang ditujukan pada hati dan mengajaknya berbicara dengan lemah lembut. Ibarat kamera, hanya dengan satu kilatan dapat menangkap gambar yang sangat indah. Itu semua tidak akan terwujud kecuali dengan pandangan yang tulus dan suci, pandangan yang penuh kasih sayang dan penuh rasa cmta karena Allah.
Mata adalah sarana terpenting bagi seorang da'i dan merupakan wasilah yang dampaknya sangat besar bagi mad'u. Karena ketika seorang da'i memandang saudara- nya sesama muslim dengan penuh kasih sayang, seakan-akan ia telah memberikan hartanya yang paling ber-harga.
Jika pandangan seseorang yang dipenuhi oleh rasa dengki saja dapat menghancurkan, maka pandangan yang penuh cinta dan kasih sayang juga dapat berpe-ngaruh dalam mengantarkan kepada kebenaran yang akhirnya dapat mempererat barisan dan memperkuat bangunan. Ini merupakan kekuatan

terpendam yang dimiliki oleh manusia.
Apa yang Anda sembunyikan dalam hati akan ter-singkap dengan tatapan mata. Seorang muslim adalah cermin bagi saudaranya. Allah swt. berfirman,
"Allah mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian dalam keadaan tidak mengetahui suatu apa pun dan Dia memberi kalianpendengaran, penglihatan, dan hati, agar kalian bersyukur." (An-Nahl: 78)